Pelimpahan Jasa bagi Korban Bencana Gempa Bumi di Cianjur
Gempa bumi di Cianjur pada tanggal 21 November 2022 menyebabkan 318 orang meninggal dunia, 14 orang hilang, korban yang mengalami luka sebanyak 7.729 orang yang terdiri dari 595 mengalami luka berat dan 7.134 mengalami luka ringan. Sementara korban luka berat yang dirawat di rumah sakit sebanyak 108 orang. (Antaranews, 27 November 2022)
Bencana kali ini menyisakan banyak duka mendalam, menyebabkan banyak keluarga yang harus berpisah dengan orang-orang yang dicintai, hingga saat ini masih banyak yang berupaya untuk mencari anggota keluarga yang masih hilang. Beberapa dari banyak kisah yang mengharukan, ada murid SMP yang ditolong oleh teman sekelasnya, tapi justru teman yang menolongnya menjadi salah satu korban jiwa. Ada juga seorang ibu yang sedang mengandung 9 bulan menjadi korban tertimbun runtuhan, keluarganya menangis menuturkan: "Ini adalah kehamilan pertama beliau."
Saat gempa terjadi, Aprizal Mulyadi yang berusia 14 tahun sedang berada di sekolah, dan ia terjebak dalam sekolah. Ia menuturkan: "Saat ruang kelas ambruk, kaki saya tertimbun di bawah reruntuhan.", temannya yang bernama Zulfikar menariknya sampai ke tempat yang aman, tapi kemudian Zulfikar justru menjadi korban.
Kepala Basarnas, Henri Alfiandi mengungkapkan, di antara korban jiwa, banyak yang masih anak-anak. Beliau menuturkan: "Sebagian besar korban adalah anak-anak, sebab saat gempa terjadi pada pukul 1 siang, mereka masih berada di sekolah."
Selain itu, ada seorang ibu hamil yang sampai saat ini masih dinyatakan hilang. Dede, yang sedang hamil 9 bulan, semula bersiap hendak ke rumah sakit untuk bersalin, tapi justru terjadi gempa. Kompas TV melaporkan, karena tidak leluasa bergerak, Dede tidak sempat menyelamatkan diri, guncangan gempa yang keras menyebabkan rumahnya ambruk. Keluarganya, Dedi, menuturkan kepada media, sampai saat ini masih belum berhasil menemukan Dede, keluarga dengan sedih mengatakan: "Ini adalah kehamilan pertamanya."
Sampai saat ini, Basarnas bersama masyarakat masih berupaya mencari korban lain yang masih hilang. Seorang pria bernama Sandi menuturkan kepada media, beliau sedang mencari istri dan anaknya yang tertimbun longsor. Beliau menuturkan kepada televisi: "Saat gempa terjadi, istri dan anak sudah lari keluar dari rumah, kemudian ingat keran wastafel belum ditutup, kembali ke rumah untuk menutup keran, tapi justru terseret tanah longsor." Rumah Sandi sudah hancur, sampai saat ini istri dan anaknya masih belum ditemukan.
Detik melaporkan, seorang penduduk bernama Nuriyani, bersama dua orang anaknya, saat gempa berhasil keluar dari rumah, dan selamat. Nuryani menuturkan, saat gempa terjadi, beliau sedang berada di dalam rumah bersama anak, saat lantai berguncang, beliau langsung membawa dua anaknya untuk lari keluar dari rumah, kemudian bergabung bersama penduduk lain menuju ke penampungan. Beliau mengatakan: "Saat gempa terjadi, salah satu anaknya sedang berada di toilet, dan kepalanya tertimpa bata, tapi tetap bersyukur karena masih diberikan keselamatan."
Seorang penduduk Desa Gasol, Fitri Anggraini, sedang hamil 9 bulan, sudah dekat dengan persalinan, beliau berhasil menyelamatkan diri, dan tidak mengalami luka. Saat gempa terjadi, Fitri sedang tidur, tiba-tiba gempa membangunkannya, dan langsung berlari keluar rumah. Beliau mengatakan: "Saya merasakan guncangan keras selama 1 menit, saya sangat ketakutan, saya langsung berlari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri." Rumahnya mengalami kerusakan karena gempa, tapi masih bersyukur karena tidak ambruk. Beliau menyampaikan kepada media, berharap bisa mendapatkan uluran bantuan untuk memperbaiki rumah.
BNPB menuturkan, gempa di Jawa Barat telah merusak sebanyak 22000 bangunan, dan lebih dari 58000 jiwa kehilangan tempat tinggal. Di wilayah perbukitan terjadi longsor yang menimbun satu desa di dekat pusat gempa di Cianjur, sampai saat ini upaya penyelamatan masih terus berlangsung.
Sumber berita dan foto:
https://news.seehua.com/
★True Buddha Foundation mengajak segenap umat Zhenfo di seluruh dunia, bersama merapal Mantra Peredam Bencana, melimpahkan jasa bagi ketenteraman dunia, supaya semua korban jiwa berbagai bencana dapat beristirahat dengan tenang, dan semua yang menderita memperoleh pertolongan. Semoga perekonomian kembali bangkit, supaya setiap insan dapat hidup sejahtera, jiwa dan raga sehat sentosa."
"Ta chi zha zha la. Ta chi lu lou li. Ma ha lu lou li. A la mo la. Duo la. Suoha."
★Doa Zhenfo Zong bagi Dunia Tahun 2023 - Kegiatan Rapal Mantra Peredam Bencana:
Pelaksanaan kegiatan rapal mantra (daring): Minggu, 25 Desember 2022 s.d. Jumat, 30 Desember 2022 (selama 6 hari). Waktu Taiwan pukul 20:00 atau pukul 19:00 WIB.
★ Tautan mendaftar kegiatan rapal mantra melalui ZOOM:
https://forms.gle/pSY3ws6akmERCnW47