428 - Abhiseka dan Tanda Abhiseka (2)
Kita mengulas abhiseka dan tanda-tanda abhiseka. Dalam pembahasan abhiseka, ada perihal sah dan tidak sah, bagi yang belum menerima abhiseka, berati tidak boleh menekuni sadhana, namun ada juga pengecualian, apabila di lokasi Anda tidak terdapat Acarya, maka dapat menggunakan Mantra dan Mudra Mahacakra Vajra.
Dalam teks-teks Tantrayana, terdapat aturan yang ketat bagi abhiseka, mandala, instrumen abhiseka, Acarya pemberi abhiseka dan siswa penerima abhiseka. Di dalamnya terdapat tanda-tanda abhiseka, yaitu sebelum menerima abhiseka, Anda memperoleh tanda-tanda manggala, berarti Anda boleh menerima abhiseka tersebut. Misalnya, sebelum abhiseka, Anda bermimpi Anda sedang terbang, itu tandanya boleh, mimpi naik tangga juga berarti boleh, semua bermakna naik tingkat, namun apabila Anda bermimpi terpeleset jatuh di tebing yang curam, itu tandanya tidak boleh, itu tidak manggala, tidak sesuai dengan sadhana tersebut, tidak memiliki afinitas dengan yidam tersebut. Ada orang yang belum tentu berafinitas dengan Vidyaraja tertentu. Setelah Anda meletakkan rumput kusa di bawah bantal kemudian tidur, Wah! Anda menjumpai semua pratima di altar Anda terbang dan lenyap, semua adinatanya kabur, itu tandanya tidak berafinitas. Atau bermimpi pratima Bodhisattva telah rusak, ini juga pertanda tidak ada afinitas, oleh karena itulah dalam abhiseka ada tanda-tanda abhiseka, ada kalanya Anda perlu memohon petunjuk Acarya Anda untuk mengartikan itu semua, apa penyebab fenomena tersebut, dan apa yang sebaiknya dilakukan, ini semua tergolong perihal tanda-tanda abhiseka.
Setelah menerima abhiseka, saat menekuninya, Anda perlu membangkitkan Bodhicitta dan memiliki konsistensi dalam bersadhana, ini sangatlah penting. Membahas perihal konsisten, perlu mengingatkan sekali lagi, dalam menekuni bhavana, Mahaguru tidaklah langsung mencapai keberhasilan, juga bukan dicapai hanya dalam waktu tiga tahun, lima tahun, sepuluh tahun, maupun dua puluh tahun, mengapa demikian? Bhavana merupakan penempaan secara bertahap, ini semua memerlukan konsistensi.
Sebuah contoh sederhana, saat kita melakukan pernapasan penuh, harus halus, pelan dan panjang, napas memasuki tenggorokan, paru-paru, lambung, tiba di ‘dan-tian’ atau empat jari di bawah pusar, menggunakan pikiran untuk menggiring prana ke dalam ‘dan-tian’, secara perlahan ‘dan-tian’ menyembul, pertanda prana telah masuk. Demikian pula saat menghembus, mulai dari ‘dan-tian’ menuju lambung, paru-paru, tenggorokan, dan dihembuskan keluar. Ini sangat panjang, tidak sama dengan napas biasa, sebab napas biasa sangat pendek, sedangkan napas penuh adalah sangat panjang. Saat Anda melakukan pernapasan ini, maka ‘dan-tian’ Anda akan timbul, tanpa konsistensi, Anda tidak akan bisa mencapai ini semua, latihan pernapasan penuh juga memerlukan konsistensi. Tiap kali bermeditasi, Anda melakukan pernapasan penuh, menekuninya setiap hari, akan timbul kekuatan, ‘dan-tian’ Anda akan bertenaga, muncul rasa hangat, dapat membangkitkan kundalini. Tanpa konsistensi, tidak akan mungkin bisa membangkitkan kundalini, Anda mengatakan: “Biar saya coba beberapa hari.”, bukan beberapa hari, melainkan sepuluh tahun, dua puluh tahun, Anda menekuninya hingga prana benar-benar masuk, Anda mengetahui keberadaan dan gerakan prana, prana bisa bergerak elastis, otot bisa berdenyut, prana bergerak, menekuninya sampai menghasilkan kalor, kemudian menggunakan kalor untuk menggerakkannya di dalam tubuh Anda, Dharmacakra di sekujur tubuh Anda sedang berputar, kelima cakra sedang berputar, ini semua mengandalkan konsistensi.
Bhavana bukanlah hari ini mendengar Dharma, malam hari Anda langsung menekuninya dan langsung berhasil, tidak demikian, walau tentu saja secara teori Anda bisa memperoleh Pencerahan, namun secara praktik , Anda perlu menekuninya selama bertahun-tahun. Setelah memperoleh abhiseka dan memperoleh tanda abhiseka yang baik, namun Anda tidak mempraktikkannya, sama saja tidak ada manfaatnya. Oleh karena itulah saya memberi contoh sederhana, apakah Anda telah melakukan pernapasan penuh? Pernapasan penuh dipadukan dengan bhadrakumbhaprana. Dalam bhavana Mahaguru menghirup napas secara perlahan, menggunakan pikiran untuk menggiringnya sampai ke ‘dan-tian’, kemudian dihembuskan dengan perlahan, menggunakan pikiran untuk menggiringnya keluar melalui lubang hidung, pernapasan itu sangat panjang, Anda dapat memvisualisasikan panjangnya prana yang Anda hirup sama dengan panjangnya prana yang Anda hembuskan, antara hirup dan hembus adalah sama, ini disebut metode hirup dan hembus. Pada akhirnya, ‘dan-tian’ Anda akan bertenaga, tenaga menghasilkan kalor, kalor dapat menghasilkan api, inilah bangkitnya kundalini, berarti Anda telah berhasil membangkitkan kundalini.
Saat bermeditasi, Anda perlu berkonsentrasi pada pernapasan, halus, pelan dan panjang, kemudian Anda melakukan bhadrakumbhaprana, waktu yang dibutuhkan dalam penekunan ini, bisa satu tahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun, lima tahun, enam tahun, sepuluh tahun, dua belas tahun, atau bahkan dua puluh tahun, saat Anda mencapai keberhasilan, ada pergerakan prana, ada kalor, kundalini bangkit dan Dharmacakra berputar. Saat itulah apa yang Anda rasakan akan berbeda, Anda dapat menyirkulasikan kundalini dalam tubuh Anda, kesannya sangat mendalam, bukan hanya dibayangkan, melainkan prana sungguh bersirkulasi dalam tubuh Anda. Saat itu baru dapat dikatakan telah menembus avadhuti (nadi tengah), telah memutar kelima cakra, mampu memancarkan cahaya menerangi semesta, demikianlah praktik Dharma ini. Dalam penekunan Tantrayana, bukan berarti setelah menerima abhiseka dan memperoleh tanda abhiseka yang baik, maka Anda langsung berhasil, bukan demikian.
Kiat pernapasan penuh adalah halus, pelan dan panjang, turun hingga ‘dan-tian’, saat menghembuskannya juga sangat panjang, saat menghirupnya juga sangat panjang. Apabila Anda tahu bagaimana menghirup dan menghembus prana, mampu memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, kelak suatu hari Anda akan menjumpai Dharmacakra berputar, semua bagian tubuh sedang berolahraga. Saat itulah prana yang disirkulasikan akan berbeda, kekuatan Anda tidak lagi biasa, benar-benar istimewa, sungguh memiliki Dharmabala. Demikianlah praktik Tantrayana, harus dilakukan secara konsisten. Setelah memperoleh abhiseka, muncul tanda-tanda abhiseka yang baik, Anda masih harus mempraktikannya dengan tekun, setiap hari setengah jam melakukan hirup dan hembus, melakukan pernapasan penuh, melakukan bhadrakumbhaprana, maka prana akan terkumpul, dengan sendirinya ia akan memasuki avadhuti, apabila prana tidak terkumpul, maka ia tidak akan bisa memasuki avadhuti. Begitu prana memasuki avadhuti, maka Anda akan meperoleh anubhava (rasa yang diperoleh melalui praktik nyata) yang berbeda, ini adalah sebuah kiat, saat itu Dharmacakra berputar, sungguh istimewa, ini semua dapat dibuktikan oleh diri Anda sendiri.
Om Mani Padme Hum.