Bag 25. Adhistana Menggunakan Vajra dan Gantha
Pengulasan Tata Ritual Sadhana Tantra Yang Lengkap dan Mendetail
Bag 25. Adhistana Menggunakan Vajra dan Gantha
- Dharmadesana Dharmaraja Lian-sheng
- Rainbow Temple, 29 November 1992
Kemudian Anda juga dapat melakukan adhistana bagi umat, di dalamnya harus diingat perlu melakukan ritual, ditambahkan permohonan pada Asta Adinata, mengadhistana melalui penjapaan Mantra Hati Asta Adinata, kemudian sekarang Anda mengadhistana kepada semua orang yang membutuhkan, seperti saya menggoyangkan vajra dan gantha, berarti sedang melakukan ritual, melakukan karman. Saat ini dapat dilakukan karman ( Mahaguru memperagakan ), ini merupakan cara penggunaan dan manfaat vajra dan gantha, ada beberapa kegunaan, Anda bisa belajar cara menggoyangkan vajra dan gantha ini. Setelah Anda selesai melakukan adhistana melalui Mantra Asta Adinata, maka Anda goyangkan vajra dan gantha, di dalamnya mengandung beberapa arti.
Diketkuk empat kali demikian ( Mahaguru memperagakan ), harus memvisualisasikan sinar putih melesat ke Timur, Selatan, Barat dan Utara, melesat sejauh area yang hendak dibuat simabandhana, dengarkan suara ketukannya berupa sinar putih melesat, ini merupakan simabandhana, seperti yang saat ini saya lakukan ( Mahaguru memperagakan ) ini berarti semua lokasi Rainbow Villa telah saya beri simabandhana.
Demikian melakukannya ( Mahaguru memperagakan ) , visualisasikan sinar kanopi putih, merupakan kanopi Sitatapatra, terbang ke atas di angkasa menyelimuti Rainbow Villa, ini merupakan Simabandhana Sitatapatra yang berasal dari usnisa vajra dan gantha, melesat ke angkasa, melingkupi seluruh Rainbow Villa, dengan demikian telah dibuat simabandhana untuk Rainbow Villa.
Anda berada di dalam altar mandala di rumah Anda, membuat simabandhana untuk rumah Anda, itu adalah simabandhana diri bagi rumah Anda. Mara tidak dapat masuk, membuat simabandhana berarti memurnikan rumah Anda.
Saat Anda hendak bersadhana di depan altar, bersadhana untuk membantu orang lain, letakkan nama-nama orang tersebut di hadapan Anda, apabila Anda hendak mengadhistana supaya bisnisnya membaik, maka inilah yang harus Anda lakukan ( Mahaguru memperagakan ) gerakan ke depan dan belakang, mengadhistana supaya bisnisnya membaik, memancarkan sinar kuning, menyinari orang dan tokonya, Anda harus memvisualisasikan orang tersebut dan tokonya, akan lebih baik bila ada foto, dapat langsung dilakukan adhistana karman.
Misalnya ada sepasang suami istri yang sering bertengkar dan hampir bercerai, gunakan vajra untuk mengitari bagian bawah gantha ( Mahaguru memperagakan ) memancarkan sinar merah ke arah foto tersebut. Foto pihak pria dan pihak wanita, disinari sinar merah. Dengan demikian Anda pasti sudah paham.
Apabila orang ini sakit, letakkan di hadapan Anda, Anda lakukan demikian ( Mahaguru memperagakan ) , memancarkan sinar putih mengadhistana si sakit, ini adalah Santika.
Bagaimana dengan abhicaruka, bentuk mudra abhicaruka, memutar terbalik vajra dan gantha, memancarkan sinar biru menyinari orang tersebut, inilah abhicaruka.
Di dalamnya Anda memiliki empat karman, seperti barusan Mahaguru menggoyangkannya untuk membuat simabandhana, membuat simabandhana diri, melakukan paustika, abhicaruka, vasikarana dan santika, telah melakukan empat macam, asalkan kalian melakukannya satu macam, sangat mudah ! Ambil vajra dan gantha ( Mahaguru memperagakan ) ini adalah vasikarana , memancarkan sinar merah, lalu santika ( memperagakan ) , paustika ( memperagakan ), abhicaruka ( memperagakan ) , empat karman sudah ada, saat itu dapat dilakukan metode adhistana dengan vajra dan gantha.
Usai Anda mengadhistana dengan mantra Asta Adinata, maka bisa melakukan empat karman, tidak perlu mempelajari banyak mudra, cukup memnggoyangkan vajra dan gantha seperti barusan saya peragakan ( Mahaguru memperagakan ) , lakukan seperti ini, sangat mudah, Anda akan cepat menguasainya.
Seperti pepatah yang diucapkan oleh orang Taiwan dahulu : “Sedikit kunci rahasia di dunia persilatan, bila diungkapkan hanya dinilai kecil, namun jika tidak diungkapkan akan membuat Anda memikirkannya selama tiga tahun.” ( hadirin tertawa ) Metode karman vajra dan gantha ini ditransmisikan secara langsung oleh Vajrasattva saat membawaku ke alam suci, jangan diberitahukan kepada Rinpoche Tibetan, sebab mereka akan menguasainya, sesungguhnya mereka tidak bisa, mereka tidak mengetahuinya, mereka menggoyangkan gantha seperti sedang bermain jualan es lilin. Hanya demikian, mereka tidak mengetahui kunci empat karman vajra dan gantha . Ini diajarkan secara langsung oleh Vajrasattva kepada saya, Beliau membawa saya dan mentransmisikan secara langsung dan mendetail kepada saya. Rinpoche dan Lhama Tibetan juga pasti dapat menggoyangkannya ( Mahaguru memperagakan menggoyangkan vajra gantha, hadirin tertawa ) Tidak mengerti banyak, saya lihat, mereka tidak membeberkan kuncinya. Yang diajarkan oleh Vajrasattva ini Ichiban ( Bahasa Jepang : Nomor Satu ). Saat ini kalian belajar, berarti Vajrasattva mentransmisikannya kepada Mahaguru dan Mahaguru mentransmisikannya kepada Anda sekalian ( hadirin bertepuk tangan )
Di sini saya juga akan mengulas sejenak mengenai adhistana dan penggunaan Dharmayudam.
Ini adalah vajra, merepresentasikan kekokohan, sekaligus karuna, mencabut penderitaan, tak lapuk, tak kacau, tak tergoyahkan, inilah vajra. Ini adalah gantha, merepresentasikan Prajna, sukacita, keriangan, penyebarluasan ( Mahaguru memperagakan penggunaan gantha ) Jika keduanya diputar bersamaan ( Mahaguru memperagakan ) bermakna perpaduan karuna dan Prajna untuk menolong para insan terbebas dari dukha.
Prajna, maitrikaruna, sukacita, inilah vajra dan gantha. Saat Anda menggoyangkan gantha, kapankah digoyangkan ? Saat kita bersadhana tantra Satya Buddha, tiap kali usai satu bagian boleh menggoyangkan gantha, bermakna timbul sukacita.
Saat melakukan bagian ketiga, setelah usai , menggoyangkan gantha, bermakna timbul sukacita. Banyak bhiksu saat ini yang suka sembarang menggoyangkannya, padahal tidak mengetahui makna khususnya. Kita memegang vajra berarti Samadhi, sedangkan gantha berarti Prajna, dengan demikian seharusnya Anda sudah menguasai penggunaan vajra dan gantha.
Japamala digunakan saat menjapa mantra, semuanya pasti sudah mengetahuinya. Sedangkan damaru kulit manusia ini, bagaimana menggunakannya? Tiga jari diletakkan di bagian dasar, dua jari menopang damaru, gunakan tangan kanan untuk menggoyangkannya, tangan kiri membawa gantha, tangan kanan membawa damaru ( Mahaguru memperagakan menggoyangkan gantha dan damaru ) Untuk apa menggoyangkan damaru ini ? Untuk melantunkan pujian. Saat Anda melantunkan gatha “Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva, Maha-maitrikaruna.” ( Mahaguru menggoyangkan gantha dan damaru ) menggoyangkannya dengan benar untuk memuji kemuliaan welas asih Avalokitesvara Bodhisattva. “Manjusri Bodhisattva Maha-prajna !” ( Mahaguru menggoyangkan damaru ) setiap kali memuji, goyangkan . “Samantabhadra Bodhisattva menjalankan aktivitas agung ! “ ( menggoyangkan damaru ) “Ksitigarbha Bodhisattva Mahapranidhana” ( menggoyangkan damaru ) kembali digoyangkan sejenak, seakan-akan sedang berjualan ( hadirin tertawa ) Namun memang demikian Rinpoche dan Lhama Tibet menggoyangkannya saat melantunkan pujian, sambil menggoyangkannya, sambil melantunkan “Hyang Bodhisattva, Maitrikaruna, Mahapranidhana, sangat agung.” . Nanti untuk memuji Buddha Bodhisattva Anda dapat membeli satu, tapi jangan sampai dibuat main-main anak Anda ( hadirin tertawa ) Begitu mereka melantunkan pujian bagi Bodhisattva yang welas asih, mereka akan menggoyangkan damaru kulit manusia, sambil tubuhnya bergoyang, memperoleh sukacita ! Bebas leluasa, sambil menyanyi, sambil melantunkan, sambil menggoyangkan damaru kulit manusia. Pujian semacam ini sangat baik, saat Buddha Bodhisattva mendengarkan suara damaru, Beliau akan hadir, ini semua ada maknanya.
Bagaimana menggunakan vajra bersula tunggal ? Dulu pernah saya ulas untuk Anda sekalian. Baik itu Vajrakilla Hayagriva, maupun Vajrakilla Phurba, atau vajrakilla milik Vajra Dharmapala yang manapun, penggunaanya ditancapkan pada landasan segitiga.
Yang pernah mempelajari Sadhana Vajra Acalanatha, hendaknya senantiasa menghaturkan pujana, biasanya Rinpoche Tibet juga menghaturkan pujana, vajra ini juga diberikan pujana, melihatnya sama dengan Dewa Vajra sendiri, ini digunakan untuk karman. Karman, pujian, penjapaan mantra, Anda telah mengetahui penggunaan Dharmayudam ini.
Sesungguhnya orang Han yang dapat membabarkan tata ritual sadhana tantra lengkap dan mendetail tidaklah banyak, ada namun tidak banyak. Sedangkan orang Tibet sendiri, seperti kunci karman vajra dan gantha seperti yang saya ulas tadi, mereka juga tidak begitu jelas. Banyak Rinpoche agung yang mengetahui detail dan lengkap sadhana tantra luar, mereka memahami dan sangat jelas. Sadhana dalam, mereka juga menekuninya, Anuttarayogatantra mereka juga menekuniya. Namun tentu saja sangat jarang yang mampu menjelaskan sadhana luar secara lengkap supaya semua umat memahaminya dengan jelas. Menurut sepengetahuan saya sangat jarang mereka yang mampu mendalami sadhana tantra ini, yang mampu sepenuhnya memahami, ada , bukannya tidak ada, namun tidak banyak. Lebih jarang lagi yang sepenuhnya memahami Utpatti-krama hingga Sampanna-krama. Anda harus menekuni sadhana luar, kemudian sadhana dalam dan sadhana tantra, sadhana guhyatiguhya. Dalam tingkatan ini sudah sangat jarang, sangat jarang yang memahami kiat dan rahasianya, sangat jarang yang mengulasnya dalam buku. Sadhana dalam tentu masih ada yang mengulasnya, namun sampai pada Anuttarayogatantra sudah tiada lagi, terlebih lagi adalah guhyatiguhya, ini sangat sukar. Kunci-kuncinya juga sangat sukar. Namun Mahaguru sepenuhnya memahami, oleh karena itu bersedia membabarkan tata ritual sadhana tantra secara lengkap dan mendetail, serta semua kegunaan Dharmayudam.
Mengapa Mahaguru berani mengatakan bahwa ada beberapa Rinpoche Tibetan yang tidak mengetahui ? Juga tidak memahami ! Sebab saya juga mengetahui Rinpoche Tibet juga dibagi menjadi beberapa tingkatan. Jangan mengira setiap berjumpa dengan Rinpoche merasa luar biasa ! Menyangka dia pasti Mahaparipurna, pada Sampanna-krama. Ada orang yang begitu melihatnya langsung bersujud-sujud, kemudian Anda merogoh uang untuknya, mengharap dia membabarkan semua, sebelum membabarkan mereka sudah kabur duluan. Anda belum memperoleh apapun, yang paling banyak sepertinya memperoleh Catur-prayoga, bahkan catur-prayoga belum usai diulas, setelah Anda memberinya semua, mereka mengira Ah ! sangat baik, abhiseka apapun bisa diberikan pada Anda, Abhiseka Kalacakra “Tok”, baik, silahkan pulang ! Bagaimana menekuninya ? Tidak tahu ! Anda tidak tahu bagaimana memvisualisasikan Kalacakra, bagaimana menjapa mantra, visualisasinya sangat rumit, perlu memvisualisasikan sepuluh warna menjadi satu mantra, inilah Kalacakra, sangat sukar, tidak semua Rinpoche menguasainya.
Menurut sepengetahuan saya, saat ini , Rinpoche Tibet yang paling besar, yang paling nomor satu, adalah Dalai Lama dan Panchen. Rinpoche tingkat kedua adalah Raja Tibet, yang mampu menguasai perpolitikkan, ini menduduki peringkat kedua. Rinpoche tingkat ketiga adalah pemimpin tiga vihara besar, yaitu pemimpin vihara yang besar dan ternama, ini adalah Rinpoche tingkat ketiga. Sedangkan Rinpoche peringkat keempat adalah Dharmaraja di bawah pemimpin tiga vihara besar. Bagaimana selain dari tiga vihara besar ? Seperti Karmapa dari Kagyu, kemudian pimpinan sakyapa, pimpinan nyingmapa dan pimpinan Gelugpa ? Mereka tergolong peringkat keempat.
Dalai lama dan Panchen adalah nomor satu. Yang kedua adalah Raja Tibet. Yang ketiga adalah pimpinan tiga vihara besar. Yang keempat barulah beberapa Dharmaraja pimpinan aliran itu. Bagaimana dengan peringkat kelima ? Yaitu pimpinan vihara-vihara Tibetan biasa. Bagaimana dengan yang keenam ? Yaitu Dharmacarya, maupun Rinpoche pengajar, Rinpoche yang memahami beberapa sadhana tantra. Yang sangat umum adalah bawahan pimpinan vihara yang berkelana kemana-mana, ini semua tergolong peringkat keenam. Masih ada yang ketujuh, yang sudah lama menjadi lhama, namun tetap tidak mempunyai identitas sebagai Rinpoche, namun keluarganya mempunyai beberapa lahan, atau ternak, menukarnya dengan uang dan pergi ke pemerintah Tibet, mengatakan dia ingin menjadi Rinpoche, kemudian membayar sedikit, baiklah mulai besok Anda adalah Rinpoche ! Ini disebut Rinpoche dari sumbangan, yaitu menyumbangkan uang untuk masuk pada jajaran Rinpoche, ini adalah peringkat ketujuh. Demikianlah tiap peringkatnya .
Rinpoche peringkat ketujuh yang barusan saya ungkapkan, Anda jangan asal melihat dia adalah Rinpoche, maka Aduh ! Luar biasa ! segera menyembah, memberi uang, dengan harapan mungkin bisa memberi saya sedikit energi listrik manusia, menyetrum sampai mati ( hadirin tertawa ) Sama belaka, banyak Rinpoche yang diperoleh dari menyumbang, banyak yang telah berusaha sangat lama, bertahap meningkat sampai menjadi pimpinan vihara, geshe , khenpo, yang satu adalah pimpinan vihara, yang satu adalah Dharmaraja. Mereka semua adalah secara bertahap diperkenalkan sebagai Rinpoche. Mereka ada tingkatannya, dalam Gelugpa lebih banyak aturannya.
Dulu ada orang yang bertanya kepada Dalai Lama : “Kami berjumpa dengan seorang Rinpoche, dia mengajar saya ini itu, namun saya tidak tahu apakah yang diajarkannya tepat atau tidak, apakah dia benar adalah seorang Rinpoche ?”
Dalai Lama mengatakan : “Mana namanya ?” Begitu melihatnya : “Saya tidak kenal !”
Orang di bawahnya bertanya : “Dalai Lama, mengapa Anda tidak mengenal Rinpoche yang mentransmisikan beberapa hal pada kita ?”
Apa yang dikatakan Dalai Lama ? Dia mengatakan : “Aduh ! Rinpoche terlampau banyak. Banyak sampai tak terhitung.” Dia tidak bisa mengenali mana yang asli mana yang palsu, sudah tidak bisa dikenali lagi. Sebab mereka semua disebut Rinpoche. Hanya menuliskan Rinpoche, atau Huo-fo. Namun ada berapa yang sungguh memahami sadhana tantra ? Yang benar-benar menekuni dengan kesadaran mendalam ada berapa banyak ? Anda harus hati-hati. Oleh karena itu seorang Rinpoche paling tidak harus memahami sadhana tantra yang lengkap. Telah jelas dan memahami keseluruhan tata ritual sadhana luar, dia juga telah menekuninya, barulah bisa disebut Rinpoche. Dia juga harus memahami sadhana dalam, menekuninya, menguasai kelahiran dan kematian sendiri, Terang Akan Batin dan Menyaksikan Buddhata, inilah Rinpoche sejati.
Saat ini, ada berapa banyak Rinpoche Tibetan yang benar-benar menguasai hidup mati sendiri ? dan yang Tercerahkan ? Ada, namun tidak banyak. Oleh karena itu, jika Anda mengenal seorang atau banyak Rinpoche, Anda harus memohon Dharma kepadanya, Dharma yang sejati. Anda harus membuktikannya, apakah dia sungguh memahami sadhana tantra ! Apakah mampu mengulas semua tingkatan , dari Utpatti-krama hingga Sampanna-krama, semua harus dipahami.
Memahami Sampanna-krama, ini lebih luar biasa ! Paling tidak seorang Acarya, meskipun tidak tekun bersadhana, namun memahami Utpattika-krama dan Sampanna-krama, saat orang bertanya, dia juga dapat membabarkannya. Utpatti-krama telah Anda tekuni sampai tingkatan mana ? Dia mengetahuinya. Sampanna-krama dia juga mengetahuinya. Dia juga mampu memberitahukan Anda bagaimana menekuni sadhana tersebut. Ini barulah Acarya yang sejati. Oleh karena itu adakalanya terhadap Rinpoche atau lhama dari Tibet, Anda harus mengetahui apakah dia sungguh memahami sadhana tantra. Apakah dia memahami Utpatti-krama dan Sampanna-krama. Bila dia sepenuhnya memahaminya, barulah dia adalah Rinpoche.