Bag 8. Maha Mandalapuja

Pengulasan Tata Ritual Sadhana Tantra Lengkap dan Mendetail 
 
Bag 8. MAHA-MANDALA-PUJA
 
- Dharmadesana Dharmaraja Lian-sheng
- Rainbow Temple, 25 November 1992
 
Hari ini kita membahas bagian keempat. Apakah yang kita tekuni pada bagian keempat ini ? Yaitu menekuni Sadhana Mahamandalapuja. Pada penataan altar, kita dapat melihat pujana Tantra yang berupa Astapujana. Sedangkan dalam Buddhisme pada umumnya adalah menggunakan Pancapujana, namun tentu saja masih banyak metode pujana yang berbeda, kita juga tidak akan memperkenalkan demikian banyak, ada yang menggunakan saptapujana, pancapujana, astapujana, 21 pujana, 22 pujana, 27 pujana, bahkan 37 pujana juga ada, saat ini kita hanya akan mengulas pancapujana dan astapujana. 
 
Pancapujana antara lain : dupa, bunga, pelita, teh dan buah. Dalam astapujana hanya ditambahkan gandha, oleh karena itu selain dupa cendana masih ditambah dengan gandhe ( parfum / borehan wangi ), kemudian ditambah dengan padyam ( air untuk membersihkan tubuh ), ditambah pula dengan sabda ( sankha / keong pengabul harapan ), pancapujana ditambah tiga macam pujana menjadi astapujana. 
 
Saat menghaturkan astapujana , kita memerlukan visualisasi untuk merubahnya, kita membentuk mudra pujana, menapa mantra pujana untuk mengadhistana sarana puja tersebut. Mantra pujana adalah : “Om. Sa-er-wa. Da-ta-jia-da. Yi-da-mu. Gu-lu-la-na. Mian-zha-la. Kan. Ni-li-ye. Da-ye-mi.” , saat membentuk mudra pujana Anda perlu memvisualisasikan sarana puja di hadapan Anda, kemudian sarana puja menjadi sebaris, sebidang, dan terus sampai memenuhi angkasa. Kemudian melafalkan gatha : “Gunung Sumeru , Empat Benua, Surya dan Candra. Memanifestasikan berbagai ratna manikam , dihaturkan pada Buddha. Semua pahala dari berbagai sarana puja yang berharga ini. Dilimpahkan untuk mengikis rintangan karma dan semoga segera merealisasi Bodhi.” Dilanjutkan dengan Mantra Pujana. Mudra disentuhkan di cakra-ajna dan dileraikan.
 
Ada kalanya saya tidak ingin jika di hadapan orang banyak ada yang mempersembahkan angpao kepada Mahaguru, seperti kemarin saat saya duduk di sana, saya menggoyangkan tangan dan mengatakan : “Tidak usah.”, maksud saya adalah karena saya tidak sedang memberi Anda abhiseka. Memang pada waktu abhiseka tidak boleh melakukan ‘Permohonan kosong’, sehingga harus menghaturkan pujana saat abhiseka, namun jika tiap kali Berdharmadesana semuanya memberi persembahan, rasanya juga tidak begitu baik, maksud saya . . .saya juga tidak tahu apa maksudnya ( hadirin tertawa ) . . . singkat kata saya merasa jika menerima ini di hadapan banyak orang . . . tanpa abhiseka, agak tidak enak hati. Namun nanti seusai ini, tergantung Anda sekalian ingin abhiseka apa, kita dapat melakukan abhiseka tersebut, dengan demikian lebih bermakna, benar tidak ?
 
Anda sekalian dapat melihat saat saya menerima persembahan, saya akan menyentuhkan angpao di cakra-ajna, seperti halnya saat kalian membentuk mudra pujana dan menyentuhkannya di cakra-ajna untuk dileraikan. Mengapa saya menyentuhkannya ke cakra-ajna ? Tahukah Anda ? Ada yang mengatakan itu adalah ‘Mengalihkan pujana tersebut kepada Buddha’, singkat kata menurutnya dialihkan kesana kemari ( Tertawa ). Sebenarnya gerakan menyentuhkan ke cakra-ajna mengandung arti, kita para bhiksu/ni atau para Acarya, pasti ada siswa yang memberikan persembahan, mereka juga menirukan Mahaguru menyentuhkannya ke cakra-ajna ( hadirin tertawa ) , menyentuhnya untuk memeriksa apakah demam ( hadirin tertawa ) bukan demikian. 
 
Makna dari gerakan menyentuhkan ke cakra-ajna adalah : 
Yang pertama : Menghormati pujana Anda, sebab menyentuhkan ke cakra-ajna merupakan semacam penghormatan, saya menghormati pujana Anda.
Yang kedua : Dari cakra-ajna memancarkan sinar tiga warna, putih, merah dan biru, mengadhistana pujana Anda, ini bermakna memberkahi orang yang telah menghaturkan pujana, dengan demikian saya telah menganugerahkan adhistana santika, paustika, vasikarana dan abhicaruka untuk Anda, kemudian setelah selesai memancarkan cahaya, saat menerima pujana, harus memvisualisasikan pujana berubah menjadi banyak tak terhingga, banyak sekali angpao, apakah artinya ?  Ini adalah mengembalikan kepada Anda berupa berkah karunia. 
 
Demikianlah gerakan menyentuhkan di cakra-ajna ini mengandung banyak makna, oleh karena itu cakra-ajna ini bukan sembarangan disentuh ( tertawa ). Menyentuhkan sejenak bermakna saya menghormati Anda, menghormati pujana Anda. Oleh karena itu pula Kalu Rinpoche memegang foto saya dan menyentuhkannya di usnisa, itu bermakna aku menghormati Anda, ini adalah makna pertama. Yang kedua adalah segera memancarkan cahaya, bervisualisasi cakra-ajna memancarkan cahaya, menyinari pujana Anda, memberikan adhistana santika, paustika, vasikarana dan abhicaruka. Kemudian bervisualisasi angpau berubah menjadi banyak tak terhingga, balik memberkahi Anda, demikianlah patut untuk diingat makna dalam memperlakukan pujana. 
 
Hari ini kita melakukan mahapujana, membentuk mudra pujana, melafalkan mantra pujana, mengadhistana dan bervisualisasi pujana semakin banyak tak terhingga, dihaturkan kepada Buddha Bodhisattva. Dalam Tantrayana ada yang disebut dengan ‘Pujana Riil’, sungguh harus membeli banyak barang untuk melakukan Mahapujana, kemudian menyatakan pertobatan di hadapan Buddha, menceritakan semua kerisauan hati kepada Buddha Bodhisattva. Saat memohon Buddha Bodhisattva memberkati Anda, Anda perlu melakukan Mahapujana baru akan manjur. Oleh karena itu banyak siswa yang memohon Dharma, pertama-tama mereka mengunjungi Acarya untuk melakukan mahapujana, mempersembahkan kain untuk bahan membuat pakaian Acarya, mempersembahkan rompi naga, jubah, semua barang dan makanan pun dipilih yang berkualitas untuk dipersembahkan kepada Acarya.
 
Selain itu ? Ada juga pujana berupa sumber daya, maksudnya adalah uang ! Jaman dahulu di Tibet mempersembahkan sapi, kerbau dan domba, serta benda-benda di atas gunung semua dipersembahkan kepada Guru. Misalnya, untuk belajar satu Maha-sadhana, dibutuhkan 20 sapi. Untuk satu sadhana kecil dibutuhkan dua ekor sapi. Demikianlah dia menetapkannya ( hadirin tertawa ) Jika saya mengutarakan kepada Anda, untuk mempelajari Mahasadhana dibutuhkan persembahan 20 ekor sapi, Anda menarik 20 ekor sapi kemari, sayapun tidak tahu dimana memeliharanya ( hadirin tertawa ) Sebab di Tibet sendiri , sapi dan domba merupakan sumber daya mereka. Sedangkan di Mahaguru adalah dollar amerika ! ( tertawa ) namun tidak ditetapkan harus berapa, samasekali tidak ditetapkan, sebab dulu Guru Leluhur telah berpesan, pujana untuk semua yang ditransmisikan oleh Mahaguru adalah sukarela, jika Mahaguru mematok harga pada insan, berarti Mahaguru telah melanggar sila, saya sendiri telah melanggar sila, demikianlah , dulu Qing-zhen Dao-zhang ( Bhiksu Liao-ming ) pernah mengatakan kepada saya, kelak saat Anda telah terjun untuk membabarkan Dharma kepada para insan awam ( Turun gunung ! ) ( suara tawa hadirin ), harus diingat, tidak boleh mematok harga , baik itu penyeberangan arwah, pemberkahan, persemayaman devata, persemayaman Dewa Tahunan, penyalaan pelita terang, untuk pelayanan Dharma apapun, semua hanya ada dua kata ‘Sukarela’. Inilah yang dipesankan oleh Guru supaya saya taati. Tidak peduli bagaimanapun saya tetap harus melaksanakan, meski orang hanya mengirimkan pujana 2 ringgit, hendak menyalakan pelita terang, mempersemayamkan Dewa Tahunan, persemayaman papan nama leluhur, kemudian ingin ikut serta dalam upacara pemberkahan dan penyeberangan arwah, dan sisanya baru dipersembahkan pada Acarya ( suara tawa hadirin ) . Tahukah Anda bahwa Acarya Lian-huo dan Acarya Lian-shi, papan nama leluhur itu dibuat di Taiwan, bahkan harga awalnya saja memerlukan 20 USD. Jika orang hanya mengirimkan 2 ringgit, namun saya tahu bahwa di Malaysia 2 ringgit sudah termasuk banyak, 1 ringgit bisa membeli semangkuk mie, 2 ringgit bisa makan dua kali. Namun setidaknya juga perlu menghitungnya sejenak, jangan selalu membuat vihara harus menambal kekurangan ( suara tawa hadirin ), ini merupakan tema bahasan tambahan.
 
Dalam hal pujana, juga harus keluar dari sanubari kita, sepenuh hati melakukan pujana, demikianlah pujana yang sangat baik. Sedangkan makna dari pujana agung adalah kita perlu menata banyak pujana makanan, memenuhi meja. Dengan harapan supaya Buddha Bodhisattva bersukacita memberkahi Anda. Seperti halnya dahulu saat Guru Tsongkapa memohon Dharma kepad Manjusri Bodhisattva, Beliau menata pujana yang sangat banyak , membeli kain, bunga, makanan yang paling berkualitas untuk dihaturkan di hadapan Buddha, melakukan pujana agung. Sehingga pada saat bersadhana beliau pernah menyaksikan Manjusri Bodhisattva nyata sekali hadir di altar mandala. Beliau menjelaskan, sinar dari Manjusri Bodhisattva, bagaikan bunga kapas saat hendak dibuat sebagai kapas, sebuah sinar pelangi yang banyak sekali mirip dengan gumpalan kapas, berubah menjadi lingkaran cahaya yang sangat besar. Manjusri Bodhisattva ada di tengahnya. Beliau sungguh menyaksikan Bodhisattva, ini sangat baik, merupakan fenomena yukta, beliau – beliau menekuni metode Mahapujana, persembahan agung.
 
Sedangkan kita di aliran Zhenfo Zong, sepertinya lebih jarang yang membuat pujana agung, kebanyakan hanya datang membawa satu pujana, dan sangat kecil, sedangkan umat yang datang berpuja bhakti sangat banyak. Hari Sabtu pukul delapan malam semua datang untuk berpuja bhakti, sebanyak itu umat yang hadir, saya perhatikan semua juga meminum Air Mahakaruna Dharani ( suara tawa hadirin ). Setelah Acarya mengadhistana Air Mahakaruna Dharani, semuanya minum Air Mahakaruna Dharani, sedangkan saya memperhatikan adakah umat yang melakukan pujana agung. Saya amati bahkan satu kue pun tidak ada , bahkan sedikit biskuit pun tidak ada, buah yang diletakkan di sana juga sudah hampir busuk, sudah dipersembahkan selama beberapa hari. Ada beberapa orang yang membeli buah segar untuk diletakkan, kemudian usai berdoa ia membawanya pulang kembali dan hanya menyisakan dua butir yang kecil dikatakan untuk dimakan oleh orang di Vihara ( suara tawa hadirin ), sekali menaruh juga dibiarkan selama berhari-hari, sampai hampir busuk. Dalam menghaturkan pujana kepada Buddha Bodhisattva hendaknya membangkitkan ketulusan hati. Kemudian diri sendiri membeli sarana puja dan menatanya, supaya Buddha Bodhisattva sungguh bersukacita, dengan demikian Anda dapat memperoleh berkah. Hal ini juga diajarkan di banyak aliran , misalnya Anda hendak memanjatkan permohonan khusus, maka Anda haru melakukan hal ini.
 
Yang lain adalah sebuah pujana manifestasi, kebanyakan siswa Zhenfo telah menguasai pujana manifestasi, sehingga tidak lagi melakukan pujana agung, hanya satu benda kecil kemudian dimanifestasikan menjadi sangat banyak ( suara tawa hadirin ), ini boleh saja ! Di aliran ini harus ada metode visualisasi ini, misalnya sebutir apel, dimanifestasikan menjadi sebaris apel, sebidang apel, menjadi seantero angkasa penuh dengan buah apel, dijamin tidak akan habis dimakan, ini merupakan visualisasi tantrayana, kemudian mengadhistananya dengan mantra pujana. Manifestasi boleh saja.
 
Ada juga orang yang menanyakan pujana apakah yang lebih sesuai dalam sadhana tantra. Anda tahu Jambhala Kuning dengan Catur Maharajika, Dewa Bumi Lima Penjuru dengan Raja Dewa Harta, Jambhala Hitam, Jambhala Merah, Jambhala Putih, semuanya harus ada pujana arak. Menggunakan arak sebagai sarana puja pada Beliau adalah tepat.
 
Selain itu, Jambhala Putih memerlukan pujana air mandi, ini benar, semua devata dan Dharmapala harus diberikan pujana yang sesuai dengan Beliau masing-masing, dengan kata lain Dharmapala tersebut menyukai apa, maka itulah yang Anda haturkan.
  
Apa yang harus Anda persembahkan untuk Buddha Bodhisattva ? Pujana untuk Buddha ! Bukan berarti Buddha menyukai sesuatu, melainkan Anda yang menyukainya ; Menurut ajaran Tantrayana sendiri, Buddha Bodhisattva sendiri tiada suka juga tiada rasa muak, sikap batin Nya senantiasa berada dalam tiada suka dan tiada muak, dengan kata lain tidak secara khusus menggandrungi sesuatu, juga tidak khusus membenci sesuatu, jadi bagaimana Anda harus berpujana ? Sebab Anda menghaturkan apapun Beliau juga tidak akan bersukacita, juga tidak akan muak. Oleh karena itu Anda harus menghaturkan apa yang Anda suka, inilah yang tepat. Kepada Buddha Bodhisattva kita menghaturkan sesuatu yang kita sukai, kepada devata kita haturkan sesuatu yang beliau sukai, dengan demikian Beliau akan bersukacita. Beliau memberkahi Anda, sebab Anda mampu merelakan sesuatu yang paling Anda sukai dan mempersembahkannya kepada Buddha Bodhisattva, dikarenakan timbul sukacita pada batin Anda, maka Buddha Bodhisattva juga bersukacita, dengan demikian dapat beryukta.
 
Di Taiwan, banyak orang yang memuja Dewa Bocah, Dewa Kanak Kanak. Kita menyebutnya Dewa Bocah, apakah pujana untuk memujanya ? Menurut sepengetahuan saya , pujananya adalah kelereng, karet gelang dan kartu bergambar. ( suara tawa hadirin ) Sebab saat Dia masih kanak-kanak gemar bermain karet gelang, kelereng dan kartu, dia adalah dewa kanak-kanak, maka harus disesuaikan dengannya. Sangat mudah, cukup menghaturkan tiga jenis pujana itu, maka disebut beryukta. Namun anak jaman sekarang tidak sama, sekarang mereka suka bermain computer game ( suara tawa hadirin ) Oleh karena itu untuk anak-anak jaman sekarang Anda harus mempersembahkan TV dan beberapa game tersebut ditata di hadapannya, seringkali mereka akan suka demikian ( memperagakan main game ) ( para hadirin tertawa ) , maksudnya adalah Anda melakukan apa yang dia sukai, dengan demikian sangat mudah beryukta, kenyataanya memang demikian.
 
Seperti Mahabrahma Devaraja, di tengah kota di Thailand, semua tahu Dewa Empat Muka, Shi-mian Fo. Beliau berlengan delapan, konon Beliau paling suka menyaksikan tarian gadis, oleh karena itu banyak orang yang berkaul , jika permohonannya terkabul pasti akan mempersembahkan tarian kepada Nya, demikianlah Anda melakukan apa yang Beliau sukai, pasti beryukta.
 
Oleh karena itu Anda harus ingat untuk menghaturkan pujana yang disukai oleh Para Deva Dharmapala. Sedangkan Buddha Bodhisattva adalah kebalikannya, yaitu haturkan pujana yang Anda sukai, beryukta dengan pembangkitan sukacita.
 
Dulu Tibet perlu menggunakan pujana beras yang diletakkan di telapak tangan kemudian dimanifestasikan. Sepertinya banyak orang yang pernah mempelajari Tantra Tibet sehingga semuanya tahu harus menggunakan beras, sebab orang Tibet melihat beras sebagai barang berharga, melihat beras sebagai benda yang dapat dimanifestasikan, bagaimana setelah berasnya dipersembahkan ? 
 
Dia akan menebarkannya dan memanifestasikan menjadi tak terhingga banyaknya memenuhi angkasa. Oleh karena itu saat membuka sinar pratima dia juga menggunakan beras, menebarkan beras saat upacara pembukaan sinar pratima merepresentasikan cahaya. Saat bermanifestasi telah melambangkan ratna manikam. Namun menurut kita beras adalah barang yang sangat umum, sehingga kita tidak menggunakan beras, kita memanifestasikan dengan menggunakan pikiran. Dalam Tantra Tibet sendiri boleh menggunakan beras, sedangakn di aliran Zhenfo Zong ini tidak harus melekat menggunakan beras saja, kita menggunakan pikiran, saat kita menebarkannya, cukup bervisualisasi menjadi banyak tak terhingga.
 
  
Sesungguhnya pujana mengandung makna lain lagi, pujana adalah sumber daya. Bukan berarti Anda sedang memberi sumber daya bagi Buddha Bodhisattva, melainkan Buddha Bodhisattva yang menganugerahi kita dengan sumber daya, sebab dalam perjalanan bhavana kita memohon sumber daya yang cukup, oleh karena itu kita harus menguasai Sadhana Mahapujana, Mahamandalapuja, kita harus mempelajari dan menguasainya untuk memohon Buddha Bodhisattva menganugerahi kita dengan sumber daya berlimpah supaya dalam kehidupan kita saat ini dapat sepenuh hati menjalani kehidupan bhavana. 
 
Seorang sadhaka sejati , asalkan menguasai Mahamandalapuja yang sejati, maka ia memperoleh pemberkahan dari Buddha Bodhisattva, dengan sendirinya akan hadir para dermawan yang mendukung bhavananya, memberikannya sumber daya. Saat Anda hendak menjalani pertapaan, jika tiada orang yang berpujana kepada Anda, maka Anda harus melakukan Mahapujana agung kepada Buddha Bodhisattva, maka dengan alamiah akan hadir dermawan yang mengetahui bahwa Anda memiliki niat untuk menekuni bhavana, dia akan membantu Anda dalam menyukseskan pertapaan, mempersembahkan makanan dan minuman, mempersembahkan dana, supaya Anda dapat berbhavana dengan tenang. Pada masa lampau banyak sekali Mahasiddha yang menekuni Mahapujana agung kepada Buddha Bodhisattva, kemudian dengan alamiah akan bermunculan banyak dermawan mendukung bhavana mereka.
 
Dalam bhavana ada empat hal yang tidak boleh kekurangan, demikianlah Tantrayana ! Biasanya Sadhaka Agung masa lampau, ada beberapa yang tidak memerlukan ini, karena beliau mengatakan hendak menjalani tapasvin. 
 
Namun Anda saat ini memerlukan empat hal :
 
Pertama adalah ‘harta’, dalam Tantrayana ada banyak piranti yang sangat mahal, seperti halnya Buddha rupang. Tiga Buddha yang paling atas ini, tiap – tiapnya seharga 20,000 USD, Sakyamuni Buddha, Bhaisajyaguru Buddha dan Amitabha Buddha, jika Anda tidak mempunyai uang, bagaimana caranya memuja Buddha ? Anda juga perlu melakukan pujana, beberapa benda dalam Tantrayana jika bukan terbuat dari emas, maka tebruat dari perak, paling tidak adalah tembaga dan paling tidak baik adalah besi, kemudian keramik , tanah liat dan seterusnya semakin ke bawah. Hanya beberapa piranti Dharma ini : japamala, vajra, gantha, vajra sula tunggal, damaru kulit manusia, Dharmasana, piranti untuk memperagung altar, banyak benda yang tidak bisa diperoleh tanpa uang. Sekalipun Anda hendak melakukan Mahapujana agung juga tetap membutuhkan uang, oleh karena itu yang pertama adalah uang.
 
Yang kedua adalah ‘Mitra’, apakah itu mitra ? yaitu kalyanamitra, dalam berbhavana jika tiada kalyanamitra, maka Anda tidak akan memperoleh Prajna sejati, seorang diri juga tidak bisa, Anda memerlukan pendamping yang benar-benar menekuni Buddha Dharma, bersama sungguh hati, pendamping yang sepenuh hati, pendamping dalam bhavana, dengan demikian barulah mudah saling bertukar pengalaman , saling menggali pengetahuan, dapat segera mencapai keberhasilan dalam Buddha Dharma. Seperti dulu, ada sebagian orang yang tidak memperoleh ‘mitra’ ini. Yaitu, tiap kali si suami mulai bermeditasi, maka istrinya akan mengguyurnya dengan air ( suara tawa hadirin ) , atau bisa juga mengambil es dari kulkas dan memasukkanya melalui kerah baju masuk ke punggung. Inilah yang dinamakan tidak mempunyai ‘mitra’, oleh karena itulah kalyanamitra sangat penting, saling berbagi perolehan, saling bertukar pengetahuan, diibaratkan saling memoles. Ada kalyanamitra di samping itulah yang terbaik.
 
Yang ketiga adalah ‘Dharma’. Anda mempunyai harta dan mitra, namun tidak ada Buddha Dharma yang sejati, demikian juga tidak bisa, oleh karena itu kalian harus menemukan Guru yang sejati, yang menguasai Buddha Dharma, yang telah berhasil melalui jalan ini, oleh karena itu beliau sanggup mengajari Anda dari pemula sampai menekuni jalan ini, terus mencapai Kebuddhaan. Beliau mengajarkannya kepada Anda, mengajarkan kiat-kiat kepada Anda, dengan demikian barulah Anda dapat mencapai keberhasilan dalam Buddha Dharma. Oleh karena itu hal ini sangat penting.
 
Yang keempat adalah ‘Lokasi’, lokasi bhavana sangatlah penting, seperti Rainbow Villa ini, merupakan sebuah lokasi yang memiliki prana baik melimpah. Jika lokasi bhavana Anda berada dengan banyak orang, tata letaknya tidak baik, tidak mengandung prana, tetangganya juga carut marut, begitu Anda menyalakan dupa, maka mereka akan memaki Anda ; Alam sekitar juga tidak mendukung, tata letak juga tidak baik, masyarakat sekitar juga tidak baik, Anda tidak memperoleh lokasi yang tenang. Darimanakah asalnya ‘Harta, mitra, Dharma dan lokasi’ ini ? Dari berpujana. Jika Anda melakukan mahapujana agung, maka Anda akan memperoleh ‘Harta, mitra, Dharma dan lokasi’, jika Anda tidak tahu penekunan Mahapujana, meremehkan praktek pujana, maka Anda tidak akan memperoleh ‘Harta, mitra, Dharma dan lokasi’. Saya bisa mengatakan demikian : Semua Mahapujana yang saya tekuni dalam kehidupan saat ini, maka dalam kehidupan mendatang, bila saya hendak menuntun insan dalam setiap kelahiran, maka dalam kehidupan mendatang saya dapat terlahir sebagai Raja. Mengapa dapat dipastikan kelak terlahir sebagai Raja, sebab seorang Raja sangat kaya ! ( tertawa ) Mengapa saya memastikan ? sebab dalam kehidupan ini saya telah menguasai pujana yang sejati, sepenuh hati melakukan pujana, saya mampu mentransformasikan sarana puja ini menjadi harta kekayaan Devaraja, jika Anda telah mempupuk sumber daya demikian banyak, dengan alamiah Anda akan mempunyai lokasi yang luas dan baik, mitra yang banyak yaitu rakyat, harta yang banyak, mempunyai hukum untuk memerintah, bukankah dengan demikian Anda adalah Raja ? ‘Harta, mitra, Dharma dan lokasi’ dapat menjadi sebuah Negara.
 
Oleh karena itu dalam bhavana jika sungguh menguasai Sadhana Mahapujana, kelak pasti menjadi raja, banyak bhiksu/ni dapat menghaturkan pujana pada Buddha Bodhisattva, banyak Mahaguru Tantrayana mampu menghaturkan pujana pada Buddha Bodhisattva, beliau menguasai metode Mahapujana, sesungguhnya banyak raja yang pada kehidupan lampaunya adalah bhiksu/ni, banyak juga presiden yang dulunya adalah bhiksu/ni. Sebab dia tahu berpujana, mengetahui metode Mahapujana. Oleh karena itu diharapkan Anda semua memahami mengenai Sadhana Mahapujana. 
 
Dalam kehidupan saat ini memperoleh sumber daya bhavana, dalam kehidupan mendatang menjadi hartawan, tidak hanya hartawan, Anda menjadi kerabat Devaraja, kerabat Caturmaharajika, bahkan jika sumber daya Anda lebih banyak, maka menjadi Raja Dewa Harta. Oleh karena itu Mahapujana ini sangat penting, dengan demikian saya telah membabarkan satu bagian penting ini, yaitu bila pujana Anda memperoleh sukacita dari Buddha Bodhisattva, maka Beliau akan memberkahi Anda dengan sumber daya, menganugerahkan ‘harta, mitra, Dharma dan lokasi’, semuanya lengkap, dengan demikian bhavana Anda tiada persoalan. 
慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。