Bag 19. Memasuki Aku - Aku Memasuki
Pengulasan Tata Ritual Sadhana Tantra Yang Lengkap dan Mendetail
Bag 19. Memasuki Aku - Aku Memasuki
- Dharmadesana Dharmaraja Lian-sheng
- Rainbow Temple, 27 November 1992
Visualisasi 'Memasuki Aku - Aku Memasuki' sangatlah penting. Saat itu Amitabha Buddha ada di hadapan Anda, kemudian terbang sampai ke atas ubun-ubun Anda, Beliau berdiri di atas kepala Anda. Kemudian berubah menjadi mutiara sinar sebesar sebutir beras, sangat kecil namun sangat terang. Nadi sushumna ( tengah ) Anda di bagian cakra-anahata ( cakra hati ) terdapat padma yang mekar dan di tengahnya terdapat cakra-candra, di tengah cakra-candra terdapat bijaksara 'Hrih' yang merupakan bija Buddhata Anda.
Amitabha Buddha terus turun melalui nadi sushumna Anda, sampai ke cakra-anahata Anda, berdiri di tengah cakra-candra pada cakra-anahata Anda.
Sampai di sini, ada banyak yang bertanya : "Mahaguru, saat Amitabha Buddha berdiri di hadapan, kemudian saat memasuki cakra-anahata juga berdiri, tapi kita sedang duduk, tidak dapat manunggal." ( Hadirin tertawa ) sebenarnya dia ingin Amitabha Buddha duduk atau berdiri ? Ada juga yang berpikiran demikian, tapi benar juga.
Sebenarnya demikian saya bervisualisasi, Amitabha Buddha di rumah saya yang bisa dilihat begitu memasuki rumah adalah berdiri, saya sering memvisualisasikan yang itu, sebab sangat mudah divisualisasikan, paras dan tubuhnya sangat sempurna, jubahnya berlapis-lapis dan sangat agung, berwarna. Kemudian Beliau juga berdiri saat memasuki saya, sebab Beliau datang dengan berdiri , di angkasa juga berdiri. Begitu tiba di atas ubun-ubun saya juga berdiri, saat mengecil dan masuk juga masih berdiri, kemudian saya visualisasikan Beliau mulai duduk bersila. Demikian juga bisa, Anda boleh bervisualisasi demikian. Beliau duduk di atas cakra-candra padma mekar pada cakra-anahata Anda, inilah visualisasi 'Memasuki Aku'.
Kemudian bervisualisasi tubuh-Nya perlahan membesar sampai seukuran tubuh Anda. Telinga Anda berubah menjadi telinga Amitabha Buddha, demikian juga dengan alis, mata, hidung, bibir dan tubuh, saat ukurannya sama, bukankah saya pernah mengatakan, dalam sekejap jentikan jari Anda menjadi yidam, Anda adalah Amitabha Buddha, ini masih merupakan visualisasi 'Memasuki Aku'
Yidam dari angkasa terbang sampai di atas ubun-ubun Anda, kemudian menetap di atas Anda. Mengecil menjadi sinar sebesar sebutir beras, saat itu cakra-anahata Anda terbuka menjadi sekuntum padma, di tengah padma terdapat cakra-candra, di tengah cakra-candra terdapat bijaksara 'Hrih', boleh juga bervisualisasi bijaksara 'Hrih' memancarkan sinar mengundang yidam Amitabha Buddha untuk memasuki nadi sushumna, kemudian Amitabha Buddha duduk di atas padmasana di dalam cakra-candra anahata Anda. Di atas cakra-candra tubuh-Nya perlahan membesar, sampai seukuran tubuh Anda, dalam satu jentikan jari Anda berubah menjadi Amitabha Buddha, inilah serangkaian visualisasi 'Memasuki Aku'. Anda telah menjadi Amitabha Buddha, saat itu jangan lagi membayangkan wajah Anda sendiri, Anda harus memvisualisasikan wajah Anda sama persis dengan Amitabha Buddha. Tubuh Anda, bentuk tubuh Anda, semuanya sama persis dengan Amitabha Buddha, inilah 'Memasuki Aku'.
Visualisasi 'Memasuki Aku - Aku Memasuki' merupakan hal yang sangat subtil dan luhur dalam tantrayana. Apakah itu 'Aku Memasuki' ? 'Aku Memasuki' adalah menghantarkan Buddha dari cakra-anahata Anda keluar melalui nadi sushumna ( tengah ), kemudian manunggal dengan yidam di angkasa, inilah 'Aku Memasuki'.
Setelah kita selesai melakukan visualisasi 'Memasuki Aku', kita bisa duduk dengan tenang, sebab Anda adalah Buddha, saat itu Anda adalah yidam, Anda tiada berbeda dengan Amitabha Buddha, tidak lagi dua, melainkan 'Tunggal'. Saat Anda tiba pada kondisi tersebut, pikiran Anda jangan lagi melantur memikirkan papa datang, mama datang, putri minta uang, bagaimana pelajaran anak Anda, siapa yang berhutang atau saya hutang siapa ... Jangan memikirkan ini semua. Saat itu adalah sepenuhnya murni, visualisasi ' Memasuki Aku - Aku Memasuki' merupakan sebuah visualisasi manunggal Anda dengan yidam tiada lagi berbeda.