2010-12-01 Ceramah Dharmaraja Liansheng di Cetiya Shude: Dharmaraja Membimbing Kita Memahami Buddhata Sendiri
2010-12-01 Ceramah Dharmaraja Liansheng di Cetiya Shude
Dharmaraja Liansheng Membimbing Kita untuk Memahami Buddhata Sendiri
[Dharmaraja Liansheng meresmikan gedung baru Cetiya Shude] Pertama-tama sembah sujud pada guru silsilah kita Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa ke-16, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna altar mandala Cetiya Shude. Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan tamu agung kita – City Mayor Kota Miaoli Walikota Qiu Bing-kun, serta banyak tamu kehormatan yang diundang oleh Ketua Vihara, terima kasih atas kehadiran mereka; dua orang kepala sekolah, umat yang datang dari Hong Kong, dan adik saya, dr. Hong, Lama Lianti, Peng Yi-hong, banyak sekali umat yang berbobot, tetua yang sangat berbobot, sangat berbobot! Semua orang sangat berbobot, terima kasih atas kehadiran mereka dalam upacara peresmian Cetiya Shude.
Tadi saya sempat melihat sejenak, Cetiya Shude sangat agung, sangat agung! Jauh lebih baik dibandingkan tempat dulu! Terasa sangat agung, khidmat, dan sangat bersih. Cetiya Shude kelak seperti gatha yang saya tuliskan "Membangun Sadhana Tantra Satya Buddha, Cahaya Pahala Memancar ke Sepuluh Alam Dharma", juga bisa menyeberangkan semua insan. Itulah hakikat Dharma yang dulu diberikan oleh Sang Buddha pada kita.
Nama Cetiya Shude ini seperti seorang guru, Shude adalah guru. Saat saya kecil, cita-citaku, saya tulis "Saya Ingin Menjadi Guru", karena saat itu guru boleh memukul murid. Saya merasa guru sangat mulia, seharusnya menjadi guru. Sekarang saya juga seorang guru, benar tidak! Dulu, orang juga memanggil saya "Guru Lu!" Juga guru.
Ada sebuah joke tentang guru. Tadi, Lama Lianzhong mengatakan, ada seorang guru geografi, begitu masuk ke kelas dan melihat, kelas ini sepertinya sangat kotor, guru geografi berkata pada siswa piket, "Saya, guru geografi datang, kamu setidaknya menyapu sebentar, benahi dan bersihkan sebentar, bola bumi di meja saya sangat kotor, lihatlah, raba sebentar saja, semuanya pasir, bola bumi dipenuhi pasir, ini membuktikan bahwa siswa piket tidak bertanggung jawab". Siswa piket ini berkata, "Guru! Hari ini Anda mau menerangkan tentang Gurun Sahara, mau memperkenalkan tentang pasir, jadi, seluruh lantai kita adalah pasir. Dan lagi, bola bumi yang Anda raba itu kebetulan adalah Gurun Sahara, jadi semuanya pasir!"
Sebenarnya, seorang guru harus menjadi seorang teladan, guru juga mesti menjadi teladan semua orang. Mahaguru pernah berkata, Mahaguru belajar Buddha bukan demi kekayaan duniawi! Melainkan kekayaan surgawi, bekal surgawi; yang kita bina adalah bekal surgawi, bukan kekayaan di atas bumi.
[Dharmaraja Liansheng meresmikan gedung baru Cetiya Shude] Pertama-tama sembah sujud pada guru silsilah kita Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa ke-16, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Altar Mandala Cetiya Shude. Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, Ketua Vihara, para umat se-Dharma, dan tamu agung kita – City Mayor Kota Miaoli Walikota Qiu Bing-kun, serta banyak tamu kehormatan yang diundang oleh ketua vihara, terima kasih atas kehadiran mereka; dua orang kepala sekolah, umat yang datang dari Hong Kong, dan adik saya, dr. Hong, Lama Lianti, Peng Yi-hong, banyak sekali umat yang berbobot, tetua yang sangat berbobot, sangat berbobot! Semua orang sangat berbobot, terima kasih atas kehadiran mereka dalam upacara peresmian Cetiya Shude.
Tadi saya sempat melihat sejenak, Cetiya Shude sangat agung, sangat agung! Jauh lebih baik dibandingkan tempat dulu! Terasa sangat agung, khidmat, dan sangat bersih. Cetiya Shude kelak seperti gatha yang saya tuliskan "Membangun Sadhana Tantra Satya Buddha, Cahaya Pahala Memancar ke Sepuluh Alam Dharma", juga bisa menyeberangkan semua insan. Itulah hakikat Dharma yang dulu diberikan oleh Sang Buddha pada kita.
Nama Cetiya Shude ini seperti seorang guru, Shude adalah guru. Saat saya kecil, cita-citaku, saya tulis “Saya Ingin Menjadi Guru”, karena saat itu guru boleh memukul murid. Saya merasa guru sangat mulia, seharusnya menjadi guru. Sekarang saya juga seorang guru, benar tidak! Dulu, orang juga memanggil saya "Guru Lu!" Juga guru.
Ada sebuah joke tentang guru. Tadi, Lama Lianzhong mengatakan, ada seorang guru geografi, begitu masuk ke kelas dan melihat, kelas ini sepertinya sangat kotor, guru geografi berkata pada siswa piket, "Saya, guru geografi datang, kamu setidaknya menyapu sebentar, benahi dan bersihkan sebentar, bola bumi di meja saya sangat kotor, lihatlah, raba sebentar saja, semuanya pasir, bola bumi dipenuhi pasir, ini membuktikan bahwa siswa piket tidak bertanggung jawab". Siswa piket ini berkata, "Guru! Hari ini Anda mau menerangkan tentang Gurun Sahara, mau memperkenalkan tentang pasir, jadi, seluruh lantai kita adalah pasir. Dan lagi, bola bumi yang Anda raba itu kebetulan adalah Gurun Sahara, jadi semuanya pasir!"
Sebenarnya, seorang guru harus menjadi seorang teladan, guru juga mesti menjadi teladan semua orang. Mahaguru pernah berkata, Mahaguru belajar Buddha bukan demi kekayaan duniawi! Melainkan kekayaan surgawi, bekal surgawi; yang kita bina adalah bekal surgawi, bukan bekal di atas bumi.
Mahaguru memiliki banyak siswa, siswa Tantra mesti memberikan persembahan kepada Mahaguru, dan Mahaguru juga memiliki berkah. Banyak siswa memberikan persembahan kepada Mahaguru, Mahaguru menabung uang ini, kelak dikembalikan kepada insan, sehingga dibentuk Sheng-yen Lu Foundation di Amerika Serikat, kelak akan dibentuk di setiap negara di dunia. Sheng-yen Lu Foundation ini mengembalikan semua uang yang dipersembahkan oleh para siswa kepada semua insan; tujuan utamanya adalah menghimpun kekayaan insan, lalu dikembalikan kepada semua insan, harus dilakukan seperti ini.
Mahaguru tentu juga ada urusan rumah tangga! Kita tahu bahwa "Pejabat Bersih Sulit Memutuskan Urusan Rumah Tangga", artinya pejabat bersih pun sulit sekali memutuskan urusan rumah tangga, apalagi yang tidak diketahui. Oleh karena itu, hari ini saya akan menjelaskan satu hal pada Anda semua, banyak orang menyebarkan desas-desus, kita sebut 'rumor'; desas-desus bahwa semua uang Mahaguru telah dilarikan oleh Gurudhara, bahkan menyebut jumlahnya, semua dilarikan oleh Gurudhara! Sebenarnya bukan, tetapi dipegang oleh Gurudhara. Anda semua harus bicara yang jelas, dengar yang jelas, uang Mahaguru bukan dilarikan oleh Gurudhara, melainkan Gurudhara berniat baik memegang uang Mahaguru. Dengarkan yang jelas! Hari ini di Cetiya Shude ini saya nyatakan secara terbuka pada Anda semua, hal yang tidak sudi saya katakan – Gurudhara mau memegang uang Mahaguru, bahkan saya setuju.
Putri saya – Lu Foching sekarang adalah presiden Sheng-yen Lu Foundation, ia ikut Gurudhara balik dari Amerika, kami pergi ke AIT, yaitu American Institute in Taiwan, disaksikan oleh pejabat AIT, Mahaguru tandatangan, berkah yang diberikan oleh seluruh insan di dunia kepada Mahaguru, semua ditandatangani untuk dipegang oleh Gurudhara. Begitulah, saya setuju, bukan Gurudhara melarikannya, bukan! Lewat persetujuan saya, saya berikan kepada Gurudhara untuk dipegang.
Gurudhara kelak mau menggunakan, uangnya ini, uang yang diperoleh dari berkahnya ini, juga akan disetor ke dalam Sheng-yen Lu Foundation. Jangan menyebarkan rumor bahwa Gurudhara melarikan, tidak boleh seperti itu, melainkan dipegang oleh Gurudhara, dipercayakan untuk mengurus. Harus dijelaskan, harus diklarifikasi, karena di luar terlalu banyak desas-desus yang tersebar, bahkan ada orang berkata, "Saya mau menabung sedikit uang, berikan pada Mahaguru satu juta dolar Taiwan". Sebenarnya tidak perlu! Mahaguru masih cukup! Hanya saja, uang tersebut dipegang sementara oleh Gurudhara, akan disetor ke dalam Sheng-yen Lu Foundation.
Saya merasa, kita sadhaka tidak seharusnya memiliki berkah sebanyak itu. Seperti saya pribadi, semua yang saya kumpulkan ada di langit; dan yang saya miliki sekarang ada pada diri saya, bekal yang saya kumpulkan adalah di langit. Dalam kesempatan ini, saya jelaskan pada Anda semua, karena desas-desus terlalu banyak, rumor terlalu banyak, jadi, ini adalah urusan rumah tangga; saya mau jelaskan sebentar pada Anda semua bahwa saya telah menyetujui untuk meminta tolong Gurudhara memegang uang saya, kelak akan disetor ke dalam Sheng-yen Lu Foundation, ini satu titik berat yang sangat penting.
Semua berkah dan bekal Mahaguru ada di langit. Kalian lihat, berlian di tangan Mahaguru sangat besar! (Hadirin tertawa) Satu butir berlian di tangan kanan ini 3 karat lebih, hampir 4 karat, tangan kiri satu karat lebih, ada lagi rolex bertabur berlian, semua ini ada asal-usulnya. Yang ini, beberapa hari yang lalu, Sdri. Zhuang dari Indonesia datang ke Taiwan, ia berikan pada saya; saya berterima kasih padanya, karena akhirnya memiliki berlian 3 karat lebih, jadi, saya langsung pakai, saya berterima kasih padanya baru pakai. Yang ini adalah berlian 1 karat lebih, diberikan oleh Lama Lili. Jam tangan Rolex bertabur berlian ini adalah pemberian dari Hong Kong Lui Tsang Tsu. Sehingga sering dipakai, juga semacam kenang-kenangan! Saya sering memakai sebuah kalung merak, merak ini adalah pemberian dari Seattle, sama halnya dengan menaruh Mahamayuri di badan, berfungsi sebagai pelindung diri. Lalu, semua benda yang melekat di badan saya, yaitu 3 benda ini! Selebihnya semua dipercayakan untuk dipegang; ini saya sendiri bersedia memegangnya, jadi, jangan menyebarkan rumor lagi, semua saya lakukan dengan sukarela.
Masalah kehidupan, hanya memiliki untuk sementara, karena setelah kita mencapai tingkat pencerahan, kita akan sadar apa itu "tidak memiliki apa-apa". Kita sering mengatakan "tidak memiliki apa-apa!" Terutama Sutra Hati mengatakan, "Karena tidak memiliki apa-apa, Bodhisattva". Kalimat ini sangat penting – "Karena tidak memiliki apa-apa, Bodhisattva". Karena kita telah memahami "tidak memiliki apa-apa", sehingga baru dapat mencapai tingkatan seorang Bodhisattva.
Jika Anda mendambakan "segalanya", Anda mendambakan harta, mendambakan seks, mendambakan tahta, dan rakus makan, rakus tidur, semua ini adalah "serakah", maka Anda pun menginginkan segalanya; memiliki tuntutan, memiliki keinginan, Anda pun tidak akan menjadi seorang Bodhisattva. Justru karena Anda mampu merelakan segalanya, mampu merelakan barulah seorang Bodhisattva, tidak mampu merelakan, maka menjadi "serakah".
Kalau begitu, menurut Anda, mengapa Mahaguru memakai berlian 4 karat, 1 karat, Rolex bertabur berlian? Mengapa Anda pakai di badan? Ini bukan serakah, melainkan "alami". Saya tidak berkata pada Sdri. Zhuang, "Anda harus berikan berlian pada saya!" Ia yang persembahkan pada Mahaguru. Saya juga tidak mengatakan pada Lama Lili, "Anda harus persembahkan saya berlian!" Ia sendiri yang membuat, setelah selesai dibuat, ia baru berikan pada saya. Saya tidak pernah menginginkan, saya juga tidak mengatakan pada Hong Kong Lui Tsang Tsu, "Saya mau jam tangan Rolex bertabur berlian". Tidak! Mereka yang berinisiatif memberikan pada saya saat saya membabarkan Dharma di Hong Kong. Datang dengan alami, kita boleh terima, bukan milik kita, kita jangan terima. Jangan memaksa, orang lain inisiatif memberikan pada kita, kita boleh terima. Orang lain mengatakan "donasi sukarela, donasi sukarela", jika donasi tidak sukarela, kita jangan terima.
Benda ini juga dipinjam untuk kita lihat belasan tahun saja, kita tahu bahwa itu "dipinjam untuk dilihat". Jam tangan Rolex Mahaguru yang dijual ada 6 buah! Ada 6 jam tangan Rolex yang sudah dilelangkan. Begini saja, berlian, jam tangan di tangan Mahaguru, tetap bisa dilelangkan, karena Anda bisa "merelakan". Sudah 40 tahun saya membabarkan Dharma, itulah berdana Dharma, berdana materi adalah Sheng-yen Lu Foundation. Ada dana materi, ada dana Dharma, ada dana Abhaya; setiap tempat, asalkan mengundang saya membabarkan Dharma, sekalipun sangat berbahaya, saya juga akan pergi! (Hadirin tepuk tangan) Ini disebut "berdana Abhaya".
(Di tempat tiba-tiba terdengar dering telepon genggam yang sangat keras, mengundang tawa Mahaguru dan hadirin) bunyi ini sepertinya telepon genggam! Saya beritahu Anda semua, hingga sekarang, saya tidak tahu bagaimana menggunakan telepon genggam, saya juga tidak memiliki telepon genggam, tempat tinggal saya sekarang, tidak ada telepon, saya juga tidak bisa menggunakan telepon genggam, saya juga tidak mengerti komputer! Sekarang orang biasa pun mengerti komputer, setidaknya juga mengerti telepon genggam, ada sebagian telepon genggam bisa berfungsi sebagai komputer. Namun, saya adalah seorang idiot pada masyarat modern! Juga tidak pernah belajar komputer, satu unit komputer ditaruh di depan saya, saya tidak bisa apapun, benda elektronik, saya tidak mengerti semua. Apa yang saya mengerti sekarang? Yaitu Buddhadharma, 40 tahun mendalami Buddhadharma. (Hadirin tepuk tangan)
Oleh karena itu, saya ajari Anda semua menjadi seorang Bodhisattva, menjadi seorang yang terbebaskan, menjadi seorang bijak, menjadi seorang yang memahami diri sendiri. Karena, di dunia ini, banyak orang tidak mampu memahami diri sendiri! Banyak orang mengatakan, jika dua orang saling bertengkar, akan mengucapkan satu kalimat, "Anda tidak mengerti saya, Anda tidak memahami saya!" Saat bertengkar, Anda sama sekali tidak memahami saya, saya sama sekali tidak memahami Anda. Sebenarnya, manusia sama sekali tidak memahami diri sendiri, karena manusia tidak memahami diri sendiri, sehingga tidak dapat "terbebaskan"; manusia tidak memahami diri sendiri, sehingga tidak mampu menjadi Bodhisattva; manusia tidak mampu memahami diri sendiri, sehingga tidak dapat menjadi seorang yang tercerahkan. Buddha Sakyamuni memahami diri sendiri, sehingga disebut ‘orang yang tercerahkan’. Hari ini kita bersarana yaitu bersarana pada orang yang tercerahkan.
Mahaguru mengajari Anda semua untuk memahami diri sendiri. Memahami asal-muasal Anda, Buddhata asal, memahami dapat menjadi seorang yang terbebaskan di dunia ini, memahami "kebijaksanaan" yang memang sudah Anda miliki. Dan, ini barulah disebut 'memahami hati', memahami hati kita sendiri. Bicara tentang memahami, sebenarnya, siapapun tidak saling memahami, tidak ada orang mampu memahami; dunia ini banyak hal, Anda pun tidak dapat sepenuhnya memahami; sehingga setiap orang belum tentu dapat 'memahami'. Untuk memahami manusia? Yang terpenting tetap harus 'memahami diri sendiri!' Mengamati hati sendiri, disebut 'memahami hati', lebih dulu memahami diri sendiri. memahami diri sendiri itu sangat penting, setelah kita memahami diri sendiri, kita baru dapat seperti orang suci. Di dalam Agama Buddha mengatakan empat jenis orang suci: satu adalah 'Pratyeka', satu adalah 'Sravaka', satu adalah 'Bodhisattva', satu adalah 'Buddha', keempat jenis orang suci ini disebut 'Empat Alam Suci'. Kita dapat mencapai empat alam suci, boleh dianggap 'memahami diri sendiri', kita tidak dapat mencapai keempat alam suci, sebenarnya tidak memahami diri sendiri.
Di dunia ini, kita harus mampu mengamalkan 'maitri-karuna-mudita-upeksa', yaitu membangkitkan Bodhicitta! Apakah kita dapat merelakan? Tanya pada diri sendiri, apakah dapat 'merelakan'? Apakah dapat ‘berdana’? Apakah dapat demi kepentingan 'insan'? Seperti Walikota Miaoli, Beliau sama halnya dengan pelayan Kota Miaoli, Beliau bekerja untuk seluruh warga Kota Miaoli, inilah 'merelekan'! Dan, kita yang belajar Buddha, mesti 'merelakan' demi seluruh insan, tidak ada satu tempat, tidak ada satu benda pun milik sendiri, ini barulah mencapai Bodhisattva. Dapat 'merelakan' baru dapat mencapai tingkat 'Bodhisattva', mengapa menjadi 'Bodhisattva'? Karena Anda sendiri sudah mencerahi bahwa di dunia manusia ini, Anda tidak mendapatkan benda apapun, disebut 'tidak mendapatkan apa-apa'. 'Karena tidak mendapatkan apa-apa, Bodhisattva', dengan demikian baru dapat mencapai tingkat Bodhisattva.
Anda kira Anda mendapatkan tubuh fisik Anda, siapa tubuh fisik ini? Ia sedang berubah, dari kecil hingga tua. Lelucon dari Chen Chuanfang: saat umur 1 tahun, tampil bercengkerama, umur 10 tahun, prestasi sekolah menanjak, umur 20 tahun, masa remaja bergejolak, umur 30 tahun, berjuang dalam dunia karir, umur 40 tahun, mulai gemuk, umur 50 tahun, usia prima, umur 60 tahun, tekanan darah mulai naik; umur 70 tahun, agak pikun; saat umur 80 tahun, berjalan terhuyung-huyung, umur 90 tahun, begitu keluar rumah langsung kehilangan arah, umur 100 tahun, digantung di tembok. (Hadirin tertawa, tepuk tangan)
Kita semua tahu, ‘digantung di tembok’, bukankah saya pernah katakan pada Anda semua, saya tiba di Italy, St. Paul Church, semua paus digantung di tembok. Berapa banyak? Dua ratus lebih! Ada dua ratus lebih Paus. Semua lampu padam, hanya satu lampu yang terang, seharusnya yang masih menjabat, itu disebut generasi keberapa? (Ada yang menjawab: Benediktus XVI) Benediktus XVI! Hanya lampunya yang terang, semua paus digantung di tembok. Paus itu adalah posisi yang tertinggi dalam Agama Katolik, dua ratus lebih, semua digantung di tembok. Melihat itu, ada semacam perasaan yang sangat terguncang – kelak akan seperti ini! Semulia apapupn, akan seperti ini.
Saya ajukan satu pertanyaan, jika Anda semua dapat menjawabnya, boleh dikatakan sangat mulia. Siapa presiden Kenya? (Hadirin tertawa) Kenya juga sangat terkenal, Kenya, Afrika, kalian dapat menjawabnya, langsung berikan Anda satu angpao. Lihat, bahkan presiden pun Anda tidak kenal! Mari kita bicara yang lebih dekat dengan Taiwan kita! Kita sering mengatakan sekutu diplomatik Taiwan, di Samudera Pasifik, yaitu Palau, Palau sangat dekat dengan kita, saya piker Anda semua mungkin akan ingat nama presidennya? Siapa nama presiden Palau? Lihat, presiden! Sekutu diplomatik kita! Anda semua tidak tahu? Afrika, agak jauh, tentu kalian tidak kenal, yang paling dekat, Samudera Pasifik, Anda juga tidak kenal; mari kita bicara yang tengah, tadi ia mengatakan Dominica! Siapa presiden Dominica? Sekutu diplomatic kita! Lihat, tetap tidak ada yang angkat tangan. Presiden pun kalian tidak kenal, apalagi yang lain.
Setenar apupun, seperti presiden, mereka semua adalah presiden! Presiden Taiwan kalian tentu tahu, itu presiden negara sendiri, benar tidak! Jangan-jangan siapa pemimpin tertinggi Hong Kong sekarang? Hong Kong tidak perlu dikatakan, mereka yang berasal dari Hong Kong tentu tahu! Kalian tahu tidak? Pasti ada beberapa yang tahu, karena ia sering dimuat di surat kabar! Sering dimuat di surat kabar, namun, tetap banyak yang tidak tahu.
Saya katakan pada Anda bahwa tahta, Anda jangan kira tahta Anda sangat tinggi! Sebenarnya, menjadi presiden pun belum tentu warga negara lain tahu, jadi, jangan melekat dengan 'tahta'. Juga jangan melekat dengan uang, Anda lihat orang terkaya di dunia, seperti Microsoft – Bill Gates, seperti beberapa orang terkaya Taiwan, kita tahu, selain itu, masih banyak orang terkaya di banyak negara, apakah kalian tahu? Tidak tahu! Setiap negara memiliki banyak orang kaya, kalian tidak tahu. Maka, harta juga jangan melekat.
Jangan melekat apalagi kecantikan. Dulu yang tercantik Cui Taiqing, wanita tercantik pada zaman kita itu – Cui Taiqing. Saat itu, Vihara Lungshan membuat kuis lampion, ada sebuah kuis lampion, di atas sebuah lampion pada Festival Lampion tertulis “Bokong Cui Taiqing”, kuisnya adalah nama seorang penulis? Jawabannya adalah Qiongyao. (Hadirin tertawa) Bagaimana rupa Cui Taiqing sekarang? Kecantikan itu sementara, juga tidak boleh melekat, tidak boleh dimiliki.
Melekat pada makan? Justru makanlah yang menyebabkan penyakit! Benar-benar makan makanan yang paling kasarlah, ia akan long life. Makan semakin indah, semakin enak, semakin dipilih; makan semakin gemuk, semakin berpenyakit, semua adalah penyakit yang ditimbulkan dari makan.
Apapun tidak boleh melekat, bahkan tubuh fisik pun kita tidak boleh melekat! Anggota Parlemen Hualian, You Meiyun, mengunjungi pameran buku dan lukisan saya di Kaohsiung, melihat foto saat saya muda, ia berkata, "Wah! Saat Anda muda sangat gagah! Anda mengenakan seragam tentara, bisa membuat banyak orang terlena!" (Ketua Vihara mengatakan: sekarang 5 juta siswa! Dulu baru berapa?) Benar! Sekarang orang mengatakan, "Aduh! Anda masih memiliki sedikit daya tarik!" (Mahaguru tertawa, hadirin tertawa) Sedikit saja, masih ada sedikit daya Tarik, juga tidak segagah itu.
Tubuh tidak berguna! Bisa tua, bisa menua, organ badan bisa rusak. Kelak setelah kita meninggal dunia, anak cucu melihat kita, akan mengatakan, "Hantu, hantu, hantu!" Bisa ketakutan, benar tidak! Menjadi hantu! Begitu Anda muncul, anak cucu pingsan ketakutan! Mereka setiap hari menyembahyangi Anda, merindukan Anda, menghormati Anda! Suatu hari, Anda benar-benar berdiri, mereka semua akan ketakutan!
Tubuh tidak boleh melekat, suatu hari nanti akan hilang; tahta akan hilang, uang akan hilang, kecantikan akan hilang, tidak ada satu benda pun yang bisa dimiliki selamanya, presiden pun akan hilang. Di dalam Sutra Hati tertulis 'tidak mendapatkan apa-apa', Anda tidak akan mendapatkan apapun! Bagaimana baru 'mendapatkan'? Yakni di langit Anda mengumpulkan bekal, Anda dapat mencerahi, Anda sudi 'merelakan', sudi 'berdana', barulah akan memiliki bekal surgawi! Di dunia manusia, rumah tidak bisa kita miliki, mobil tidak bisa kita miliki, semua tidak bisa kita miliki.
Jadi, kita harus 'Shude', bangun pahala kalian, apa itu ‘pahala’? Bekal surgawi! Bodhisattva membangkitkan Bodhicitta, semangat Buddhisme Mahayana, 'bangun pahala' kita, menjadi bekal surgawi, menjadi bekal pembebasan, menjadi bekal pencerahan. "Karena tidak mendapatkan apa-apa, Bodhisattva", karena tidak mendapatkan apa-apa, barulah akan menjadi Bodhisattva; mencerahi "tidak mendapatkan apa-apa", sudi mengorbankan tubuh, jiwa, waktu sendiri untuk memahami diri sendiri; setelah memahami, kita menjadi Bodhisattva – terang bagi dunia. Tiba saatnya, kalian menjadi terang Buddha Bodhisattva, terbebaskan dari segala sesuatu di dunia, mencapai Dharma lokuttara – Buddhadharma, ini barulah yang terpenting.
Saya tidak akan sedih gara-gara sesuatu hal, tidak akan! Saya tidak sedih, saya selalu bahagia. Memiliki, saya juga bahagia; tidak memiliki, saya juga bahagia. Terhadap dunia justru membangkitkan Bodhisattva, Bodhicitta, hati tidak ada benci, tidak ada dendam, tidak ada jealous (iri), tidak ada cemburu, tidak ada! Semuanya dianggap 'alami', memang seperti ini.
Dunia ini menuntut jodoh; berjodoh, maka bersama, tidak berjodoh, kita pun berpisah, jodoh kita masih ada, Mahaguru Lu juga akan bersama-sama dengan Anda semua, jodoh sudah tidak ada, saya pun akan meninggalkan Anda semua, semua itu adalah hal yang alami. (Di tempat ada yang berkata, "Mahaguru! Kita selamanya bersama-sama dengan Anda!") Dalam kehidupan yang akan datang, jika berjodoh, kita bisa di langit, bisa di Mahapadminiloka, bisa di alam suci, bisa di empat alam suci, kita semua akan selamanya bersama-sama. (Hadirin tepuk tangan)
Sungguh! Jangan melekat pada apapun. "Berjodoh maka berkumpul, tidak berjodoh, maka berpisah, sehembus angin sepoi-sepoi mengantarkan burung terbang", ini sajak yang saya tulis di dalam lukisan saya. Alami, jangan memaksa; apapun alami saja, jangan memaksa. Kita jangan membuat 'kerisauan' di dunia ini, juga jangan membuat 'perselisihan' di dunia ini, juga jangan membuat 'desas-desus' di dunia ini, semuanya biarkan alami saja, karena, pada dasarnya adalah 'alami'.
Sekian untuk hari ini, apakah kalian paham? Terima kasih atas waktu sore ini, terima kasih semua! Om Mani Padme Hum!