487 - Karakteristik Mahamudra (1)

Hari ini kita membahas karakteristik dari Mahamudra.

Mahamudra tergolong sebagai Mahasadhana tertinggi dalam Kagyu, dalam Tantra Tibet ada empat Mahasadhana, antara lain, Dzogchen dari Nyingma, Mahamudra dari Kagyu, Kebijaksanaan Agung dan Sempurna dari Sakya, dan Yamantaka dari Gelug. Keempat Mahasadhana ini memiliki karakteristiknya masing-masing, saya sendiri menekuni Mahamudra.

Banyak orang tidak memahami Sadhana Mahamudra, ketika melihat nama Mahamudra, semua menyangka artinya adalah membentuk mudra, sesungguhnya bukan demikian.

Penjelasan saya seperti ini, kata ‘Maha’ merepresentasikan Anuttara (tertinggi), tidak ada yang lebih sempurna darinya. Sedangkan aksara ‘tangan’ yang terkandung dalam kata ‘mudra’ berarti metode, yaitu Buddhadharma, Buddhadharma yang Anuttara dan Paripurna (sempurna). Dalam Tantra, kata ‘mudra’ berarti yukta. Di dalamnya ada banyak makna, namuan pada umumnya dapat dijelaskan sebagai yukta.

Oleh karena itu, artinya adalah Yukta Buddhadharma Anuttara dan Paripurna, inilah Mahamudra. Jangan keliru, di luaran banyak yang mengatakan: “Wah! Mahamudra.”, kemudian dia membentuk sebuah mudra, ini adalah Mudra Abhaya (Mahaguru memperagakan), ini adalah Mudra Varadha, ini adalah Mudra Bhumisparsa, ini adalah Mudra Tarjani, setelah membentuk beberapa mudra, dia mengatakan: “Aku memahami Mahamudra.”, sesungguhnya bukan demikian.

Secara sederhana, Sadhana Mahamudra merupakan tahapan mulai dari awam terus hingga mencapai Kebuddhaan, semua disebut sebagai Mahamudra.

Setelah menjelaskan arti Mahamudra, kita mesti mengulas karakteristik Mahamudra. Ketika Anda mencapai keberhasilan dalam Mahamudra, ada tiga macam karakteristik. Yang pertama adalah Samata (setara), yang kedua adalah Anabhoga (tiada manfaat), yang ketiga adalah Svayambhu (kealamiahan hakiki)

Setelah mengetahui ketiga karakteristik ini, Anda akan merasa sungguh takjub, sungguh tak terperikan. Yang pertama adalah Samata, membahas persoalan kesetaraan, kita semua tahu bahwa segala sesuatu adalah setara, membangkitkan Mahamaitri pada semua makhluk tanpa kecuali, membangkitkan Mahakaruna memandang semua makhluk sebagai satu kesatuan,  inilah Samata. Memandang semua makhluk sebagai Buddha, Anda juga adalah Buddha, inilah Samata.


Hari ini mengulas Samata, namun mengapa Mahaguru Berdharmadesana di tempat duduk yang lebih tinggi daripada kalian? Bukankah dengan demikian tiada kesetaraan? Terlebih adalah ketidaksetaraan dalam Tantra Tibet, tempat duduk Karmapa pasti sangat tinggi, Rinpoche yang lain duduk lebih rendah, sedangkan bhiksulama yang lain duduk lebih rendah lagi, kemudian para upasaka dan upasika lebih rendah lagi, demikianlah tingkatan tempat duduknya, ini tidak setara, jadi bagaimana menjelaskan Samata ini?

Mengulas Samata, baiklah segalanya adalah setara, maka saya turun duduk di bawah dan kalian naik untuk bicara di atas. Saya ingat dahulu Bapak Negara Tiongkok, Sun Yat-sen, juga membahas kesetaraan. Kesetaraan yang dia maksud adalah kesetaraan titik awal atau sejak lahir, menggambar satu garis, begitu dilahirkan, semua adalah setara, semua adalah bayi, semua setara.

Namun setelah Anda tumbuh dewasa, mulai muncul perbedaan. Ada yang nilainya baik, maka dia memperoleh peringkat pertama, sedangkan yang cenderung lamban, memperoleh peringkat akhir, mulai muncul perbedaan.

Kesetraan kelahiran merupakan kesetaraan yang dibicarakan oleh umat manusia, seperti halnya kesetaraan yang dibicarakan oleh Bapak Negara Sun Yat-sen. Semenjak lahir, semuanya sama. Kemudian mulai belajar berbicara, belajar bergerak, memperlajari berbagai pengetahuan, dan menjadi tidak setara.

Oleh karena itulah muncul perbedaan guru dan murid, atasan dan bawahan, segala macam perbedaan mulai bermunculan. Dalam tahapan tersebut, menjadi tidak setara, namun pada titik awalnya adalah setara. Inilah makna dari kesetraan yang dibahas olehnya.

Samata dalam Buddhadharma bukan seperti itu, melainkan kesetaraan yang tertinggi. Dharmakaya Para Buddha adalah Dharmakaya yang tunggal. Ketika Anda telah mencapai keberhasilan bhavana, maka Anda setara dengan Para Buddha. Inilah kesetaraan dalam Buddhadharma, merupakan kesetaraan tertinggi, berbeda dengan kesetaraan duniawi. 

Dalam mempelajari Buddhisme, Mahaguru memahami lebih banyak, sehingga duduk di tempat yang lebih tinggi untuk membabarkan Dharma kepada Anda semua. Ketika seorang Acarya telah mencapai keberhasilan bhavana, dia duduk di tempat tinggi untuk membabarkan Dharma pada semua umat yang duduk di bawah.

Namun menurut Hati Buddha, Beliau melihat semua makhluk adalah setara, kelak ketika mencapai tingkatan tertinggi dalam bhavana, semuanya adalah setara, semua adalah Buddha yang sama, demikianlah dalam Ajaran Tantra, oleh karena itu diajarkan Samata.

Dalam tahapan bhavana, tidaklah sama, namun dalam tingkatan tertinggi adalah sama. Hal ini telah tersirat dalam pemberian Nama Dharma dalam Tantra, seperti Bhiksu Xuanren, kita dapat menyebut Buddha Xuanren, dia adalah Makhluk Agung, dia adalah Buddha. Bhiksu Mingyi dapat disebut Buddha Mingyi, mengapa? Sebab kelak keberhasilan yang dicapai adalah Kebuddhaan. Demikianlah menurut Tantra, inilah kesetaraan, ini yang tertinggi. Dharmakaya Buddha adalah sempurna, secara bersamaan, Beliau juga bermaitrikaruna pada semua makhluk, memandang semua makhluk sebagai Buddha, inilah Hati Samata.

Setelah kita belajar Buddhadharma, maka kita mesti menghormati tiap insan. Mahamudra adalah menghormati tiap insan, melakukan aktivitas menuntun semua makhluk, memandang semuanya sebagai Buddha, inilah Mahamaitrikaruna yang sesungguhnya.

Inilah sebabnya mengapa Buddhadharma adalah Mahamaitrikaruna, sebab terdapat sifat kesetaraan, kita tidak boleh mengatakan seseorang sama sekali tidak mirip Buddha, karena pada hakikatnya Buddhata adalah sama. Dharmakaya Buddha adalah setara, sekali pun buruk rupa, sekali pun bau badan, semua memiliki Buddhata yang sama, inilah samata.

Om Mani Padme Hum.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。