511 - Maravinashana Mahamudra Sadhana (1)
Hari ini kita mengulas Maravinashana Mahamudra Sadhana (Sadhana Mahamudra untuk Menghancurkan Rintangan Mara).
Banyak orang sering berkata: “Berhati-hatilah dalam bhavana, sebab akan sangat mudah kerasukan mara.”
Menurut penelitian saya pribadi, fenomena kerasukan mara tidak hanya terjadi dalam bhavana, setiap orang, dalam hal apa pun, bisa saja kerasukan mara. Rintangan mara tidak hanya ada dalam bhavana, menurut sepengetahuan saya, mara dapat merintangi dalam segala hal.
Ada yang mengatakan: “Menekuni Tantra, sangat mudah kerasukan mara.” Sesungguhnya tidak, dalam agama apa pun ada peristiwa kerasukan mara.
Ada juga yang mengatakan: “Jangan bermeditasi, sebab meditasi sangat mudah kerasukan mara.” Sesungguhnya bukan hanya dalam meditasi, bahkan dalam berdoa pun juga. Tidak hanya dalam berdoa, bahkan dalam melafal Nama Buddha pun juga bisa.
Mengapa demikian? Menurut saya, ini berhubungan dengan pikiran masing-masing.
Pada umumnya, ketika seseorang kerasukan mara, orang di sekitarnya akan menyalahkan agama, menyalahkan Tantra, menyalahkan meditasi, menyalahkan doa, dan menyalahkan pelafalan Nama Buddha.
Namun ada satu hal yang perlu Anda ketahui, salahkan diri sendiri. Tanpa tubuh jasmani Anda ini, tanpa pikiran Anda sendiri, di manakah mara akan merasuk?
Semua karena batin Anda, tubuh Anda, dan pikiran Anda sendiri yang sangat mudah dirasuki oleh mara, persoalan ada pada diri sendiri, dan bukan pada hal lain.
Sudah sangat banyak contoh yang saya saksikan sendiri, seumur hidup saya ini sudah banyak melihat orang yang kerasukan mara. Penyebabnya hanya satu, sebagian besar karena diri sendiri yang mengundangnya, diri sendiri yang mendatangkannya, diri sendiri yang mengikat diri sendiri.
Secara sederhana, ketika Anda sangat melekat terhadap sesuatu, maka mara kemelekatan telah datang. Jiwa dan raga Anda telah terikat, dan Anda pun kerasukan.
Mengikuti ujian masuk perguruan tinggi juga bisa kerasukan mara, dalam bersekolah juga bisa kerasukan mara. Ada orang yang dalam bersekolah harus mencapai peringkat pertama, sebab dia selalu memperoleh peringkat pertama, suatu ketika, dia memperoleh peringkat kedua, dia langsung mengalami gangguan jiwa, apa sebabnya? Sederhana, dia melekat pada peringkat pertama, harus menduduki peringkat pertama. Dia mati-matian belajar, hanya demi merebut peringkat pertama. Begitu jatuh pada peringkat kedua, dia pun tidak bisa menerimanya, dia langsung runtuh, langsung mengalami gangguan jiwa, ini juga kerasukan mara, bersekolah juga bisa demikian.
Setelah jatuh pada peringkat kedua, siang dan malam dia memikirkan impiannya yang telah pupus, sampai akhirnya kehilangan kewarasan. Tiap kali berjumpa dengan teman sekolah, dia merasa mereka semua sedang menertawakannya, semua sedang berusaha mencelakainya, tiap ucapan adalah tikaman baginya, membuat dia tidak bisa tidur, beberapa hari kemudian dia pun mengalami gangguan jiwa, bersekolah juga bisa kerasukan mara.
Ada lagi, hubungan asmara juga bisa kerasukan mara. Ketika Anda melekati wanita tersebut, walau di dunia ini masih banyak wanita yang baik, namun Anda melekat pada dia seorang. Suatu hari, kekasih Anda pun menikah, pengantin prianya bukan Anda, siang dan malam Anda merindukannya, tiap malam tidak bisa tidur. Sampai akhirnya, mendadak melihat kedatangan sang kekasih, “Hore! Kekasihku tiba-tiba muncul! Dia datang untuk menemuiku!” ternyata sedang mengalami gangguan jiwa.
Orang lain tidak melihat kedatanganya, sebab sang kekasih telah menikah, dan sedang pergi berbulan madu dengan suaminya. Dia mengatakan pada ayah dan ibunya: “Setiap hari kekasih saya muncul di atas ranjang.” Padahal semua hanya pikiran dia sendiri, persoalan ada pada pikirannya yang sesat. Kemelekatan, pikiran kacau, dan khayalan.
Dia tidak bisa tidur, pikirannya kosong, ia menghayal melihat sang kekasih, setiap hari mengurung diri di dalam kamar dan bicara sendiri. Melihat kondisinya, ayah dan ibu merasa khawatir, kenapa setiap hari anak ini melihat kekasihnya, dan berbicara sendirian di kamar, sepertinya sudah hampir gila. Apa yang terjadi? Kerasukan mara. Pada umumnya, meditasi juga bisa, melafal Nama Buddha juga bisa, berdoa juga bisa, dan tentu saja menjapa mantra juga bisa kerasukan mara.
Oleh karena itu, penyebab sesungguhnya dari kerasukan mara ada pada pikiran sesat. Ketika Anda sendiri tidak sanggup mengendalikan pikiran sesat yang melekat, begitu lengah, mara memanfaatkan kesempatan untuk masuk ke dalam batin Anda, secara psikologis Anda merasa memiliki dua kesadaran. Bagaikan kereta kuda berkepala dua, yang satu ingin berlari ke Timur, dan yang satu ingin berlari ke Barat, Anda kehilangan kewarasan, mengalami skizofrenia.
Telah cukup lama saya meneliti persoalan kerasukan mara ini. Kenapa bisa terjadi? Karena tekad Anda tidak kuat, jiwa dan raga Anda tidak seimbang, jiwa Anda sakit, pikiran Anda tidak bisa tenang, batin Anda tidak tenang, tidak mantap. Anda sudah hampir tumbang, begitu teriritasi, Anda langsung kerasukan mara.
Mara bisa memanfaatkan kesempatan, penyebabnya adalah pikiran Anda sendiri yang mengundangnya, maka dia pun merasuki Anda, di sinilah letak persoalannya, ini sangat penting.
Apabila Anda memiliki pengendalian diri, ketenangan batin, suasana hati yang stabil, dan kondisi psikis yang wajar, maka Anda tidak akan mudah kerasukan mara.
Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.