513 - Maravinashana Mahamudra Sadhana (3)
Hari ini kita membahas Mahamudra untuk Menghancurkan Rintangan Mara.
Kita telah mengulas cara pertama untuk menghancurkan mara, yaitu metode mematahkan, maksudnya adalah mematahkan pikiran sesat, maka mara akan sirna. Mara datang mengikuti pikiran Anda, tanpa pikiran semacam itu, maka dengan sendirinya mara akan sirna.
Menurut pengamatan saya, pikiran tiap orang terhubung dengan yang tidak berwujud. Kita sering mengatakan, “Berkumpul dengan jenisnya.”, sesuatu yang tak berwujud dengan alamiah akan mengikuti di sekitar sesuai dengan tipe orang tersebut.
Bagi Sangha Agung yang benar-benar telah Tercerahkan, ketika duduk diam, membuka mata, dengan mengamati makhluk tak berwujud apa yang dibawa serta, langsung dapat mengetahui sifat tamu tersebut, sebab sesuatu berkumpul dengan jenisnya.
Begitu orang itu masuk, Anda membuka mata, langsung nampak orang itu diikuti oleh beberapa Devata yang manggala, semua menyertai di sisinya, berarti orang itu adalah orang yang memiliki berkah kebajikan, sebab banyak Devata yang menyertai di sisi kiri dan kanannya.
Apabila di sekitar orang yang masuk adalah hantu gentayangan, raksasa, dan asura, maka dengan cepat saya akan mengetahui orang macam apakah dia.
Oleh karena itu, daya pikiran Anda lah yang mengundang mereka, mengundang banyak Deva Kebajikan, atau mengundang hantu-hantu sesat yang kemudian terus mengikuti Anda. Bagi yang kerasukan mara, cara pertama adalah mematahkan pikiran sesat, “Pei!” langsung putus. Begitu terputus, mara itu akan sirna.
Cara yang kedua disebut, metode studi dan analisis, yaitu bermenung, dari kata mendengar, memenungkan dan berlatih. Kata menung ini sangat penting, Anda menganalisis mara, bagaimana dia bisa muncul? Pelajari bagaimana kemunculannya, seperti yang baru saja saya katakan, penyebabnya adalah pikiran Anda sendiri yang mengundangnya.
Dalam Tantra yang paling penting adalah pengundangan, Istadevata Prajna ada di angkasa, Anda mengundang-Nya untuk hadir. Demikian pula dengan mara, Anda menggunakan daya pikiran Anda untuk mengundangnya, oleh karena itu ini adalah persoalan pikiran.
Bagaimanakah munculnya mara? Karena hati Anda melekat, karena pikiran Anda, karena lobha, dosa, dan moha Anda. Dari manakah datangnya mara? Sesungguhnya di manakah mara? Bagaimanakah kelenyapan mara? Anda mesti menganalisisnya.
Saya beritahu Anda, lakukan analisis, segala sesuatu bisa dianalisis. Air di dalam gelas ini, di dalamnya ada ‘ice’, ada ‘water’. Air dan es adalah benda yang sama, semua adalah H2O. Anda analisis, berapa banyaknya H? Ada 2. Berapa banyaknya O? ‘One’, satu. Digabungkan menjadi ‘water’, sedikit lebih dingin, dia menjadi ‘ice’, pelajarilah.
Sekarang Anda hendak mempelajari mara, sesungguhnya apa itu mara? Anda menganalisisnya. Setiap hal yang dianalisis, akhirnya tiada. Sesungguhnya segala materi, ada yang disebut elektron, ada yang disebut inti atom, di dalamnya juga ada proton dan neutron. Setiap materi, dianalisis sampai akhir, menjadi ‘hu’ (Bahasa Taiwan: debu), apa itu ‘hu’? Bukan aksara ‘fu’ dari kata ‘funv’, melainkan ‘hu hu hu’ (Bahasa Taiwan), berubah menjadi benda yang paling subtil.
Kayu ini, apabila dibelah, pada akhirnya akan menjadi ‘hu’. Kemudian dibelah lagi, dia pun sirna, tiada.
Mara juga bisa dianalisis, bisa dipelajari, bagaimana munculnya mara? Bagaimana lenyapnya mara? Apa molekulnya? Apa komposisinya? Berapa beratnya? Tergolong sebagai materi yang bagaimanakah dia? Anda dapat menganalisisnya.
Sampai akhirnya, Anda akan menyadari bahwa ternyata mara adalah sunya. Ketika Anda memahami bahwa mara adalah sunya, dia pun tiada, sebab dianalisis sampai akhir adalah tiada.
Seperti kita manusia, merupakan gabungan elemen tanah, air, api, angin, dan kesadaran. Manusia juga bisa dianalisis, ada kulit, daging, tulang, lima organ vital, enam organ pencernaan, sirkulasi darah, ada air, ada suhu tubuh, ada panas, ada materi tanah, ada napas yang berupa udara.
Setelah dipilah sampai akhir, apa itu manusia? sama dengan kosong, tiada. Manusia dianalisis sampai akhir adalah kosong, tiada. Manusia pada dasarnya juga sunya, kedatangan mara juga sunya, demikianlah analisis pada akhirnya tiada apa pun.
Ketika mara telah Anda analisis sampai akhir, dia juga akan ketakutan dan pergi. Sebab ketika Anda menganalisis aku, akhirnya aku juga tiada, apakah mara masih berani tinggal? Tentu saja dia tidak berani lagi, dia akan segera kabur. Sebab Anda sangat mahir dalam menganalisis, ketika dia datang, lakukan analisis. Begitu mara tiba, Anda menganalisisnya sampai jelas, dia akan sirna.
Om Mani Padme Hum.