517 - Samarasayoga (1)
Hari ini kita mengulas Samarasayoga.
Samarasayoga adalah satu rasa, makna yang terkandung sangat mendalam. Mahaguru memiliki jodoh yang sangat erat dengan Padmasambhava, memiliki jodoh yang sangat erat dengan Manjusri Bodhisattva, memiliki jodoh yang sangat erat dengan Vajrasattva, dan memiliki jodoh yang erat dengan Guru Sesepuh Tsongkhapa.
Dalam jodoh yang sangat erat ini, Anda mesti memahami samarasa. Satu rasa yang sama, sifat yang sama, bentuk yang sama. Banyak Buddha dan Bodhisattva yang berbeda nama, namun satu substansi. Walau nama dan sebutannya berbeda, sesungguhnya, hakikat Mereka adalah sama, ini adalah kondisi samarasa.
Dalam sekte Zen dikisahkan, ada seorang Bhiksu Zen yang sedang bermeditasi dan memasuki sebuah kondisi, tembok di sisi Timur memukul tembok di sisi Barat, dan tembok di sisi Barat memukul tembok di sisi Timur. Kondisi apakah ini? Beliau melihat tembok Timur memukul tembok Barat, tembok Barat memukul tembok Timur. Orang awam akan sulit untuk memahami kondisi tersebut, sesungguhnya dalam Tantra ini merupakan kondisi samarasa. Tidak ada perbedaan antara Timur dan Barat, tembok di kedua sisi menyatu, tembok dengan tembok telah menyatu. Dengan kata lain, tiada arah, tiada perbedaan Timur, Barat, Selatan, dan Utara.
Selain itu, di dalam sebuah syair sekte Zen, ada tertulis: “Jembatan mengalir, air tidak mengalir.”, dalam pandangan kita orang awam, air lah yang mengalir, dan jembatan tidak mengalir. Namun dalam syair Zen justru ada: “Jembatan mengalir, air tidak mengalir.”, apa artinya? Kondisi samadhi merupakan kebalikan. Pada saat jembatan dan air berada dalam kondisi manunggal, dia bisa terbalik. Dalam kondisi manunggal, banyak hal yang terbalik.
Seperti tembok Timur memukul tembok Barat, tembok Barat memukul tembok Timur, dalam dunia material, hal ini tidaklah mungkin. Kecuali Anda mengeruk tembok di sisi Timur sampai berlubang, kemudian memukulkan tembok tersebut sampai ke tembok di sisi Barat. Mengeruk tembok di sisi Barat sampai berlubang, kemudian diambil untuk memukul sisi Timur, tetapi Anda tidak mungkin kurang kerjaan melakukan hal seperti itu. Hal itu hanya ada dalam kondisi samadhi.
Jembatan ini sedang mengalir, dan air justru tidak mengalir, ini merupakan kebalikan. Dalam Tantra, kondisi terbalik ini muncul dalam samarasayoga.
Adakalanya, saat berada dalam samadhi, melebur dalam angkasa, Anda tidak akan menyadari di manakah tubuh Anda. Oleh karena itu, di dalam samadhi yang terdalam, tidak menyadari diri sendiri sedang bermeditasi, bahkan samadhi pun tiada. Dalam samadhi terdalam, diri sendiri tidak menyadari bahwa diri sendiri sedang bermeditasi.
Anda telah anatman, tiada lagi kesadaran Anda sendiri, Anda melebur dalam angkasa. Saat itu, ada suatu hal yang sangat takjub, yaitu, Anda dapat beremanasi menjadi tak terhingga banyaknya, Anda dapat mencapai berbagai loka, Anda bisa berada di berbagai tempat. Sebab Anda telah berada dalam angkasa, dan angkasa luas tak bertepi. Karena luas tak bertepi, maka Anda dapat muncul di banyak tempat. Emanasi yang tak terhingga banyaknya akan muncul. Kondisi ini disebut samarasayoga.
Sebelumnya kita telah pergi melihat danau, ada seorang siswa bertanya: “Mahaguru Lu sering membahas melebur dalam danau, melebur dalam gunung, bagaimana meleburnya?” Setelah melihat danau, dia menanyai saya: “Saya ingin melebur dalam danau, bagaimana caranya?”
Tentu saja saat itu saya menjawabnya, namun sesungguhnya saya sangat ingin mengatakan: “Sekarang Anda telah berdiri di tepi danau, bersiaplah untuk melompat ke dalam air, ‘byur!’ bukankah Anda telah melebur!” Melebur dalam danau sangat mudah.
Anda ingin melebur dalam gunung? Saya katakan: “Baiklah, Anda berdiri di sisi gunung, beranjali, kemudian langsung lompat, langsung masuk ke dalam gunung, maka Anda telah melebur dengan gunung.”
Sesungguhnya bukan demikian, dalam Tantra, yang dimaksud dengan melebur dalam danau, dan melebur dalam gunung, yaitu membuka hati Anda, ‘Open your heart.’ Membuka hati Anda, visualisasikan danau itu mengalir masuk ke dalam tubuh Anda. Dalam pikiran Anda, Anda telah berada di tengah danau. Perlahan-lahan, danau dan tubuh Anda manunggal.
Bahkan darah dalam tubuh Anda menjadi samarasa dengan air danau. Ketika jiwa dan raga Anda telah manunggal sepenuhnya dengan danau, telah berada dalam kondisi samarasa, berarti telah menjadi satu, telah melebur dalam danau. Ketika Anda bermeditasi, air danau memasuki hati Anda, darah yang mengalir, semua adalah air danau, pikiran Anda adalah danau yang tenang. Secara perlahan-lahan, Anda manunggal dengan danau, demikianlah melebur dengan danau.
Dulu telah mengulas ‘teleportasi air’ dan ‘visualisasi air’, dalam Dao ada teleportasi air, yang ini lebih misterius, asalkan ada air, misalnya secangkir air ini, dia dapat memasukinya, kemudian dari secangkir air ini, dia bisa tiba di danau, bahkan mencapai lautan. Kemudian, dengan satu niat, dia dapat mencapai tempat lain, ini adalah teleportasi air.
Om Mani Padme Hum.