522 - Karakteristik Yoga Mahamudra (4)
Kita lanjutkan pengulasan karakteristik Yoga Mahamudra.
Sebelumnya kita telah membahas samarasayoga, karakteristiknya adalah pembebasan, benar-benar terbebaskan dari klesha. Tanpa samarasa, Anda tidak akan bisa terbebaskan dari klesha, dan terus terang, saat ini, di dunia ini, berapa orang yang benar-benar terbebaskan dari klesha?
Karena Anda telah mencapai kondisi samarasa, maka orang yang Anda benci mesti dipandang sebagai orang yang Anda kasihi. Musuh Anda, mesti dipandang sebagai orang yang Anda kasihi.
Dalam pustaka Suciwan juga tertulis, “Kasihilah musuh-musuhmu.”, ini artinya sanggup melakukan apa yang sangat sukar untuk dilakukan, sangat sukar bagi Anda untuk melakukannya, namun apabila Anda sanggup mempraktikkannya, maka inilah bhavana yang sejati. Bila tidak, apabila bhavana hanya menggunakan sifat manusia awam, berarti semua orang dapat dikatakan sedang berbhavana. Sesuka hati mencinta dan membenci, sesuka hati mengambil dan memberi, bhavana macam apakah ini? Bhavana yang sejati adalah samarasayoga.
Sampai pada tingkatan ini disebut sebagai tiada persoalan. Dalam pandangan Anda, segala perselisihan antar umat manusia, semuanya tiada lagi, inilah tiada persoalan.
Apabila hari ini Anda mengalami banyak gangguan, misalnya perselisihan, yang ini mengatakan benar, yang itu mengatakan salah, sebentar mengatakan Timur, sebentar mengatakan Barat, mengkritik ini dan itu, tanpa henti, selamanya fitnahan tidak akan pernah berhenti, hati Anda tidak bisa tenang, apabila Anda melekatinya, bagaimana mungkin Anda bisa terbebaskan?
Karakteristik samarasayoga mengajarkan kepada Anda, meski di sekitar Anda ada persoalan-persoalan tersebut, namun batin Anda ibarat air tenang, batin Anda senantiasa damai. Anda telah sepenuhnya melampaui, inilah samarasayoga. Sangat sukar!
Sebagian besar orang di dunia ini, ketika berjumpa dengan orang yang sangat tidak disukai, yang tidak cocok, semakin dilihat akan semakin menyebalkan, bahkan tidak sudi untuk menggunakan kakus yang sama dengannya, di waktu makan juga tidak sudi untuk duduk di sampingnya. Bahkan, apabila dia makan di dalam restoran tersebut, maka saya tidak akan pergi ke sana. Dia menyapa saya, saya memberinya (Mahaguru memperagakan), untuk apa menyapa saya? Sebagian besar orang akan demikian. Apabila Anda menyapanya, menganggukkan kepala dan tersenyum, “Huh! Orang ini sangat berbahaya!” Semua demikian, demikianlah sifat manusia.
Apabila saat ini Anda mencapai tingkatan samarasayoga, luar biasa, tingkatan ini sukar dicapai. Ketika seseorang menjebak Anda, sehingga Anda masuk penjara, setelah keluar dari penjara Anda justru memeluk dan menciumnya, menganggapnya sebagai orang yang terkasih. Mungkinkah ini terjadi? Kebencian bahkan bisa membuat Anda tidur sambil menggertakkan gigi di tengah malam.
Bagi sebagian orang, ketika kebencian mulai timbul, saat melihat orang yang dibenci, seseorang berterus terang memberitahu saya, dia mengatakan: “Ketika saya melihatnya, ingin rasanya menggigit sampai dagingnya terlepas!” Mana mungkin bisa mengasihi orang tersebut?
Oleh karena itu, orang yang tidak cocok, sungguh sukar dikatakan, sungguh sangat sukar. Adakalanya kita memperlakukan orang lain dengan sangat baik, memberikan segala-galanya untuknya. Kita berlapang dada dalam segala hal, tanpa menyimpan sesuatu, semua diberikan kepadanya. Namun sebaliknya, ketika dia balik menggigit, rasa yang timbul, sungguh ibarat puluhan ribu panah menembus jantung. Seratus persen Anda memperlakukan orang itu dengan baik, namun dia malah balik mencelakai Anda. Bagaimana ini?
Pembebasan sejati dalam samarasayoga, menganggapnya tiada. Dengan demikian baru bisa terbebaskan, sama sekali tiada persoalan tersebut, dengan demikian Anda pun terbebaskan.
Bisa saja Anda mengalami situasi semacam itu, dituduh, padahal tidak ada hal tersebut, namun semua orang mengatakan ada. Semua opini publik di surat kabar menyerang Anda seorang diri, puluhan ribu panah menembus jantung, apa yang Anda lakukan? Anda mesti menganggapnya tiada persoalan.
Mahaguru sendiri merupakan orang yang berpengalaman, semenjak mulai mempelajari Buddhisme dan mendirikan aliran, banyak fitnahan di sekitar, apabila Anda sanggup melaluinya, sungguh tidak sederhana.
Ketika seseorang dipermalukan, dipersalahkan, dan dihina, kadang akan timbul keinginan bunuh diri, bukan membunuh keakuan seperti Arahat, melainkan mengakhiri nyawa diri sendiri, sudah bosan hidup. Namun ketika Anda berada dalam samarasayoga, Anda tidak mengacuhkannya, memandangnya remeh, menganggapnya tiada, sama sekali tiada persoalan tersebut, sepenuhnya sunyata, ini tidak mudah, oleh karena itu samarasayoga sangat-sangat sukar.
Ketika seorang sadhaka mencapai samarasayoga, baginya melakukan apa pun boleh, semua adalah murni. Sebelumnya telah saya katakan, Anda berada dalam samarasa, berjalan boleh, naik mobil juga boleh, naik kapal juga boleh, naik mobil apa pun boleh, ini adalah samarasa.
Mengenakan pakaian butut juga boleh, mengenakan brokat juga boleh. Buddhata yang nampak tidak berubah, maitri karuna mudita dan upeksha telah bersinar, tiada lagi pandangan dualisme. Terhadap siapa pun, memperlakukan dengan setara. Bahkan memandang semua orang ibarat Buddha, Bodhisattva, demikianlah samarasa, menurut saya, tingkatan ini sudah sangat tinggi.
Bagi para insan, untuk mencapai samarasa sangatlah sukar. Para insan terkotak-kotak, saya tergolong grup ini, maka saya membantah apa yang dikatakan oleh grup lain, semua demikian.
Di dalam samarasayoga, Anda benar-benar terbebaskan dari klesha. Di dalam samarasayoga, Anda tidak lagi memikirkan kepentingan pribadi, telah anatman, inilah pembebasan yang sejati.
Om Mani Padme Hum.