Bab 1 Bag 1. Hanya Buddhisme Satu-satunya Jalan Untuk Mencapai Pembebasan
Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana
Oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu
14 Juli 1994
Hari kita mengulas ‘Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana’ ( Sngagsrim Chenmo /密宗道次第廣論 / Mi-zong-dao Ci-di Guang-lun ). Yang akan kita ulas adalah: ‘Bag 1. Hanya Buddhisme Satu-satunya Jalan Untuk Mencapai Pembebasan’
Bagian ini bukan ditulis oleh Mahaguru Tsongkapa, melainkan hasil terjemahan oleh ‘Fa-zun’. Penerjemahan bagian ini sangat tidak baik ! Dapat dikatakan sangat sedikit yang bisa memahami arti dari bagian ini. Kalimat-kalimatnya seakan-akan tidak nyambung, juga tidak dapat dikaitkan. Banyak orang yang tidak tahan membaca hasil terjemahan risalah ini, tapi saya tetap membacanya sampai habis, dan saya memang menjumpai terjemahannya sangat kacau.
Oleh karena itu, penerjemahan kitab seperti ini, dikatakan sebagai Bahasa Tionghoa Klasik juga bukan ; Dikatakan bahasa kitab juga bukan ; Dikatakan Bahasa Tionghoa Sehari-hari juga samasekali salah ! Bahasa apakah ini ? Bahasa dia sendiri.
Pantasan, saya bertanya kepada banyak orang siapa yang sudah membacanya sampai habis ? Semua mengatakan tidak dapat dibaca. Saya sendiri berusaha untuk membacanya sampai habis, sungguh ! Penulisannya sungguh buruk ! Terjemahannya untuk ‘Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan’ ( Lamrim Chenmo /菩提道次第廣論 / Pu-ti-dao Ci-di Guang-lun ) masih lumayan, tapi yang ini, sungguh benar-benar ! Sepertinya jika hendak menulisnya ulang pasti akan sangat melelahkan. Tapi jika tidak ditulis ulang rasanya menyedihkan.
“Hanya Buddhisme Satu-satunya Jalan Untuk Mencapai Pembebasan.” Apa maksudnya ?
Maksud dari judulnya adalah : “Hendaknya diketahui bahwa hanya Buddhisme yang merupakan satu-satunya jalan menuju pembebasan.” Saya tidak perlu membacakan keseluruhan risalah ini, sebab jika saya bacakan, tidak akan nyambung ! Anda tidak akan memahami maksudnya. Ada kalimat yang tidak dapat diungkapkan maknanya.
Kemarin, saat pertama kali kita mengulas ‘Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana.’, Guru Leluhur Tantrayana, Mahaguru Tsongkapa benar-benar hadir untuk mengadhistana pengulasan risalah ini ;
Saya tidak berdusta, Beliau hadir di angkasa, sinar yang dipancarkan bagaikan benang emas, muncul seperti dirajut.
Hari ini saya khusus memakai rompi naga ini. Kancing rompi ini dibuat dari emas asli , sangat langka ; Dikarenakan Mahaguru Tsongkapa memancarkan benang-benang sinar keemasan, maka hari ini saya mengenakan rompi naga yang berkancing emas , yang berarti yukta dengan Mahaguru Tsongkapa.
Mahaguru Tsongkapa hadir di angkasa memancarkan benang sinar keemasan, kemudian Beliau menetap di atas ubun-ubun saya, melebur dalam diri saya, diri sendiri berubah menjadi Mahaguru Tsongkapa. Kemarin ada fenomena demikian, Guru Leluhur mengadhistana pengulasan risalah ini.
Hari ini kita hendak mengulas : “Hanya Buddhisme Satu-satunya Jalan Untuk Mencapai Pembebasan.” Bagaimana menerapkannya ? Di dalam dijelaskan bahwa siapapun yang ingin mencapai pembebasan harus menekuni Mahadgata ( aktivitas agung ) Bodhisattva. Tidak boleh jalan Hinayana ! Juga tidak boleh mengejar pencapaian Arahat !
Untuk pembebasan harus Mahayana ; Hanya Aktivitas Agung Bodhisattva yang membawa pada pembebasan sejati. Oleh karena itu harus bertekad menjadi Bodhisattva, jangan menempuh bhavana untuk diri sendiri. Di sini sangat jelas dituturkan untuk memberikan manfaat pada para insan. Buddha Dharma adalah untuk memberikan manfaat pada semua makhluk, bahkan tiap tarikan dan hembusan nafas ditujukan untuk memberi manfaat pada para insan. Ini hanya ada dalam Tantrayana.
“Kebawah, satu tarikan dan hembusan nafas menjadi upaya kausalya agung memberi manfaat pada para insan.” Ini adalah sebuah kalimat di dalamnya, bahkan bernafaspun harus memberikan manfaat pada semua makhluk. Coba Anda renungkan, di kebanyakan agama apakah ada dinyatakan : “Dalam setiap tarikan dan hembusan nafas dapat memberi manfaat pada para insan luas ?” Pernahkah Anda mendengarnya dari siapapun ? Menghirup oksigen, menghembuskan karbondioksida, mungkin ini juga bisa memberi manfaat pada semua makhluk, Anda menghirup oksigen dari tumbuhan, kemudian menghembuskan karbondioksida diberikan pada tumbuhan, Anda memberi manfaat kepada tumbuh-tumbuhan. Bagaimana dengan manusia ? Apakah Anda memberi manfaat pada mereka ? Udara kotor yang dihembuskan saat manusia berkumpul adakalanya malah membuat tidak tahan, bagaimana dikatakan memberi manfaat ?
Dalam Tantrayana ada metode untuk memberi manfaat kepada semua makhluk. Seorang Siddha, dalam setiap tarikan nafasnya bervisualisasi menghirup hawa gelap, dan yang dihembuskan adalah hawa terang, sebab ia menghirup semua karma buruk para insan memasuki hati sendiri untuk ditransformasikan menjadi sinar Buddha berwarna putih ; Kemudian dengan nafas Buddha ini memberikan manfaat bagi para insan. Ini hanya ada dalam Tantrayana.
Pernahkah Anda mendengar bhiksu sutrayana mengatakan : “Saya menghirup nafas dan menghembuskan nafas, maka semua makhluk memperoleh manfaat !” Tidak ada, ini hanya ada dalam Tantrayana ! Saat mulai menekuni bhavana Anda mengatakan : “Ah ! Saya ingin menjadi Bodhisattva, saya juga ingin menghirup kegelapan dan menghembuskan terang !” Begitu Anda mengirup kegelapan, kedua mata Anda langsung memutih, langsung sakit, hampir saja meninggal dunia, sebab kekuatan kebajikan belum mencukupi, oleh karena itu Anda perlu ‘Menghirup Terang dan Menghembuskan Kegelapan”
Dalam sadhana, tiap kali visualisasi, prana yang dihirup pasti berwarna putih, yaitu arus Dharma berwarna putih yang dialirkan oleh yidam, memasuki diri Anda, kemudian Anda menghembuskan prana gelap, ini disebut sadhana ; Kebalikanya, saat Anda telah mencapai keberhasilan, Anda harus menanggung penderitaan insan, Anda haru menghirup kegelapan dan menghembuskan terang demi memberi manfaat pada para insan. Ini hanya ada dalam Tantrayana.
Oleh karena itu : “Melalui praktek memperoleh realisasi Visesaphala, ke bawah dalam tiap tarikan dan hembusan nafas menjadi upaya kausalya agung memberi manfaat pada para insan.” Kalimat ini tidak terlampau berkaitan.
Namun kita mengetahui bahwa ia memberikan manfaat pada semua makhluk. Oleh karena itu Guru Leluhur mengatakan bhavana haruslah menekuni aktivitas agung Bodhisattva, bahkan hingga tarikan dan hembusan nafas-pun memberikan manfaat kepada semua makhluk. Ini adalah makna dari satu paragraf ini.
Selain itu ia mengatakan ‘Mahaguru’, sebelumnya saya telah mengatakannya, siapakah ‘Mahaguru’ yang dimaksud ? Yaitu Sakyamuni Buddha. Siapakah Beliau ? Yaitu Hyang Buddha. Siapakah Buddha ? Beliau adalah yang mencapai pembebasan sejati, oleh karena itu disebut ‘Maha’. Apa yang dimaksud dengan ‘Maha’ ? ‘Maha / Keagungan adalah Manunggal dengan Kebenaran.’ Saat Anda telah manunggal dengan Kesadaran Tertinggi Semesta , barulah Anda disebut ‘Maha’. Bila tidak demikian, semua hanyalah permainan kata-kata belaka, semuanya adalah kecil, tidak ada apapun yang ‘Maha’.
Saya ingat, sepertinya Wang Yang-ming pernah menulis sebuah sajak, bagaimana sajak tersebut ? Membahas mengenai besar dan kecil. Apakah kalian dapat membacakannya ? Isinya mengenai rembulan dan gunung. Siapakah yang ingat kalimat pertamanya ? Benar !Benar ! Seperti yang dikatakan Lian-deng, “Gunung dekat, rembulan jauh jaraknya, merasa rembulan sangat kecil. Dari sini gunung seakan besar bagai rembulan ; Apabila manusia memiliki mata seluas langit, maka mengetahui bahwa gunung tinggi dan rembulan lebih besar.”
Apa itu agung / Maha ? Mahaguru Tsongkapa mengatakan : “Dapat memahami jalan pembebasan dan diri sendiri juga telah merealisasi pembebasan sejati, inilah Keagungan.”
Diluar ini, semua adalah kecil, semua adalah permainan kata-kata belaka. Saat ini banyak yang menyebut dirinya sebagai Mahaguru / Guru Besar, namun Anda harus mengamatinya ! Dia merupakan Guru Besar jenis apa ? Apakah seorang Guru Besar ahli fengshui ? Apakah pelukis ? Apakah seniman ? Apakah Guru Besar tari ? Apakah Guru Besar musik ? Tentu saja Guru Besar Agama Buddha juga sangat banyak !
Namun apakah dia benar telah terbebaskan ? Seorang yang telah mencapai pembebasan sejati akan melakukan segala sesuatu dilandasi Kebenaran ; Manunggal dengan semesta, manunggal dengan Kebenaran Tertinggi, ini disebut ‘Maha’.
Selain itu semua tidak dapat disebut ‘Maha’. Inilah hal yang paling utama hendak diungkapkan oleh Mahaguru Tsongkapa di dalam risalah ini. Di sini juga ada ‘samadhi’ dan ‘pembebasan’, yaitu ‘Pembebasan Melalui Samadhi’. Kita ingin mencapai Pembebasan melalui Samadhi, “Yang memiliki kekuatan Prajna, hendaknya berusaha mencapai realisasi yang menuntun pada kekokohan samadhi dan pembebasan.” Apabila kekuatan Prajna Anda tinggi, pasti akan berusaha meraih realisasi. Setelah memperoleh realisasi, maka barulah samadhi dan pembebasan Anda akan menjadi kokoh ; Dengan kata lain, Pembebasan melalui samadhi dapat menjadi kokoh dikarenakan Anda telah memiliki realisasi. Realisasi sendiri dapat menghasilkan kekuatan kekokohan.
Kebanyakan orang memeluk agama hanya kulit luarnya saja. Saat ia tidak mampu mencapai realisasi, ada kalanya ia menjadi sangat yakin, tapi ada kalanya keyakinannya sangat lemah ; Siswa yang demikian juga sangatlah banyak, umat Buddha yang demikian sangat banyak, sebab mereka cenderung tidak memiliki kekuatan Prajna. Bagi yang memiliki Prajna yang kuat , pasti berusaha mencapai realisasi. Sedangkan bagi yang kekuatan Prajna nya lemah dia hanya bisa terombang-ambing di lautan keagamaan.
Oleh karena itu dalam Tantrayana dibahas mengenai bagaimana mencapai realisasi. Tanpa realisasi, maka keyakinan Anda tidak akan kokoh. Siswa yang memiliki keyakinan rapuh sangatlah banyak, ada beberapa siswa yang selalu dihantui oleh banyak keraguan, yaitu pikiran yang selalu mencurigai. Dengan demikian keyakinannya selamanya hanya ada di kulit luar belaka, sangat lemah, tidak mampu mengokohkan keyakinan diri sendiri. Ini merupakan sebuah hal yang penting.
Dalam bagian ini juga dibahas mengenai perlunya pemahaman yang murni ; Yaitu merealisasikan kebenaran yang sejati dari Buddhisme dengan menggunakan pemahaman yang murni. Ini juga poin yang penting.
Apabila Anda ingin menekuni Buddhisme, maka Anda harus bersukacita dalam usaha mencapai pembebasan. Anda harus benar-benar bersukacita menempuh jalan menuju pembebasan, memahami semua tahapan sadhana, memahami kebenaran dalam ajaran.
Demi mencapai Kebenaran Sejati yang suci, Anda harus tekun mengembangkan sikap batin penuh sukacita , kemudian mempertahankannya selamanya, dengan demikian barulah Anda dapat memperoleh Pembebasan Sejati.
Mengenai jalan Pembebasan Sejati di sini ditulis banyak sekali, sedangkan mengulas perihal ‘Bersarana’, apabila Anda tidak benar-benar ingin menempuh jalan pembebasan , berarti ‘Sarana’ ( perlindungan ) tersebut bukanlah ‘Sarana’ yang sejati.
“Bersukacita memohon jalan pembebasan dari Sarana.” Maksudnya adalah apabila Anda tidak benar-benar bersukacita dalam memohon jalan pembebasan, berarti yang Anda lakukan bukanlah ‘Bersarana’ yang sejati. Oleh karena itu bersarana kepada Vajra Acarya, bersarana kepada Buddha , bersarana kepada Dharma dan bersarana kepada Sangha merupakan sebuah Kebenaran Sejati, Anda bersukacita memohon jalan pembebasan, kemudian Anda bersarana pada ajaran Buddha, satu-satunya jalan untuk memperoleh pembebasan adalah melalui ajaran Hyang Buddha. Demikianlah apa yang diulas dalam keseluruhan bagian ini.
“Hanya Buddhisme Satu-satunya Jalan Untuk Mencapai Pembebasan.” Seperti misalnya kemarin ada seorang siswa yang telah bersarana, tapi dia kemari dan bertanya kepada saya : “Mahaguru, apakah Anda bersih ?” Dia bertanya apakah saya ini bersih, bagaimana saya mengungkapkan bahwa diri saya bersih ? Setiap hari saya mandi !
Yang bagaimana baru dikatakan bersih ? Ia mengatakan bahwa ia tidak rela bersarana pada seorang Guru yang tidak bersih. Saya beritahu Anda, sekalipun Anda membawa lentera dan mencari ke seluruh dunia, Anda tidak akan menemukan Guru yang besih .
Bagaimana mungkin tidak ada Guru yang bersih ? Pasti Anda akan merasa heran ! Apakah Anda mengatakan diri sendiri tidak bersih ? Saya beritahu Anda semua, seseorang, seorang sadhaka, apabila ia mampu memahami Kebenaran dari ajaran yang disampaikan oleh Hyang Buddha, ia mampu mentransmisikan Kebenaran Sejati tersebut, memahami tahapan mencapai Kebuddhaan, ini sudah sangat luar biasa ! Yang demikian sudah memiliki kualifikasi sebagai Acarya, sudah merupakan orang yang sempurna di dunia ini. Kita mengetahui bahwa Hyang Buddha yang mencapai Pencerahan Agung adalah sangat sempurna. Sedangkan Bodhisattva masih mempunyai kekurangan, terlebih lagi adalah Arahat. Anda harus mencari Buddha yang menetap di dunia, sangat sukar ! Sekalipun mencari sambil membawa lentera juga sangat sukar ditemukan. Sesungguhnya Anda dapat menemukan saya ini sudah sangat baik. Meski tidak seratus persen , namun setidaknya sembilan puluh sembilan persen, benar tidak ? Sudah lumayan baik !
Mahaguru juga mempunyai realisasi. Begitu saya menjamah kepala Anda dan mengatakan “Malam saya akan menemui Anda.” Maka Anda akan langsung memperoleh respon spiritual. Maka malam harinya Anda sungguh mengetahui bahwa Mahaguru mencari Anda dalam mimpi. Ini adalah realisasi Mahaguru, sangat sederhana ! Saya mengatakan saya akan memberi Anda petunjuk mimpi, saya jamah sejenak kepala Anda, maka saya bisa memasuki mimpi Anda, inilah realisasi saya. Saya adalah seorang Acarya yang telah memiliki realisasi. Sudah lumayan baik ! Kemana Anda mau mencari ? Di dunia ini sangat jarang Guru yang benar-benar tercerahkan.
Saya mampu mengulas risalah ini, ini juga menunjukkan dimanakah realisasi saya. Saya tidak berdusta ! Saat saya mengulas risalah ini, Mahaguru Tsongkapa hadir mengadhistana. Guru yang demikian hendak dicari dimana ? Anda masih menuntut saya untuk bersih ? Apakah saya harus memohon sertifikat bersih dari pemerintah Amerika maupun Taiwan ? Siapa yang mampu benar-benar membuktikan bersihnya saya ? Bukankah demikian !
Sertifikat penduduk yang baik ? Saya teringat saat hendak pindah ke Amerika, saya datang dengan membawa sertifikat penduduk yang baik. Saya merupakan penduduk yang baik, tentu saja bersih ! Saya tidak melakukan hal-hal yang melanggar sila. Saya mengatakan yang sebenarnya.
Oleh karena itu, saya ini orang yang bersih. Semoga Anda memahami bahwa seorang penekun Buddhisme harus mempunyai realisasi ; Seorang Acarya yang memiliki realisasi dan memahami tahapan bhavana merupakan seorang Acarya yang sempurna.
Om Mani Padme Hum
14 Juli 1994