Dharmaraja Lian-sheng Mengulas Satya Buddha Sutra
( Pengulasan Kedua )
Dharmadesana 15 Oktober 1988
Kutipan Teks Sutra Mandarin :
放光遍照於三際。一如無間能現證。
Fàngguāng biànzhào yú sānjì. Yīrú wújiàn néng xiàn zhèng.
佛子時時常哀請。光明注照福慧增。
Fozǐ shíshí cháng āiqǐng. Guāngmíng zhùzhào fúhuì zēng.
昔日釋迦來授記。阿彌陀佛殷付托。
Xīrì shìjiā lái shòujì. Amítuófó yīn fùtuō.
彌勒菩薩戴紅冠。蓮華大士授密法,
Mílè púsà dài hóngguān. Liánhuá dàshì shòu mìfǎ,
祈請不捨弘誓願。救度我等諸眾生。
qíqǐng bùshě hóng shìyuàn. Jiùdù wǒ děng zhū zhòngshēng.
如是護念而攝受。祈請加持速成就。
Rúshì hùniàn ér shè shòu. Qíqǐng jiāchí sùchéngjiù.
南無毘盧遮那佛。
Námó pílúzhēnà fo.
南無佛眼佛母。
Námó fóyǎn fomǔ.
南無蓮花童子。
Námó liánhuā tóngzǐ.
南無蓮生活佛。
Námó liánshēng huófó.
南無真佛海會十方三世諸佛菩薩摩訶薩。
Námó zhēnfo hǎihuì shífāng sānshì zhūfo púsà móhēsà.
唸聖誥三遍
Niàn shènggào sānbiàn
西方蓮池海會。摩訶雙蓮池。十八大蓮花童子。
xīfāng liánchí hǎihuì. Móhēshuāngliánchí. Shíbā dà liánhuātóngzǐ.
白衣聖尊。紅冠聖冕金剛上師。主金剛真言界秘密主。
Báiyī shèngzūn. Hóngguān shèngmiǎn jīngāng shàngshī. Zhǔ jīngāng zhēnyánjiè mìmì zhǔ.
大持明第一世靈仙真佛宗。盧勝彥密行尊者。
Dà chímíng dìyī shì língxiān zhēnfo zōng. Lúshèngyàn mìxíng zūnzhě.
香讚:
Xiāng zàn:
爐香乍熱。法界蒙熏。真佛海會悉遙聞。隨處結祥云。
Lú xiāng zhà rè. Fǎjiè méngxūn. Zhēnfo hǎihuì xī yáo wén. Suíchù jié xiángyún.
誠意方殷。諸佛現全身。
Chéngyì fāng yīn. Zhūfo xiàn quánshēn.
南無香雲蓋菩薩摩訶薩。
Námó xiāngyúngài púsà móhēsà.
南無香雲蓋菩薩摩訶薩。
Námó xiāngyúngài púsà móhēsà.
南無香雲蓋菩薩摩訶薩。
Námó xiāngyúngài púsà móhēsà.
南無真佛會上諸佛菩薩摩訶薩(三稱)
Námó zhēnfo huìshàng zhūfo púsà móhēsà ( 3 x )
Kutipan Teks Sutra Dalam Bahasa Indonesia :
Cahaya menyinari masa lampau, saat ini dan yang akan datang.
Konfirmasi Agung tak terrintangi oleh ruang dan waktu.
Siswa Buddha senantiasa memohon dengan tulus,
Supaya cahaya terang menyinari, menumbuhkan berkah dan Prajna.
Dahulu,
Sakyamuni Buddha telah hadir menganugerahi vyakarana,
Amitabha Buddha menitipkan misi,
Maitreya Bodhisattva menganugerahkan Mahkota Merah,
Guru Padmasambhava mentransmisikan Tantra Dharma.
Siswa memohon supaya tidak melepaskan Pranidhana Nan Agung.
Untuk menuntun kami dan semua makhluk.
Demikianlah kami memohon supaya Guru Buddha melindungi dan menerima,
Mengadhistana supaya segera mencapai Siddhi.
Namo Vairocanaya Buddhaya
Namo Buddha-locanyai Buddhamatryai
Namo Padmakumaraya
Namo Guru Buddha Lian-sheng
Namo Sarva Buddha Bodhisattva Mahasattva di sepuluh penjuru dalam tiga masa pada Pasamuan Satya Buddha.
Melantunkan Nama Agung (3x):
Dari Pasamuan Kolam Padma Maha-padminiloka di Buddha-ksetra Barat, Delapan Belas Maha-padmakumara, Arya Berjubah Putih, Vajracarya Bermahkota Merah dan Berpita Suci, Guhyapati Sarva-vajra Mantra-loka, Maha Vidyadhara Satya Buddha Generasi Pertama , Arya Tantrika Sheng-yen Lu.
Pendupaan :
Pendupaan mulai menghangat dan menyala-nyala.
Dharmadhatu diliputi wanginya.
Wanginya di hadapan Samudra Pasamuan Satya Buddha.
Awan kebahagiaan terbentuk di mana-mana,
Saat pujianku telah berlimpah-limpah,
Para Buddha menampakkan diri-Nya.
Namo Duphameghaatrapatraya Bodhisattvaya Mahasattvaya
Namo Duphameghaatrapatraya Bodhisattvaya Mahasattvaya
Namo Duphameghaatrapatraya Bodhisattvaya Mahasattvaya
Namo Sarva Buddha Bodhisattva Mahasattva di Pasamuan Satya Buddha ( 3x )
-------------------------
Hari ini mengulas kalimat : ‘Memancarkan cahaya menyinari masa lampau, saat ini dan yang akan datang.’
Pada upacara penyeberangan arwah tahun ini juga ada banyak foto cahaya. Yang di maksud dengan menyinari Tiga Masa adalah masa lampau, saat ini dan yang akan datang.
‘Konfirmasi Agung tak terrintangi oleh ruang dan waktu.’, tiada batasan waktu, sepenuhnya luas tak terhingga, semua dapat langsung dibuktikan.
‘Siswa Buddha senantiasa memohon dengan tulus.’ Maksudnya adalah seorang umat Buddha setiap saat senantiasa berbhavana. Yang dimaksud dengan ‘Memohon dengan Tulus’ bukan berarti sesuatu yang sangat menyedihkan, terus-terusan berseru tanpa henti, melainkan seorang sadhaka setiap saat senantiasa melakukan semacam persiapan untuk meninggal dunia, senantiasa berbhavana, setiap saat senantiasa murni. Dengan demikian akan banyak cahaya yang menyinari Anda, sehingga berkah dan Prajna Anda terus bertumbuh tiap kali Anda bersadhana, terus sampai paripurna.
Dulu Sakyamuni Buddha pernah hadir memberikan vyakarana kepada Padmakumara, vyakarana adalah kelak Anda akan mencapai Kebuddhaan, hendak menuntun semua makhluk , membangkitkan Bodhicitta.
Dulu Amitabha Buddha pernah menitipkan tanggung jawab penuntunan semua makhluk kepada Padmakumara.
Maitreya Bodhisattva juga mengenakan Mahkota Merah kepada Padmakumara.
Guru Padmasambhava juga mentransmisikan Dharma Tantra untuk menuntun semua makhluk di dunia kepada Padmakumara.
Dikarenakan mempunyai silsilah sejati tersebut, oleh karena itu seorang sadhaka tidak boleh mencampakkan dan tidak boleh melupakan semua ikrar yang telah dibuat semasa awal bersarana. Pernah membangkitkan ikrar dan memiliki tekad untuk mengembangkan Bodhicitta, inilah makna dari ‘tidak melepaskan Pranidhana Nan Agung’.
Juga berarti, Padmakumara pernah membuat pranidhana untuk menuntun semua makhluk. Saat ini mohon jangan melupakan pranidhana yang pernah engkau buat, jangan sampai ada satu insan yang terluput, harus menuntun semuanya. Inilah makna dari kalimat ‘Untuk menuntun kami dan semua makhluk.’
Dengan demikian Padmakumara sedang melindungi pikiran Anda, menerima dan menolong Anda. Memohon adhistana Padmakumara, supaya dapat segere mencapai Siddhi.
Bagian akhir dari Gatha Permohonan Adhistana Guru Buddha Lian-sheng mengutarakan silsilah, yaitu :
Namo Vairocanaya Buddhaya
Namo Buddha-locanyai Buddhamatryai
Namo Padmakumaraya
Namo Guru Buddha Lian-sheng
Namo Sarva Buddha Bodhisattva Mahasattva di sepuluh penjuru dalam tiga masa pada Pasamuan Satya Buddha.
Mahasattva berarti Makhluk Agung, Bodhisattva Agung.
Oleh karena itu silsilah kita ini sangat penting, saat permulaan adalah Buddha di Tengah, yaitu Buddha Asali, Buddha Mula, Beliau adalah Vairocana Buddha.
Kemudian Vairocana Buddha bermanifestasi menjadi Buddhalocani Bhagavati, sepasang Mata Buddhaloacani Bhagavati bermanifestasi menjadi Mahapadminiloka, dan cahaya terang Mahapadminiloka bermanifestasi menjadi Padmakumara.
Hari ini Mahaguru membahas Silsilah Agung, inilah Para Buddha Bodhisattva Agung : ‘Namo Sarva Buddha Bodhisattva Mahasattva di sepuluh penjuru dalam tiga masa pada Pasamuan Satya Buddha.’
Berikutnya adalah Melantunkan Nama Agung tiga kali, Nama Agung ini sangat panjang, jika dicetak dalam sebuah kartu nama akan penuh, oleh karena itulah Mahaguru sangat jarang mencetak kartu nama, semua kartu nama dicetakkan oleh siswa. Sebenarnya Mahaguru sendiri hanya mencetak sedikit, namun beberapa siswa memperbanyaknya untuk dibagikan ke vihara-vihara, saya mengatakan bahwa saya tidak pernah membagikan kartu nama kepada orang –orang. Jika hendak mencetak kartu nama yang sesungguhnya, maka Nama ini terlalu panjang, sekalipun dicetak dalam sebuah buku juga tidak akan muat.
‘Pasamuan Kolam Padma Maha-padminiloka di Buddha-ksetra Barat’ adalah kolam Padma dari Buddha-ksetra Amitabha di Barat, luasnya bagaikan samudra. Di pasamuan yang luas ini, terdapat dua kolam Padma. Di dalam kolam Padma ini terdapat Delapan Belas Maha Padmakumara, di antaranya ada Arya yang mengenakan jubah putih, Mahaguru sendiri tidak sering mengenakan pakaian putih, hanya saja rambut yang mulai beruban.
‘ Vajracarya Bermahkota Merah dan Berpita Suci’ adalah dikarenakan Maitreya Bodhisattva yang mengenakan Mahkota Merah dengan sepasang pita suci terjuntai. Vajra Acarya ini memperoleh Vajracitta, seorang Guru Anuttara. Inilah ‘ Vajracarya Bermahkota Merah dan Berpita Suci’
‘Guhyapati Sarva-vajra Mantra-loka,’ adalah nirmanakaya saat ini. Guhyapati adalah Vajrasattva. Sataksara Vidya dari Vajrasattva adalah Vajracitta. Mengapa disebut ‘Guhyapati Sarva-vajra Mantra-loka,’ ? Sebab Beliau telah memperoleh Vajracitta, sama dengan Vajrasattva mengemban misi pembabaran Dharma, oleh karena itu Vajra-mantra-loka menjadikannya sebagai pimpinan. Inilah pengulasan untuk kalimat ‘Guhyapati Sarva-vajra Mantra-loka,’
Oleh karena itu Mahaguru segera menuliskan empat buku, yang satu disebut ‘Guhya dalam guhya’, yang kedua adalah ‘Ketakjuban dalam ketakjuban’, yang ketiga adalah ‘Dharma Dalam Dharma’, yang keempat adalah ‘Buddha Dalam Buddha’. Ini sangat mendalam, oleh karena itu disebut sebagai Guhyapati.
Mengungkapkan Rahasia dalam Dharma, Rahasia dalam Rahasia, ketakjuban dalam ketajuban, Buddha dalam Buddha. Anda telah melihatnya sangat jelas, telah memahami semua, Anda berhasil menangkapnya, semua terang, Anda sepenuhnya telah menangkap terang yang sangat besar. Tiada suatu hal apapun yang tidak Anda pahami, ini disebut ‘Maha Vidyadhara’.
Apa yang disebut sebagai ‘Generasi Pertama’ ? Yaitu yang pertama, bukan yang kedua, juga bukan yang ketiga.
Di sini ada satu hal yang hendak dibicarakan kepada Anda, banyak yang demi hal ini mengatakan kepada Mahaguru, dia mengatakan : “Mahaguru ! Anda mengatakan silsilah Anda adalah yang pertama, saya lihat saat ini ada banyak aliran Tantrayana semua telah sampai pada Generasi Ke Dua Belas, Generasi Ke Delapan Belas, Generasi Ke Empat Belas, Generasi Ke Lima Belas, Generasi Ke Dua Puluh Sekian, bahkan ada Generasi ke Tiga Puluh Sekian. Saya belum pernah melihat yang Generasi Pertama ?”
Mereka bertanya : “Apakah silsilahmu ini benar adanya ?” ( Siswa yang bertanya )
Saya bertanya : “Anda generasi ke berapa ?”
Dia menjawab : “Mahaguru generasi pertama, tentu saja saya yang kedua.”
Saya bertanya lagi : “Tahukah Anda sebelum Generasi Kedua belas adalah generasi ke berapa ?”
Dia menjawab : “Anak SD saja bisa menjawabnya, pasti Generasi Ke Sebelas.”
Saya bertanya : “Sebelum Generasi Kedua Belas dikuarangi sebelas generasi, adalah generasi ke berapa ?”
Dia menjawab : “Sudah pasti Generasi Pertama.”
Saya mengatakan : “Itu sama dengan Mahaguru.”
Dia mengatakan : “Mereka semua dari generasi ke generasi, jadi siapakah Guru dari Mahaguru ? Siapakah Generasi Ke Nol ?”
Saya mengatakan kepadanya : “Anda tanyalah kepada Generasi Kedua Belas itu, tanyakanlah siapakah yang mentransmisikan kepada Generasi Pertama ?” Sama halnya dengan Mahaguru ! Silsilahnya juga berasal dari Akasha. Silsilah Mahaguru juga berasal dari Akasa.
Anda bertanya kepada mereka , mereka akan mengatakan : “Kami berasal dari manusia mentransmisikan kepada manusia.”
Saya mengatakan : “Omong kosong !”
Saya tanya : “Siapakah yang mentransmisikan kepada Generasi Pertama Anda ?”
Gawat ! Mereka tidak dapat menjawabnya ; Ternyata juga Akasha yang mentransmisikannya.
Sakyamuni Buddha bermeditasi di bawah Pohon Bodhi, siapakah yang mentransmisikan kepada-Nya ? Beliau mencerahi batin sendiri, batin sendiri berasal dari Akasha.
Oleh karena itu Buddha yang sejati memiliki silsilah yang ditransmisikan dari Akasha. Ada yang mengatakan bahwa pada beberapa kehidupannya yang lampau, Sakyamuni Buddha memperoleh vyakarana dari Dipankara Buddha. Kemudian Beliau tercerahkan sendiri di bawah Pohon Bodhi, dengan demikian baru muncul silsilah Agama Buddha. Saat ini Sakyamuni Buddha yang memberikan vyakarana kepada Mahaguru, Maitreya Bodhisattva mengenakan Mahkota Merah dengan Pita Suci kepada Mahaguru, maka barulah ada silsilah.
Mendengar penjelasan ini, siswa tersebut mengatakan , "Ah ternyata demikian ! saya sudah paham ! Ternyata Mahaguru demikian agung, merupakan Generasi Pertama !"
Saya katakan, “Kalian Generasi Kedua, semua lebih unggul daripada Generasi Ke Delapan Belas, Generasi Ke Empat Belas dan Generasi Ke Dua Belas.”
Silsilah ini berasal dari Akasha, kelak barulah berlindung pada silsilah manusia. Seperti Mahaguru mentransmisikan kepada Anda semua, Anda semua mempunyai silsilah manusia. Namun tiap Generasi Pertama, semua memperoleh transmisi dari Akasha.
Berikutnya adalah kalimat ‘Arya Tantrika’, ada orang yang mengatakan Mahaguru samasekali tidak mempunyai rahasia, jika saya tidak mempunyai rahasia maka apa yang kalian pelajari ? Rahasia saya sangat banyak. Seperti pada masa saya memohon Dharma, belajar Dharma sampai ke puncak gunung, sangat bersusah payah ! Memberikan nyawa demi memperoleh Dharma. Pada masa belajar Dharma, pada masa bhavana, semua sangat rahasia.
Banyak siswa yang telah mengikuti saya selama sepuluh tahun ingin mengetahui saya belajar di mana . Mereka juga ingin mencari Deva Rsi di puncak gunung. Saya membawa mereka ke kaki gunung untuk memetik buah kelengkeng dan leci, kemudian makan, lalu kembali. Ini adalah rahasia saya pribadi. Saat saya menekuni bhavana di sana, saya tidak ingin diketahui bagaiamna saya bersadhana, bagaimana menukarkannya dengan nyawa. Yang penting Anda mengetahui ada kemampuan, tidak perlu tahu terlampau banyak, inilah ‘Arya Tantrika.’
Selanjutnya adalah ‘Pendupaan.’, semua tahu setiap saat menyanyikannya, ketika Anda menyalakan dupa dalam pendupaan, maka asap wanginya membumbung tinggi . Menyala-nyala dan menghangat, memenuhi Dharmadhatu. Samudra Pasamuan Satya Buddha dapat mencium semua pujana Anda. Pujana ini bagaikan awan manggala yang memenuhi surga. Ketulusan pujian Anda sangat berlimpah, dan saat Anda sangat tulus, Buddha Bodhisattva menampakkan sekujur tubunya.
Apakah itu ‘Namo Duphameghaatrapatraya Bodhisattvaya Mahasattvaya’ ? Yaitu pujana Anda bagaikan awan manggala di surga, meliputi bagaikan sebuah kanopi besar. Kata ‘Namo’ berarti bersarana, bersarana kepada Para Buddha Bodhisattva Agung dalam pasamuan Satya Buddha.
Hari ini sampai di sini !
Om. Mani. Padme. Hum