2017-11-11 Keberhasilan Prana Nadi dan Bindu Menghasilkan Sukha Terang dan Shunyata Dilanjutkan dengan Penekunan Abhiseka Ketiga dan Keempat
Ceramah Lamdre ke-114 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Sadhana Istadevata Avalokitesvara Bodhisattva, 11 November 2017 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Terlebih dahulu marilah kita bersembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada Istadevata puja bakti hari ini: Mahamaitri Mahakaruna Avalokitesvara Bodhisattva.
Gurudara, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung hari ini, antara lain, Dubes Liao Dongzhou dari Kedutaan Besar Taiwan di Swedia dan Norwegia, beserta istrinya sdri. Judy. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Yaqi. dr. Lin Shuhua. dr. Zhuang Junyao, Penasihat Komunitas Emigran dari Taiwan, sdri. Xie Mingfang. Ketua pengurus Lotus Light Charity Society wilayah Taiwan (terdahulu) sdr. Wu Guande, dan masih banyak lagi para Acarya dari Taiwan dan dari jauh. Selamat malam semuanya! Apa kabar semuanya! (Bahasa Mandarin) Apa kabar! Apa kabar semuanya! (Bahasa Kanton)
◎Baru saja kita mendengarkan kata sambutan dari Acarya Lian-ou (蓮歐上師) dari True Buddha School Vajrayana Association of R.O.C. dan Gurudara. Acarya Lian-ou menyebutkan: ‘Yang Arya’, saya sendiri enggan untuk menyandangnya. Saya bukan ‘Yang Arya’, saya hanya orang biasa. Dahulu Guru mentransmisikan Dharma kepada saya, dan mengajarkan supaya saya membabarkan ajaran Tantra.
Guru mengajarkan banyak ajaran, setiap Guru mengajarkan banyak ajaran kepada saya. Oleh karena itulah, kalian bisa mempelajari banyak ajaran Tantra, antara lain Adharma Buddha yang tertinggi, dan sampai yang paling rendah, Dewa Bumi, semua ada, Anda telah mempelajari banyak metode.
Tentu saja, metode Tantra yang saya ketahui sangatlah banyak, tapi karena terlampau banyak belajar, akibatnya tidak tahu mesti gunakan yang mana; Terlalu banyak belajar malah tidak punya jurus, ibarat tidak punya kemampuan bela diri. Sebab, terlalu banyak mempelajari seni bela diri, maka akan semakin rumit. Saya adalah orang yang belajar Buddha, akan tetapi, saya bukan orang suci, saya sama dengan semuanya, sama-sama punya lobha, dvesa, dan moha, hanya saja saya bisa mengendalikan diri sendiri; Meski Anda masih punya lobha, akan tetapi, jangan sampai membuat hasrat menjadi tanpa batas. Anda cukup memiliki sebagian kecil saja, jangan tamak, karena tamak berarti korupsi. Bagaimana dengan dvesa? Tentu saja setiap insan punya temperamennya masing-masing, akan tetapi, mesti sekuat tenaga mengendalikan temperamen diri sendiri, jangan sembarang marah, ini akan membuat orang menilai Anda semakin tua semakin tidak punya akal budi, usia semakin tua dan makin sembarang marah, tidak boleh. Bagaimana dengan moha? Karena Anda telah belajar Buddhadharma, Anda menjadi melek, Anda bisa melihat banyak hal. Akan tetapi, melihat pun belum tentu bisa diungkapkan. Kadang, lebih baik sedikit pendiam, untuk hal-hal yang tidak patut untuk dipublikasikan, Anda mesti mengendalikan diri. Saya hanya bisa mengendalikan diri, tapi tidak bisa disebut orang suci, karena orang suci sangat luar biasa, segalanya serba suci, tidak seperti orang awam. Tentu saja, saya tidak bisa.
Ada satu orang yang bisa, ia adalah orang yang sangat suci, luar biasa, orang ini selalu membuat saya salut, ia adalah XX. Ia serba suci, sangat agung, tidak ada orang yang bisa menandinginya, ia bahkan lebih hebat dari orang suci Konfusius. Keagungannya sungguh luar biasa, singkat kata, sungguh kalah jauh. Ia telah membina diri selama 30 ribu tahun, sedangkan saya belum lama, baru 40 tahun saja, mana bisa dibandingkan dengan yang 30 ribu tahun? Oleh karena itu, saya selalu menghormatinya, memujanya seorang, ia bisa menjadi orang suci. Sedangkan saya hanya orang awam. Selain itu, Acarya Lian-ou juga mengatakan: “Mahaguru, semua ucapan Anda dianggap sah!” Saya tidak berani, saya tidak punya kemampuan itu, itu adalah kalimat yang ditempelkan ke jidat XX, yaitu: “Apa pun yang Anda ucapkan dianggap sah.” Saya tidak berani, bukan semua ucapan saya dianggap sah, apa yang saya ucapkan mesti melalui True Buddha Foundation, mesti melalui kalyana-mitra, melalui petunjuk mereka. Tidak semua ucapan saya tidak dianggap sah, saya sangat jarang memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu, sangat jarang. Bahkan putra dan putri saya sendiri, saya juga sangat jarang meminta mereka melakukan sesuatu, seperti hari itu, Foqi ada di rumah, saya lihat sampah sudah menumpuk, saya katakan: “Foqi, buanglah sampah ke tempat sampah. Keesokan harinya, saya menarik tempat sampah ke luar, truk sampah datang di hari Jumat, kemudian saya menarik tempat sampah ke dalam. Hari ini buanglah tempat sampah ke luar.” Itulah pertama kalinya saya meminta Foqi melakukan sesuatu. Saya tidak pernah memerintahkan putra putri saya untuk melakukan sesuatu, tidak pernah, semua dilakukan atas inisiatif sendiri.
Suatu ketika, Andy, menantu saya, saat saya membuang sampah, ia memberitahu saya: “Bolehkah saya membantu Anda membawa tempat sampah ke luar?” Saya mengatakan: “Tidak perlu, saya masih bisa.” Saya pun menarik tempat sampah sampai ke pinggir jalan, supaya keesokan harinya truk sampah membawanya. Andy sering berinisiatif melakukan banyak hal di rumah kami, di rumah saya tidak menangani urusan, dan tidak pernah meminta putra putri saya melakukan apa pun, saya juga sangat jarang meminta umat untuk melakukan sesuatu, sama sekali tidak pernah.
◎ Saya selaras dengan Langit, sifat saya adalah mengikuti kehendak Langit dan menyesuaikan diri dengan para insan. Apa maksud dari selaras dengan Langit? Saya bukannya tidak pernah belajar tentang Sadhana Abhicaruka, dalam Tantra ada sangat banyak Sadhana Abhicaruka, seperti Vajrakila, mudra segitiga untuk abhicaruka, bagaimana cara visualisasi, atau bagaimana cara membentuk mudra; Memanggil rohnya, visualisasi rambutnya awut-awutan, muntah darah, ketujuh lubang mengalirkan darah, rambut awut-awutan, vajrakila menancap pada punggungnya, tangan membentuk mudra abhicaruka, dan menjapa mantra abhicaruka. Saya tidak pernah melakukan Sadhana Abhicaruka, saya tidak pernah melakukan ritual kepada orang lain, saya tidak bisa meneluh orang, sampai saat ini, saya tidak pernah sekalipun meneluh orang, dan tidak pernah melakukan Sadhana Abhicaruka.
Saya adalah orang yang selaras dengan kehendak Langit, bagaimanapun tindakan Langit, semua adalah urusan Langit, tidak bisa mengedepankan keinginan pribadi, bukan semua ucapan saya dianggap sah. Sedangkan XX, semua ucapannya dianggap sah, saya adalah OO, saya tidak bisa menganggap ucapan sendiri sah, sampai saat ini saya mengutamakan prinsip penyempurnaan. Saya telah belajar Tantra selama 40 tahun, dan tidak pernah sekali pun melakukan Sadhana Abhicaruka kepada orang lain, juga tidak pernah meneluh orang lain! Saya mengikuti kehendak Langit, semua terserah kehendak Langit. Saya juga tidak peduli orang lain mau menggunakan ilmu apa untuk meneluh saya, yang penting saya tidak merasakan apa pun, saya tidak pernah merasa siapa pun meneluh saya.
Hari ini saya memegang mangkuk, karena kuah di dalamnya sangat panas, atau tangan saya menempel pada penanak nasi, dan kepanasan, hah? Ada orang yang meneluh saya? Bukan! Itu karena mangkuk yang berisi kuah panas, mangkuknya terlalu panas, dan saya menyentuhnya, aduh! Tangan saya kena, cepat kenakan sarung tangan, baru kemudian angkat mangkuknya, itu bukan karena diteluh orang, jangan berpikiran seperti itu. Saya pernah berjalan melewati sebuah pintu, rok bhiksulama saya tersangkut pegangan pintu, “Wah? Ada orang yang meneluh saya!”, padahal diri sendiri yang kurang hati-hati sehingga tersangkut pegangan pintu. Seperti saat kita orang tua mengenakan rok bhiksulama, atau mengenakan celana dalam usai mandi, mesti bersandar pada tembok, kemudian baru ditarik, kadang, cara ini akan lebih aman, tidak akan terpeleset. Adakalanya, mengira diri sendiri sanggup, hal kecil, akhirnya berdiri pada satu kaki, dan saat kaki yang satunya masuk ke dalam rok, wah! Tersangkut kain di sisi yang lain, dan kaki tidak bisa ditarik lagi, hendak dilepas juga tidak bisa, kemudian sedikit terkilir, “Wah? Ada yang meneluh saya!” Bukan! Itu karena perbuatan diri sendiri.
◎ Saya tidak pernah berpikiran orang meneluh saya, tidak pernah. Bazi (data kelahiran) saya juga dibuka untuk umum, tahun 1945, imlek tanggal 18 bulan 5, lahir pada siang hari pukul 12, lahir pada jam ‘wu’, ‘bazi’ saya terbuka, bahkan tertulis dalam buku, siapa pun yang hendak meneluh saya akan sangat mudah untuk memperoleh ‘bazi’ saya. Akan tetapi, saya tidak pernah merasakan apa-apa.
Bukan semua ucapan saya harus dianggap sah, ada seseorang yang semua ucapannya harus dianggap sah, ia terus membicarakan saya, kira-kira sudah 8 tahun lamanya! Selama 8 tahun, ia mengatakan bahwa Mahaguru akan mangkat pada usia 73, semua umat dari San Francisco tahu. Hari ini banyak yang datang dari San Francisco, “Mahaguru akan mangkat pada usia 73.”, sudah tidak di dunia fana lagi. Kebetulan tahun ini saya berusia 73 tahun, Konfusius mangkat pada usia 73.
Pada masa-masa ini saya melakukan cek kesehatan, melakukan cek darah dan urin, dokter ingin supaya saya melakukan gastroskopi, kolonoskopi, mata, gigi, tulang sekujur tubuh, dan lain sebagainya, sampai saat ini, hasil yang keluar, secara garis besar cukup baik, semestinya tidak hanya sampai 73 tahun. Saya juga telah bertanya kepada Mahadewi Yaochi: “Wanita yang mengatakan semua ucapannya mesti dianggap sah, mengatakan bahwa saya akan mangkat pada usia 73 tahun, apakah saya benar-benar akan mangkat pada usia 73 tahun?” Mahadewi Yaochi memberitahu saya: “Saat sudah waktunya berpulang, Anda akan diberitahu.” Beliau akan memberitahu saya, tapi sampai saat ini, Beliau belum memberitahu saya. Sebenarnya, usia 73 tahun juga sudah tergolong sebagai lanjut usia 70 sekian tahun, sebab, televisi sering menyiarkan, lanjut usia 70 sekian tahun begini dan begitu, ada juga yang disebut lanjut usia 60 sekian tahun, ada lebih banyak berita tentang lansia usia 70 sekian. usia 70 tergolong lanjut usia! Tapi, saya terus merasa, usia saya masih 30 sekian! Benar! Apa yang tidak bisa dilakukan oleh orang muda, saya bisa melakukannya. Saya sendiri sering berpikir, kenapa dahulu saya sungguh bodoh? Di masa muda, saya tergolong yang cepat dewasa, akan tetapi, juga sangat bodoh! usia 20 sekian, 30 sekian, sampai 40 sekian, saya merasa telah membuang waktu. Apa maksudnya? Saat itu, orang mengatakan: “usia 1 tahun adalah penampilan perdana, usia 10 tahun prestasi meningkat, usia 20 tahun usia remaja bergelora, usia 30 tahun merintis karir, usia 40 tahun agak gemuk, usia 50 tahun setengah baya, usia 60 tahun tekanan darah naik, usia 70 tahun kadang-kadang lupa, usia 80 tahun terhuyung-huyung, usia 90 tahun kehilangan arah, usia 100 tahun digantung di tembok.”
◎ Saya menyadari bahwa pada usia 20 tahun masih sangat bodoh, usia 30 juga tidak terlalu piawai, usia 40 memaksakan diri, usia 50, 60, dan 70 barulah merupakan masa muda saya, termasuk benar-benar matang. Saya sungguh bodoh, di masa muda, sungguh tidak bisa apa-apa. Sampai pada usia 50, 60, dan 70 baru termasuk masa muda. Ah! Sungguh membuang banyak waktu! Kenapa tidak segera mempelajari ajaran Tantra? Saya memang mulai belajar Buddha saat berusia 26 tahun, akan tetapi, mulai belajar Tantra pada saat sekitar usia 30 tahun, dan mesti belajar selama bertahun-tahun, setelah belajar selama 20 tahun baru menghasilkan prestasi. Waktu yang lampau telah terbuang sia-sia, sekarang, saya telah berusia 73 tahun, masa muda.
Ada sebuah lagu berjudulu ‘Hao xiang ni’ (Merindukanmu), (Mahaguru menyanyi), “Merindukanmu, sungguh merindukanmu, bukan kerinduan yang palsu.”, sungguh-sungguh merindukanmu, sekarang saya sungguh masuk saat-saat bertenaga, usia 70, barulah benar-benar saat yang bertenaga. Tantra terbalik, Tantra sunguh mengherankan, semakin lama waktu mempelajarinya, maka daya yang dihasilkan akan semakin bertambah, di masa muda, sungguh! Sekarang saya mengenang saat berusia 20 sekian tahun, atau saat 30 sekian tahun, semua tidak memenuhi syarat, tiba pada usia 70 tahun, termasuk puncaknya, saat yang paling memenuhi syarat. Jadi, Anda yang menganggap semua ucapanmu dianggap sah, mengatakan saya pasti mangkat pada usia 73, saya sungguh merasa gentar, berjalan pun mesti hati-hati, saat naik tangga, atau turun tangga, mesti berhati-hati, khawatir terpeleset. Saat berkendara saya juga sangat berhati-hati. Dari cara seseorang berkendara, bisa nampak bagaimana sifatnya, dalam berkendara saya tidak pernah melanggar peraturan lalu lintas, tidak pernah menerima surat tilang, selama bertahun-tahun saya berkendara, sudah sekitar 40 sekian tahun! Tidak pernah sekalipun memperoleh surat tilang, saya sangat hati-hati dalam berkendara, saya bersikap hati-hati dalam segala hal. Jadi saya tidak akan berdusta, saya hanya berucap satya. Padmakumara tidak pernah munafik, memahami diri sendiri, saat sakit pun menyadarinya.
◎ Yang paling penting adalah bagaimana mengendalikan diri sendiri. Di masa muda, Anda telah menghancurkan tubuh Anda, saat Anda tua, tubuh yang akan menghancurkan Anda. Di masa muda sudah terbiasa tanpa pengendalian diri, makan apa pun, saat tua, tubuh akan mencari Anda untuk membuat perhitungan. Oleh karena itu, pada usia ini, Anda mesti mengendalikan lobha, dvesa, moha, keraguan dan kesombongan, bahkan sekujur tubuh Anda, Anda juga mesti tahu bagaimana mengendalikan makan dan minum.
Apabila saya menuruti semua persembahan dari siswa, saya terus makan, dan tidak bisa mengendalikan diri, tidak perlu usia 73, sejak awal saya sudah mangkat, seperti lauk hari ini, ada 6 atau 7 mangkuk, dan setiap hari memberi saya banyak makanan berprotein tinggi, selain itu, ada 5 atau 6 mangkuk kuah, apabila semua saya makan, maka sejak awal saya akan mangkat, tidak perlu tunggu sampai saat ini. Jadi, biasanya Guru justru celaka karena siswanya. Orang suci kita yang paling agung, ia bisa makan sampai seperti tempayan air, tentu saja juga karena umat. Ia sendiri mengatakan: “Saya tidak boleh terlalu cantik, saya mohon supaya Avalokitesvara Bodhisattva membuat saya lebih jelek.” Jangan bilang begitu! Semua karena Anda sendiri yang rakus, bagaimana cara makan Anda, maka Anda akan berubah menjadi seperti itu! Apakah Anda kira Avalokitesvara Bodhisattva yang membuat Anda mengalami obesitas? Avalokitesvara Bodhisattva mahamaitri mahakaruna dan tidak akan melakukan hal tersebut! Semua karena Anda rakus! Anda terlalu rakus sampai menjadi tempayan air! Mesti membatasi makan dan minum, tubuh bagian atas Anda makin berat, tapi kaki Anda ringan, apakah daya topang kaki Anda cukup? Tentu saja tidak cukup! Semua ini adalah sebab dan akibat! Bukan: “Saya mohon kepada Avalokitesvara Bodhisattva untuk membuat saya jelek, supaya tidak menimbulkan pikiran buruk pada benak pria yang melihat saya.”Saya beritahu Anda, sejak lama Anda itu termasuk golongan aman! Tentu saja Anda adalah orang suci! Pria yang melihat XX tidak akan timbul pikiran buruk, tentu saja sangat suci.
“Semua ucapan Anda dianggap sah.”, saya tidak bisa seperti itu. Avalokitesvara Bodhisattva tahu, Mahaguru juga tidak membesarkan diri sendiri, tidak angkuh, juga tidak mengharapkan kemasyhuran, piagam apa pun yang ditawarkan, saya tidak pernah memintanya. Saya datang ke Amerika, sederhana sekali, saya bisa memperoleh gelar Doktor! Tapi saya tidak pernah menginginkannya. Dulu ketika baru saja datang di Amerika, hanya dengan US$ 20 ribu bisa memperoleh gelar sarjana! Ditambah US$ 20 ribu bisa memperoleh gelar magister, ditambah US$ 25 ribu bisa memperoleh gelar Doktor, bahkan tanggal kelulusan boleh Anda isi sembarang, itu namanya praktik beli ijazah. Mahabhiksu Xingyun memperoleh gelar Doktor Filsafat, ia pulang sebagai doktor. Begitu Bhiksu Shengyan melihatnya, ia juga pergi ke Amerika, dalam waktu dua minggu langsung mendapatkan gelar Doktor Filsafat, dan pulang. Setelah susah payah mencari alamat sekolah itu, ternyata itu adalah sekolah tempat jual beli ijazah. Sebenarnya saya juga bisa dengan mudah memperoleh gelar Doktor Honoris Causa. Kenapa? Sebab perguruan tinggi itu kekurangan sebuah auditorium, asalkan saya menyumbangkan uang, ia akan memanggil Anda ke perguruan tinggi itu, sebagai pujian atas kontribusi Anda, mereka akan memakaikan topi Doktor Honoris Causa kepada Anda. Gelar Doktor Honoris Causa sangat mudah diperoleh, setelah mendapatkannya, saat mencetak kartu nama, Anda cukup membuang kata: Honoris Causa. Anda juga adalah seorang doktor! Doktor Honoris Causa juga adalah seorang doktor! Saya tidak perlu hal-hal semacam itu. Saya hanya ingin melakukan kewajiban saya dengan jujur dan bersungguh-sungguh, saya juga tidak menginginkan kemasyhuran, pemberian orang mesti dilakukan atas inisiatif mereka sendiri, saya menerimanya, seperti piagam penghargaan dari pemerintah negara bagian, seperti dicatat dalam deretan nama tokoh terkemuka, atau penghargaan apa pun itu, semua diberikan atas inisiatif mereka sendiri. Saya tidak pernah minta, yang berupa pemberian, saya tidak bisa menolaknya, banyak hal yang demikian.
◎ Avalokitesvara Bodhisattva berwelas asih, kita mohon Avalokitesvara Bodhisattva mengadhisthana kita semua, berwelas asih kepada kita semua para sadhaka, semoga tubuh kita sehat, segalanya sesuai harapan, petaka menjadi kemujuran, dan memiliki sraddha yang teguh; Semoga membantu Mahaguru, supaya semua harapan para siswa dapat terpenuhi; Bagi yang memohon penyeberangan arwah, dijemput terlahir di Sukhavatiloka; Bagi yang memohon untuk berbagai macam persoalan, biarlah mereka memperoleh kontak batin. Ini merupakan permohonan saya yang tulus, setiap hari saya memanjatkannya. Setiap hari saya memanjatkan permohonan kepada Avalokitesvara Bodhisattva dengan menggunakan bahasa Taiwan, saya berdoa demi para insan, berdoa demi semua umat yang datang berkonsultasi. Semoga Avalokitesvara Bodhisattva berwelas asih memberikan adhisthana agung, supaya permohonan Mahaguru, dapat memenuhi harapan para umat, segalanya manggala sesuai harapan.
◎ Kita lanjutkan pengulasan Lamdre, “9.2, tiga abhiseka yang lebih tinggi.”; “Memahami dan bersadhana bahwa tubuh Vajracarya memiliki tiga takhta sempurna, siswa yang juga memahami tiga takhta sempurna pada tubuh, ucapan, dan Bodhicitta, memberikan instruksi atas pemahaman bahwa tempat bernaungnya memiliki tiga takhta sempurna tiga mandala dari padmi; Ajaran utama dari Abhiseka Guhya adalah tiga takhta sempurna pada aksara sifat sejati dari mantra; Ajaran utama dari Abhiseka Prajna adalah tiga takhta sempurna Bodhicitta sifat sejati Istadevata; Ajaran utama dari Abhiseka Keempat adalah tiga takhta sempurna pada prana sifat sejati Jnana.”
Di sini dibahas mengenai empat jenis abhiseka, dulu telah diulas, yang satu adalah abhiseka kalasa, menyebut abhiseka kita sendiri, tiga abhiseka yang lebih tinggi adalah abhiseka dari Sadhana Internal, abhiseka prana, nadi, dan bindu, kemudian adalah Abhiseka Guhya, abhiseka rahasia, atau Abhiseka Sparsa. Abhiseka yang tertinggi adalah Abhiseka Mahapurna, atau abhiseka penuh. Abhiseka yang ketiga adalah Abhiseka Prajna, kemudian abhiseka Sadhana Internal, adalah Abhiseka Kalasa. Metode yang diajarkan dalam keempat jenis abhiseka ini berbeda-beda.
Abhiseka pertama bisa dibilang merupakan Sutrayana, terus sampai Istadevata, mulai dari Caturprayoga, Guruyoga, terus sampai Istadevata, semua mengandung Dharma Tiga Takhta. Yang tertulis di dalamnya, “Memberikan instruksi atas pemahaman bahwa tempat bernaungnya memiliki tiga takhta sempurna tiga mandala dari padmi.” Ini bisa disebut sebagai ajaran mengenai Vidyarajni. “Ajaran utama dari Abhiseka Guhya adalah tiga takhta sempurna pada aksara sifat sejati dari mantra; Ajaran utama dari Abhiseka Prajna adalah tiga takhta sempurna Bodhicitta sifat sejati Istadevata; Ajaran utama dari Abhiseka Keempat adalah tiga takhta sempurna pada prana sifat sejati Jnana.”
Tentu saja akan lebih mudah jika kita mengungkapkannya dengan menggunakan bahasa sehari-hari, yang pertama adalah latihan eksternal, Abhiseka Kalasa adalah Sadhana Eksternal, akan tetapi telah mencakupi tubuh, ucapan, dan pikiran, beberapa abhiseka ini ada yang rangkap. Saat mulai bersadhana, latihan tubuh, ucapan, dan pikiran yang bersifat eksternal, latihan tubuh adalah mudra, latihan ucapan adalah mantra, dan pikiran adalah visualisasi. Tantra adalah mantra, mudra, dan visualisasi, ini tergolong sebagai tubuh, ucapan, dan pikiran eksternal. Sedangkan tubuh, ucapan, dan pikiran internal adalah prana, nadi, dan bindu, saat prana, nadi, dan bindu Anda matang, barulah Anda menekuni Abhiseka Guhya. Saat itu akan diajarkan kepada Anda, apa itu Dakini, apa itu Devi, dan apa itu Vidyarajni, itu semua merupakan ruang lingkup abhiseka tingkat ketiga. Sampai pada abhiseka tingkat keempat, Anda diajarkan mengenai shunyata, apa yang akan timbul pada empat jenis abhiseka, yang pertama adalah sukha, Anda akan bersukacita; Yang kedua adalah terang, tubuh secara alamiah akan bersinar, bahkan bisa memasukkan sinar, sekujur tubuh menghasilkan sinar terang; Sampai pada akhirnya, pada saat Abhiseka Mahapurna, berubah menjadi sinar terang, melebur dalam shunyata.
Demikianlah keempat jenis abhiseka, yang pertama adalah melatih tubuh, ucapan, dan pikiran Anda, sama dengan pelatihan diri dalam Sutrayana, setelah tubuh, ucapan, dan pikiran Anda menjadi suci, Buddha Bodhisattva akan hadir untuk menjemput Anda terlahir di Negeri Buddha. Yang kedua, setelah Anda melatih prana, nadi, dan bindu, akan menghasilkan sukha, dan pada saat Anda mencapai Abhiseka Guhya, dilakukan berdua, dan yang disebut sebagai Padmi adalah Dakini, Vidyarajni, dan Devi.
Jika Anda tidak memiliki bakat tersebut, Anda berlatih sampai abhiseka tingkat kedua, terus berbhavana secara tunggal sampai mencapai Mahapurna, tidak perlu melewati abhiseka tingkat ketiga. Melalui bhavana ini, saat Anda telah menghasilkan terang, diperlukan adanya Vidyarajni, Devi, dan Dakini, kemudian menghasilkan sinar terang, inilah terang.
Yang terakhir adalah memasuki shunyata (Yang ketiga adalah shunya) benar-benar memasuki kebenaran agung shunyata. Tiga abhiseka yang lebih tinggi, berarti telah meninggalkan tahap Sutrayana dan masuk dalam tahap Tantra, Sadhana Internal adalah prana, nadi, dan bindu, menghasilkan sukha, terang, dan shunyata. Saat itu bukan lagi Buddha dan Bodhisattva yang menjemput Anda, melainkan Anda sendiri menjadi Buddha dan Bodhisattva, Anda sendiri dapat mencapai Kebuddhaan dalam tubuh saat ini juga. Artinya, bahkan tubuh pun menjadi Buddha, ajaran Tantra memiliki keagungan ini. Kebuddhaan dalam kelahiran saat ini adalah Kebuddhaan melalui bardo, saat Anda telah mangkat, roh Anda keluar, yang dimaksud dengan roh di sini adalah tubuh bardo, di saat bardo, Anda sendiri menghasilkan terang, kemudian mencapai keberhasilan Sinar Pelangi, melebur dalam shunyata. Ini adalah perbedaan antara Kebuddhaan dalam tubuh saat ini, dan Kebuddhaan dalam kelahiran saat ini, yang tertinggi adalah Kebuddhaan dalam tubuh saat ini! Kebuddhaan dalam kelahiran saat ini berarti Kebuddhaan melalui bardo, saat itu, ketika Anda berupa roh, Anda dapat mengubahnya menjadi terang, dan melebur dalam shunyata, ini disebut sebagai Kebuddhaan dalam kelahiran saat ini, di sinilah letak perbedaannya.
Oleh karena itu, ketiga jenis abhiseka memiliki tiga tingkatan, keberhasilan Abhiseka Kalasa dapat menjamin kelahiran di alam suci, Buddha dan Bodhisattva muncul menjemput Anda terlahir di Negeri Buddha. Keberhasilan tubuh, ucapan, dan pikiran dapat memperoleh mahasukha, keberhasilan tubuh, ucapan, dan pikiran adalah keberhasilan prana, nadi, dan bindu, saat mencapai keberhasilan abhiseka tingkat kedua, Anda akan menghasilkan terang. Secara berlapis menghasilkan terang, kemudian bersama dengan Padmi menghasilkan sinar terang, dan sinar terang ini bertambah kuat. Sampai pada Abhiseka Mahapurna yang terakhir, Anda dapat mentransformasikannya menjadi Buddhata. Demikianlah pengulasan empat jenis abhiseka.
◎ Selain itu, ia juga meletakkan aksara mantra, ini disebutkan dalam setiap takhta, ada mandala yang berdasar pada nadi tubuh, sebuah mandala yang berdasar pada nadi tubuh Anda. Biasanya dalam Tantra kita menyebutkan kemunculan didahului oleh aksara mantra, aksara mantra muncul terlebih dahulu, kemudian berubah menjadi Buddha, saat kita bervisualisasi, terlebih dahulu visualisasi aksara mantra, kemudian berubah menjadi Buddha.
Di sini tertulis: “Lima istana atau enam istana dalam nadi tengah menjadi takhta Buddha dan Vidyarajni, 157 Adhinatha merupakan takhta Bodhisattva dan Devi, delapan sendi utama tubuh dan nadi yang halus merupakan takhta krodha pria dan wanita.” , “Dan juga, nadi tengah sebagai takhta Buddha dan Vidyarajni, 37 nadi sebagai takhta Bodhisattva dan Devi, dan semua nadi cabang sebagai takhta krodha pria dan wanita.” Inilah yang saya ulas sebelumnya, semua sendi tubuh adalah Adhinatha Krodha. Lima istana antara lain: cakra ajna, cakra visuddha, cakra anahata, cakra manipura, dan cakra svadhisthana, disebut sebagai lima istana, cakra muladhara juga merupakan satu istana, “157 Adhinatha merupakan takhta Bodhisattva dan Devi.” Jumlahnya ada 157 Adhinatha dalam mandala tubuh Anda, ada pada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran, apabila Anda bisa memahami makna pustaka suci, Bodhisattva mana yang berada di mata, Bodhisattva mana yang ada dalam hidung, Bodhisattva mana yang ada di telinga, dan Bodhisattva mana yang ada di lidah, pada setiap bagian tubuh kita ada Bodhisattva, “Merupakan takhta Bodhisattva dan Devi.” Semua sendi tubuh merupakan takhta Krodha, yaitu takhta dari Vajra. Ini tergolong sebagai “Mandala nadi tubuh.”
“Dalam mandala aksara Pojia.” Ada juga yang menggunakan bijaksara dari mantra, di sini bijaksara tertulis: “Zhong, Ang, Jin, Kang, Hum merupakan takhta Buddha”, yang tertulis adalah aksara Sansekerta, “Ang, Lan, Mang, Bang, Dan merupakan takhta Vidyarajni; Mang, Shou, Sun, Qi enam aksara dan 24 aksara Bu merupakan takhta Devi; Pada 8 sendi, puncak kepala, dan telapak kaki ada 10 aksara Hum, merupakan takhta Krodha pria dan wanita.” Semua Adhinatha Kordha terlahir dari aksara Hum, terlahir dari aksara Hum dari mantra Om. A. Hum. Semua ini diposisikan menggunakan aksara mantra.
“Bagaimana Mandala Bodhicitta menyempurnakan tiga takhta.” , “Kesucian amrta sebagai takhta Buddha, empat jenis sukha utama terhubung dengan angkasa, kelimanya ini sebagai takhta Vidyarajni.” Sukha dan Vidyarajni menjadi satu, “Kesucian indra-indra mata, gigi, dan jari, 24 macam sebagai takhta Bodhisattva. Kesucian rupa tubuh sendiri sebagai takhta Devi. Kesucian tiap sendi dan bagian tubuh sebagai taktha Krodha pria dan wanita.”, merupakan takhta Vajra. Ia menjelaskannya dengan berbagai macam cara, kesucian adalah takhta Buddha, mahasukha yang terhubung dengan angkasa merupakan takhta Vidyarajni, semua indra termasuk mata, gigi, dan jari, 24 macam, sebagai takhta Bodhisattva, kesucian tubuh sendiri sebagai takhta Devi, tiap sendi adalah takhta Krodha pria dan wanita, penjelasannya sama, menjadi penjelasan dari Mandala Bodhicitta. “Ini semua menjadi tiga takhta dari tiga mandala, maknanya adalah seturut dengan tiga tubuh menjadi sarana.” , “Ini semua merupakan drsta yang bisa menghasilkan anubhava bagi sadhaka yogi, mesti diketahui bisa ditransformasikan dalam phala, menjadi tiga takhta sempurna, didirikan dengan caturapramana.”
Ia terus menjelaskan takhta dalam nadi tubuh kita, Bodhisattva apa duduk di mana, Bodhisattva apa duduk di mana, semua ada dalam tubuh kita, semua adalah mengenai mandala tubuh. Lebih lanjut lagi, ia membahas: Tiga takhta sempurna bergantung pada prana jnana. Dalam Tantra mulai dibahas menganai mandala, kita telah mengulas Risalah Agung Tahapan Jalan Tantra (Sngagsrim Chenmo), pada awalnya juga membahas mandala, semua sama. Pada permulaan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantra juga dibahas bagaimana mendirikan mandala ini, semua membahas hal ini.
◎ Hari ini memberitahu Anda semua, Pancabuddha juga bertakhta di lima istana, semua Vajra berada di sendi tubuh, inilah mandala tubuh Anda. Dalam mandala tubuh diri sendiri, mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran, semua ada Bodhisattva. Selain itu, semua takhta Vidyarajni, Pancabuddha masing-masing memiliki Vidyarajni, Asta Mahabodhisattva memiliki Asta Mahavidyarajni, semua sama. Selian itu ada takhta Devi, takhta Vidyarajni, takhta Krodha, takhta Buddha, Bodhisattva, dan Vajra, juga lima jenis takhta Dakini, semua ada di tubuh Anda.
Sebelum menikah, pria tidak bisa tidur semalaman, memikirkan ucapan yang telah diucapkannya, setelah menikah, sebelum Anda selesai mengatakan sesuatu, Anda telah ketiduran. Ini adalah perbedaan antara dua hal. Saya sering katakan, sebelum menikah, wanita menanyai pria: “Bagaimana menurut kamu?” Sebelum menikah, saat berjumpa, jantung akan berdegup kencang, ibarat rusa kecil yang sembarang tabrak, setelah menikah, rusa kecil itu sudah menabrak sampai mati. Sama halnya, setelah menikah sudah tidak sama lagi. Istri bertanya: “Dulu saat kita berpacaran, kedua matamu bersinar-sinar, selalu menyetrum saya, kenapa sekarang tidak lagi melihat saya?” , “Bukankah saya harus bekerja keras dan menghemat demi kebutuhan keluarga, hemat listrik!” Istri bertanya: “Tapi kenapa saat kamu lihat gadis cantik, kedua matamu bersinar?” Suaminya menjawab: “Itu adalah lampu peringatan, mengingatkan mereka bahwa saya punya istri, jangan mendekat.” Akhirnya tetap saja ada alasan, baca Lamdre maka kita akan tahu, Buddha dan Bodhisattva mana yang ada di mana, sebenarnya semua ada dasarnya, semua bisa dijelaskan.
Di masa muda, ketika melihat seorang gadis, kedua mata bisa mengirimkan setrum, saat seorang gadis melihat pria tampan, matanya juga akan mengirimkan setrum, jika keduanya saling setrum, maka keduanya pasti tersetrum. Setelah menikah, setrum itu tidak ada lagi, jika tetap dipaksakan untuk hidup bersama, akan sangat berat, semua sudah tidak ada rasa. Tapi kita orang bijak, membangun hubungan berdasarkan kemurnian, demikianlah seorang sadhaka. Orang awam akan berbeda, dulu saya bekerja di Perusahaan Listrik Hualian, saat saya bekerja, bibi dan paman saya menetap di Hualian, paman saya adalah seorang kepala seksi layanan, paman membonceng saya pergi kerja, saya perhatikan, sepanjang jalan paman selalu melihat wanita, saat melihat seorang wanita cantik, ia terus meliriknya, dalam hati saya mengatakan, habis sudah… Tapi untunglah, ia masih memerhatikan jalan, tapi begitu lihat wanita cantik, matanya pasti melirik ke sana.
Istri memarahi suaminya: “Kenapa diam-diam kamu membaca buku harian saya?” Dengan terbata-bata suaminya mengatakan: “Bagaimana kamu bisa tahu?” Dengan emosi istri mengatakan: “Sebab aku baru saja membaca buku harianmu, dan di sana tertulis kemarin kamu telah membaca buku hariannku.” Sama-sama saling curiga, kehidupan seperti itu sungguh tidak berarti. Si gajah mengangkat hubungan persaudaraan dengan si semut, suatu hari, si gajah mengalami kecelakaan lalu lintas, dan menerima pertolongan darurat di rumah sakit, setelah mendengar kabarnya, si semut langsung bergegas ke rumah sakit, dalam perjalanan ia bertemu dengan kelinci, kelinci menanyai semut: “Kenapa kamu begitu tergesa-gesa, mau pergi ke mana?” Semut menjawab: “Kakak saya masuk rumah sakit, saya ingin bergegas mendonorkan darah untuknya.” Semut ingin mendonorkan darah kepada gajah, ini adalah sebuah lelucon! Saya sering ceritakan lelucon mengenai semut dan gajah, gajah memperistri semut, suatu hari gajah sedang berenang di kolam, semut memanggilnya: “Suamiku, segera naik!” Gajah menjawab: “Ada apa?” Si gajah pun naik. Semut mengatakan: “Baik, kamu boleh kembali berenang.” , “Untuk apa barusan kamu panggil aku naik?” Semut mengatakan: “Aku cuma mau lihat apa kamu pakai celana renang punyaku!” Kedua lelucon ini sama. Semut dan gajah sama sekali tidak cocok, yang satu sangat kecil, dan yang satu begitu besar.
Sebenarnya saya merasa, XX sungguh agung, semenjak saya mulai melek, sejak kecil sampai sekarang usia 73 tahun, saya tidak pernah berjumpa dengan orang seagung itu. Di hadapan dia, Guru Lu ibarat semut belaka, ia adalah gajah, dan saya sangat kecil. Ada orang yang ingin memiliki selimut bekas pakai Mahaguru, atau bantal bekas Mahaguru, saya pun merasa sangat heran, kenapa Anda mau membeli selimut bekas saya? Atau kasur saya, bantal saya, kenapa kalian menginginkannya? Saya merasa tidak enak, merasa malu, bhvana diri ini tidak baik, dan kalian ingin membeli kasur bekas saya. Tapi XX berbeda, XX bahkan menjual kasur bekasnya! Ya Tuhan! Saya tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa seseorang akan menjual kasur bekasnya, konon orang yang membeli kasur itu dan menggunakannya untuk tidur akhirnya bunuh diri! Selain itu, ada juga yang pernah membeli selimutnya, dan menjadi gila. Ternyata ada hal semacam itu, saya tidak seagung dia, saya tidak pernah berpikiran untuk menjual selimut bekas saya atau apa, konon ia menggunakan beberapa lapis speri, banyak sekali, karena ia ingin menjual lebih banyak lagi. Saya tidak seagung dia, kalian tidak perlu membeli barang-barang bekas saya itu, saya orang biasa saja.
Di loket bioskop, seorang petugas bergumam: “Kenapa orang tua ini hanya membayar separuh?” Pak tua itu mendengarnya, ia menjawab: “Karena tiap kali nonton bisokop, kami akan tertidur pada separuh film. Jadi mestinya separuh harga!” XX lah yang agung! Tahukah Anda? Saat nonton bioskop ia ketiduran, setelah filmnya usai, orang menanyainya: “Kenapa Anda tidur?” , “Wah! Kamu meremehkan saya! Barusan saya pergi ke planet lain, dan tepat saat film usai, saya pun kembali.” Oh Tuhan! Ia pergi ke planet lain! Sedangkan saya hanya masuk ke dalam mimpi sendiri, perbedaannya sungguh besar! Inilah sebabnya mengapa saya sangat menghormatinya. Semestinya saya merangkak dari Seattle sampai ke San Francisco untuk bersarana kepadanya, sebab ia bisa berkomunikasi dengan semua binatang, sedangkan saya tidak bisa, saya mesti berguru dan belajar padanya, cara dia baik sekali, bisa meraup duit! Lebih baik saya ke kebun binatang menjadi manajer, saya bisa berkomunikasi dengan semua binatang, satu-satunya orang di muka bumi yang bisa berkomunikasi dengan binatang, di dunia ini hanya satu orang, saya tidak pernah mendengar ada orang yang bisa berbicara dengan semua binatang dan unggas, di kolong langit ini hanya ada satu, Anda tidak pergi belajar Buddha, lebih baik saya merangkak sampai ke San Francisco, saya juga ingin berguru padanya. Saya tidak punya kemampuan semacam itu. Saya pernah katakan, saat Shakyamuni Buddha turun hadir, meminta XX untuk menjulurkan tangannya, Shakyamuni Buddha menggandeng tangannya, demikianlah ia menuliskan dalam bukunya, “Shakyamuni Buddha menggandeng tangan saya, dan saya pun tenang.” Apa? Shakyamuni Buddha melanggar sila? Shakyamuni Buddha adalah seorang bhiksu, apakah Beliau boleh menggandeng tangan seorang wanita? Terus terang, di sini ada pratima Shakyamuni Buddha, tidakkah Anda malu? Dalam agama Buddha ortodoks, Shakyamuni Buddha mengajarkan bhiksu tidak boleh menatap mata upasika, dan jaraknya mesti jauh, bicara hanya beberapa patah kata, tapi XX mengatakan mereka bicara banyak, bahkan bergandengan tangan, bukankah ini pelanggaran sila, bagaimana ini? Sederhana sekali, Shakyamuni Buddha yang dimaksud XX itu bukanlah Shakyamuni Buddha, melainkan hantu! Tentu saja hantu melakukan pelecehan seksual.
Suatu hari, di atas sebuah kendaraan umum yang penuh sesak, putri melihat tempat duduk prioritas, dengan penuh perhatian ia menyuruh ayahnya untuk duduk. Si ayah memberitahu putrinya, itu adalah tempat duduk untuk lansia, anak kecil, atau bibi yang perutnya besar, ayah tidak boleh duduk. Putri menjawab: “Anda boleh duduk di situ! Karena perut Anda juga besar!” Itu tidak boleh, kita mesti taat aturan, dan tidak boleh berdusta, dalam banyak hal, dari ucapannya kita bisa melihat kejanggalannya. Ada kejanggalan, sangat banyak, hanya saja Anda tidak bisa melihatnya. Saya telah membaca semua, semua ada kejanggalan, hanya saja orang yang tidak punya kebijaksanaan dapat diperdaya olehnya. Semua pembicaraan dia dengan binatang juga penuh kejanggalan, saya sudah baca. Oleh karena itu, Shakyamuni Buddha juga tidak mungkin menggandeng tangan XX, apa sebabnya?
◎ Ajaran dari Sang Buddha, dalam Hinayana, vinaya sangat ketat, tidak boleh menatap mata wanita, bicara juga mesti berjarak beberapa langkah, dan mata menatap ke lantai, bicara tidak boleh lebih dari lima patah kata, hanya boleh mengucapkan yang penting saja, usai mengungkapkannya, tidak boleh lanjut berbincang, mesti segera diakhiri, apalagi sampai menggunakan tangan untuk menarik tangan orang lain, ini adalah aturan dari Shakyamuni Buddha dalam Hinayana, merupakan aturan dari Sthaviravada. Dalam Mahayana juga ada vinaya, dalam Tantra juga ada vinaya Tantra.
Mama menanyai Xiaoming: “Mana yang akan kamu pilih, permainan komputer atau nilai 100?” Xiaoming memilih nilai 100. Mama mengatakan: “Kamu masih punya kemauan untuk menjadi lebih baik.” Xiaoming mengatakan: “Papa bilang, kalau saya bisa meraih nilai 100 dalam ujian, maka ia akan membelikan saya sebuah permainan komputer.” Ia menginginkan keduanya. Puja bakti kali ini merupakan puja bakti terakhir pada tahun ini di Seattle, sangat senang bisa melihat sekian banyak umat yang datang dari jauh, dan Mahaguru merasa sangat bersalah, karena mungkin saja Dharmadesana Mahaguru tidaklah sempurna, mungkin juga ada kekurangannya, mungkin juga tidak bisa disebut sebagai yang terbaik, juga tidak termasuk sebagai yang terbaik, kadang diri sendiri juga merasa diri ini tidak sempurna, saya sendiri juga sangat santai, bicara juga sangat santai, ada banyak pembicaraan santai. Kadang menanyai semua, seperti sedang menguji semuanya, kadang menanyai Acarya, tapi juga merasa keliru. Sebab kadang akan membuat Acarya kehilangan muka, bisa menyalahi beberapa Acarya, dan diri ini merasa tidak enak hati. Semoga apabila Mahaguru ada kekurangannya, tentu saja Mahaguru punya kekurangan, sudah pasti bukan orang yang sempurna, saya punya banyak kekurangan, kalian boleh memberi tahu, saya juga akan mendengar nasihat dan saran kalian, juga berharap bisa mendengar suara hati kalian. Yang semestinya diperbaiki, menurut saya mesti dengan serius diperbaiki.
Mengenai persoalan XX, saya terpaksa membahasnya, sebab ia benar-benar menyebah banyak hantu, tapi kita bisa katakan, ia memiliki nidana ini, sehingga menyembah hantu-hantu itu, namun menurut pandangan agama Buddha, sama sekali tidak sesuai. Mesti benar-benar berucap yang benar, tidak bisa semua ucapan Anda dianggap sah, jadi saya mesti mengungkapnya, sebab Anda (XX) telah memindahkan batu nisan di kuil yin ke dalam altar Anda, kuil yin adalah kuil hantu, bahkan juga membuat patung tiga hantu Jepang dan dua hantu Tionghoa, dan menyebutnya sebagai pemimpin para hantu. Anda menaikkannya sebagai Dharmapala, mengatakan mereka adalah Dharmapala, atau Devasenapati. Namun sesungguhnya, banyak orang yang berkunjung ke sana mengalami kesambet, banyak orang yang menyembahnya dan kesambet. Jika kalian mengikuti Mahaguru dan mengalami hal yang sama, kalian juga boleh menegur saya. Belajar Buddha mesti memuja Buddha dan Bodhisattva, dalam ajaran Buddha sudah pasti tidak ada yang mengajari Anda untuk menyembah hantu. Jadi apabila Mahaguru melakukan kesalahan, seperti apa yang diucapkan tentang XX, apabila ada yang keliru, kalian boleh menegur, di mana letak kesalahan saya, kalian boleh menegur. Terima kasih karena Anda semua telah mendengar Dharmadesana Mahaguru di sini selama setengah tahun ini, sungguh terima kasih. (Acarya Lianci berdiri mengatakan: “Mahaguru menggunakan contoh dari peristiwa XX untuk mengajari kita semua, ini sudah sepenuhnya tepat, terima kasih Mahaguru.”)
Saya sendiri belum pernah dengar ada umat Tantra atau Sutrayana yang menyembah hantu. Saya tidak pernah mendengarnya, tentu saja XX adalah nomor satu, apalagi hantu yang disembah sangat banyak, puluhan ribu hantu, ia sendiri juga menuliskan asal-usul hantu-hantu itu, XX sendiri mengatakan, ada yang dari korban tsunami di Indonesia, ada yang dari korban 911, korban 228, roh-roh di neraka, roh-roh prajurit Jepang yang tewas dalam perang dunia kedua, roh-roh prajurit yang tewas di Taiwan, dari Vietnam Veteran Memorial Washington, serta hantu-hantu dari perang Korea, XX mengundang semuanya. Tapi pendapat dia berbeda, coba Anda pikir, XX mengatakan kita mesti berwelas asih, bahkan hantu pun mesti ditampung, kemudian ia membuat sebuah markas besar di sana, dan cabangnya ada di berbagai tempat ibadah di seluruh dunia. Ia mempersemayamkan papan hantu di berbagai tempat ibadah, dan dilakukan tanpa persetujuan kita. Mohon tanya, apakah ini benar? Kita tidak tahu bahwa ia telah membagi-bagikan hantu-hantu itu kepada kita, ayah Jufang yang sudah lanjut usia, ia tinggal di bangunan ketiga di samping Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, di malam hari, saat ia bangun tidur untuk buang air kecil, ia melihat banyak hantu berdiri di halaman, ayah Jufang bisa berbahasa Jepang, ia bahkan berbicara dengan hantu itu dalam bahasa Jepang. Coba Anda renungkan, saya hanya memberikan sebuah perumpamaan, Anda mengaku punya welas asih yang besar, bahkan hantu pun ditampung, tapi Anda juga berdusta dengan mengatakan bahwa hantu-hantu itu telah menjadi Devasenapati, apakah hantu bisa semudah itu menjadi Devasenapati? Kalau begitu, lebih baik kita semua menjadi hantu, saya pun juga rela menjadi hantu di sana! Sebab dalam waktu singkat bisa menjadi Devasenapati, dan kemudian menjadi alam suci.
◎ Sederhana saja, sanggupkah Anda menampung semua tahanan dalam penjara? Bukankah kita welas asih, Zhenfo Zong welas asih, maka kita mesti menampung semua tahanan dari semua penjara, bisa? Tidak bisa. Apakah Anda sanggup menampung semua tunawisma di Amerika? Apakah Zhenfo Zong sanggup? Tidak bisa juga. Ini adalah perumpamaan yang sederhana saja, perbandingan menggunakan logika, semua hantu yang tewas dalam bencana bersenjata tergolong sebagai hantu beringas! Jika Anda sampai kerasukan, maka akan timbul keinginan untuk bunuh diri. Sebuah contoh yang sangat sederhana, ayah dari Acarya Liandong (蓮東上師), ia pergi membantu mendekorasi ruang Dharmapala XX, sepulangnya langsung kerasukan, hantu juga memintanya untuk mati, berbisik kepadanya untuk mati! Oleh karena itu, kita tahu ukuran antara mana yang bisa ditampung dan mana yang tidak, semua hantu yang dipelihara di tempat Anda, menurut pengamatan saya, bahkan Anda sendiri pun sudah tidak bisa melepaskan diri dari mereka. Sangat mudah untuk mengundang hantu, tapi sangat sukar untuk mengantar mereka kembali, saya lihat, bahkan Anda sendiri pun juga tidak bisa membebaskan diri.
Om Mani Padme Hum.