Hari ini kita mengulas silsilah.
Tantra mengajarkan perihal silsilah, tidak seperti aliran eksoterik. Seperti di sekte Sukhavati, setelah Anda bersarana kepada Guru, Anda boleh pulang dan mempraktikkan pelafalan Nama Buddha. Banyak orang yang bersarana dalam agama Buddha, setelah bersarana, boleh mempelajari sutra dan melafal Nama Buddha.
Apa itu silsilah dalam Tantra? Di Tibet, ada sebuah perumpamaan yang sangat penting, yaitu kalasa kepada kalasa. Satu kalasa tidak berisi air, dan kalasa yang lain berisi air. Air dalam kalasa dituangkan masuk ke dalam kalasa yang lain, inilah silsilah.
Semisal seorang Guru atau Acarya, ia memahami materi dalam Tantra, sementara Anda baru saja bersarana, masih belum tahu banyak, Anda menerima abhiseka, kelak ia akan mulai mentransmisikan ajaran Tantra kepada Anda. Ibarat menuangkan air dari kalasa beliau kepada kalasa Anda, inilah silsilah.
Tantra mengutamakan silsilah, apabila Anda tidak punya silsilah, kemudian langsung mengambil buku tata ritual dan mempraktikkannya, ini berarti merupakan perbuatan mencuri ajaran. Dalam aliran eksoterik tidak ada istilah mencuri ajaran, sebab dalam bhavana aliran eksoterik tidak ada tata ritual yang khusus. Namun dalam Tantra ada tahapan, ada tata cara, ada rumus, ada esensi, dan ini semua mesti dituangkan dari kalasa yang satu kepada kalasa yang lain.
Pengulasan juga harus sangat jelas, seorang Guru membabarkan hasil bhavana diri sendiri kepada siswanya, ini disebut kalasa kepada kalasa, dan kita menyebutnya silsilah.
Dahulu ada yang mengatakan, “Mahaguru Lu tidak punya silsilah Tantra.”, ada juga orang yang berkata demikian. Akan tetapi, saat ini pun Guru saya masih ada, bagaimana mungkin saya tidak punya silsilah? Saya bukan membeli sebuah buku tata ritual kemudian mempelajarinya sendiri, saya juga punya Guru. Silsilah ditransmisikan oleh Guru kepada Anda, beliau juga mengajari Anda.
Seperti Bhiksu Liaoming, Beliau mengajarkan ajaran Tantra Nyingmapa kepada Mahaguru. Seperti Guru Sakya Zhengkong, Beliau mengajarkan ajaran Tantra Sakyapa kepada Mahaguru. Gyalwa Karmapa ke-16, Beliau mengajarkan ajaran Tantra Kagyudpa kepada Mahaguru. Guru Thubten Dhargye, Beliau mengajarkan ajaran Tantra Gelugpa kepada Mahaguru. Abhiseka yang saya terima juga tak terhitung banyaknya.
Tantra mesti ada abhiseka, mesti ada silsilah. Dalam hal silsilah, ada juga banyak pusaka silsilah. Saya sendiri mempunyai banyak pusaka silsilah pemberian ‘Grand Grand Master’ (Kakek Guru) Anda, sekarang di altar mandala juga terdapat pusaka silsilah. Kalasa abhiseka yang paling besar ini adalah benda antik. Kalasa ini diwariskan oleh ‘Grand Grand Master’. Selain itu, di sini juga ada alat abhiseka untuk Abhiseka Pancadhyani Buddha, ini juga diwariskan oleh ‘Grand Grand Master’. Ada banyak pusaka silsilah.
Saya menerima Abhiseka Acarya dari Guru Padmasambhava. Semua berpikir, “Tidak ada orang yang menyaksikan proses Abhiseka Acarya itu, dan itu semua terjadi antara Anda dengan Guru Padmasambhava, Beliau menggunakan metode transmisi hati kepada hati.” Saya telah katakan, abhiseka semacam itu sangat istimewa, merupakan silsilah angkasa. Namun bagaimana dengan silsilah dunia ini? Guru Sakya Zhengkong lah yang memberikan Abhiseka Acarya. Selain itu, Guru Sakya Zhengkong juga mewariskan banyak pusaka silsilah kepada saya, demikian pula dengan Karmapa, Bhiksu Liaoming juga ada.
Saya memiliki sebuah vajra ghanta, yang sangat lama, bukan bermodel Tibet, juga bukan bermodel Tantra Timur, dahulu sering saya gunakan, sekarang disimpan, sebab saya khawatir dicuri, itu adalah pusaka silsilah dari Bhiksu Liaoming.
Silsilah berarti ketika Anda berjumpa dengan Guru, beliau menuangkan air dalam kalasa kepada Anda. Berbagai ajaran dan metode Tantra yang Anda pelajari, semua berasal dari transmisi Guru, beliau mentransmisikan buku tata ritual kepada Anda, proses semacam ini bukanlah pencurian ajaran.
Oleh karena itu, dalam Tantra ada istilah mencuri ajaran, yaitu jika Anda mempelajari ajaran Tantra tanpa silsilah, itu artinya Anda telah mencuri ajaran.
Anda mendengar pembabaran Guru, menerima abhiseka dari Guru, beliau mengajarkan esensi ajaran kepada Anda, dan mengabhiseka Anda, kemudian berpesan supaya Anda bersadhana dengan sebaik-baiknya. Ini tidak disebut sebagai mencuri ajaran, ini berarti punya silsilah.
Para Tantrika yang sedang duduk di sini, para Acarya, bhiksu dan bhiksuni, para upasaka dan upasika, semua adalah Tantrika yang memiliki silsilah, dan bukan tidak memiliki silsilah.
Sampai saat ini, Guru saya masih ada, meskipun beberapa ‘Grand Master’ saya telah berpulang, namun ada yang masih hidup, dan dapat mengonfirmasikannya, inilah silsilah yang tergolong sebagai silsilah dunia.
Dalam silsilah ada yang disebut sebagai transmisi lisan, yaitu dibabarkan oleh Guru, dan Anda mendengarnya, ini berarti kalasa kepada kalasa. Tantra Tibet menyebutnya kalasa kepada kalasa, langsung menuangkan air ke dalam kalasa yang lain.
Proses transmisi ajaran Tantra yang kita terima, ibarat kalasa kepada kalasa. Hari ini saya membabarkan Dharma, saya adalah kalasa, Anda juga adalah kalasa, menuangkan air dalam kalasa ini kepada Anda semua, kalasa kepada kalasa, inilah silsilah.