2018-01-27 Bermeditasi Memasuki Samadhi Dapat Melihat Asap Melihat Sinar Matahari dan Melihat Tathagata
Ceramah Lamdre ke-124 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Homa Sarasvati Bhagavati, 27 Januari 2018 di Taiwan Lei Tsang Temple
Terlebih dahulu marilah kita bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah, sembah puja kepada Bhiksu Liaoming, sembah puja kepada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja kepada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja kepada Guru Thubten Dhargye, sembah puja kepada Tri-ratna Mandala, sembah puja kepada Adhinatha homa hari ini : Dewi Ibu Mahatinggi, Sarasvati.
Gurudara, Thubten Ksiti Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung hari ini : Setjen Pemerintah Provinsial Taiwan : Bpk. Zheng Pei-fu dan istri Ibu Han Wu-zhen. Akademisi Academy of Sinica Prof. Zhu Shi-yi dan istri Ibu Chen Wenwen. Penasihat hukum Zhenfo Zong, pengacara Zhou Huifang, dan pengacara Lu Wenxiang ; Segenap anggota tim profesor doktor dan medis Zhenfo Zong. Manajer Umum Ching Yi Biotech Co. Ltd. Sdri. Zhang Yuzhen. Perwakilan anggota Legislatif Kota Tainan : Cai Wang-quan. Seniman pahat bpk. Jian Zhengxing. My university classmates, bpk. Zhu Jinshui dan ibu Chen Zexia. Ketua umum Lotus Light Charity Society, Produser Sembilan Tingkat Dzogchen, Diktat Hevajra, dan Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana - Acarya Lianyue, dan pembawa acara : sdri. Peijun ; Pembawa acara Lamdre dan Sutra Paribodhi, Acarya Lianhai ; Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Yaqi. My sister Lu Shengmei, My sister Lu Guoying dan suami, bpk. Li Hetong.
Terima kasih kepada segenap donatur konsumsi : Sdr. Zhang Dingxin dari Hong Kong sebesar NT$ 100 ribu, sdri. Yu Qiaoling dari Hong Kong sebesar NT$ 100 ribu, sdri. Lianhua Yinghui dari kota Malang Indonesia, sebesar NT$ 100 ribu.
Guo Xue-e, ia adalah kekasih saya di SMA. Sungguh, kini kami telah tua, silakan berdiri supaya semua bisa melihat Anda. Xue-e, kita pertama kali berjumpa di stadion Kaohsiung, saat itu China Youth Corps menerbitkan sebuah majalah, yaitu : ‘Gaoqing Wencui’, kita menjadi penanggung jawab, saya adalah kepala redaksi, dan dia adalah anggota dalam ‘Gaoqing Wencui’, semenjak saat itu kami pun saling kenal dan menjalin hubungan, saya pernah bersepeda membonceng dia, saya tidak bisa membonceng di belakang, saya memboncengnya di depan. Kami tidak bertemu lagi selama 60 tahun, selamat datang ! Ada lagi, kekasih di masa SD, yaitu Gao Chunxin, dia tidak bisa datang ? Anda boleh mengajaknya ! Dia memeluk agama Kristen ? Tidak apa, saya juga bisa mengisahkan tentang Yesus Kristus ! Dia adalah penganut Gereja Presbiterian, benar, saya memeluk agama Kristen demi Gao Chunxin, terus sampai SMA, di Gereja Presbiterian distrik Xinxing Kaohsiung, saya adalah guru sekolah minggu, bahkan menjabat sebagai guru studi Alkitab, saat itu saya juga masuk tim paduan suara penyembahan. Hidup ini sungguh menakjubkan, kapan akan mengalami sesuatu, seakan-akan semua telah digariskan. Jika Gao Chunxin hadir, saya akan menyanyikan sebuah lagu penyembahan untuknya : “Haleluya memakai pakaian putih.”. Bagaimana dengan Guo Xue-e ? Sepertinya kita tidak pernah menyanyi bersama, tapi, kita adalah teman baik, terus sampai saya menempuh pendidikan Geodesi, kami masih saling berkirim surat, saya bahkan memperkenalkan seorang teman kepada Guo Xue-e. Mestinya masih ingat, teman itu juga adalah teman dari Fakultas Geodesi, ini semua adalah kisah masa lalu.
Belum mengucapkan selamat sore kepada semuanya. Selamat sore semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) Selamat sore semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton ) Wugai ! Wugaishai ! ( Bahasa Kanton : Terima kasih semuanya ) Sawadika!( Bahasa Thailand : Apa kabar ) Kamsamnida ! ( Bahasa Korea : Terima kasih ) Konnichiwa ! ( Bahasa Jepang : Apa kabar ) Good afternoon ! ( Bahasa Inggris : Selamat sore ) Merci ( Bahasa Perancis : Terima kasih ) Bonjour ! ( Bahasa Perancis : Apa kabar ) Hola Amigo ! ( Bahasa Spanyol : Apa kabar ) Te quiero mucho ! ( Bahasa Spanyol : Aku cinta kamu )
◎ Kebetulan hari ini membahas mengenai Sarasvati Bhagavati, sebenarnya asal-usul Beliau sangat agung, tiap Adhinatha upacara kita di sini sangat agung. Apakah kalian tahu agama Hindu ? Sebenarnya agama Buddha bersumber dari agama Hindu, ada beberapa Adhinatha yang utama, semua mengetahuinya, Vishnu atau Dewa Subhakrtsna, Shiva atau Mahesvara, Brahma atau Dewa Mahabrahma, ketiganya ini adalah yang teragung dalam agama Hindu. Di antaranya, Dewa Mahabrahma, Beliau adalah pencipta alam semesta, Dewa Vishnu adalah pelindung semua makhluk, dan Shiva adalah Dewa Pelebur, Beliau adalah Mahesvara, yang melebur alam semesta, ada pencipta alam semesta, ada pelindung alam semesta, dan ada pelebur alam semesta, inilah filosofi agama Hindu.
Tiga Dewa Utama dalam agama Hindu adalah Vishnu, Brahma, dan Shiva, kemudian putra dari Dewa Shiva adalah Ganesh, masuk ke Tibet menjadi Ganapati, atau Dewa Rezeki Gajavaktra. Ada satu, yang mereka sebut sebagai Dewi Ibu Mahatinggi, yaitu Sarasvati, oleh karena itu, tadi pada saat memanjatkan doa, saya mengatakan : “Sarasvati, Dewi Ibu yang Mahatinggi.”, yaitu Dewi Ibu Suara Merdu, dalam agama Hindu merupakan salah satu dari Lima Dewata Agung, dan hanya satu ini yang merupakan Dewi, maka disebut Dewi Ibu Mahatinggi. Masuk dalam Tantra, Beliau adalah Bhagavati dari Amitabha Buddha, Bhagavati dari Manjusri Bodhisattva, sekaligus merupakan Bhagavati dari Yamantaka Vajra. Apakah Adhinatha ini agung ? ( Hadirin : “Agung !” ) Adhinatha ini telah mencakupi segalanya, merupakan Adhinatha yang sangat agung. Dalam agama Hindu Beliau sangat kudus, Beliau adalah Dewi Ibu Mahatinggi, banyak yang berdoa kepada-Nya dan memperoleh kontak batin. Dalam Tantra Beliau memiliki banyak nama.
Dalam Suvarnaprabhasottamaraja Sutra, varga Sarasvati Devi, Dewi Kefasihan Berbicara juga merupakan salah satu Nama Beliau. Dalam Mahapratisara Sutra dan Mahavairocana Sutra, Nama Beliau antara lain : Dewi Kefasihan Berbicara, Bhagavati Suara Merdu, Dewi Suara Indah, Dewi Suara Merdu, Dewi Kebijaksanaan, dan Dewi Talenta.
Sang Buddha pernah membabarkan mengenai Beliau, lihatlah dalam Nama Beliau ada kata : “Kefasihan Berbicara”, Beliau memiliki kefasihan berbicara tanpa rintangan, dan ini sangat penting ; Sederhana sekali, mesti punya kebijaksanaan sehingga memiliki kefasihan berbicara, Beliau juga merupakan Dewi Kebijaksanaan ; Suara Beliau sangat merdu, Beliau juga merupakan Dewi Talenta. Dalam Suvarnaprabhasa Sutra ada tertulis : “Asalkan Anda menjapa Suvarnaprabhasa Sutra, maka Sarasvati Bhagavati pasti akan datang untuk mengadhisthana.”
Dewi Sarasvati sungguh luar biasa. Pada periode akhir dari penyebaran Tantra, Tibet memilih 2 orang untuk diutus belajar Dharma ke India, yang satu adalah Taglo, dan yang satu adalah Drokmi. Taglo memilih untuk menetap di India, tidak kembali ke Tibet, hanya Drokmi Lotsawa yang setelah berguru kepada banyak Guru dan belajar banyak ajaran, kemudian kembali ke Tibet.
◎ Suciwan teragung dalam periode akhir dari pembabaran Tantra adalah Drokmi Lotsawa, namanya adalah Sakya Yeshe. Istadevata pertama yang berkontak yoga dengan Drokmi Lotsawa adalah Sarasvati Bhagavati, dalam hagiografi Drokmi Lotsawa, Beliau menyebutkan bahwa Sarasvati Bhagavati adalah Istadevata pertama bagi Beliau, berkat adanya Sarasvati Bhagavati, Beliau baru pergi ke India untuk mempelajari banyak ajaran Tantra, Beliau merupakan seorang Siddha yang sangat agung. Mudra Hati yang utama bagi Beliau, sebuah benda suci utama yang terus Beliau simpan di hati, disebut juga segel, yang selalu Beliau kenakan, yang terus melindunginya, berasal dari penulis Lamdre : Virupa, semua ini saling berkaitan.
Dari mana kah asal Lamdre yang diulas oleh Mahaguru saat ini ? Yaitu berasal dari Virupa. Suciwan yang mencapai keberhasilan melalui bhavana Lamdre dari Virupa adalah Drokmi Lotsawa Sakya Yeshe, dan Istadevata pertama dari Sakya Yeshe adalah Sarasvati Bhagavati, dapat kita ketahui bahwa Sarasvati Bhagavati sangat agung.
◎ Di antara para Acarya kita, ada satu yang merupakan titisan dari Sarasvati Bhagavati, kalian tahu siapa dia ? Acarya Lianmiao (蓮妙上師). Oleh karena itulah bakat seni Acarya Lianmiao sangat baik, ia juga belajar alat musik guzheng dan yangqin, pernah tampil di Seattle, selain guzheng dan yangqin, ia juga bisa melukis.
Lukisannya tentu tidak bisa dipahami oleh orang lain. Buat apa melukis sesuatu yang bisa dipahami ? Benar tidak ? Yang bisa dipahami cukup diperoleh lewat potret, lebih baik memotret. Bahkan Mahaguru pun juga tidak paham lukisannya, akan tetapi, begitu ia menggoreskan tinta, langsung memancarkan semangat yang luar biasa.
◎ Di sini masih ada seorang seniman, seorang seniman ukir, yaitu bpk. Jian Zhengxing. Putri dari bpk. Jian Zhengxing, ada di mana ? Baik, selamat datang, saya tidak tahu nama Anda. Akan tetapi, saya tahu, Anda juga merupakan titisan dari Sarasvati Bhagavati. Sarasvati Bhagavati mempunyai banyak titisan. Acarya Lianmiao memanfaatkan mopit Sarasvati Bhagavati dengan sangat cemerlang. Siapa nama dari putri bpk. Jian Zhengxing ? Jian Niang-yu, baik sekali, silakan duduk, ia juga punya bakat seni.
Talenta dari Acarya Lianmiao, antara lain dalam bidang musik dan seni rupa, ia juga punya kefasihan berbicara, dan kebijaksanaan. Kaligrafinya juga sangat indah. Wah ! Sungguh goresan yang istimewa ! Sebuah goresan laksana naga terbang dan tarian feniks, Acarya Lianmiao telah mengembangkannya. Selain itu, berbagai warna dan pencampurannya, sembarang gores, langsung menjadi sebuah karya seni, kalangan politikus, pengusaha, dan selebritis terus memesan lukisannya. Dia adalah aliran Lingnan dari Yang Shanshen, murid dari pelukis tersohor tersebut, sekarang dia masih sangat muda, masih sangat berprestasi, kelak masih akan berkembang lebih baik. Sebelumnya, saat Youren Shengu pentas, kain latarnya dilukis oleh Acarya Lianmiao. Sdri. Jian kelak juga bisa menempuh jalan yang berhubungan dengan seni, kelak ia juga memiliki keberhasilan besar.
◎ Sarasvati Bhagavati juga menganugerahkan sebuah mopit kepada Mahaguru. Mopit saya ini, begitu diangkat, saya menjapa sebuah mantra :
一畫成江,
Yī huà chéng jiāng,
Goresan pertama menjadi sungai,
二畫成河,
èr huà chénghé,
Goresan kedua menjadi bengawan,
三畫四畫成金井,
sān huà sì huà chéng jīnjǐng,
Goresan ketiga dan keempat menjadi sumur emas,
此筆非凡筆,乃是妙音天女筆,
cǐ bǐ fēifán bǐ, nǎi shì miàoyīn tiānnǚ bǐ,
Mopit ini bukan mopit biasa, melainkan mopit Dewi Sarasvati,
指天天清,指地地靈,
zhǐ tiān tiān qīng, zhǐ di dì líng,
Menunjuk ke arah langit – langit pun cerah,
指人長生,
zhǐ rén chángshēng,
Menunjuk ke arah manusia – manusia pun panjang usia,
指鬼滅亡,指病消除
zhǐ guǐ mièwáng , zhǐ bìng xiāochú
Menunjuk ke arah hantu – hantu pun sirna,
Menunjuk ke arah penyakit – penyakit pun tersingkirkan.
Sebelum Zhang Tianshi mencapai keberhasilan sebagai Tianshi, Beliau juga punya sebuah mopit, mopit Beliau ada di Gunung Lu, oleh karena itu disebut sebagai Mopit Akademisi dari Gunung Lu.
一畫成江,
Yī huà chéng jiāng,
Goresan pertama menjadi sungai,
二畫成河,
èr huà chénghé,
Goresan kedua menjadi bengawan,
三畫四畫成金井,
sān huà sì huà chéng jīnjǐng,
Goresan ketiga dan keempat menjadi sumur emas,
此筆非凡筆,乃是盧山秀才筆,
cǐ bǐ fēifán bǐ, nǎi shì Lú shān xiùcái bǐ,
Mopit ini bukan mopit biasa, melainkan mopit Akademisi Lushan,
指天天清,指地地靈,
zhǐ tiān tiān qīng, zhǐ di dì líng,
Menunjuk ke arah langit – langit pun cerah,
指人長生,
zhǐ rén chángshēng,
Menunjuk ke arah manusia – manusia pun panjang usia,
指鬼滅亡,指病消除
zhǐ guǐ mièwáng , zhǐ bìng xiāochú
Menunjuk ke arah hantu – hantu pun sirna,
Menunjuk ke arah penyakit – penyakit pun tersingkirkan.
Zhang Tianshi mempunyai mopit akademisi dari Gunung Lu, sehingga ketika Beliau akan mencapai keberhasilan, banyak ibils yang datang merintangi, begitu Beliau melemparkan mopit tersebut, dilemparkan ke arah setan-setan, semua setan itu tertembus di bagian ulu hatinya, semua binasa. Mahaguru juga punya mopit ini, disebut Mopit Akademisi Gunung Lu, yaitu Mopit Dewi Sarasvati. Lihatlah betapa agungnya Dewi Sarasvati, Beliau menganugerahkan sebuah mopit kepada saya, sehingga bisa menghasilkan banyak karya tulis, bahkan berkesinambungan tanpa henti. Di antara siswa Tantra, ada banyak yang menjadi Mahasiddha, seperti Mahaguru telah menulis banyak buku, saya tidak berani mengatakan belum pernah ada sebelumnya, dan tidak akan pernah ada lagi, tidak bisa mengatakan demikian, sebab masih ada gunung lain yang lebih tinggi, masih ada yang lebih hebat.
◎ Meskipun dalam hal menulis saya tergolong sebagai orang yang kuat, tapi tidak boleh menyatakan belum pernah ada dan tidak akan pernah ada lagi, tidak boleh mengatakan demikian, kelak masih akan ada banyak Mahasiddha yang bermunculan dari ‘True Buddha School’ Zhenfo Zong. Sebagai seorang Guru, Mulacarya, yang terutama adalah dapat memanjatkan doa kepada Kesadaran Mahatinggi, tidak hanya berdoa, bahkan dapat melebur dengan Kesadaran Mahatinggi. Lebur dengan Kesadaran Mahatinggi, manunggal dengan Kesadaran Mahatinggi, hati Anda adalah Hati Yang Mahatinggi, hati Anda luas tak bertepi, dan bukan hati yang sempit.
Bagaimanakah Kesadaran Mahatinggi itu ? Kekal, abadi, Maha ada. Kita setiap insan memiliki benih Kesadaran Mahatinggi, bila Anda dapat mengembangkan Kesadaran Mahatinggi Anda, supaya dapat manunggal dengan Kesadaran Mahatinggi Alam Semesta yang Asali, maka Anda adalah seorang Siddha sejati, bahkan tanpa batas. Saat itu, bagi Anda tiada kelahiran dan kematian, tidak ada yang disebut lahir dan tidak ada yang disebut mati. Anda telah memahami tiada kelahiran dan kematian. Pada saat yang sama, Anda juga memahami, apa itu kekal, dan apa itu hati luas tak bertepi. Orang yang dapat melebur dan manunggal dengan Kesadaran Mahatinggi, pasti merupakan orang yang memiliki hati luas tanpa batas, dan ia adalah seorang Siddha.
Begitu muncul sedikit saja ego dalam diri Anda, sedikit saja rasa tamak, sedikit saja kebencian, dan sedikit saja kebodohan, maka Anda tidak akan bisa manunggal dengan Kesadaran Mahatinggi. Kita berbhavana adalah demi mencapai keabadian, mencapai yang luas tanpa batas, mencapai sukacita Mahatinggi, sukacita semacam itu tidak bisa dibeli dengan materi, tidak ada hubungannya sama sekali dengan materi. Materi bersifat terbatas, sedangkan hati ini tanpa batas. Sarasvati adalah Dewi Ibu Mahatinggi, asalkan Anda berkontak yoga dengan Beliau, maka hati Anda juga luas tanpa batas, hasil lukisan Anda, tiap kali Anda menggoreskan mopit, satu suara “Sret !”, maka Anda dapat melebur manunggal dengan Kesadaran Mahatinggi.
◎ Ingat satu aksara “Om”, ini adalah suara mula alam semesta, merupakan suara mula Kesadaran Mahatinggi yang paling merdu, Anda menjapa aksara ini, kemudian memasuki samadhi, manunggal dengan Kesadaran Mahatinggi, ini merupakan kiat yang paling agung.
◎ Kembali mengulas Lamdre dari Virupa, di sini disebutkan : “1. Penglihatan Dharmata Kini, ada tiga penglihatan Dharmata, yang terutama bangkit dari kondisi lingkungan, Dharmata nirvikalpa, metode penekunan bhavananya adalah : Pengamatan terang akan Mandala Tubuh, yang terakhir adalah Mandala Rupa Adhinatha dalam istana Cittavajra di cakra hati, secara khusus memvisualisasikan kilauan sinar merah mata ketiga, di antaranya, ketat dan longgarnya batin sesuai dengan visualisasi, dalam kemunculan terang memutuskan arus deras, dalam kemunculan yang belum terang memutuskan arus deras, berikutnya ditekuni seperti yang telah dituturkan sebelumnya. Ketika perhatian terpusat pada mata ketiga, menggunakan mata ketiga untuk menyingkirkan avidya, menguasainya menggunakan kesadaran yang terang dan bersih, ini merupakan ‘Metode mentransformasikan avidya’. Saat itu, seketika dualisme tidak lagi masuk, selain hanya pengamatan terang mata ketiga, Istadevata dan mandala lainnya, dan segala vikalpa akan samsara dan Nirvana telah terhenti, ini disebut : ‘Dharmata dari batin yang telah terhindar dari kemelekatan’, samadhi Dharmata tak terlahirkan yang tidak berdasarkan teori menghindari konsep tunggal dan jamak, juga bukan berasal dari Dharmata Sifat Sejati yang murni dari kemurnian mula, melainkan muncul dari kesadaran terang non-dualisme dari anubhava Yogi, disebut sebagai Dharmata. Di dalamnya diupayakan untuk menutup dan menyingkirkan fenomena avidya dan dualisme dari kemelekatan batin, dari pemutusan mendirikan konsep eksistensi dan Dharmata. Dan juga, yang disebut sebagai : ‘Menggunakan kesadaran terang untuk menguasai keberadaan, untuk menghasilkan Dharmata nirvikalpa’, ditegakkan dari yang telah dibentuk.”
Anda semua, setelah kalian mendengar bagian ini, apa kesan Anda ? Para Acarya, Dharmacarya, apa kesan Anda ? Ketahuilah, sesungguhnya, bagian ini, jika tidak melalui penekunan meditasi, Anda tidak akan bisa memahami apa yang dituturkan, dimulai dari eksistensi, terus sampai non-eksistensi, sampai tiada Dharma.
◎ Meditasi adalah keberadaan, seperti agama Hindu, di sana populer sebuah yoga, disebut Kriya Yoga, yoga adalah meditasi atau fokus. Saya pernah membahas perihal dhyana samadhi, dhyana berarti tidak terpengaruh lingkungan luar, sedangkan samadhi adalah sepenuh hati dan tak galau. Anda tidak boleh terpengaruh oleh lingkungan luar, dengan demikian barulah merupakan seorang Siddha. Sepenuh hati dan tak galau barulah seorang Siddha.
Lihatlah dalam Amitabha Sutra, untuk mencapai alam suci Buddha, Anda mesti melafal Nama Buddha sampai kondisi sepenuh hati dan tak galau, dengan demikian Anda bisa terlahir di alam suci. Yang paling sukar adalah sepenuh hati dan tak galau, tidak terpengaruh oleh lingkungan luar, tidak terpengaruh oleh pujian dan kecaman. Orang memuji, Anda tidak terpengaruh ; Orang menekan Anda, menolak Anda, Anda tetap tidak terpengaruh, dengan demikian Anda adalah suciwan. Seorang suciwan duduk di atas Dharmasana, memiliki semangat tak gentar, tiada yang ditakuti, bagaimanapun orang memfitnah Anda, apabila batin Anda menjadi tidak tenang, dalam seketika dapat menghancurkan Anda, maka suciwan macam apakah ini ? Hanya karena beberapa patah kata saja sudah tumbang, hanya karena sebuah nama sudah membuat Anda tumbang, hanya sebuah kedudukan juga membuat Anda tumbang, uang juga menumbangkan Anda, Anda telah terpengaruh. Mahaguru tidak terpengaruh, saya sesuai kehendak namun tidak melangkahi aturan, seperti yang dikatakan oleh Konfusius. Saya dapat melakukan segala hal sesuai keinginan, akan tetapi tidak akan melangkahi vinaya, hati saya leluasa, tidak terpengaruh oleh lingkungan luar, juga tidak terpengaruh semua hal yang bersifat nisbi seperti cantik dan jelek.
◎ Saya beritahu Anda, apa itu Kesadaran Mahatinggi ? Ia tidak bersifat nisbi. Apa itu nisbi ? Ada benar dan salah, hitam dan putih, baik dan buruk, semua bersifat nisbi ; Surga dan neraka, puncak gunung dan dasar laut, semua ini bersifat nisbi ; Pria dan wanita, cantik dan jelek, semua ini bersifat nisbi, sedangkan Kesadaran Mahatinggi tidak bersifat nisbi, melainkan mutlak. Apabila Anda berhasil mencerahi yang mutlak ini, maka Anda akan menjadi suciwan, Anda dapat sepenuh hati dan tak galau, ini mesti mengandalkan dhyana dan samadhi, semua yang dibabarkan di dalam sini adalah mengenai dhyana dan samahi.
◎ “Tiga penglihatan Dharmata, yang terutama bangkit dari kondisi lingkungan.”, bangkit dari eksistensi, “Dharmata nirvikalpa”, apa itu nirvikalpa ? Nirvikalpa sangat penting, “Metode penekunan bhavananya adalah : Pengamatan terang akan Mandala Tubuh.” Anda mesti melakukan visualisasi dengan Mandala Tubuh, memasuki Mandala Tubuh, tubuh Anda adalah Mandala Tubuh, memasuki tubuh Anda sendiri, Sifat Sejati muncul, menjadi terang.
Anda : “Mandala Rupa Adhinatha dalam istana Cittavajra di cakra hati.” Menggunakan visualisasi, Aksobhya Buddha adalah “Istana Cittavajra” Anda, Anda mesti visualisasikan rupa dari Adhinatha. “Secara khusus memvisualisasikan kilauan sinar merah mata ketiga.” Di mana kah mata ketiga ? Dari cakra anahata, terus sampai mata ketiga Anda, cakra ajna di atas tengah kedua alis Anda, itu adalah lokasi mata ketiga, dari cakra anahata sampai ke mata ketiga menjadi segaris, kemudian visualisasi mata ketiga, pada permulaan, Anda melihat kemunculan asap, “Penglihatan Dharmata Berpasangan” di dalamnya disebutkan perihal penglihatan asap, Anda melihat dengan mata, dari mata Anda melihat sinar matahari, kemudian juga melihat Tathagata, melihat Buddha. Inilah yang disebut dengan penglihatan sejati, semua ini mesti dalam kondisi samadhi, barulah bisa Anda lihat. Ini sangat penting, mesti melihat asap, melihat sinar matahari, dan melihat Tathagata.
◎ Yang tadi telah dikatakan, berasal dari Cittavajra di mata ketiga dan cakra anahata, menggunakan pikiran, saat itu, tubuh adalah Mandala Tubuh, mulut Anda tidak lagi menjapa mantra, terlebih dahulu bervisualisasi menggunakan pikiran, kemudian, secara perlahan muncul asap, muncul sinar matahari, dan pada akhirnya, dalam sinar ada Tathagata.
◎ Dalam Tantra disebutkan, apa yang pertama kali dilihat oleh mata ketiga ? Terlebih dahulu melihat sinar bindu, kemudian, Anda lihat rantai vajra, terlebih dahulu muncul sinar bindu, 2 buah, 3 buah, 4 buah, 5 buah, sinar bindu ini dirangkai menjadi rantai vajra ; Kemudian semua rantai vajra menjadi layar vajra, menjadi layar sinar ; Kemudian muncul Tathagata.
Di dalam dibahas mengenai bagaimana berlatih Mandala Tubuh, setelah berhasil memunculkan Mandala Tubuh, kemudian pikiran dan mata ketiga dari Mandala Tubuh dihubungkan, dari mata ketiga, terlebih dahulu melihat sinar bindu, kemudian melihat sinar bindu yang terangkai, kemudian melihat sehamparan sinar yang sangat besar, kemudian Kesadaran Mahatinggi muncul dari sinar terang tersebut, yaitu Tathagata. Anda mesti melakukan sesuai tahapan ini, akan tetapi, ini semua membutuhkan dhyana dan samadhi, ada metodenya. Mahaguru juga telah mengajarkan, mesti berlatih Sembilan Tahap Pernapasan Buddha, supaya pikiran Anda dapat terpusat ; Berlatih Vajrajapa, supaya aksara Sansekerta memasuki diri Anda, setelah menetap di dalam, baru keluar ; Yang ketiga, berlatih Pernapasan Botol, prana masuk menyalakan sinar terang api, Anda pun bisa melihat asap, melihat sinar matahari, kemudian melihat Tathagata. Sesungguhnya yang disebut dengan ‘sinar matahari’ adalah sinar Prajna, dan Tathagata adalah Tathagata yang muncul dari layar vajra. Orang yang tidak memiliki pengalaman ini, tidak akan bisa mengulas bagian ini. Mahaguru adalah orang yang berpengalaman, oleh karena itu bisa memberitahukan makna dari bagian ini kepada Anda semua.
Mahaguru tidak bisa berbicara dengan binatang, saya juga tidak berhubungan dengan semua binatang, sebab mereka ada di alam binatang. Ada seseorang yang bisa berhubungan dengan semua binatang, ia tidak jauh berbeda dari binatang, ia adalah XX ! Ia bisa bicara dengan laba-laba, bicara dengan semut, bicara dengan lalat, bicara dengan kepala bebek mati, bicara dengan kepiting. Apakah kepiting bisa mengajarkan Buddhadharma kepada Anda ? Ini pertanyaan bagi Anda ! Apakah binatang bisa mengajarkan Buddhadharma kepada Anda ? Tidak bisa. Binatang membutuhkan kita untuk menyeberangkan mereka, untuk apa bicara dengan mereka ? Tidak ada artinya. XX bisa bicara dengan binatang, tapi ini tidak ada artinya. Anda mesti berbincang dengan Buddha dan Bodhisattva, berbincang dengan Sarasvati Bhagavati, berbincang dengan Dewi Ibu, berbincang dengan Buddha.
XX juga bisa, kenapa bisa ? Sebab dia bisa bicara dengan hantu, hantu menjelma menjadi Buddha dan Bodhisattva untuk bicara dengannya, dan ia pun menganggapnya nyata. Dia bahkan mengatakan sesuatu, apa itu ? Lukisan kuno dari Tang Bohu, ia mengatakan : “Saya telah menyeberangkan orang itu ke Sukhavatiloka.” Untuk apa diseberangkan ke Sukhavatiloka ? “Ia sekarang sedang menyapu koridor Sukhavatiloka.” Ini adalah ucapan hantu ( omong kosong ). Sebab di Sukhavatiloka tidak ada debu ! Tidak ada PM2.5, merupakan tempat yang bersih total. Mana mungkin butuh disapu ? Ia malah mengatakan : “Saya telah menyeberangkan orang itu, sekarang ia sedang menyapu koridor Sukhavatiloka.” Sdri. Xu Yaqi yang mengisahkannya.
Saya beritahu Anda, XX pergi ke Vihara Vajragarbha Yibao di Malaysia, berceramah di tempat Pandita Lokapalasraya Zhiming, di sana ia mengisahkan pengalaman dia berbicara dengan binatang, dengan cacing tanah juga bicara, dengan kura-kura juga bicara, dengan bunglon juga bicara… terus membahas hal ini. Ada seorang pengurus vihara yang berdiri, kemudian berkata : “Acarya ! Kami datang kemari untuk mendengar Anda membabarkan Buddhadharma, bukan untuk mendengar percakapan Anda dengan binatang-binatang, mohon Anda membabarkan Buddhadharma.” XX terdiam sejenak, “Ternyata ada juga orang yang berani berkata demikian kepadaku ? Aku harus membuatnya tahu rasa !” Ia pun mengundang hantu, tidak lama kemudian, pengurus ini mengalami kecelakaan, kepalanya terlindas roda, kepalanya pecah, XX pun berhasil membunuh satu orang. Semestinya Anda membabarkan Buddhadharma ! Usulan orang itu sudah sangat tepat, untuk apa Anda terus membicarakan percakapan dengan binatang – binatang ? Apakah binatang bisa mengajari Anda Buddhadharma ? Oleh karena itu, kita mesti belajar Dharma yang benar.
◎ Seperti yang barusan dikatakan oleh Mahaguru, mata ketiga, “Menyingkirkan avidya”, setelah Anda memiliki mata ketiga, maka Anda dapat menyingkirkan avidya. Apa itu avidya ? Lobha, dvesa, moha, harta, rupa, nama, makan, dan tidur, marah tanpa sebab, bodoh dan kegelapan batin tanpa sebab, semua ini ada pada diri setiap orang, ini semua mesti disingkirkan. Asalkan Anda dapat memunculkan mata ketiga, maka Anda dapat memutus arus deras. Arus deras adalah pikiran, pikiran Anda ibarat arus air sungai, ibarat air terjun, terus mengalir tanpa henti, tidak pernah berhenti, pikiran Anda tidak pernah berhenti.
Ketika Anda sedang bermeditasi, Anda dapat memutuskan arus deras pikiran Anda, dan saat Anda memutus arus deras pikiran, muncul terang di hadapan mata ketiga Anda, sinar Prajna, rantai vajra, layar vajra, Tathagata, penglihatan semacam itu merupakan penglihatan sejati, dan bukan penglihatan palsu dari makhluk halus.
◎ Di sini ada : “Dharmata tak terlahirkan.”, ini telah tercerahkan, sehingga bisa menyatakan demikian, “Samadhi Dharmata tak terlahirkan, namun bukan Dharmata Sifat Sejati nan murni dari kemurnian mula, melainkan dijumpai oleh kesadaran terang nirvikalpa dari dalam anubhava Sang Yogi.” Seorang Yogi menekuni meditasi, hal-hal yang muncul tanpa diskriminasi dalam anubhava merupakan Penglihatan Sejati. Yang nampak dalam mimpi Anda, yang Anda lihat melalui mata saat ini, dan, yang Anda lihat dalam meditasi, ada banyak jenis penglihatan. Penglihatan sejati mesti dilihat dalam samadhi. Pada akhirnya, tidak perlu bersamadhi juga bisa melihat, penglihatan semacam ini disebut sebagai Penglihatan Sejati, yang dijelaskan di bagian ini sebagian besar adalah hal ini.
Ceritakan beberapa lelucon ! Ini mengenai ujian ‘open book’, sebuah ujian yang boleh melihat buku, guru pengawas berjalan kesana-kemari, ia melihat seorang murid meletakkan buku pelajaran di bawah meja, diletakkan di atas pahanya, dan ia menyalin. Guru yang melihatnya merasa keheranan, ia menghampiri dan dengan penuh perhatian memberitahunya : “Kenapa tidak diletakkan di atas meja saja ? Bukankah seperti itu akan sangat melelahkan ?” Murid itu menjawab : “Tapi saya lebih terbiasa seperti ini.” Ini mengenai tabiat, mesti mendobraknya, jangan mengatakan : “Ini sudah tabiat saya.” Selama Anda tidak dapat mendobrak tabiat Anda, maka tidak akan bisa mencapai kesucian, tidak bisa menjadi suciwan, tidak bisa menjadi seorang Yogi.
Suatu hari, rekan di toko telah selesai kerja, ia sedang menunggu kendaraan umum di terminal, begitu ia berbalik, ada banyak orang yang sedang menggelar buah-buahan, ia pun berpikir ingin membeli sedikit buah untuk mama, maka ia berjalan ke arah stan buah-buahan tersebut : “Penjual, berapa harga buah ini ?” Saat itu semua terdiam, kemudian seorang ibu mengatakan : “Nona, sekarang kita sedang sembahyang.” Apa artinya ? Apakah Anda melihatnya dengan jelas ? Mereka sedang sembahyang, bukan sedang menjual buah-buahan. Jika Anda ingin membeli buah, maka Anda mesti membelinya di stan buah-buahan, dan bukan membelinya di saat orang sedang menggelar buah untuk sembahyang, ini mesti dilihat dengan jelas. Dalam berbagai hal, kita mesti melihatnya dengan jelas, setelah jelas, barulah Anda bisa mengucapkan kebenaran. Setelah Anda memperoleh penglihatan sejati dalam samadhi, dengan adanya penglihatan sejati, apa lagi yang masih Anda takutkan ? Tidak perlu takut apa pun ! Tidak ada sesuatu yang patut ditakuti.
◎ Jika Anda telah mencapai dhyana, maka Anda akan benar-benar tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Hantu merupakan pengaruh lingkungan luar, Anda terpengaruh, berarti Anda belum mencapai dhyana, jika batin Anda kacau, berarti Anda belum mencapai samadhi. Samadhi adalah sepenuh hati dan tak galau ! Mahaguru telah memiliki dhyana dan samadhi, tidak gentar akan semua makhluk halus. Mana mungkin masih takut akan para hantu XX ? Apakah Anda telah melihatnya dengan jelas ? XX adalah Nenek Hantu ! Dia telah memelihara banyak hantu ! Mesti dilihat dengan jelas, ia telah dimanfaatkan oleh hantu, ia juga telah diperdaya oleh hantu.
Ada seseorang yang mengendarai sepeda, secara tidak hati-hati ia menabrak seorang pejalan kaki, ia memapah orang itu, dan mengatakan : “Beruntung sekali nasib Anda !” Pejalan kaki itu sangat marah : “Anda telah menabrak saya sampai jatuh, malah mengatakan saya beruntung.” Orang itu mengatakan : “Kamu mesti tahu, hari ini saya sedang libur sehingga mengendarai sepeda, karena biasanya saya mengendarai dump truk.” Pesan moral apakah yang ada dalam lelucon ini ? Huijun berdiri mengatakan, Anda mengatakan bedah buku ! Pesan moral apa, bisa maka bisa, tidak bisa maka tidak bisa, putar otak dengan cepat. Tidak bisa ! Ini adalah “nilai perbandingan”. Bukankah saya telah mengatakan, ada 3 macam nilai : “nilai pengetahuan”, “nilai perbandingan”, dan “nilai sabda Arya”, tertabrak sepeda berbeda dengan tertabrak dump truk, nasib yang baik, ditabrak oleh sepeda, nasib tidak baik, maka ditrabrak oleh dump truk, dan nasib yang lebih baik adalah tidak ditrabrak oleh kendaraan apa pun, ini adalah “nilai perbandingan”. Orang yang bijaksana langsung memahami “nilai perbandingan” ini. Huijun membabarkan Dharma, setiap hari melakukan bedah buku ! Anda mesti memahami metode ini ! Apa itu “nilai pengetahuan”, apa itu “nilai perbandingan”, dan apa itu “nilai Sadba Arya”, Anda mesti memahami ini.
◎ Seorang ahli mengatakan : “Susu bisa memperkuat kita, akan tetapi, setelah Anda minum 5 cangkir susu, jika Anda mendorong tembok, apakah tembok itu bisa bergerak ?” Tentu saja tembok tidak akan bergerak hanya karena Anda dorong, “Akan tetapi, asalkan Anda meminum 5 cangkir arak, cangkir besar, tidak perlu Anda dorong, maka tembok itu akan menyingkir sendiri.” Ini membahas apa itu sadar, dan apa itu mabuk. Belajar Buddha berarti sadar, belajar hantu berarti mabuk.
Om Mani Padme Hum.