2017-05-20 Sinar Buddhadharma Dihasilkan Melalui Bhavana Diri Sendiri dan Tidak Ada Hubungannya dengan Pakaian Apa yang Anda Kenakan
Ceramah Lamdre ke-70 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Istadevata Mahacundi Bhagavati (Dazhunti Fomu -大準提佛母), 20 Mei 2017 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Pada permulaan, kita mesti bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah kita sendiri, sembah puja kepada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada Istadevata puja bakti hari ini: Mahacundi Bhagavati.
Gurudara, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini, Sdri. Judy, istri dari Dubes Liao Dongzhou dari Kedutaan Besar Taiwan di Swedia. Akuntan TBF, sdri. Teresa. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi. Dr. Zhuang Junyao, dr. Lin Shuhua. Presiden Taiwanese Association of Greater Seattle: bpk. Lin Zhengmin, terima kasih atas kedatangannya.
◎ Hari ini kita berpuja bakti Sadhana Istadevata Mahacundi Bhagavati. Sadhana Cundi Bhagavati ditransmisikan oleh seorang Guru, Acarya Pufang, kepada saya, Beliau juga memiliki banyak pustaka Dharma, dan semua berada di tempat saya. Ada kesan, Beliau adalah Acarya Pufang di Shezidao Taipei, di sana ada Vihara Zongchi, Vihara Zongchi milik Acarya Pufang, Istadevata dari Acarya Pufang adalah Cundi Bhagavati.
Dari mana asal nama Vihara Zongchi? Mudra dari Cundi Bhagavati yang kita bentuk, ketika kita bentuk mudra ini, ini adalah Dharani Mudra (Zongchi), yang juga merupakan mudra dari Cundi Bhagavati. Oleh karena itu vihara dari Acarya Pufang disebut sebagai Vihara Zongchi, demikianlah asal-usulnya, semua adalah Cundi Bhagavati. Cundi Bhagavati memiliki akar, Beliau termasuk dalam jajaran Avalokitesvara Bodhisattva, sehingga disebut juga sebagai Cundilokesvara. Cundi Bodhisattva sangat populer dalam Tantra Timur di Jepang, selain itu juga sangat populer dalam Tantra Tiongkok, dan Tantra Tiantai. Dalam Tantra Tibet ada juga yang mempersemayamkan Beliau dan menekuni sadhana ini, namun tidak begitu terkenal. Tantra Timur adalah ajaran Tantra yang diperoleh Kukai (Kobo Daishi) dari Mahabhiksu Huiguo di Tantra Tiongkok, dan dibawa kembali ke Jepang, menjadi Tantra Timur. Tantra di Tiongkok, dari Mahabhiksu Huiguo, berasal dari Vajrabodhi, Subhakarasimha, dan Amoghavajra, tiga Acarya dari India ini membabarkan Dharma ke Tiongkok, masuk Tiongkok pada era Kaiyuan Dinasti Tang, Dharma dibabarkan di Xian, inilah yang disebut dengan Tantra Tiongkok. Selain itu ada juga Tantra Tai, banyak yang mengira ini adalah Tantra Tai yang ditransmisikan di Taiwan, sebenarnya bukan, Tantra Tai adalah Tantra yang ditransmisikan di Gunung Tiantai. Jadi kita mesti bedakan dengan jelas, apa itu Tantra Timur, apa itu Tantra Tiongkok, apa itu Tantra Tiantai, dan apa itu Tantra Tibet.
◎ Tantra Tibet adalah Tantra di Tibet. Di Gunung Tiantai disebut Tantra Tiantai, di Jepang disebut Tantra Timur, di Tiongkok, yang ditransmisikan oleh Vajrabodhi, Subhakarasimha, dan Amoghavajra, disebut Tantra Tiongkok, ketiganya berasal dari India, disebut sebagai Tri Mahasattva era Kaiyuan, yang mentransmisikan Tantra pada era Kaiyuan Dinasti Tang, ini disebut sebagai Tantra Tiongkok.
Cundi Bhagavati, sampai di Jepang satu pelita kembali menyinari, Tantra Tiongkok telah ditransmisikan ke Jepang, kemudian dari Jepang ditransmisikan kembali ke Taiwan, ini disebut sebagai: satu pelita kembali menyinari, artinya kembali menyinari tempat asal. Kita memahami Cundi Bhagavati, Beliau memiliki 18 lengan, 3 mata, tadi telah diperkenalkan benda yang dipegang di tangan Beliau, juga telah memperkenalkan Dharani Mudra atau Mahacundi Mudra, mantra-Nya adalah: “Om. Zheli Zhuli. Zhunti. Suoha.” Beliau memiliki sebuah metode yang disebut Sadhana Cermin Cundi, sebuah cermin dari Cundi Bhagavati, bagian ini adalah cermin, ada dua naga yang merupakan dayaka Beliau, ini adalah sadhana dari Cermin Cundi, menatap cermin, dan terus menjapa mantra, japa sampai cermin memancarkan sinar, dan Cundi Bhagavati muncul di dalam cermin, dengan demikian barulah berhasil.
◎ Dalam ‘True Buddha School’ Cundi Bhagavati bisa menjadi Istadevata, juga bisa menjadi Dharmapala, merupakan Istadevata sekaligus Dharmapala, Beliau adalah Vajra yang sangat suci, gelar Vajra Beliau adalah: ‘Paryavadapyate Vajra’, Beliau memiliki banyak Gelar Vajra, ‘Paryavadapyate Vajra’ mengubah Anda menjadi sepenuhnya suci, dapat mengikis rintangan karma, dan meningkatkan kebijaksanaan, serta sumber daya Anda, Beliau memiliki 18 lengan, tiap Dharmayudham yang dipegang pada tiap tangan merepresentasikan daya Beliau, Beliau memiliki 18 lengan berarti memiliki 18 jenis daya.
Hari ini mengulas Lamdre, ada dua versi buku terjemahan Lamdre yang sedikit berbeda, sebenarnya Lamdre sendiri ada beberapa versi. Lamdre merupakan ajaran dalam Sakyapa yang dibabarkan oleh Sakya Pandita Virupa, Virupa adalah Guru Sesepuh Sakyapa. Ada beberapa Guru Sesepuh Lamdre, Guru Sesepuh yang paling terkenal pernah menjadi penasihat spiritual Kekaisaran Mongol, namanya adalah Phagspa. Guru Sesepuh Phagspa ini sangat termasyhur, Beliau pernah menjadi penasihat spiritual Kekaisaran Mongol. Ada lagi, yaitu Virupa Sang Sakya Pandita, tokoh ini berada dalam jajaran 5 Patriark Sakyapa. Kenapa disebut Sakyapa? Sebab mereka mendirikan vihara di atas tanah berwarna abu-abu, Sakya berarti tanah berwarna abu-abu. Silsilah mereka, saat ini, di India ada H.H. Sakya Trizin yang merupakan Dharmaraja; Di Seattle ada Jigdal Dagchen Sakya yang juga merupakan Dharmaraja, namun Beliau telah parinirvana. Mereka punya dua Dharmaraja, yang satu menetap di Seattle, suatu ketika, pada saat ‘street fair’, Ling Shen Ching Tze Temple membuka stan, sesampainya di stan kita, beliau memainkan Manilagkhor (roda doa), beliau adalah Dharmaraja Sakyapa! Beliau memainkan Manilagkhor, dan seorang bhiksu kita yang menyebut diri sendiri sebagai bhiksu Tujuh Manusia Aneh dari Jiangnan, langsung mengambilnya kembali, dia mengatakan: “Ini dijual.” Sebenarnya, Anda bisa mempersembahkan sebuah Manilagkhor kepada beliau, seharusnya bisa dipersembahkan kepada beliau, jangan pelit, sampai-sampai mengambilnya kembali. Silsilah Lamdre adalah milik Sakyapa, silsilah Lamdre dari Sakyapa.
◎ 4 sekte, berarti ada 4 silsilah, Nyingmapa atau sekte merah, silsilahnya adalah Dzogchen atau Atiyoga. Kagyudpa adalah Mahamudra, ajaran mereka adalah Mahamudra, Sakyapa adalah Lamdre yang disebut Mahapurnavijayaprajna, sedangkan Gelugpa adalah Sadhana Yamantaka. Dzogchen, Mahamudra, Yamantaka, dan Mahapurnavijayaprajna. Apa itu Mahapurnavijayaprajna? Ialah Lamdre yang kita ulas hari ini. Mereka masing-masing memiliki ajaran tertinggi, sebenarnya memiliki banyak persamaan dengan sedikit perbedaan, sebagian besar adalah sama, dan sebagian kecil ada perbedaan.
Hari ini mengulas: “Ada tiga doktrin phala.”, kita tahu hasil dari tingkat pencapaian, yang tertinggi adalah Arahat, tingkat pencapaian yang tidak akan mundur lagi. Selain itu adalah Pratyekabuddha. Apa itu Pratyekabuddha? Di sebuah tempat di mana tiada Buddhadharma, ia tidak bisa mendengar Buddhadharma, namun orang ini memiliki pembawaan yang sangat pandai, ia terus merenungkan beberapa hal: “Sesungguhnya dari manakah aku? Kemanakah aku kelak setelah meninggal dunia? Untuk apa aku hidup di dunia ini?” Ia sering merenungkan tiga hal ini. Tentu saja, Anda yang mendengar Buddhadharma akan mengetahuinya, “Dari manakah saya?” Permulaan saya adalah dari tanpa nama; “Saya hendak ke mana?”
◎ Karma yang Anda perbuat dalam kehidupan saat ini dan beberapa kehidupan lampau, akan menjelmakan enam alam tumimbal lahir di kehidupan selanjutnya; Yang mendengar Buddhadharma akan mengetahuinya, “Untuk apa Anda hidup di dunia?” Anda sedang melunasi karma. Shakyamuni Buddha mengatakan: “Melunasi karma.”, yaitu Anda melunasi karma Anda sendiri. Kita umat Buddha tahu, mesti membersihkan rintangan karma diri sendiri, kemudian mencapai pencerahan.
Apa yang disebut sebagai Pratyekabuddha? Dia tidak mendengar Buddhadharma, ia melakukan perenungan menggunakan akal budinya sendiri, “Sesungguhnya dari manakah aku? Kemanakah aku kelak setelah meninggal dunia? Untuk apa aku hidup di dunia ini?” Sampai suatu hari nanti, ia tercerahkan, ia telah mencerahi: “Dari manakah aku, kemanakah aku kelak, apa yang harus aku lakukan di dunia ini supaya bisa terbebas dari tumimbal lahir tanpa henti…”, ia mesti kembali pada kealaman tidak mundur lagi. Setelah ia memiliki pemikiran demikian, ia pun mempraktikkannya, suatu hari ia pun tercerahkan, ia telah menyaksikan marga, dan melakukan bhavana sesuai dengan marga ini, pada akhirnya ia pun berhasil dan keberhasilan ini disebut sebagai Pratyekabuddha, tingkatan tidak mundur lagi, yaitu Arahat.
Kemudian adalah Bodhisattva, Bodhisattva mengutamakan memberi manfaat bagi insan lain, tidak hanya telah mengikis rintangan karma diri sendiri, juga membantu insan lain untuk mengikis rintangan karma, disebut sebagai Bodhisattva; Memikirkan kepentingan orang lain, dan mengorbankan diri sendiri, ini adalah Bodhisattva. Yang terakhir adalah Buddha, ia sendiri telah tercerahkan, juga telah mempraktikkan pencerahan-Nya, diri sendiri tercerahkan, ikrar dan praktiknya telah sempurna sepenuhnya, inilah Buddha.
Di sini dibahas bahwa “Ada tiga doktrin phala:”, yang pertama adalah “Manfaat bagi diri sendiri, lima tubuh mulia dari kesempurnaan sumber daya dan himpunan nidana.”, ia tidak hanya telah menyempurnakan sumber daya, “Manfaat bagi diri sendiri”, apa yang disebut dengan manfaat bagi diri sendiri? Biasanya yang kita bahas adalah Arahat, beliau telah mencapai keberhasilan bhavana, tidak menyeberangkan insan, jadi beliau sendiri telah berhasil dan tidak mundur lagi, mencapai Kearahatan, juga berarti Pratyekabuddha. Yang kedua adalah diri sendiri telah tercerahkan, dan membantu supaya orang lain juga tercerahkan, “Mengutamakan memberi manfaat pada insan lain.”, membantu supaya orang lain juga bisa tercerahkan, “Supaya yang buta bisa melihat berbagai warna.” Artinya, semua insan di dunia adalah buta, dan Anda mengajarinya supaya sadar, sadar dari kebutaan mereka, sampai akhirnya tercerahkan, demikianlah memberi manfaat pada insan lain.
◎ Ada tiga macam pencapaian Bodhisattva, yang pertama adalah pencapaian manfaat bagi diri sendiri, kemudian adalah pencapaian manfaat bagi insan lain, dan terakhir adalah “Manfaat bagi diri sendiri dan insan lain: Kerabat berkumpul bersama mencapai pencerahan sempurna; Bagian sisanya akan dibabarkan dalam penjelasan phala.” , “Kerabat berkumpul bersama mencapai pencerahan sempurna.”, artinya adalah saya membabarkan Dharma, Anda mendengar Dharma, semua mencapai keberhasilan ikrar, ini adalah “Manfaat bagi diri sendiri dan insan lain”. Serta “Telah sempurna dalam praktik pencerahan.”, ini adalah pencapaian Buddha.
Ada tiga doktrin phala, artinya adalah apa yang dibabarkan dalam Lamdre, yang mencerahi diri dan mencerahkan yang lain adalah Bodhisattva, sedangkan yang telah sempurna dalam praktik pencerahan, telah sempurna dalam laku pencerahan dan ikrar, ini adalah Buddha. Diri sendiri telah tercerahkan, mencapai pencerahan berkat upaya sendiri, dan tidak memberikan manfaat bagi insan lain, disebut sebagai Arahat. Oleh karena itu, sebagai manusia, yang bermanfaat bagi diri sendiri, namun tidak bagi orang lain, jangan dilakukan; Yang tidak menguntungkan diri sendiri, namun bermanfaat bagi orang lain, Anda mesti lakukan; Di dunia saha ini, kita mesti berlaku demikian, barulah memiliki jasa kebajikan; Yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, ini terlebih lagi mesti dilakukan; Yang tidak bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, tidak boleh dilakukan; Yang menguntungkan diri sendiri dan tidak bermanfaat bagi orang lain, tidak boleh dilakukan; Yang tidak menguntungkan diri sendiri, namun bermanfaat bagi orang lain, boleh dilakukan; Yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, tentu saja boleh dilakukan; Yang tidak bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, jangan dilakukan. Coba Anda renungkan, bukankah demikian? Belajar Buddha mesti demikian.
Mengenai XX, yang menguntungkan dia sendiri, dan tidak bermanfaat bagi insan lain, tetap akan dia lakukan, ini perbuatan keliru. Cetiya Sanmei (三昧同修會) di Malaysia menitipkan persembahan untuk Mahaguru kepada XX, minta supaya XX menyampaikannya kepada saya, persembahan bagi Mahaguru, saya juga tidak tahu rimbanya, singkat kata, tidak ada. Yang menguntungkan bagi XX, dan tidak bermanfaat bagi saya, dia telah lakukan, ini tidak apa! Sebab sesungguhnya uang itu jika bukan milik Anda maka akan jadi milik saya, jika tidak, maka akan jadi milik semua, ini tidak masalah. Boleh saja jika Anda yang ingin menggunakan, sebab uang memang untuk digunakan! Jika tidak, untuk apa ditinggalkan dan disimpan di tempat saya? Uang memang untuk digunakan, entah dia yang menggunakan, atau saya yang gunakan, boleh saja, bagi Mahaguru tidak masalah, tidak apa, memang ada peristiwa seperti ini.
Memang ada peristiwa ini, saya sering katakan, prinsip Mahaguru, sesungguhnya apa pun boleh, segala hal di dunia ini, dengan sendirinya ada perubahannya sendiri. Sesungguhnya, bagaimanapun boleh. Saya pernah katakan: “Segalanya adalah pengaturan yang terbaik.” Mahaguru berpandangan tiada persoalan, tidak apa, bagaimanapun boleh saja. Namun ada satu hal, karena saya tidak masalah, jadi saya beritahu kepada para bhiksulama atau Acarya, Anda suka mengenakan jubah sila, maka kenakan saja jubah sila, suka mengenakan jubah dhyana, maka kenakan saja jubah dhyana. Apa yang disebut dengan jubah sila? Pada jubah Anda ada garis-garis yang merepresentasikan vinaya, Anda menaati vinaya, Anda kenakan jubah sila, kita yang menjalani kebhiksuan gunakan jubah sila. Selain itu, ada jubah dhyana, jubah dhyana ini lebih populer di Tibet, diselempangkan, sehelai kain ditarik, kemudian, diselempangkan miring, dilempar seperti ini, dilempar ke belakang, dan ditarik kencang, setiap saat mesti diperhatikan, jatuh atau tidak, ini adalah jubah dhyana, kebanyakan orang Tibet mengenakan jubah dhyana. Di Tiongkok, sebagian besar bhiksu dan bhiksuni mengenakan jubah sila, dan jarang yang mengenakan jubah dhyana. Saya sendiri menganjurkan supaya bhiksu dan bhiksuni kita mengenakan jubah sila, mengenakan jubah dhyana juga boleh, sebab, tiada masalah bagi saya, Anda suka mengenakan apa, maka perorangan bisa memilih untuk mengenakannya. Akan tetapi, XX mengatakan: “Harus mengenakan jubah dhyana.” Yaitu jubah yang diselempangkan ala Tibet, “Ini bisa memancarkan sinar.” Bisa memancarkan sinar suci, “Sedangkan yang mengenakan jubah sila, akan memancarkan hawa gelap.” Guru saya tidak pernah mengatakan hal ini, saya juga tidak pernah mengatakannya. Hanya dia yang mengatakannya, “Yang mengenakan jubah sila, akan memancarkan hawa gelap.”, ia mengharuskan orang lain mengenakan jubah dhyana.
◎ Saya beritahu Anda semua, sinar dalam Buddhadharma adalah sinar yang dihasilkan melalui bhavana diri sendiri, tidak peduli apakah Anda mengenakan pakaian atau tidak, atau mengenakan bikini, bagi yang benar-benar berbhavana pasti akan bersinar.
Apakah jika di malam hari Anda mengenakan piyama maka tidak akan bersinar? Tidur mengenakan piyama, Mahaguru tidak pernah mengenakan baju tidur, Mahaguru hanya tidur dengan mengenakan celana dalam dan pakaian dalam, tidak mengenakan piyama, saya tidak punya piyama. Apakah yang mengenakan piyama tidak bisa bersinar? Apakah saat mandi tidak bisa bersinar? Yang menanggalkan pakaian tidak bisa bersinar?! Sama saja. Yang benar-benar bisa bersinar, saat tidak berpakaian barulah sinar yang sesungguhnya, pada dasarnya memang demikian. Mana ada dinyatakan bahwa mengenakan pakaian tertentu baru bisa bersinar? Siapa yang bilang? Orang yang mengatakannya mesti merobek mulutnya sendiri, sembarang bicara! Mana ada Guru Sesepuh yang menyatakan bahwa mesti mengenakan jubah tertentu baru bisa bersinar? Dan mengenakan jubah tertentu bisa memancarkan hawa gelap? Siapa bilang? Semua yang belajar tentu tahu satu hal, sadhaka pasti tahu hal ini, sekalipun Anda mengenakan jaket kapuk, apabila Anda adalah orang yang berbhavana, maka tetap saja bersinar, meskipun telanjang sekalipun juga tetap bersinar. Mana ada yang mengenakan jubah tertentu bisa memancarkan hawa gelap? XX mengatakan semua yang mengenakan jubah sila akan memancarkan hawa gelap, disebut apakah ini ? Omongan semacam ini adalah omong kosong, jangan sampai tertipu. Mengenakan pakaian apa pun bisa bersinar, ke mana pun tetap bersinar, setelah Anda mencapai keberhasilan bhavana, menganakan pakaian apa pun tetap akan bersinar, selama Anda belum mencapai keberhasilan bhavana, meskipun mengenakan jubah yang bisa bersinar, tetap saja gelap!
Ini adalah pengetahuan yang paling umum, merupakan pengetahuan umum bagi umat Buddha, bahkan pengetahuan umum pun XX tidak paham, Acarya macam apa Anda?
◎ Bila Anda bisa bersinar, semua orang akan mengetahuinya, bila tidak bisa, mau mengenakan apa pun akan sama, tetap saja tidak bersinar, tidak ada hubungannya dengan pakaian. Bersinar atau tidak, tidak ada hubungannya dengan jubah. Oleh karena itu, apa yang dikatakan oleh XX, yang mengenakan jubah sila penuh hawa gelap, itu adalah otak dia sendiri, hanya demikian.
Laowang meramal diri sendiri dan memperoleh 3 gua, “Lima elemen kekurangan rumah.”, dalam lima elemennya kurang rumah, ia sendiri yang menghitungnya, tidak ada rumah, “Nasib tiada tanah.”, dia tidak punya tanah, “Dalam kartu gua juga kurang uang.”, Laowang tidak punya rumah, tidak punya tanah, dan tidak punya uang. Dia pun melakukan satu ramalan lagi, mencoba meramalkan asmara dia, “Pada bagan asmara, kekurangan cinta.”, tidak ada yang mencintainya, selain tidak ada yang mencintainya, sekujur tubuhnya penuh penyakit. Ada banyak hal, jangan bersedih dan mengeluhkan diri sendiri, tidak peduli bagaimanapun, Anda mesti melakukan bhavana dengan sungguh-sungguh, bereskan kewajiban hari ini, dengan demikian Anda tidak akan punya kekurangan. Lakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh walau sedikit, kelak pasti berhasil. Yang paling penting bagi sadhaka, jangan sehari menjala ikan, tapi tiga hari menjemur jala, jangan demikian, setiap hari mesti menjala, dengan demikian Anda pasti punya perolehan. Setiap hari mesti berbhavana, maka diri Anda pasti mempunyai perolehan. Jangan pedulikan bagaimana bhavana Anda, pada waktunya nanti Anda pasti memancarkan sinar dengan sendirinya. Saya pun demikian, lihatlah bagaimana saya menulis buku-buku tersebut, sekarang sudah mencapai jilid ke-261, kenapa demikian? Setiap hari menulis, maka akan mencapai prestasi ini, saya tidak menulis langsung banyak! Setiap hari saya hanya menulis dua lembar saja, sehari dua halaman, tidak banyak, namun asalkan menulis terus-menerus, maka pasti ada hasilnya. Bhavana memang demikian, setiap hari berlatih sedikit, jika terakumulasi, maka hasilnya sungguh luar biasa. Jadi saya ajarkan Anda semua untuk memiliki konsistensi, punya keuletan, dan tidak hanya sesaat belaka. Yang mudah patah semangat tidak akan bisa berhasil dalam bhavana.
Ada dua penyanyi yang sedang berbincang, yang satu mengatakan: “Pada debut saya naik ke atas panggung, para penonton memberi saya banyak bunga yang cukup untuk membuka sebuah toko bunga.” Penyanyi ini termasuk berhasil, dan yang lain mengatakan: “Itu belum apa-apa! Pada debut saya naik panggung, penonton langsung memberi saya sebuah rumah!” Penyanyi yang satu menimpali: “Pasti Anda cuma membual!”, “Bukan membual, maksud saya, batu bata yang dilemparkan oleh penonton cukup untuk membangun sebuah rumah!” Yang satu bisa menyanyi dengan sangat baik, dan yang satu buruk. Akan tetapi, asalkan menyanyi, pasti mendapat untung. Kita tidak boleh berdiam diri sepenuhnya, tidak melakukan apa pun, ini merupakan sebuah sikap apatis. Manusia ada yang bersifat antusias, ada juga yang apatis, orang yang antusias melakukan sesuatu dengan senang hati; Sedangkan apatis, malas melakukannya. Yang penting Anda melakukan dengan senang hati, itu sudah benar.
◎ Kita belajar Buddha berarti berjodoh, karena Anda suka mendengar Dharma, berarti terlebih dahulu mendengar, kemudian merenungkannya, seperti yang dibabarkan oleh Mahaguru hari ini, apa dasarnya? Kemudian, Anda berbhavana sesuai dengan metode yang dibabarkan oleh Mahaguru. Shruta (mendengar ajaran), cinta (perenungan), dan bhavana (praktik pembinaan diri), mulai mendengar, kemudian merenungkan: “Apakah ini benar?” Kemudian menekuninya dengan sebaik-baiknya. Kenapa mesti ditekuni dengan sebaik-baiknya? Sebab jika Anda ingin terbebas dari enam alam tumimbal lahir, satu-satunya cara adalah mengandalkan bhavana, jika tidak, kita menjadi orang awam, atau apatis.
Jika Anda tidak suka bhavana, maka apa yang Anda sukai? Anda suka sifat tamak, suka harta. Membicarakan harta, mesti membahas XX. Seorang siswa dari New York menulis surat kepada saya, dia menulis: “Saya telah hamburkan banyak uang untuk membeli bintang besar, bintang menengah, dan bintang kecil.” ‘Big stars, medium stars, small stars’, “Saya telah menghamburkan banyak uang untuk membelinya, akhirnya, nasib dan peruntungan malah semakin mengenaskan.” Saya katakan: “Hah? Apa itu bintang besar? Bintang menengah? dan bintang kecil?” Ternyata di langit-langit viharanya, XX membuat bintang besar, di sampingnya ada bintang menengah, dan bintang kecil, langit-langit ditempeli sampai penuh, kemudian memberitahu para umat: “Apabila Anda menyumbang paling banyak, maka Anda dapat memperoleh bintang besar, berarti Anda berjodoh dengan bintang ini, dan kelak Anda akan mencapai bintang besar; Apabila uang sumbangan Anda golongan menengah, maka Anda dapat mencapai bintang menengah, ‘star’ itu berjodoh dengan Anda, dan Anda bisa pergi ke bintang tersebut.” Bintang kecil berarti Anda tidak punya uang, hanya beberapa ribu saja, “Sudahlah, satu bintang kecil ini dijual kepada Anda.”, setelah Anda membelinya, kelak Anda dapat mencapai bintang kecil tersebut. Saya katakan satu patah kata, dan tidak enak didengar, “Bullshit!”.
Bagaimana yang ditransmisikan oleh Guru saya? Anda berlatih meditasi, sampai akhirnya dapat mengeluarkan kesadaran asal melalui ubun-ubun, dan ketika Anda berhasil mencapai bintang di angkasa, manunggal dengan bintang, maka Anda dapat menghasilkan Tubuh Sinar Bintang, demikianlah yang diajarkan oleh Guru saya, Tubuh Sinar Bintang, yaitu kesadaran asal Anda keluar, mencapai bintang, dan manunggal dengannya, sehingga menghasilkan Tubuh Sinar Bintang milik Anda, inilah Tubuh Sinar Bintang yang saya babarkan. Sedangkan XX, langit-langit vihara dia digambari bintang, kemudian dijual untuk ditukar dengan uang, yang demikian adalah tamak, apakah Anda percaya kepadanya? Ini sama dengan penjualan Surat Pengampunan Dosa di abad pertengahan, apa bedanya dengan praktik tersebut?
Surat pengampunan dosa dalam sejarah agama Katolik, Anda membeli surat tersebut, maka dosa Anda akan dihapuskan, apa bedanya? Sederhana saja, ada uang maka bisa beli bintang besar, kelak meninggal dunia dapat menuju ke sana, yang memiliki kekayaan menengah, beli bintang menengah, bagi yang tidak punya uang, atau hanya 1000 dolar, terserah saja, bintang kecil untuk Anda, kelak Anda dapat menuju ke sana. Coba pikir, ini tidak benar! Anda (XX) sedang melakukan penipuan!
Menggunakan konsep Tubuh Sinar Bintang dari Mahaguru untuk menipu harta umat, ini tidak benar. Tubuh Sinar Bintang yang diperoleh melalui bhavana, berarti Anda dapat mengeluarkan kesadaran asal untuk manunggal dengan sinar bintang, dan memperoleh Tubuh Sinar Bintang, ini adalah kemampuan Anda sendiri, dan tidak perlu membelinya dengan uang. Kesadaran asal Anda yang berhasil keluar berkat bhavana, manunggal dengan sinar bintang, itulah Tubuh Sinar Bintang, tidak perlu uang sesen pun.
Beritahu Anda! Pembinaan diri yang mengharuskan Anda keluar banyak uang, itu adalah sindikat penipu, semua adalah sindikat penipu. Tidak perlu banyak uang, Anda sudah bisa berbhavana, datang ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, atau ke Vihara Vajragarbha, Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang; Yang meminta Anda untuk mengeluarkan banyak uang, patut dicurigai bahwa itu adalah sindikat penipu. Di tempat Mahaguru, tidak peduli Anda di Taiwan, atau di mana pun, selalu mengutamakan kerelaan umat, sekalipun ada harga yang ditetapkan, semua mesti lebih murah dari pasaran. Ada orang yang mengatakan kepada Mahaguru: “Mahaguru, biarkan saja orang sembarang mengambil buku yang Anda terbitkan! Semua mesti diberikan cuma-cuma!” Tidak bisa demikian, itu membutuhkan ongkos kertas, ongkos cetak, ongkos operasional, dan ongkos distribusi, masih perlu mengerjakan beberapa hal, jadi mesti dibeli di toko buku. Apakah uang hasil penjualan diambil oleh Mahaguru? Tidak, Budaya Daden yang menerbitkan buku Mahaguru, buku yang ditulis oleh Mahaguru, dan ia memberikan persembahan kepada Mahaguru, persembahan ini juga bersifat sukarela, dan saya tidak mematok tarif, semua persembahan bersifat sukarela. Hanya demikian, semua mesti paham. Apabila untuk berbhavana dibutuhkan banyak uang, itu pasti sindikat penipu, yang menginginkan banyak uang dari Anda, mesti diwaspadai, patut dicurigai sebagai sindikat penipu.
Ada orang asing yang mengatakan: “Kalian orang Tiongkok adalah bangsa pekerja keras.” Orang Tiongkok bertanya: “Kenapa demikian?” Orang asing: “Di pagi hari, ketika saya lewat di jalanan, sering melihat di pinggir jalan ada papan iklan bertuliskan: ‘zao-dian’ (lebih pagi), tulisannya sangat besar, mengingatkan para pekerja supaya tidak terlambat.” Di Taiwan ada yang bertuliskan: “Zao-dian”, apa artinya? Sebuah tempat untuk makan pagi, disebut “Zao-dian”. Adakalanya, adat istiadat berbeda, dan bisa salah paham. Seperti halnya bintang besar, bintang menengah, bintang kecil, XX salah pemahaman, salah paham adalah istilah yang lebih enak didengar, jika bukan salah paham, berarti unsur kesengajaan, dan niatnya tidak baik. Ada lagi, yang ingin saya beritahukan, ada umat dari San Francisco, di hari ulang tahun Mahaguru, mereka menulis kartu ucapan yang sangat besar, ia mengatakan: “Kami melampirkan dana persembahan, dan kami minta kepada Acarya kami untuk menyerahkan persembahan dan kartu ucapan besar dari kami kepada Mahaguru.”, kartu ucapan ulang tahun atau entah kartu apa pun itu, umat di San Francisco menuliskan nama, tanda tangan, dan minta pada Acarya untuk menyerahkan kepada Mahaguru, juga ada dana persembahan. Saya beritahu Anda, sungguh maaf, saya tidak pernah melihat kartu ucapan besar dari kalian, kartu ucapan ulang tahun, atau kartu ucapan selamat tahun baru, sama sekali tidak pernah lihat, mungkin saja sudah dibakar di pendupaan. Selain itu, sungguh maaf, semenjak saya bertapa, sampai saat ini, sama sekali tidak pernah menerima persembahan dari San Francisco, sama sekali tidak pernah, saya bertapa di tahun 2000, selama 17 tahun, sama sekali tidak pernah menerima persembahan dari siswa di San Francisco, juga tidak pernah menerima persembahan dari XX, ini mesti saya beritahukan kepada Anda semua.
Sepertinya ada satu kali, XX hendak memberi persembahan, di masa-masa awal, ia hendak memberikan persembahan, saya katakan: “Tidak perlu! Gunakan ini untuk dana pendidikan.” Maksud saya adalah kali itu saja, dan bukan untuk selanjutnya, semua untuk dana pendidikan. Ini juga sebuah kesalahpahaman, tahukan Anda? Maksud saya adalah kali itu: “Kali ini tidak perlu, Anda gunakan saja untuk dana pendidikan.” Dia mengira kelak seterusnya tidak perlu lagi, semua untuk dana pendidikan. Akhirnya, sekolah juga tutup, dana pendidikan juga raib. Sekarang malah buka sekolah alam baka yang sama sekali tidak perlu dana pendidikan, tapi ia menerima uang sekolah dari umat. Ia membuka sebuah sekolah alam baka, apabila saya adalah seorang hakim, saya akan langsung tangkap orang ini, “Di mana sekolah alam baka Anda? Katakan! Apakah Anda kira yang tidak kasat mata bisa digunakan untuk menipu orang?” Hari ini di sini ada Mahadewi Yaochi, saya beritahu Anda, dapat diketahui melalui prediksi, apakah Anda benar-benar membuka sekolah alam baka? Anda telah menerima uang sekolah US$ 1000 per-semester. Acarya Lian-gao saja setiap semesternya telah tertipu sebanyak US$ 2000, setiap semester Acarya Lian-gao membayar US$2000 kepada XX. Ada satu umat dari Malaysia, punya 5 Arwah Penagih Utang, semua didaftarkan, dan satu semester butuh US$ 5000. Hitung saja! Sekolah alam baka. Sama sekali tiada, ini hanya penipuan, Buddha dan Bodhisattva menyatakan tidak ada, dan Anda masih bersikeras ada? Apabila memang benar ada sekolah alam baka, seharusnya Anda terima kertas sembahyang saja, kenapa Anda malah terima dolar Amerika? Sekolah alam baka mestinya menerima kertas sembahyang! Orang beli kertas sembahyang kemudian diberikan kepada Anda! Sebab Anda buka sekolah alam baka! Cukup dengan kertas sembahyang. Vihara Vajragarbha di langit, ini tidak perlu dibahas lagi, semua telah saya tulis di buku, XX benar-benar membuat saya kesal sampai ingin membentur tembok! Tahukah Anda? Semua hanya untuk mengintimidasi umat! Apakah XX lulusan Universitas Intimidasi?
Ceritakan lagi sebuah lelucon! “Konon leluhur kita, pada masa itu tidak ada televisi, juga tidak ada radio, terlebih tidak ada televisi berwarna, juga tidak ada telepon, bagaimana cara mereka hidup?” Si A bertanya kepada Si B, Si B pun menjawab: “Oleh karena itulah! Mereka semua telah meninggal dunia.” Tentu saja ini hanya sebuah lelucon.
◎ Untuk terbebas dari samsara, kita mesti mengenali karma yang dibawa semenjak masa lampau, karma yang diperbuat di kehidupan saat ini, semua ditambahkan, entah itu karma baik maupun karma buruk, jika ditambahkan, dikurangi, dikalikan dan dibagi, pada akhirnya bertumimbal lahir, bagi yang memiliki banyak karma baik, Anda naik ke surga, mencapai alam surga; Bagi yang melakukan banyak karma buruk, terjerumus ke tiga alam rendah. Melakukan banyak karma baik, bisa mencapai surga. Kita juga bisa memikirkannya seperti ini, di surga juga masih bertumimbal lahir, sebab ada daya karma, Anda mesti membersihkan dan mengakhiri karma sendiri, inilah bhavana. Tidak hanya berbuat kebajikan, juga perlu untuk berbhavana menghasilkan terang diri, terang diri manunggal dengan alam semesta, Anda mencapai tingkat tak mundur lagi, ketiga jenis phala ini, tadi telah dibabarkan, tiga phala yang berbeda, Arahat dan Pratyekabuddha bersama, Bodhisattva, dan Buddha, selamanya tak mundur lagi, saat itu telah terbebas dari sad-gati, inilah keberhasilan.
Om Mani Padme Hum.