2017-05-14 Tubuh Anda Merupakan Bahtera Dharma untuk Mencapai Kebuddhaan
Ceramah Lamdre ke-69 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Homa Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu -瑤池金母), 14 Mei 2017 di Rainbow Temple
Terlebih dahulu marilah kita bersembah puja pada para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada Adhinatha homa hari ini, Ibunda yang teragung, Mahadewi Yaochi.
Gurudara, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Selamat sore semuanya! Apa kabar semuanya! (Bahasa Taiwan) Selamat sore semuanya! Apa kabar semuanya! (Bahasa Mandarin) Apa kabar! Apa kabar semuanya! (Bahasa Kanton)
◎ Terlebih dahulu hendak memberitahukan beberapa hal, hari ini adalah Hari Ibu, kita mesti merayakan Hari Ibu, dalam Tantra, antara Tantra Ibu dan Tantra Ayah, Tantra Ibu sangat dihormati, demikian juga di ‘Langit’, di dunia fana juga sama. Sebab penderitaan yang dialami oleh ibu lebih berat daripada ayah. Jarang ada orang yang membahas Hari Ayah, sedangkan Hari Ibu, hampir di seluruh dunia sama, sangat menghormati ibu. Di ‘Langit’, Ibunda yang teragung adalah Mahadewi Yaochi. Kita juga menghormati semua ibu di dunia. Dalam Zhenfo Zong ‘True Buddha School’, kita mesti menghormati Gurudara.
Akan tetapi, yang paling banyak menghujat Gurudara adalah XX. Selama ini saya bersama dengan Gurudara, saya tidak pernah mendengar Gurudara mengatai XX, sama sekali tidak pernah. Beliau bahkan tidak membahas XX, tidak pernah membahasnya, sangat jarang membicarakan XX. Justru suatu hal yang aneh, XX malah selalu menghujat beliau. Saya juga tidak tahu apa sebabnya. Mungkin karena saat itu?! XX mengatakan Gurudara bukan Gurudara yang asli, XX lah Gurudara yang asli. Akan tetapi, karena saya tidak membalasnya sepatah kata pun, XX pun terus menghujat Gurudara. Mungkin karena hal ini! Tidak ada sebab lain. Apakah tadi sudah menyapa umat yang menyaksikan secara daring? Belum? Kepada segenap umat daring, apa kabar semuanya! ‘Happy Mother’s Day Selamat Hari Ibu!
Bagi saya Mahadewi Yaochi sangat bermakna, homa hari ini sangat baik! Semua anubhava sangat sempurna, saya yakin masa-masa berada di Seattle Amerika, atau berada di wilayah Amerika Serikat, ke mana pun pergi, kali ini akan sangat ‘perfect’ sempurna. ‘So good! So nice! So wonderful! So happy! So perfect! Segalanya sempurna.
Panjatkan syukur kepada Mahadewi Yaochi, saat saya berusia 26 tahun, Beliau membukakan divyacaksu saya, dan memandu saya mengarungi alam semesta, di alam ‘Langit’ (surga dan Alam Suci) dan bawah bumi (alam baka dan neraka), semua telah saya kunjungi, kemudian melihat kehidupan lampau saya di Mahapadminiloka. Beliau memberitahu saya: “Kehidupan lampau Anda adalah Padmakumara di Mahapadminiloka.” Begitu mendengar Padmakumara, saya sangat gembira, setelah pertama kali mengunjunginya, saya beritahu ayah dan ibu bahwa kehidupan lampau saya adalah Padmakumara. Ayah saya langsung bereaksi, beliau mengatakan: “Berarti saya adalah Li Jing.” Putra ketiga dari Li Jing Raja Dewa Penopang Pagoda adalah Nazha. Nazha adalah siswa dari Taiyi Zhenren. Kelahiran Nazha sangat unik, Ia lahir dalam sebongkah bola daging, setelah dibelah muncul seorang anak dari dalamnya, yaitu Nazha. Ia memiliki dua kakak, yang satu adalah Jinzha, dan yang satu adalah Muzha, Ia sendiri adalah Nazha. Dalam Fengshenbang (Kisah Penganugerahan Dewa), Nazha menjadi Jenderal barisan depan, berkepala tiga dan berlengan enam. Bagaimanakah Nazha meninggal dunia? Oh! Ketika Ia meninggal dunia, roh berpulang pada Sang Guru, Sang Guru bersimpati, kemudian menggunakan teratai dibentuk seperti tubuh manusia, dan menghembuskan prana, dan Nazha pun beremanasi dari teratai, sehingga Ia juga tergolong sebagai Padmakumara, Nazha juga Padmakumara, karena Ia beremanasi dari teratai. Oleh karena itulah ayah saya mengatakan: “Berarti saya adalah Li Jing!” Ini adalah kisah masa lalu.
Tapi, Padmakumara ini berbeda dengan Nazha, ini adalah berbagai Padmakumara yang merupakan emanasi dari Amitabha Buddha di Sukhavatiloka, merepresentasikan kebahagiaan, permainan spiritual, merupakan hati kumara seorang Bodhisattva. Di Mahapadminiloka ada ratusan bahkan ribuan Padmakumara, di antaranya ada yang memancarkan sinar putih terang benderang, Anda tidak bisa melihatnya, Mahadewi Yaochi menunjuk dan mengatakan: “Yang ini adalah Anda, Anda adalah Padmakumara.” Sebelum saya mengungkapkan perihal Padmakumara, belum pernah ada orang yang mengungkapkan perihal Padmakumara. Semenjak Mahadewi Yaochi memberitahu saya, Anda adalah Padmakumara, baru ada Padmakumara. Akan tetapi, pada akhirnya, setelah dilakukan penelusuran sejarah, pada masa Dinasti Tang ada sebuah kidung:
蓮花童子見金仙,
Liánhuātóngzǐ jiàn jīnxiān,
Padmakumara menemui Suciwan Mahamulia,
落花虛空左右旋,
luòhuā xūkōng zuǒyòu xiǎn,
Hujan bunga turun dari angkasa,
微妙天音迎外聽,
wéimiào tiānyīn yíng wài tīng,
Disambut dengan alunan musik surgawi,
盡說極樂勝諸天
jǐn shuō jílè shèng zhūtiān.
Membabarkan Sukhavati yang menggungguli semua surga.
Padmakumara menemui Suciwan Mahamulia (Jinxian), siapakah ‘Suciwan Mahamulia’ ini? Mahadewi Yaochi. “Hujan bunga turun dari angkasa.”, pada masa Dinasti Tang sudah ada kidung ini, belakangan baru ditemukan kembali, ada banyak kidung, di masa itu ada banyak kidung Padmakumara. Ternyata ada banyak Padmakumara. Di dalam Gua Dunhuang juga ada banyak Padmakumara. Namun, dahulu ketika saya mengungkapkan Padmakumara, saya telah mengunjungi berbagai tokoh dunia agama Buddha, tidak ada satu pun yang mengetahui perihal Padmakumara. Jadi bisa dibilang, Guru Lu adalah pencetus Padmakumara, adalah Padmakumara yang sejati.
◎ Sekarang ada orang yang berpura-pura bahwa ia adalah Padmakumara. Wah! Padmakumara ini sungguh agung, saat itu, ketika saya memimpin upacara di Taiwan Lei Tsang Temple, semua Acarya bernamaskara kepada Mahaguru, hanya satu orang yang tidak bernamaskara, orang menanyai XX: “Kenapa Anda tidak bernamaskara kepada Mahaguru?” Dia menjawab: “Saya adalah Padmakumara, saya sama agungnya dengan Mahaguru.” Ini adalah peristiwa yang sudah sangat lama.
Acarya Lianci (蓮慈上師) mengatakan: “Kenapa Anda terus mengikis rintangan karma XX? Setiap hari membahas dia?” Saya beritahu Anda! Tidak ada siapa pun yang bisa membahas dia, tidak ada gunanya kalian membahas dia. Mesti Mahaguru yang membahasnya baru berguna. Hari ini, di sini, saya mengingatkan XX: “Berpalinglah kepada pandangan dan kesadaran benar, jangan lagi bermain-main dengan hantu Anda!” Ini yang paling penting. Saya mengingatkan dia: “Cepat berpaling, kembali ke tepian, lepaskan hantu-hantu Anda, cepatlah berpandangan dan berkesadaran benar!”
◎ Anda bukan sedang bermain hantu! Melainkan dipermainkan oleh hantu! Apabila Anda memiliki pandangan dan kesadaran benar, yang benar adalah membina diri sendiri dengan sebaik-baiknya. “Apabila Anda tidak berlatih meditasi, tidak menaati sila, tidak punya kebijaksanaan, dan Anda terus bermain hantu, maka Anda pun menjadi hantu. Anda telah menyimpang dari jalan, saya memanggil Anda untuk kembali, dan tempuh kesadaran benar dengan baik, jangan lagi berdusta, ini yang paling penting. Mahaguru hendak menggugah hati nurani Anda, di malam hari, sentuhlah hati nurani Anda sendiri, apakah Anda telah berdusta? Apabila Anda tidak berdusta, saya salut dengan Anda. Apabila Anda benar-benar berdusta, maka cepatlah berpaling ke tepian.”
◎ Kita panjatkan syukur kepada Mahadewi Yaochi, berterima kasih kepada-Nya, telah membuka divyacaksu saya di usia 26 tahun, dan mengarungi alam ‘Langit’ dan bawah bumi, menyaksikan semuanya. Berkat Beliau, barulah saya belajar Buddha, saat itu masih berusia 26 tahun, hari ini sudah berusia 73 tahun, dan saya tidak pernah melupakan akar diri ini. Saya telah katakan, begitu kembali, Adhinatha homa pertama saya harus merupakan akar saya, yaitu Mahadewi Yaochi, Beliau adalah ‘Mula’ saya. Tanpa Mahadewi Yaochi, tidak akan ada Guru Lu. Beliau adalah Ibunda yang paling sangat-sangat saya hormati.
Hari ini saya juga memberitahukan kepada semua, di vila kita ini juga ada stupa abu ‘Padminiloka’, sangat dimungkinkan rampung pada tahun ini juga. Ibu saya sendiri juga disemayamkan di bukit vila ini, jadi kakek, nenek, adik, dan Ibu saya akan masuk stupa abu ‘Padminiloka’. Ibu saya merupakan emanasi dari Burung Taiping (Bohemian Waxing) milik Avalokitesvara Bodhisattva. Di Taiwan ada Kuan Im Tshat’a (Buddha-guha), ada dilukiskan seekor burung yang mematuk japamala milik Avalokitesvara Bodhisattva, ada lukisan seperti ini, Ibu saya adalah emanasi burung itu, sekarang Beliau telah berpulang di Bodhimanda Avalokitesvara Bodhisattva di Gunung Putuo Laut Selatan. Ibu saya juga merupakan Ibunda yang sangat saya hormati. Kami bersama belajar Buddha, di saat saya berusia 26 tahun, kita bersama berkunjung ke vihara untuk memuja Buddha, mendengar Dharma, belajar pelantunan, Ibu selalu ikut saya. Ibu juga mendidik saya, Ibu saya juga berbhavana, Beliau juga memiliki daya abhijna. Dahulu di Taiwan, Beliau juga memberikan konsultasi kepada orang, juga menggambar fu, melakukan penyembuhan, Beliau juga bisa mengetahui fu mana yang bermanfaat dan mana yang tidak.
◎ Hari ini akan diabhiseka sebuah metode fu yang sangat bermanfaat, yaitu Jiu-feng-po-hui-zhen-yan-fa (Sadhana Mantra Pembersihan 9 Feniks), fu dari Jiufengpohui ditambah dengan mantra dari Jiufengpohui. Selain itu, abhiseka hari ini juga termasuk Fu dan Mantra Jinguang (Sinar Emas) yang ditransmisikan oleh Mahadewi Yaochi, Jinguang Fu dan Jinguang Zhou, setelah Anda memperoleh abhiseka ini, kalian dapat menggunakan fu dan mantra Jiufengpohui untuk menyingkirkan energi buruk pada tubuh, dapat menyingkirkan semua hal yang tidak baik. Ada lagi, fu dan mantra Jinguang dapat melindungi Anda, tidak akan bisa dicelakai oleh orang yang memelihara hantu, abhiseka hari ini sangat baik.
Minggu depan, 21 Mei 2017 pukul 3 sore adalah Upacara Homa Manjusri Bodhisattva, Manjusri yang paling bijaksana. Sepertinya hari ini ada satu hal yang belum dilakukan, tidak ada daftar nama tamu agung. Sesungguhnya, siapa saja boleh mengisinya! Sebab, setiap orang adalah tamu agung! Semua yang hadir, berarti telah menanamkan benih Kebuddhaan, dan kelak Anda semua adalah Buddha dan Bodhisattva. Karena semua adalah Buddha dan Bodhisattva, maka semua merupakan tamu agung di dunia ini. Tamu agung kita hari ini adalah: Sdri. Judy, istri dari Dubes Liao Dongzhou dari Kedutaan Besar Taiwan di Swedia. Terima kasih! Pelatihan diri Dubes Liao Dongzhou sangat baik, di Swedia dia bersadhana sehari sekali, tiap kali kita melakukan homa, puja bakti, dan Dharmadesana, dia selalu nonton melalui internat, dia selalu nonton, sangat jelas, bahkan ia tahu apakah sdri. Judy datang atau tidak. Dubes Liao sangat hebat, ia selalu nonton siaran kita melalui internet, pelatihan dia sendiri juga semakin baik.
Akuntan TBF, sdri. Teresa dan ‘her husband’. Teresa sangat mulia, dia sangat mulia, saudari Sedharma ini sungguh luar biasa, ia membantu akutansi semua Vihara Vajragarbha, semua dilakukan pemeriksaan di tempatnya, dia juga berada dalam sebuah organisasi akuntan yang sangat besar, sekali lihat dia langsung paham. Ia telah banyak membantu semua Vihara Vajragarbha dan tempat ibadah kita, jasa kebajikannya sangat banyak, sangat besar. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi. Banyak orang nonton acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng, termasuk di antaranya Asia Tenggara, banyak stasiun televisi yang menayangkannya, acara ini ditonton oleh banyak orang. Oleh karena itu jasa kebajikan dia juga sangat besar. Dahulu, sekitar 10 tahun lalu! Dia ikut XX. XX bersama dia tiba di Dermaga Nelayan, di sana ada banyak kepiting, semua telah direbus matang, mendadak, dia merasa sedikit sakit perut, dia memberitahu XX bahwa dia sakit perut, XX mengatakan: “Belilah seekor kepiting!” Ia pun membeli seekor kepiting, XX menunjuk kepiting itu dan berkata: “Ini adalah ayah Anda di kehidupan lampau.” Sdri. Xu Yaqi pun membeli semua kepiting dan membawanya kembali ke cetiya. Xu Yaqi berlutut di hadapan kepiting tersebut, meneteskan air mata, bahkan ingus pun sampai menetes, tidak hanya air mata, namun juga ingus, ia berlutut dan bersujud kepada kepiting itu. Saat itu, semua kepiting yang dibeli sudah dalam kondisi mati, juga tidak bisa bicara, juga entah kenapa XX menunjuk kepiting itu sebagai ayahnya di kehidupan lampau.
◎ Kemudian Yaqi berlutut dan menangis, setelah menangis, semua bhiksu/bhiksuni memakan habis semua kepiting tersebut, kemudian, XX mengatakan: “Para bhiksu/bhiksuni telah makan semua kepiting dan ayah Anda, dengan demikian ayah Anda mendapat pahala, bisa naik surga.” Xu Yaqi memberitahu saya, dia mengatakan: “Kenapa saat itu bisa demikian bodoh! Sungguh bodoh! Percaya apa pun yang dia katakan! Sekarang mengingatnya sungguh menggelikan.” XX selalu membahas kehidupan lampau, seekor bunglon adalah kakak dari Lianxu di kehidupan lampau, juga merupakan kerabat dari bhiksu Liankai. Berarti Anda saudara dengan Liankai?! Singkat kata, semua dibuat kacau-balau, semua ada hubungan di kehidupan lampau. Sudahlah, singkat kata, Anda juga telah banyak membantu XX, kenyataannya memang demikian.
Tadi di ruang makan saya mengatakan, suatu ketika, Anda membawa seorang sutradara program televisi? atau seorang sutradara film? untuk merekam Zeng Wulong, rekaman saat kerasukan, setelah merekam, XX bertanya: “Apakah Anda percaya?” Lompat kesana kemari seperti medium, tak disangka, sang sutradara menggelengkan kepala dan mengatakan: “Saya masih tidak percaya.” Akhirnya, setelah sutradara itu pergi, dan Yaqi masih di samping XX, XX pun berkata kepada para hantu tersebut: “Tangkap dia!” XX memerintahkan para hantu itu menangkapnya. Oh! Supaya dia mengalami diare. Karena tidak percaya maka ia dihukum sakit diare, hal demikian juga tidak benar! Ini namanya mencelakai insan! Berpalinglah ke tepian! Yaqi.
Dr. Zhuang Junyao dan istri, Zhuang Junyao adalah seorang dokter yang sangat baik, ia juga banyak membantu kita, banyak bhiksu dan bhiksuni yang periksa gigi ke dia, istrinya dari Taiwan, sangat baik. Mereka suami istri sangat baik. Dr. Lin Shuhua, dia dari Atlanta, Jing-en menjadikan Anda sebagai ibu angkat? Jing-en adalah anak yang dimohonkan oleh ibunya kepada saya, begitu melihat saya, padahal tidak kenal, saya juga tidak kenal dia, pertama kali jumpa langsung minta gendong, kemudian terus mencium saya, wah! Mencium beberapa kali, saya menciumnya sekali, dia membalas seratus kali, bahkan, ada ikatan batin yang mendalam! Dia duduk di depan pintu rumah saya dan tidak mau pergi, dan di hari terakhir ketika hendak pergi, dia tidak mau bertemu dengan saya. Jing-en adalah seorang anak kecil, dia tidak mau berjumpa dengan saya. Ibunya bertanya: “Hari ini sudah mau pulang, kenapa tidak ‘say good bye’ dengan Mahaguru?” Dia menjawab: “Saya tidak mau ‘say good bye’, karena, jika saya ‘say good bye’ saya akan tidak sanggup untuk meninggalkan tempat ini.”Kemudian, di bandara dia juga menangis, naik pesawat juga menangis. Seorang anak-anak, baru pertama kali jumpa sudah memiliki ikatan perasaan yang dalam, mungkin ini juga karena Ibu saya! Ibu saya yang membawanya kemari. Dr. Gao Huanxian, adalah seorang dokter nautropatik yang saat ini sedang populer. Apakah nautropatik tidak perlu suntikan? Oh masih perlu? Jika masih perlu suntikan, saya tidak akan pergi. Saya kira nautropatik tidak butuh suntikan. Violis Tionghoa dari Kanada, sdri. Li Huan, dia sudah pentas berulang kali. Saya suka mendengarkan permainan biola, di Taiwan juga ada seorang pengajar yang memainkan biola kecil, seorang pengajar khusus biola.
Hari ini kita ulas sedikit perihal Lamdre. “Tujuan dan doktrin dari Lokuttaramarga, berbagai macam keleluasaan abhijna ibarat burung terbang di angkasa, mencerahi kesetaraan tiada berbeda.” Ini telah membahas Lokuttaramarga, sesungguhnya, setiap insan memiliki Buddhata, dan Buddhata setiap insan adalah setara tiada berbeda. Kenapa disebut setara tiada berbeda? Yang dimaksud adalah Buddhata setara dan tiada berbeda, sedangkan yang masih berbeda berarti bukan Buddhata.
◎ Oleh karena itu, Pancadhyani Tathagata, Vairocana Buddha, Amitabha Buddha, Aksobhya Buddha, Amogasiddhi Buddha, dan Ratnasambhava Buddha, kelima Buddha ini sesungguhnya setara dan tiada berbeda, di antara kelima Prajna ada Adarsanajnana, setara tiada berbeda, dan Samatajnana juga berarti setara tiada berbeda. Leluasa dalam segala abhijna, saat itu berarti telah leluasa sepenuhnya.
Ada sebuah perumpamaan, seekor burung terbang di angkasa, matahari menyinarinya, tapi tidak ada bayangannya. Seperti seekor elang yang terbang di angkasa, ketika ia terbang sangat tinggi, matahari menyinarinya, namun tidak nampak bayangan elang di bumi. Apabila seekor burung yang besar hinggap pada sebuah dahan, matahari menyinarinya, maka dapat terlihat bayangan burung itu. Ini membicarakan perihal sebab akibat, sebab yang yang dekat akan berbuah terlebih dahulu, sedangkan sebab yang jauh akan berbuah kemudian, demikianlah Sang Buddha menjelaskan hukum sebab dan akibat. Seperti sebagian orang yang telah banyak berbuat jahat, namun ia masih memiliki kedudukan, memiliki rumah mewah, meraup banyak uang, dan memiliki istri yang cantik. Kenapa orang yang melakukan banyak kejahatan masih kaya raya, masih berkedudukan tinggi, ternama, dan memiliki istri yang cantik, kenapa? Sebab dia adalah burung yang terbang rendah, ia menghasilkan bayangan, sedangkan burung yang terbang tinggi tidak muncul bayangannya, dengan kata lain, berkahnya telah tiba terlebih dahulu, dan akibat perbuatan buruknya belum tiba. Kelak, ketika akibat perbuatan buruknya telah tiba, dia akan sangat mengenaskan, bahkan terjerumus ke tiga alam rendah.
Demikianlah Sang Buddha mengumpamakan sebab dan akibat. Shakyamuni Buddha memiliki perumpamaan burung terbang di angkasa, ketika matahari menyinari sesuatu yang jauh dari permukaan bumi, ia tidak akan memiliki bayangan, sedangkan yang dekat akan menghasilkan bayangan. Hukum sebab dan akibat ada faktor jauh dengan dekat, jodoh baik muncul terlebih dahulu, meskipun dalam kehidupan saat ini dia banyak berbuat jahat, banyak melakukan perbuatan yang tidak baik, akan tetapi, ia masih menikmati kenikmatan terbaik di dunia, ini karena semua sebab jahat yang ia lakukan pada kehidupan saat ini masih belum masak.
◎ “Dalam lokiyamarga, seorang Acarya belum mentransformasikan kesadaran menjadi kebijaksanaan, siapa pun bisa menjadi Acarya semacam ini.” Acarya ini belum tentu telah mentransformasikan kesadaran menjadi kebijaksanaan, namun banyak orang yang bisa menjadi Acarya semacam ini, meski ia belum mentransformasikan kesadaran menjadi kebijaksanaan, namun ia memahami tata ritual, Acarya yang demikian disebut sebagai Acarya Liturgi. Namun ia belum benar-benar melatih diri sampai Lokuttaramarga. Yang berada dalam tingkat lokiyamarga hanya bisa demikian, Acarya belum mentransformasikan kesadaran, akan tetapi siapa pun bisa. “Dalam Lokuttaramarga, ketika seorang Acarya telah mentransformasikan kesadaran, ia memiliki nirmanakaya dalam 6 bhumi Abhiseka Kalasa, sambhogakaya dalam 4 bhumi Abhiseka Guhya, dan Dharmakaya dalam 2 bhumi Prajna, serta Svabhavikakaya di atas setengah bhumi dari Abhiseka ke-4.” Acarya di atas Abhiseka ke-4, bisa mentransformasikan kesadaran menjadi kebijaksanaan, dengan kata lain, Abhiseka Kalasa, kemudian Abhiseka Sadhana Internal, baru kemudian adalah Abhiseka Guhya, Abhiseka Anuttaratantra, dan terakhir adalah Abhiseka Mahapurna.
“ketika seorang Acarya telah mentransformasikan kesadaran, ia memiliki nirmanakaya dalam 6 bhumi Abhiseka Kalasa.”, artinya adalah Abhiseka Kalasa yang kita lakukan, “Sambhogakaya dalam 4 bhumi Abhiseka Guhya.” Nirmanakaya adalah Abhiseka Kalasa, sambhogakaya adalah 4 bhumi dari Abhiseka Guhya, empat jenis abhiseka, “Dharmakaya dalam 2 bhumi Prajna.” Dharmakaya sudah merupakan Prajna, Dharmakaya berarti telah mentransformasikan kesadaran menjadi kebijaksanaan. Oleh karena itu 2 bhumi Prajna, “Svabhavikakaya di atas setengah bhumi dari Abhiseka ke-4.” Svabhavikayakaya merupakan salah satu jenis ‘kaya’ (tubuh). Trikaya antara lain, Dharmakaya, nirmanakaya, sambhogakaya, dan Svabhavikakaya ada di atas bhumi ke-10, Ia menyatakan bahwa Svabhavikakaya di atas setengah bhumi dari Abhiseka ke-4, demikianlah penjelasannya. Mengenai perihal lokiya dan Lokuttara, tadi malam telah saya ulas, lokiya adalah dunia materi, dunia fana kita ini adalah lokiya; Lokuttara berarti dekat dengan sunyata.
Xiaoming makan steik di sebuah restoran yang ternama, ketika sudah hampir selesai makan, mendadak ia mendapati di dalam steik ada seekor lalat mati, Xiaoming sangat marah, ia memanggil pramusaji dan mengatakan: “Di dalam steik ada seekor lalat mati, apa maksudnya ini?” Dengan tenang dan sopan pramusaji ini menjawab: “Pak, selamat, ini artinya Anda berhasil memenangkan undian utama satu porsi gratis dari restoran kita.” Di dunia ini, banyak hal yang tergolong dalam lokiyadharma, semua diselesaikan dengan lokiyadharma. Seperti tadi malam, kita mendaraskan ‘Sutra Budi Jasa Orang Tua yang Sulit Dibalas’ ini adalah sutra lokiyadharma. Dharma yang dibabarkan oleh Sang Buddha ada lokiyadharma dan Lokuttaradharma, keduanya berbeda, Lokuttaradharma tergolong sebagai Paramarthasatya, kebenaran yang sejati, sedangkan lokiyadharma adalah samvrtisatya, digunakan di dunia. Akan tetapi, kita yang belajar Buddha mesti menghargai lokiyadharma dan Lokuttaradharma. Sebab lokiyadharma merupakan fondasi. Kita belajar Buddha, Sang Buddha mengatakan kita mesti banyak berbuat baik, jangan berbuat jahat, jika Anda melakukan perbuatan jahat, sama sekali tidak ada jodoh untuk mendekati Buddhadharma, jadi tidak akan bisa menang, Anda mesti berbuat kebajikan baru bisa menang, sama seperti Xiaoming yang boleh makan satu lagi. Apabila Anda terus berbuat jahat, Anda tidak memiliki akar kebajikan, maka Anda tidak akan berjumpa Buddha, tidak akan bisa mendengar Buddhadharma, mesti memiliki akar kebajikan baru bisa mendengar Buddhadharma.
Seorang gadis gemuk berdoa kepada Yuhuang Dadi (Dewa Indra): “Tiangong! Bagaimanapun saya lakukan diet, kenapa saya masih saja gemuk?” Mendengarnya, Yuhuang Dadi menjawab: “Biar Aku periksa…” Yuhuang Dadi mengatakan: “Ah! Aku tahu, di tahun Anda lahir, ayah ibu Anda memohon anugerah bayi yang gemuk.” Ini artinya, menanam kacang akan memanen kacang, menanam labu memanen labu, ini adalah hukum karma. Ini adalah lokiyadharma, tanyalah pada seorang petani: “Saya ingin menanam pare.” Dia menaburkan benih pare, apakah dengan demikian, labu yang dipanen bisa menjadi manis? Ini mustahil. Apabila Anda menaburkan benih semangka, begitu semangka dibelah, dan ketika dimakan malah berasa pare, apakah mungkin? Tidak mungkin, demikianlah lokiyadharma. Lokiyadharma diatur oleh hukum karma sebab akibat, orang yang banyak berbuat jahat, apakah kelak bisa berjumpa dengan Buddhadharma? Sangat sukar! Oleh karena itu dikatakan, berbuat bajik akan menuai buah kebajikan, berbuat jahat akan menuai akibat buruk, bukan tidak akan berakibat, hanya saja belum tiba waktunya, ini adalah hukum sebab akibat dalam lokiyadharma.
“Kita tidak dapat meregangkan panjangnya hidup ini, namun kita dapat memperluas lebarnya kehidupan.” Makna dari pepatah ini, meski kita tidak bisa bertambah tinggi, akan tetapi, kita bisa bertambah gemuk. Tentu saja pendapat ini adalah keliru. Kita meregangkan panjangnya kehidupan, ini merupakan kebijaksanaan, namun kita bisa memperluas lebar kehidupan ini, panjangnya kehidupan adalah meski usia kita sangat pendek, akan tetapi, kita hidup dengan sangat brilian, ini adalah lokiyadharma, dan bukan perihal bertambah gemuk dan tinggi, bukan demikian.
Jendela mengatakan: “Aku ingin memperluas cakrawala.” Lantai mengatakan: “Aku ingin berpijak dengan mantap.” Tangga mengatakan: “Perhatikan langkah!” Akan tetapi yang paling menggugah hati umat manusia adalah, kloset mengatakan: “Lepaskanlah saat memang harus dilepaskan!” ini merupakan suatu hal yang cukup beralasan. Kita belajar lokiyadharma, dikatakan, lepaskanlah saat memang harus dilepaskan. Kenapa? Seperti yang tadi malam saya katakan, sesungguhnya kedudukan Anda tidak dapat diperoleh, istri Anda yang cantik juga tidak dapat diperoleh, uang Anda tidak dapat diperoleh, oleh karena itu, apa yang hendak Anda lakukan kelak? Mesti melepas semuanya, tekun berlatih dalam Lokuttaradharma yang ditekuni mulai dari Sadhana Internal. Sepertinya yang saya lihat kemarin bukan bagian ini, kenapa bisa berubah menjadi bagian ini? Apakah buku Lamdre di Ling Shen Ching Tze Temple berbeda dengan buku di Rainbow Temple? Akan tetapi, lokiyadharma memang berbeda dengan Lokuttaradharma, tekun dalam bhavana Sadhana Internal berarti menapaki Lokuttaramarga. Apabila Anda berjalan pada lokiyamarga, yang pertama, Anda mesti perhatikan perilaku sendiri, pikiran Anda, semua pemikiran Anda, ini semua tergolong dalam lokiyamarga. Lokuttaramarga fokus pada bhavana Anda sendiri, sebab tidak ada orang yang bisa menggantikan Anda. Yang mengatakan bisa menggantikan, semua itu tidak benar.
◎ Sama seperti hukum karma sebab dan akibat, sama sekali tidak ada istilah silih (menanggung karma orang lain), tidak mungkin bisa dilakukan silih karma. Sebab, sesungguhnya bahtera Dharma untuk mencapai Negeri Buddha adalah tubuh Anda sendiri. Ini sangat penting, apabila Anda ingin mencapai Negeri Buddha, atau untuk mencapai Kebuddhaan kelak, maka bahtera Dharma yang Anda naiki adalah tubuh Anda sendiri. Ini adalah satu hal yang paling penting. Hari ini memberitahu Anda semua, hanya bisa membina diri sendiri, tidak ada istilah menarik Anda ke atas, atau Anda menarik saya ke atas, tidak ada yang demikian, bhavana mesti dilakukan diri sendiri, dan diri sendiri pula yang mencapai Bodhi, sudah pasti demikian. Oleh karena itu, untuk hal duniawi, lepaskanlah yang mesti dilepaskan, dan tekunlah berbhavana. Anda tekun dan berbhavana dengan baik, atau mencapai keberhasilan homa! Keberhasilan japa mantra! Pada akhirnya yang ditekuni adalah keberhasilan samadhi. Keberhasilan samadhi merupakan Lokuttaradharma yang sejati. Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.