2017-02-05 Mahasadhana Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam
Ceramah Transmisi Sadhana Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Argam Puja Mahadewi Yaochi, Prthivi Bodhisattva, dan Mazu, Tanggal 05 Februari 2017 di Emperor Temple
Terlebih dahulu, marilah kita bersembah puja pada para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada Adhinatha Argam Puja hari ini : “Mahadewi Yaochi, Prthivi Bodhisattva, dan Tianshang Shengmu.”
Gurudara, Thubten Ksiti Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, semua manggala ! Beserta segenap tamu agung.
Hari ini kita melakukan Argam Puja, yang terutama adalah menghaturkan pujana kepada Mahadewi Yaochi, juga Prthivi Bodhisattva dan Tianshang Shengmu, selain itu juga kepada Dewa Rezeki semua penjuru. Hari ini juga merupakan Upacara Menyambut Dewa Rezeki, semoga setelah upacara berakhir, sumber daya setiap orang dapat tercukupi, berkah bertambah, setiap orang memperoleh : “Dewa Rezeki masuk ke rumah saya.”, dan Pejabat Surga menganugerahkan berkah. Tadi ada banyak Dewa Rezeki atau Pejabat Surga menari di sana, melihatnya, semestinya kantung ini menjadi penuh. Transmisi hari ini adalah Sadhana Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam. Belum menyapa Anda semua, nanti saya bisa lupa, selamat datang semuanya ! Apa kabar semuanya ! Apa kabar ! ( Bahasa Kanton ) Selamat sore semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan )
Sebisa mungkin kita persingkat waktunya, saya akan mengulas dua asal-usul dari Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam. Untuk itu perlu menceritakan peristiwa ketika saya berusia 26 tahun, sudah hampir 40 tahun yang lalu, saat itu, Ji’o Sang ( Bibi Guru Lin Qiandai /林千代師姑 ) menceritakan suatu hal kepada saya, beliau mengatakan bahwa satu-satunya yang beliau puja adalah Mahadewi Yaochi. Suatu hari beliau dibawa ke surga, saat itu muncul beberapa Mahadewi Yaochi, tidak hanya satu, ada banyak Mahadewi Yaochi di sana, tiap Mahadewi Yaochi membawa sebuah nampan, di atas nampan terdapat benda mirip pil. Ada Mahadewi Yaochi yang bermuka kuning, ada yang bermuka putih, ada yang bermuka hitam, ada juga Vyaghravaktra Vajra, di sana ada banyak Mahadewi Yaochi. Kaki beliau ( Ji’o Sang ) seakan-akan berpijak di atas lantai, namun itu bukan lantai, juga bukan karpet, terasa sangat lembut, beliau melihat ke arah kakinya sendiri, ternyata kakinya berpijak di atas padma, semua adalah padma, seluruh permukaan penuh dengan padma, begitu kaki melangkah, langsung muncul sekuntum padma. Kemudian, beliau menghaturkan hormat kepada Mahadewi Yaochi, Mahadewi Yaochi di tengah berbicara kepadanya : “Di sini Kami memiliki banyak pil, ada pil yang berwarna kuning, ada pil yang berwarna putih, ada pil yang berwarna merah, dan ada yang berwarna hitam, pil manakah yang Anda inginkan ?” Setelah Ji’o Sang dibawa naik ke surga, melihat pil-pil tersebut, beliau berpikir, pil yang biasa beliau minum berwarna hitam, kemudian beliau berjalan ke arah nampan yang terdapat pil hitam, “Lebih baik saya telan yang berwarna hitam.” Beliau pun menelannya, begitu menelan pil hitam tersebut, beliau mendongakkan kepala dan melihat, hah ? Mahadewi Yaochi yang satu ini bermuka hitam, Beliau adalah Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam.
Asal-usul Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam, yaitu ketika Ji’o Sang berada di surga dan melihat bahwa Mahadewi Yaochi yang memberikan pil kepadanya bermuka hitam, dan yang dibawa di tangan adalah pil yang berwarna hitam. Saat itu, Mahadewi Yaochi yang bermuka hitam memberitahu Ji’o Sang : “Sekembalinya di dunia, Anda bisa berkunjung ke alam baka, dapat menyeberangkan arwah, dapat melakukan ritual medium, dan dapat menyeberangkan roh-roh di alam baka.” Makna utama yang terkandung dalam pil berwarna hitam adalah : alam baka. Oleh karena itu, seumur hidup Ji’o Sang digunakan untuk melakukan ritual medium.
Berikutnya membicarakan pengalaman saya sendiri. Sebelumnya, saya tidak mengenal Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam, di rumah saya juga belum pernah mempersemayamkan Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam, jadi saya tidak bisa melakukan ritual medium, sebab saya tidak memuja Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam. Saya pernah melihat Tianshang Shengmu yang bermuka hitam, namun saya tidak pernah melihat Mahadewi Yaochi yang bermuka hitam. Akan tetapi, ada sebuah peristiwa yang sangat aneh, suatu ketika, saya berada di Arama Nanshan di Seattle, saat itu saya bangun pagi untuk menulis dan bersadhana, hanya untuk dua hal ini. Bangun tidur di pagi hari, saya berada di ruang kerja, sudah mempersiapkan kertas, mengambil pena, dan mulai menulis. Ketika menulis, batin sangat tenang, terus berkonsentrasi pada tulisan, saya juga tidak membuat rancangan terlebih dahulu, saya langsung menulisnya. Kadang jika keliru menulis aksara, saya akan mengubahnya, dan jika kurang satu aksara, saya akan menambahkannya, menambahkannya dengan membuat tanda sisip. Biasanya, mulai awal sampai akhir, sangat jarang saya memindahkan paragraf dari sini ke sana, atau dari sana ke sini, saya menulis dengan penuh konsentrasi. Melihat ke luar jendela, matahari bersinar terang, mendadak saya merasa, di luar jendela makin gelap, hanya tersisa cahaya lampu, sangat gelap.
Saya pikir : “Bukankah baru saja matahari bersinar terang ? Kenapa sekarang menjadi demikian gelap ? Bahkan berangin.” Angin bertiup, syuuu… terus bertiup kemari, jelas-jelas matahari bersinar sangat terang, mendadak mendung merata, dan angin bertiup, kemudian disusul dengan sambaran kilat, terus menyambar, dan guntur menggelegar. Wah ! Kilat menyambar dan guntur menggelegar, mendung merata, di kamar hanya tersisa cahaya lampu, lampu meja menyala, saya sendiri sedang menulis di sana, sungguh aneh ! Saya pun melihat ke luar jendela, padahal sebelumnya matahari bersinar terang, entah kapan mulai mendung, bahkan kilat menyambar, saat itu, mendadak terdengar sebuah suara dari kolong meja saya, suara itu sangat lirih : “Mahaguru Lu, tolong saya ! Mahaguru Lu, tolong saya ! Mahaguru Lu, tolong saya !” Hah ? Amituofo ! Bertemu hantu ? Bagaimana mungkin ada orang yang berseru minta tolong ? Saya melihat ke kolong meja, ya Tuhan ! Yang paling saya takuti. Takut apa ? Takut hantu ? Saya tidak takut pada langit dan bumi, hanya takut pada wanita cantik ! Begitu melihat wanita cantik, mata langsung kabur, dia itu sungguh rupawan ! Ya Tuhan ! Bak seorang dewi ! Yang tadi muncul menari, yang di tengah, tentu saja adalah dewi usia pertengahan, yang di luar sedikit lebih muda, dewi yang penuh keremajaan, belakangan semua yang mengenakan gaun adalah dewi tua, sedangkan yang saya lihat adalah sesosok dewi yang sangat muda, begitu melihatnya, dia sangat terang, ada di sebelah kaki saya, sangat terang. Yang dia kenakan hampir sama dengan yang dikenakan oleh para dewi barusan, semua memperlihatkan pundaknya, tentu saja berwarna daging ! Yang kalian kenakan berwarna daging, oh, warna kulit, warna kulit adalah warna daging ! Beralis tinggi , bermata lebar, dan berwarjah oval. Wajah yang sangat cantik, bibir sedikit memerah, laksana buah ceri, rambut tergerai dengan sangat indah, meski ukurannya sangat kecil, namun begitu melihatnya, langsung kelihatan bahwa dia sangat belia.
Saya bertanya : “Apa yang terjadi ?” Dia mengatakan : “Mahaguru Lu, tolong saya !” Saya lanjut bertanya : “Bagaimana cara menolong Anda ? Sebenarnya apa yang terjadi ? Kenapa harus menolong Anda ?” Dia mengatakan bahwa Jiu-tian-ying-yuan Lei-shen Pu-hua Tianzun ( Mahadewa Petir Transformasi Semesta dari Surga Asali Tingkat Sembilan ) ingin menangkapnya. Petir menyambar ! Halilintar dan kilat itu menyambar di atas atap rumah saya, terus menyambar tanpa henti, entah sudah berapa kali menyambar, tanpa hentinya bergemuruh dan menyambar. Dia mengatakan bahwa di atas ada Mahadewa Petir Surga Kesembilan yang ingin menangkapnya, dia memohon pertolongan. Saya bertanya : “Bagaimana saya menolong Anda ?” Dia menjawab : “Mudah sekali, biarkan saya memasuki hati Anda, memasuki tubuh Anda, maka saya akan tertolong.” Dia ingin memasuki tubuh saya, saya mesti membuka ubun-ubun supaya dia bisa masuk, dengan demikian barulah bisa menolongnya. Saya bertanya : “Siapakah Anda sebenarnya ?” Sebenarnya saya sudah tahu, bisa dipastikan, karena dia bisa berubah sekecil itu, saya pun tahu, dia adalah seorang hantu wanita, bisa dibilang hantu jelita, hantu yang sangat cantik. Tetapi, tidak boleh ! Dia adalah hantu ! Bagaimana ini ? Hantu wanita itu mengatakan : “Mohon bantu saya untuk memohon ampunan Mahadewa Petir Surga Kesembilan !” Membantunya mohon ampun, saya pun menggunakan metode doa : “Wahai Mahadewa Petir Surga Kesembilan, Anda hendak menangkap hantu ini, mohon biarkan dia pergi. Jangan menangkapnya, lebih baik biarkan dia pergi.” Begitu saya selesai mengucapnya, gemuruh halilintar semakin keras, sambaran petir semakin besar, tidak ada gunanya. Gemuruh semakin keras, sambaran semakin besar, hampir saja menghancurkan atap rumah, saat itu, saya memperoleh kontak batin, Mahadewa Petir Surga Kesembilan mengatakan : “Saya membawa titah dari Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam !” Pertama kali mendengar Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam dari penuturanMahadewa Petir Surga Kesembilan, “Aku adalah Mahadewa Petir Surga Kesembilan, Aku mempunyai titah Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam, Aku harus menyambar hantu itu dengan menggunakan lima petir, menyambarnya sampai binasa.”
Saya tidak bisa menolongnya, dia ingin memasuki tubuh saya, tentu saja tidak masalah bagi saya, sepertinya saya pernah memperagakannya sekali di Lei Tsang Temple, satu hantu wanita memasuki tubuh, saat di Taiwan Lei Tsang Temple, satu hantu wanita memasuki tubuh dan berbicara. Jadi bagaimana sekarang ? Persoalannya sangat berat. Apakah saya biarkan saja dia memasuki tubuh saya ? Akan tetapi, ada titah dari Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam, saya tidak begitu berani, sebab saya berkontak yoga dengan Mahadewi Yaochi. Pertama kali saya mendengar titah dari Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam, saya katakan : “Saya tidak bisa melawan titah dari Mahadewi Yaochi, jadi saya tidak bisa menolong Anda.” Akan tetapi, di tengah situasi genting, muncul sebuah kebijakan, di belakang saya ada rak buku, saya mengambil sebuah sutra, yaitu : Vajracchedika-prajnaparamita Sutra ( Sutra Intan ), saya meletakkan sutra tersebut di atas kepala wanita rupawan itu. Wah ! Petir masih terus menyambar, dan titah dari Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam mengharuskan lima petir menghabisi hantu jelita itu, titah tidak dapat dilawan. Vajracchedika Sutra dibabarkan oleh Hyang Tathagata, Vajra berarti tak lapuk, tak terhancurkan, menjunjung Vajracchedika Sutra di atas kepala, pada akhirnya, Mahadewa Petir Surga Kesembilan hanya bisa menyambar sebatang pohon di rumah saya. Blar ! dan pohon pun tersambar petir, sebatang pohon pun roboh, benar-benar merobohkan sebatang pohon. Mendung menyingkir perlahan, gemuruh halilintar pun berhenti, pergi sudah.
請點選此處開始編輯文字內容
Sebab, begitu waktunya tiba, dia harus mati, begitu waktunya tiba, petir mesti menyambar, akhirnya menyambar pohon disebelah, Ia tidak boleh menyambar Vajracchedika Sutra. Saat itu, saya berpikir, Vajracchedika Sutra pasti bisa melindunginya, maka saya ambil satu buku Vajracchedika-prajnaparamita Sutra ditutupkan ke atas kepalanya, dan nyawanya pun terselamatkan. Ketika waktunya tiba, Beliau menyambar sebatang pohon, dan kembali melapor bahwa petir telah dilesatkan, tanpa peduli apakah benar-benar mengenai sasaran. Begitu waktunya tiba, petir menyambar pohon, sebab Beliau tidak boleh menyambar Vajracchedika Sutra.
Jangan kalian praktikkan, ketika seseorang hendak meninggal dunia, Anda meletakkan Vajracchedika Sutra ke atas kepala, jika demikian, rohnya tidak akan bisa keluar, dan apabila rohnya tidak bisa keluar, akibatnya justru mengenaskan, entah harus menanggung sengsara sampai kapan. Akan tetapi, Vajracchedika Sutra memang boleh dijunjung di atas kepala, dan dapat menghindarkan dari bencana. Itulah pertama kalinya saya mendengar mengenai Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam. Maksud dari dua kisah yang saya ceritakan adalah, memang benar ada Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam, yang satu dituturkan oleh Ji’o Sang, dan yang satu adalah titah dari Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam yang dituturkan oleh Mahadewa Petir Surga Kesembilan. Apa yang dilakukan oleh Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam ? Beliau menangani segala persoalan di alam baka, baik itu besar maupun kecil, terlebih keahlian Beliau adalah menangkap hantu.
Saya telah menyelamatkan satu hantu wanita ! Menyelamatkan hantu yang rupawan itu, dan ternyata saya menolong sosok yang salah. Kenapa salah ? Ingat ! Wanita makin cantik makin pandai berbohong. Sesunggunya, wanita yang tidak cantik sekalipun juga bisa berbohong, akan tetapi wanita semakin cantik juga semakin pandai membohongi pria, ini dituturkan oleh ibu dari Zhang Wuji ( Thio Bu Ki ), bukan saya yang mengatakannya. Ternyata, hantu wanita itu pernah membunuh banyak pria, dia mencuri prana inti mereka, sehingga mereka terkena tuberkulosis, dan mati karena tuberkulosis, pria dalam jumlah sangat banyak, dia mencuri prana inti para pria, dan sudah banyak pria yang tewas. Setelah saya mengetahui masa lalunya, saya pun membuat simabandhana, tidak membiarkan dia masuk ke rumah saya. Dia ingin mendekati saya, akan tetapi dia harus menjaga jarak 4 meter dari saya. Dia tidak bisa mendekati saya ! Apabila dia mendekat, tentu tidak baik, saya membuat simabandhana berjarak 4 meter, dia hanya bisa mencapai jarak di luar 4 meter.
Ada yang ketiga kalinya saya mendengar tentang Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam, suatu ketika, di masa muda saya sangat suka bermain, saya pergi ke tepi sungai, saya melihat di tepi sungai ada segerombolan orang, banyak orang melakukan kegiatan di sana, saya merasa penasaran dan pergi mendekat, begitu melihat, ternyata, arakan tandu kecil, orang Taiwan menyebutnya tandu kecil, tandu dewa, namun lebih kecil, digotong oleh 4 orang, dua di depan dan dua di belakang, di tengah ada satu kursi kecil dan di atasnya ada rupang dewa, tandu digotong di tepi sungai, sebentar menerjang masuk ke dalam sungai, kemudian berputar-putar di dalam sungai, karena penasaran, saya pun pergi melihat, 4 orang itu beputar-putar di sungai, sebentar naik lagi, sebentar turun lagi. Saya bertanya kepada orang di samping : “Apa yang mereka lakukan ?” Mereka mengatakan : “Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam sedang menangkap hantu.”, “Menangkap hantu apa ?”, “Menangkap hantu air !” Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam menangkap hantu air, menerjang masuk ke dasar danau, kemudian berputar-putar di dalam danau, 4 orang itu menerjang naik ke permukaan, kemudian masuk lagi, naik lagi, tandu dewa sedang menangkap hantu. Di atas tandu terikat sebuah rupang yang wajahnya berwarna hitam. Saya mengatakan : “Dewa apakah itu ?” Dia menjawab : “Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam.” Saya baru tahu, Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam menangkap hantu.
Dengan demikian, semestinya Anda telah mengetahui asal-usul Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam ? Saya telah mendengarnya tiga kali, yang pertama dari Ji’o Sang, yang kedua adalah titah Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam seperti yang dituturkan oleh Mahadewa Petir Surga Kesembilan, yang ketiga adalah ketika berada di tepi sungai, saya melihat orang menggunakan Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam untuk menangkap hantu. Oleh karena itu hari ini mengundang kehadiran Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam, seperti ketika berada di Lei Tsang Temple, Mahadewi Yaochi yang menyatakan hendak menangkap hantu, ternyata Beliau adalah Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam. Mahadewi Yaochi merupakan Istadevata pertama yang berkontak yoga dengan saya, asalkan telah berkontak yoga dengan Mahadewi Yaochi, maka Anda dapat berkontak yoga dengan banyak Adhinatha lainnya.
Menggunakan kesempatan kali ini untuk menasihati XX, Acarya Lianzi (蓮紫上師) juga telah mengatakan : “Berbohong adalah keahlian dari XX.”, dia tidak hanya memberitahu saya sekali saja, ketika berada di Seattle, dia sudah memberitahu saya : “Keahliannya adalah berbohong.” Tentu saja, saya juga telah bertanya kepada Mahadewi Yaochi, sesungguhnya, sebelum mengkritik seseorang, apabila tidak memperoleh persetujuan dari Mahadewi Yaochi, saya pasti tidak akan melakukannya. Perihal XX ini saya telah memperoleh persetujuan dari Mahadewi Yaochi untuk membahasnya, barulah saya membicarakan dia, barulah saya menulisnya dan membicarakannya. Apabila tidak, saya tidak akan sembarang mengkritik orang lain. Mahadewi Yaochi menyatakan bahwa pelatihan diri XX hanya nol belaka, nol telur bebek. Sedangkan 99% ucapan dia adalah kebohongan, seperti misalnya kisah nidana antara Acarya Lianzi dengan burung nuri, sdri. Yaqi ada di sini, nidana antara dia dengan kepiting, XX mengatakan bahwa burung nuri itu adalah kelahiran kembali dari nenek Acarya Lianzi, sedangkan kepiting dari sdri. Xu Yaqi, dia adalah kelahiran kembali dari ayahnya di kehidupan lampau. Entah apakah sdri. Xu Yaqi saat itu berlutut kemudian meneteskan air mata dan menyebut : “Ayah… ayah…”, tetapi dia adalah orang daratan, entah apakah dia berlutut kepadanya dan berseru kepada kepiting itu : “Ayah !”. Saya lebih jelas perihal sdri. Xu Yaqi, suatu ketika Xu Yaqi ikut XX pergi ke dermaga nelayan, mendadak perutnya sedikit sakit, dia pun memberitahu XX bahwa dia sakit perut, dan kebetulan dia sedang berdiri di depan setumpuk kepiting. XX memberitahunya : “Anda mesti beli satu !” Maka ia pun membelinya. Dia pun mulai mengatakan : “Seekor kepiting ini adalah ayah Anda di kehidupan lampau.” Ada lagi, kisah antara Acarya Lianzu (蓮祖上師) dari Indonesia dengan Raja Ikan, kisahnya dengan seekor ikan. Selain itu, juga sdri. Jiaxin dari Malaysia, kisah darinya adalah mengenai laba-laba. Kisah laba-laba, kisah kepiting, kisah burung nuri, dan juga kisah bunglon, serta kisah lalat, aneka ragam kisah. Saya bertanya kepada Mahadewi Yaochi : “Apakah semua itu benar adanya ?” Mahadewi Yaochi memberitahu saya : “Minta dia untuk pergi menghadap harimau dan memberitahu harimau tersebut siapkah dia di kehidupan lampau.”
Tidak perlu menutupi kebusukan ! Semua adalah hasil imajinasi, sekarang menasihati Anda, dengan formal saya menasihati Anda, tinggalkan hantu-hantu Anda itu, cari cara untuk menyingkirkan hantu-hantu itu, singkirkan mereka, jauhi hantu-hantu itu. Ini adalah peringatan pertama untuk Anda. Yang kedua, lepaskan semuanya, cari sebuah tempat, tekuni Sadhana Yoga Avalokitesvara Bodhisattva, sampai mencapai kontak yoga, setelah Anda benar-benar berkontak yoga, maka Avalokitesvara Bodhisattva akan benar-benar hadir di hadapan Anda. Ingat, terlebih dahulu mesti bertobat, tidak perlu bertobat kepada Mahaguru, Anda boleh bertobat kepada Vajrasattva, bertobatlah kepada Vajrasattva atas segala kebohongan yang Anda ucapkan, setelah semua dipertobatkan, Anda mesti melakukan pertobatan sejati, kemudian tekunilah Sadhana Yoga Avalokitesvara Bodhisattva dengan sebaik-baiknya, setelah berkontak yoga, maka Anda pun dapat terbebaskan, ini adalah satu-satunya nasihat, satu-satunya nasihat dari saya untuknya. Dia gemar berbohong sampai menjadi kebiasaan, terbiasa berbohong, sehingga saat ini sudah sangat sukar untuk berpaling. Akan tetapi, apabila Anda bisa berpaling, benar-benar bertobat, meninggalkan para hantu itu, Anda menekuni Sadhana Yoga Avalokitesvara Bodhisattva, dan setelah Anda benar-benar berkontak yoga, maka Anda akan terbebaskan, ini adalah jalan satu-satunya bagi Anda. Hari ini, saya sebagai Mahaguru, dengan sungguh-sungguh menasihati Anda, apabila Anda tidak menurutinya, saya juga tidak berdaya. Namun, saya beritahu Anda, tinggalkan hantu, lakukan pertobatan sejati kepada Vajrasattva, kemudian mencapai kontak yoga sejati dengan Avalokitesvara Bodhisattva, barulah Anda bisa lolos dari lubang itu.
Saya tambahkan sedikit, bijaksara dari Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam adalah aksara Hum berwarna hitam, Mantra Hati Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam adalah : “Om. Jinmu. Ha Ha Ha. Hum Pei.” Mudranya sama dengan Mudra Mahadewi Yaochi. Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam sangat mudah divisualisasikan, yang penting muka berwarna hitam ; Bagaimana memvisualisasikan Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam ? Obama ! Serba hitam. Bagaimana mantranya ? “Om. Jinmu. Ha Ha Ha. Hum Pei.”.
Om Mani Padme Hum.