2016-11-05 Acarya yang Baik Tidak Menginginkan Popularitas dan Keuntungan, Semua Sesuai Kerelaan Umat
Ceramah Lamdre ke-42 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Sadhana Istadevata Ksitigarbha Bodhisattva, Sabtu 05 November 2016 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Sembah puja pada para Guru Silsilah, Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Istadevata puja bakti hari ini: Ksitigarbha Bodhisattva.
Gurudara, Tenzin Gyaltso Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini, Sdri. Judy, istri dari Dubes Liao Dongzhou dari Kantor Perwakilan Taiwan di Swedia. Akuntan TBF, sdri, Teresa. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Yaqi. Sdri. Chen anggota Tim Tari Pujana Yangguang, sdri. Qiu anggota Tim Paduan Suara Tianyin Yayue. sdri. Liao Liying, dr. Zhuang Junyao. Selamat datang untuk Anda semua. Selamat malam semuanya ! Apa kabar semuanya ! (Bahasa Mandarin) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! (Bahasa Kanton)
Hari ini adalah puja bakti Sadhana Istadevata Ksitigarbha Bodhisattva. Meskipun semua telah mengetahui Ksitigarbha Bodhisattva, namun sangat sedikit yang tahu Alam Suci-Nya, Alam Suci-Nya disebut Alam Suci Cui Wei, ‘Cui’ artinya sangat hijau, ‘Wei’ berarti subtil dan indah, inilah arti dari ‘Cui Wei’. Ksitigarbha Bodhisattva adalah ‘Brother’ Mahaguru, tiap kali hendak menolong insan di neraka, mesti melalui Ksitigarbha Bodhisattva, mesti memperoleh persetujuan Beliau.
Ksitigarbha Bodhisattva adalah ‘Brother’ Mahaguru, seperti saudara sendiri, sehingga dapat dengan mudah datang dan pergi ke neraka, semua menjadi lebih mudah. Ketika saya hendak menitis di dunia kali ini, Ksitigarbha Bodhisattva memberi saya salah satu dayaka-Nya, dan terus berada di sisi saya. Dayaka ini adalah Dharmapala saya, di saat-saat yang genting, Ia akan muncul. Dayaka ini juga sangat menakjubkan, Mahadewi Yaochi dan Amitabha Buddha memasuki hati dayaka saya, menjadi Mahabala Vajra yang sangat agung, dapat juga dikatakan pemanunggalan dari Mahadewi Yaochi, Amitabha Buddha, dan Ksitigarbha Bodhisattva adalah Mahabala Vajra; Beliau adalah Mahabala Vajra pemanunggalan Mahadewi Yaochi, Amitabha Buddha, dan Padmakumara, Ksitigarbha Bodhisattva juga merupakan Istadevata saya. Saya sering membahas Triraja, yang satu adalah Raja Buddha yaitu Amitabha Buddha; Yang satu adalah Raja Rsi, yaitu Mahadewi Yaochi; Yang satu adalah Raja Bumi, yaitu Ksitigarbha Bodhisattva.
Saya ingat dahulu pernah melihat banyak manusia lumpur, mereka adalah manusia, namun sekujur tubuh penuh dengan tanah, tanah menutupi sekujur tubuh mereka, saya melihat mereka dalam jumlah besar. Wah ! Mereka semua pergi ke neraka. Tak lama kemudian, saya melihat Desa Xiaolin di Taiwan tertimbun tanah longsor. Saya melihat para manusia lumpur pergi ke neraka, tak lama kemudian terjadi gempa bumi besar, dan tanah longsor menimbun seluruh desa. Di desa itu juga ada siswa Zhenfo Zong, hanya ada dua keluarga yang merupakan siswa Zhenfo Zong, yang lain beragama Katolik. Kedua keluarga tersebut tidak tertimbun tanah longsor, melainkan terdorong sampai jauh, sampai ke tempat yang tidak terjangkau tanah longsor. Mendadak rumah mereka mengambang di atas tanah longsor, kemudian mereka dibawa sangat jauh. Kedua keluarga itu selamat, mereka adalah siswa Zhenfo Zong, sedangkan yang lainnya terkubur dalam tanah longsor. Ini sungguh mengherankan, ketika siswa itu menceritakannya kepada saya, dia mengatakan bahwa dia juga tinggal di Desa Xiaolin, ketika terjadi tanah longsor, tanah dan bebatuan justru mengangkat rumah mereka, bagaikan dua buah perahu yang terus berjalan di atas tanah longsor, terus meluncur. Ketika dia terbangun, dia tidak tahu sudah berada di mana. Semua orang desa sudah tidak nampak lagi, semua tewas. Hanya dua keluarga ini yang selamat, dan kebetulan mereka adalah siswa Zhenfo Zong, di sinilah letak ketakjubannya, sungguh istimewa. Ksitigarbha Bodhisattva sungguh agung, Beliau menuntun para insan. Mahadewi Yaochi, Amitabha Buddha, dan Ksitigarbha Bodhisattva merupakan tiga Istadevata dari Mahaguru. Saya punya tiga Istadevata, dan Padmakumara sama dengan Ksitigarbha Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva juga adalah Padmakumara. Di antara empat gunung sakral di Tiongkok, di Gunung Jihua di Anhui, ada seseorang yang bernama Kim Gyo-gak, Beliau menjadikan Gunung Jiuhua sebagai Bodhimanda. Kemudian, Gunung Jiuhua menjadi Bodhimanda dari Ksitigarbha Bodhisattva. Siapakah Kim Gyo-gak yang datang ke Gunung Jiuhua ? Beliau adalah orang Korea. Seumur hidup saya sangat mengagumi semangat Ksitigarbha Bodhisattva, “Berikrar tidak akan menjadi Buddha sebelum neraka kosong.” Apabila neraka tidak kosong, Ia tidak akan menjadi Buddha. Ikrar Mahaguru juga tidak jauh berbeda dengan Ksitigrabha Bodhisattva, selama para insan di dunia saha belum habis diseberangkan, saya akan terus datang kembali; Semangat dari Buddhisme Mahayana adalah mengutamakan menyeberangkan para insan.
Terus terang saya beritahu Anda semua, setiap orang mempunyai Istadevata, ikrar Anda mesti sama dengan ikrar Istadevata, dengan demikian baru bisa berkontak yoga; Apabila ikrar Anda justru berlawanan dengan Istadevata, maka akan sangat sukar untuk berkontak yoga. Bukankah Buddhisme membahas sraddha, ikrar, dan praktik ? Sraddha berarti Anda meyakini satu Istadevata Anda, Anda yakin kepada-Nya; Ikrar berarti tekad Anda mesti sama dengan Istadevata, mewujudkan tekad Istadevata Anda, Anda lah yang mengaplikasikan ikrar Istadevata Anda. Praktik, setelah berikrar, Anda mesti mempraktikkannya, inilah sraddha, ikrar, dan praktik. Demikian pula dengan Amitabha Buddha ! Beliau mengajari Anda untuk mencapai Alam Suci-Nya diperlukan sraddha, ikrar, dan penjapaan nama, ketiga hal ini mesti ada, penjapaan nama juga berarti praktik.
Oleh karena itu, Mahaguru juga membiasakan diri, ketika melakukan push-up, begini, satu, dua, tiga, empat, lima, enam Amituofo, dua, dua, tiga, empat, lima, enam Amituofo, tiga dua, tiga, empat, lima, enam Amituofo, tepat 30 kali. Saya melakukan 30 kali di hadapan Buddha dan Bodhisattva, dengan demikian telah melafal 3 kali Nama Buddha, ini tidak terbayangkan oleh semuanya. Mahaguru mempunyai metode untuk melindungi ginjal, menggunakan telapak tangan untuk menggosok lokasi ginjal, tiap kali hendak mandi, mesti menggosoknya sekitar 200 sampai 300 kali. Orang zaman dahulu mengajarkan untuk menggosoknya dengan kepalan tangan, sedangkan saya menggunakan telapak tangan untuk menggosok ginjal. Saya juga melafal ! 300 kali mesti melafalnya, 1, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo, 2, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo, 3, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo,4, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo, 5, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo, 6, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo, 7, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo, 8, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo, 9, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo, 10, 2, 3, 4, 5, 6 Amituofo, dengan demikian sudah 100 kali, setiap hari melafal, dengan demikian telah melafal Nama Buddha, menggosok 300 kali menjadi pelafalan Nama Buddha, pelafalan menjadi kebiasaan. Setiap malam hendak tidur, saya juga melafal: “Namo Amitabhaya Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus. Om. Amidiewa Xie. Namo Amitabhaya Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus. Om. Amidiewa Xie.” Membiasakan melafal seperti ini, inilah sraddha. Meyakini keberadaan Sukhavatiloka; Tekad adalah bertekad untuk terlahir di Negeri Buddha sebelah Barat; Praktik adalah menjapa Nama-Nya, inilah metode bhavana sekte Sukhavati. Tidak peduli kapan pun, setiap saat selalu menekuni metode Sukhavati. Pada awalnya saya menekuni metode Sukhavati, kemudian menjadi kebiasaan, sraddha, ikrar, dan praktik. Demikian pula dengan Ksitigarbha Bodhisattva, Anda meyakini keberadaan Alam Suci Ksitigarbha Bodhisattva, Anda meyakini ikrar Ksitigarbha Bodhisattva, ikrar Anda sama dengan Ksitigarbha Bodhisattva, dan perbuatan Anda sama dengan Ksitigarbha Bodhisattva, inilah letak keagungan-Nya, “Rela berada di neraka”, rela untuk berdiam di neraka; Berada di neraka bukan berarti tersiksa di neraka, melainkan menuntun para insan di Alam Suci Cui Wei. Praktik juga demikian, Ksitigarbha Bodhisattva sedang menuntun para insan.
Sebelum Shakyamuni Buddha Parinirvana, Beliau menitipkan para insan di Jambudvipa kepada Ksitigarbha Bodhisattva. Di antara sekian banyak Bodhisattva yang termasyhur, seperti Dharmarajaputra Manjusri Bodhisattva, dalam Avatamsaka, Manjusri Bodhisattva adalah Dharmarajaputra, merupakan Bodhisattva yang sangat agung; Di antara Triniarya Sukhavati, Avalokitesvara Bodhisattva merupakan Dharmarajaputra. Manjusri Bodhisattva dan Avalokitesvara Bodhisattva merupakan Bodhisattva yang sangat agung, namun Shakyamuni Buddha hanya menitipkan para insan di dunia saha Jambudvipa ini kepada Ksitigarbha Bodhisattva, keinginan terakhir Shakyamuni Buddha adalah menitipkannya kepada Ksitigarbha Bodhisattva, sebab rupa Ksitigarbha Bodhisattva adalah rupa Sravaka, menggunduli kepala adalah rupa Sravaka; Avalokitesvara Bodhisattva masih berambut, Manjusri Bodhisattva juga masih berambut. Astamahabodhisattva antara lain, Avalokitesvara Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva, Samantabhadra Bodhisattva, Maitreya Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva, Akasagarbha Bodhisattva, dan Sarvanivaranaviskambhin Bodhisattva. Dalam Garbhadhatu, ada Aksagarbhasala dan Nivaranaviskambhinsala, selain itu adalah Vajrapani Bodhisattva. Di antara Astamahabodhisattva, Shakyamuni Buddha hanya menitipkan kepada Ksitigarbha Bodhisattva, dari sini dapat diketahui bahwa Ksitigarbha Bodhisattva sangat istimewa. Hari ini memperkenalkan Ksitigarbha Bodhisattva dengan singkat.
Kita lanjutkan pengulasan Lamdre, “Berikutnya, dalam lokiyamarga, ada satu bagian yang lain.” Dalam lokiyamarga ada satu bagian lain, “Bagian dalam dibagi menjadi 7, yaitu faktor penghasil samadhi, penjabaran faktor penghasil samadhi, meninggalkan keraguan akan marga (jalan), empat penyadaran, pencapaian Samyakprahana, dan akhir.” Ini merupakan 7 hal dalam lokiyamarga, “Faktor penghasil samadhi, penjabaran faktor penghasil samadhi, meninggalkan keraguan akan marga, empat penyadaran, pencapaian Samyakprahana, dan akhir.” Tepat berjumlah 7, sebenarnya hanya satu, namun dijelaskan menjadi 7 bagian; Semula adalah satu, namun lokiyamarga dijelaskan dengan cara membaginya menjadi 7 bagian.
“Faktor penghasil samadhi”, mengapa batin Anda bisa berada dalam kondisi samadhi, apa sebabnya ? Batin Anda tenang. Apa sebabnya ? Penyebab dari kemampuan memasuki kodisi samadhi dapat dijelaskan dengan lebih luas. “Meninggalkan keraguan akan marga”, bebas dari keragu-raguan, merupakan kebenaran sejati dari pemikiran; “Empat penyadaran”, merupakan empat metode supaya Anda dapat tersadarkan dan memperoleh pencerahan; “Faktor penyebab penghentian pikiran”, mengapa pikiran Anda dapat dihentikan, bisa menghentikan arus pikiran; “Pencapaian Samyakprahana”, sebenarnya mengenai keberhasilan memutus, dalam Tantra pernah kita bahas mengenai trekcho dan togal, trekcho adalah Samyakprahana, memperoleh hasil; Akhir adalah semua dirangkum menjadi satu.
Apa itu “Faktor penghasil samadhi” ? Anda dapat menenangkan batin, bahkan dapat menghentikan pikiran, ini adalah Samyakprahana. Sesungguhnya, samadhi sangat sukar, namun mengapa Anda bisa memiliki keinginan untuk bersamadhi ? Ingin mencapai amanasikara ? Apa yang menyebabkan Anda ingin melakukannya ? Kita dapat merenungkan, yang pertama adalah kelahiran, mulai dari kelahiran Anda, terus hingga kematian, ini merupakan sebuah proses.
Dahulu umat Buddha sering diajarkan untuk berjalan-jalan ke kuburan, kenapa berjalan-jalan di kuburan ? Supaya Anda melihat masa depan Anda, supaya nafsu keinginan Anda berkurang, memutus nafsu keinginan, memutus klesha. Apa manfaat pergi ke kuburan ? Yang dikubur di dalamnya adalah kakek, nenek, ayah Anda, dan ibu Anda; Ayah dan ibu telah meninggal, menjadi abu, Anda sering pergi mengunjungi mereka, kemudian merenungkan diri sendiri kelak juga sama, Anda juga akan dikubur di sana, atau disemayamkan di rumah abu. Saat itu Anda akan berpikir, kelak bertumimbal lahir, bagaimana supaya dapat bertumimbal lahir di alam yang lebih tinggi, dan tidak jatuh ke tiga alam rendah, saat itu Anda terpikirkan untuk berbhavana. Anda melihat banyak insan yang telah dikubur di dalam tanah, yang dilarung juga pergi mengikuti aliran air, tidak nampak lagi, yang dikremasi juga telah menjadi seonggok abu, menjadi kenangan, kelak Anda juga demikian, melalui perenungan ini, barulah Anda dapat menghasilkan samadhi.
Ada seorang Mahabhiksu, ketika dia tidur di malam hari, di atas kepalanya ada tulisan ‘mati’, dia mengingatkan diri sendiri, suatu hari nanti semua akan mati. Para ahli nujum yang menakut-nakuti orang, begitu Anda masuk dia memberitahu Anda: “Tahun ini Anda mengalami bencana yang mengancam jiwa !”, “Hah ? Ada bencana kematian ? Bagaimana mengatasinya ?” , “Tentu saja, dapat diatasi dengan cara mengubah peruntungan Anda”, “Berapa biaya mengubah peruntungan ?” Ada yang membuka tarif sekitar 300,000 ! Begitu Anda memasuki tenda ramal, dia mengatakan: “Anda akan mati !” Anda pun ketakutan, “Aku akan mati !” Sebenarnya, coba Anda renungkan, tentu saja Anda akan mati ! Dia juga tidak salah bicara, yang ketakutan adalah Anda sendiri ! Anda sudah teperdaya, dan Anda pun ingin mengubahnya ! Ingin mengubah bencana kematian tersebut. Para Acarya hampir semua merupakan ‘Guru Besar Menakut-nakuti’, semua bisa menakut-nakuti, “Fengshui Anda bermasalah.”, “Seluruh anggota keluarga Anda akan mati.”, “Dalam beberapa tahun ini Anda akan mengalami kecelakaan lalu-lintas.”, “Akan mengalami bencana tertentu.” Semua adalah ‘Guru Besar Menakut-nakuti’, mereka menakuti Anda. Asalkan setiap hari Anda berbhavana, peduli apa dengan masa depan, dengan demikian Anda tidak akan tertipu. Bersadhanalah sesuai dengan ajaran benar, maka Anda pun tidak akan gentar akan kematian. “Sejak dahulu sampai saat ini, siapa yang tidak mengalami kematian ?”, Wen Tianxiang mengatakan: “Gunakan hidupmu untuk menerangi sejarah.” Semenjak dahulu, siapa yang tidak mati, meskipun Pengzu hidup selama lebih dari 800 tahun, dia juga harus mati, semakin lama hidup semakin depresi, sebab dia telah menikahi seorang istri, dan istrinya telah meninggal dunia; Dia menikahi istri yang ke-2, istri ke-2 juga meninggal dunia; Istri yang ke-3 juga telah meninggal dunia, istri ke-4 juga telah meninggal dunia, istri ke-5 juga meninggal dunia…Tidak hanya istri yang meninggal dunia, bahkan anak dan cucu juga telah meninggal dunia, pantas saja mengalami depresi ! Untuk apa hidup selama itu ? Kecuali Anda sedang membabarkan Dharma dan berbhavana; Hanya pembabaran Dharma dan bhavana yang membuat hidup ini berarti; Apabila Anda tidak membabarkan Dharma dan tidak berbhavana, apa arti hidup ini ? Untuk apa hidup ? Pengzu telah memperistri banyak orang, entah sudah berapa, istrinya juga telah meninggal dunia, putra, putri juga telah meninggal dunia, cucu juga meninggal dunia; Kita menyebutnya canggah atau cucu dari cucu, mereka juga telah meninggal dunia, semua telah meninggal dunia, tapi dia masih hidup. Menurut Anda, apakah berarti ? Jika harus meninggal dunia, maka semua meninggal dunia bersama. Oleh karena itu jangan sampai termakan ancaman para ‘Guru Besar Menakuti-nakuti’, di antara para Acarya, ada banyak yang suka menakut-nakuti, “Kelak Anda akan mengenaskan.”, “Suami Anda adalah musuh bebuyutan Anda.”, “Putra Anda dahulu adalah orang yang menaruh dendam pada Anda.” Wah ! Banyak sekali cara menakutinya, sungguh tak tertahankan, orang yang semula hidup dengan baik, telah meyakini Zhenfo Zong, akhirnya justru ditakuti sampai mati; Yang semula hidup dengan baik di dunia ini, juga tidak ada kekhawatiran apa pun, setelah meyakini Zhenfo Zong, mengikuti Acarya tertentu, Acarya itu ahli dalam menakuti orang, akhirnya menyuburkan Acarya tersebut dan menguruskan diri Anda sendiri, sungguh tak berdaya.
Di sinilah letak faktor penghasil samadhi, sebab Anda perlu memahami bahwa dunia fana ini tidak abadi, meski Anda meraup banyak uang, namun itu tidak abadi; Setelah melahirkan seorang putra, putri, anak-anak, semua tidak abadi, keturunan juga akan lenyap, sama dengan Anda; Uang juga tidak abadi, kesehatan tubuh juga tidak abadi. Kelak Anda meninggal dunia akan tahu.
Dahulu ketika saya pergi bersama ibu saya, melihatnya berjalan sangat lamban, saya sering mengatakan: “Ma, Anda bisa berjalan lebih cepat Beliau mengatakan: “Kelak Anda tua akan tahu sendiri.” Sekarang diri sendiri telah menjadi kakek, diri sendiri pun tahu kenapa berjalan sangat lamban, tenaga semakin berkurang; Anak-anak muda, begitu berlari, orang dewasa tidak akan bisa mengejar mereka. “Kelak Anda tua akan tahu sendiri.”, sebab ada lahir, tua, sakit, dan mati, ini merupakan faktor penghasil samadhi. Untuk membebaskan diri sendiri, Anda mesti bermeditasi, dari samadhi menghasilkan Prajna, dan dari Prajna menghasilkan samadhi.
Samadhi dan Prajna merupakan sepasang sayap untuk mencapai Kebuddhaan; Anda ingin mencapai Kebuddhaan, mesti mengandalkan samadhi Anda, mengandalkan Prajna, barulah Anda bisa mencapai Kebuddhaan. Acarya, bhiksulama, dan rohaniwan kita, jangan sampai menakuti orang yang tidak belajar Buddhadharma, orang yang tidak berpengetahuan, atau orang yang tidak punya kebijaksanaan, jangan menakut-nakuti mereka. Ketika Anda tahu mereka sedang mengalami kesulitan, Anda justru harus mengajari mereka bagaimana mengatasi kesulitan tersebut. Yang paling penting adalah bisa mengatasi kesulitan mereka, bukan malah menakut-nakuti mereka demi memperoleh harta. Para penipu di dunia persilatan menggunakan cara tersebut, disebut sebagai menakuti demi memperoleh harta. Banyak penipu di dunia persilatan menggunakan tiga cara, yang pertama adalah hipnotis. Menghipnotis semua orang, sampai mereka kebingungan, Anda dihipnotis supaya terus menjadi pengikutnya. Cara yang kedua adalah cuci otak. Anda tidak percaya ? Saya mengucapkannya seratus kali maka menjadi kenyataan, padahal itu palsu. Dia selalu membohongi Anda, sekali, dua kali, berbohong seratus kali, dan Anda pun mengira itu benar, dia sendiri juga merasa benar, orang lain juga merasa benar, apa itu ? Itu adalah cuci otak. Mencuci otak Anda, dia mengisi semua ucapannya ke dalam benak Anda, ini disebut cuci otak; Yang ketiga adalah membualkan kesaktian. Menggunakan tiga cara ini untuk mengubah uang Anda menjadi uang dia sendiri.
Hipnotis, cuci otak, dan membualkan kesaktian, ingat tiga hal ini, kelak kalian ingin meraup harta dan uang, tiga cara ini paling mudah, namun akibatnya adalah terjerumus ke tiga alam rendah, oleh karena itu jangan sampai melakukannya. Saya tidak membohongi Anda ! Yang saya katakan benar adanya, hipnotis dapat membuat Anda mengikuti langkah dia; Cuci otak, mengubah otak Anda menjadi otak dia; Yang ketiga, membualkan kesaktian, Anda sangat mempercayai dia, sampai pada akhirnya, Anda mendapati uang di dompet Anda lenyap. Kenapa demikian ? Dia menggunakan hipnotis dan menakut-nakuti untuk meraup harta ! Faktor penghasil samadhi adalah ketika Anda telah memahami lahir, tua, sakit, dan mati, Anda telah menerimanya dengan lapang, Anda pun dapat mencapai keberhasilan. Ketika Anda telah menghasilkan samadhibala, maka Anda pun tidak akan bisa dicuci otak, tidak akan terhipnotis, tidak akan termakan bualan kesaktian, ini adalah kebijaksanaan.
Putri berkata kepada ayahnya: “Ayah, saya ingin mengikuti kelas judo.” Judo Jepang sangat terkenal. Ayahnya menjawab: “Perempuan jangan belajar judo.” Putrinya mengatakan: “Kenapa ?” Ayah menjawab: “Jika perempuan mempunyai kemampuan bela diri, siapa yang mau memperistrimu ?” Putri menjawab: “Ayah keliru, setelah saya punya ilmu bela diri, siapa yang berani menolak saya ?” Ini adalah dua macam pemikiran, yang satu adalah ‘Siapa yang mau memperistrimu ?”, dan yang satu adalah “Siapa yang berani menolak ?”. Dua pemikiran ini sangat penting, Anda mesti punya kebijaksanaan, berkat kebijaksanaan, Anda pun memiliki samadhibala, siapa pun tidak akan sanggup menggoyahkan Anda. Tanpa samadhibala, Anda akan seperti oportunis, ibarat rumput, Anda akan jatuh ke segala sisi sesuai tiupan angin. Oleh karena itu Anda mesti punya samadhibala ! Berbhavana mesti menghasilkan samadhibala; Perilaku Anda sangat lurus, maka siapa pun tidak akan bisa menjatuhkan Anda, ini adalah samadhi.
Faktor penyebab samadhi adalah karena Anda telah memahami apa itu lahir, apa itu tua, apa itu sakit, dan apa itu mati; Anda hendak mulai menekuni samadhi, apabila hendak bersamadhi, terlebih dahulu pikiran mesti dihentikan. Dalam hal lokiyamarga, terlebih dahulu mesti memiliki faktor penghasil samadhi, yaitu Anda telah memahami dunia fana ini, dan akhirnya Anda pun ingin menekuni meditasi, faktor penghasil ini ada pada lahir, tua, sakit, dan mati; Anda ingin terbebaskan dari dunia saha, mencapai Kebodhisattvaan atau Kebuddhaan, inilah faktor penghasil samadhi.
Xiaoming mengatakan: “Meski di hadapan saya berdiri 10 wanita cantik, begitu kamu muncul, mereka semua akan kehilangan sinarnya.” Wah ! Gadis itu menjadi sangat gembira. “Menyebalkan !” Sebenarnya ketika dia merasa senang, dia akan mengatakan ‘menyebalkan’, “Apakah saya punya sinar seterang itu sehingga bisa menerangi orang lain ?” Xiaoming mengatakan: “Bukan, sebab kamu terlalu gemuk, sehingga menutupi sinar 10 wanita yang lain.” Pada umumnya ini adalah hasrat makan dan tidur, keserakahan makan belum terputus, pasti Anda menjadi gemuk. Oleh karena itu Anda mesti memotong nafsu keinginan Anda, memotong nafsu keserakahan makan Anda. Setiap hari, saya melihat ketika orang menyajikan makanan untuk Gurudara, sepiring, dia tidak menghabiskannya, pertama dia akan menggunakan sumpit yang bersih untuk menyingkirkan lauknya, yang ini tidak dimakan, yang itu juga tidak dimakan, pantas dia menjadi demikian langsing. Postur tubuh Gurudara sangat baik, di usia lanjut, biasanya orang akan menjadi ‘obasan’ yang gemuk, tapi Gurudara sanggup memotong keserakahan akan makan, sehingga ia menjadi langsing. Apabila tidak sanggup memotong keserakahan makan, pasti akan bengkak, semua adalah faktor sebab dan akibat ! Menanam kacang menuai kacang, menanam labu menuai labu, demikian adanya. Anda menuai apa yang Anda tanam ! Anda demikian serakah, Anda mengatakan hendak diet, namun Anda tidak bisa mengatasi keserakahan Anda, mesti mengatasinya baru bisa. Oleh karena itu faktor penghasil samadhi adalah Anda mesti memotong keserakahan, dengan demikian bisa menghasilkan samadhi.
Seorang pimpinan perusahaan minum terlampau banyak, sehingga bicaranya menjadi tidak terkendali, dia mengatakan: “Di akhir tahun perusahaan akan membagikan hadiah, memberi hadiah yang sesuai dengan zodiak tiap karyawan.”, “Zodiak Taurus mendapat seekor kerbau, zodiak Aries mendapatkan seekor kambing, Pisces mendapatkan dua ekor ikan, Cancer mendapatkan kepiting bulu Shanghai…”, ada seorang karawan yang merasa sangat senang, gembira bukan main, semua orang tidak mengerti, “Kenapa kamu demikian gembira ?” Dia berteriak, “Zodiak saya adalah Virgo !” Lelucon semacam ini, memberi hadiah sesuai zodiak Anda, inilah yang diucapkan oleh pimpinan secara tidak sadar.
Sesungguhnya, di dunia ini, segala sesuatu tidak ada yang benar-benar murah, atau yang diberikan cuma-cuma, semua diperoleh dengan ketekunan dan kerja keras. Oleh karena itu, tidak peduli apakah lokiyamarga, atau Lokuttaramarga, semua memerlukan ketekunan, semua membutuhkan ketekunan. Ketekunan dibutuhkan oleh tiap sadhaka.
Di dalam sini ada “Menjelaskan faktor penghasil samadhi”, secara sederhana, penyebab samadhi adalah lahir, tua, sakit, dan mati, “Penjelasan luas mengenai faktor penghasil samadhi.”, ini merupakan pengulasan yang lebih luas, seperti Risalah Agung Tahapan Jalan Tantra, ini merupakan pengulasan secara luas, membahas semua ajaran Tantra. Seperti Risalah Agung Tahapan Jalan Pencerahan, risalah agung adalah pengulasan luas, dibahas dengan sangat banyak. “Meninggalkan keraguan akan marga.”, Anda mesti meninggalkan keraguan, ketika Anda telah meyakini Buddha, maka Anda mesti kukuh dalam ajaran Sang Buddha, Samyakdharma yang dibabarkan oleh-Nya, meyakini Samyakdharma, jangan ada keraguan, tinggalkan keraguan, jangan meragukan ‘marga’. Kenapa demikian ? Sebab dalam tahap bhavana, ketika Anda belum berkontak yoga, bisa timbul keraguan, namun jangan meragukan, Anda cukup berjalan dengan ketekunan menapaki jalan ini, kelak pasti dapat mencapai tujuan, kondisi yang Anda inginkan akan muncul. Bagi yang belum berkontak yoga, kelak akan mencapainya, sebab Anda telah mentransformasikan trikarma menjadi triguhya. Tantra adalah mentransformasikan trikarma menjadi triguhya, mentransformasikan karma tubuh, ucapan, dan pikiran menjadi triguhya. Di sini juga ada “Faktor penyebab penghentian pikiran”, apa sebabnya pikiran dapat terhenti ? Sesungguhnya, ini juga merupakan faktor penyebab samadhi. Pikiran kita tiap manusia sangat sukar dihentikan, Anda dapat menghentikan pikiran, ini disebut penghentian pikiran. Dalam Satyabuddha Sutra tertulis: “Amanasikara sebagai Buddharatna Sambodhi.” Ketika tiada pikiran, Anda menjadi seperti yang dikatakan oleh Sang Buddha: “Prajna Sunya”, muncul kebijaksanaan dari kondisi sunya. Prajna Anda telah sunya, tiada pikiran, maka Anda dapat menghasilkan samadhi. Samadhi bukan suatu hal yang mudah, mesti belajar meditasi, banyak orang yang setelah belajar meditasi dalam waktu lama, pikirannya masih tetap kacau-balau, mulailah dari pikiran, apa penyebab dari penghentian pikiran ? Ini juga ada hubungannya dengan faktor penghasil samadhi, jika Anda telah memahami dunia fana, maka Anda pun mempunyai faktor penghasil samadhi, dan pikiran pun dapat dihentikan.
Hari itu, ketika kita makan bersama di ruang makan, ada lelucon demikian, seorang pria Beijing bertamasya ke padang rumput Mongolia Dalam, begitu turun dari mobil dia langsung menghirup napas dalam-dalam, “Astaga, udaranya sungguh segar, kualitasnya sungguh baik !” Secara tak terduga, mendadak tubuhnya tidak bisa menerima lingkungan yang demikian bersih, dia langsung keracunan dan pingsan. Ambulans tiba, regu penolong bertanya: “Dari mana asal pasien ini ?”, “Dari Beijing !” regu penyelamat melepaskan selang dari tabung oksigen, kemudian menyambungnya ke arah knalpot mobil, supaya dia bisa menghirupnya beberapa kali, akhirnya dia pun tersadar, dengan lirih mengatakan: “Astaga, inilah bau kampung halaman.”Sejujurnya, saya sering merasakan demikian, dari Seattle kembali ke Taiwan, benar-benar tidak terbiasa dengan kondisi udara di Taiwan, kabut asap terlampau berat, kabarnya sekarang di luar rumah mesti mengenakan masker, apalagi di bagian tengah Taiwan, saya tinggal di bagian tengah, sedangkan di wilayah pegunungan di bagian Utara mungkin lebih baik, bagian Selatan mungkin juga lebih baik, sebab di bagian Tengah ada PLTU Batu bara, banyak PLTU yang memuntahkan asap. Ibarat ikan, saya berenang dalam udara Seattle, sekembalinya ibarat ikan dibuang ke dalam selokan, langsung terbalik. Kadang beberapa saat setelah kembali, begitu bersentuhan dengan udara itu, langsung terkena flu, menderita flu selama sebulan penuh. Ketika dari sana kembali ke sini, merasa serbuk sari bunga beterbangan di mana-mana ! Udara terlampau baik, serbuk sari bunga terbang di mana-mana ! Jangan dikira kelihatannya ini adalah udara yang segar, sebenarnya di dalam juga mengandung racun. Sebentar masuk ke selokan bau, sebentar masuk ke air yang paling bersih; Udara di Seattle terlampau baik, kemudian kembali lagi ke selokan bau; Kemudian dari selokan bau kembali lagi ke air bersih, bolak-balik, mana mungkin tidak jatuh sakit ? Ternyata kita semua tinggal dalam guci fermentasi raksasa, sudah lama, namun belum bisa beradaptasi. Sebagian orang yang hidup di dunia fana, sudah lama berada di dunia saha, begitu tiba di Sukhavatiloka, “Hah ? Sukhavatiloka apa ini ? Sungguh membosankan, bahkan kekasih saya pun tidak kelihatan.” Ketika Anda seorang diri mencapai Sukhavatiloka, tengok kiri dan kanan, para kerabat tidak ada yang datang, hanya Anda seorang, pasti mengalami depresi di Sukhavatiloka, tapi untungnya di Sukhavati hati tiap orang saling terhubung, jika ada satu orang yang bahagia, maka semuanya juga bahagia.
Ini adalah sebuah lelucon, bagaimana dunia saha ini ? Kita mesti bersyukur kepada Tuhan yang membuat hewan peliharaan tidak bisa berbicara, sebab hewan peliharaan terlampau banyak mengetahui rahasia kita. Ada seorang suami yang sering membawa anjingnya untuk berjalan-jalan, suatu hari si suami ditugaskan ke luar kota, sehingga tidak ada orang yang mengajak anjingnya untuk berjalan-jalan. Si istri pun mengajak anjingnya untuk jalan-jalan, anjing itu sudah hafal jalan, dia terus berjalan, si istri terus mengikutinya, tak lama anjing itu membawanya di sebuah rumah, anjing itu mencakar pintunya, si istri mengetuk pintu, begitu terbuka, ya Tuhan ! Ternyata adalah rumah simpanan. Dunia fana ! Dunia saha bisa mencemari hati manusia, ketika ia mencemari Anda, Anda tidak akan menyadarinya, sebab Anda telah tercemar sepenuhnya, diri Anda berada dalam lingkungan pencemaran, dan tidak tahu bagaimana cara membebaskan diri. Ini merupakan hal yang memprihatinkan dari umat manusia.
Sepertinya lelucon ini pernah diceritakan ketika makan malam bersama. Teman membeli sebuah kaligrafi dan dipasang di rumah, istrinya sangat gembira, si suami juga sangat gembira. Sejak saat itu mereka sekeluarga menjalani kehidupan yang penuh kebahagiaan ! Istrinya membacanya dari sisi kanan, sedangkan dia membacanya dari sisi kiri, setiap hari penuh sukacita ! Kaligrafi tersebut bertuliskan: “Isri takut saya.”, si suami membacanya dari sisi kiri ke sisi kanan, sedangkan istrinya membaca dari sisi kanan ke sisi kiri, menjadi: “Saya takut istri.” Dengan demikian keluarga pun harmonis. Ini merupakan kondisi keberadaan arus pikiran, apabila berada dalam kondisi tiada arus pikiran, apa pedulinya istri atau suami, siapa takut siapa ? Kura-kura takut dengan palu besi, kecoak takut dengan sendal jerami, siapa takut siapa. Dalam penekunan Tantra perlu saling melengkapi, singkat kata, merupakan sebuah kesempurnaan agung. Satu bagian dalam beberapa lokiyamarga ini, seperti Samyakprahana, memutus pikiran, merealisasi phala dari Samyakprahana.
Ketahuilah, ketika pikiran Anda terputus, Prajna di angkasa langsung memasuki benak Anda. Saya menyebutnya arus Dharma, arus Dharma akan memasuki diri Anda, Anda telah mengubah diri menjadi sunya, udara akan masuk, angin akan masuk, arus Dharma alam semesta juga dapat memasuki diri Anda, menghasilkan Prajna, saat itu disebut tersadarkan, demikianlah makna bagian ini, semua akan tersadarkan, Anda akan sadar. Ketika Anda menekuni samadhi, mengosongkan hati Anda, memperoleh makna sejati sunya, Anda pun akan sadar.
Ketika membeli sarapan di pagi hari, kabarnya beberapa hari lalu penjualnya berkelahi dengan pelanggan. Saya pun bertanya: “Pak penjual, bagaimana kalian bisa berkelahi ?” Penjual menjawab: “Hari itu, ketika sangat sibuk berjualan, ada seorang pelanggan yang membuat keributan di sini, dia mengatakan cahkwe saya terlalu keras.” Saat itu saya mengatakan: “Sungguh keterlaluan, lalu bagaimana kondisi kalian setelah perkelahian ?” Penjual menjawab: “Kepala dia mendapat tiga jahitan, 2 giginya tanggal !” Saya bertanya: “Wah ! Separah itu ? Apa yang Anda gunakan untuk memukulnya ?” Penjual menjawab: “Saya tidak bisa menahan amarah, kemudian langsung mengambil cahkwe untuk memukulnya.”
Orang yang setengah sadar tidak mengetahui bahwa diri sendiri setengah sadar. Sungguh, manusia bisa menghasilkan perasaan, ketika manusia mulai timbul rasa terhadap seseorang, Anda akan ditarik dan dikendalikan olehnya. Sebab, saat itu Anda tidak punya rasio, Anda hanya bisa mengikutinya, ini sangat penting untuk diperhatikan. Anda mesti punya kebijaksanaan, mempunyai kemampuan untuk menilai.
Dari manakah kebijaksanaan untuk menilai ? Berasal dari ajaran Guru, bukankah Gyalwa Karmapa ke-16 telah mengungkapkan dengan sangat jelas ? “Yang sangat haus akan popularitas pasti bukan Acarya yang baik, yang sangat haus akan harta juga pasti bukan Acarya yang baik.” Dulu juga telah disebutkan, yang berebut wilayah kekuasaan, yang menduduki wilayah, tentu bukan Acarya yang baik. Acarya yang benar-benar baik, dia sangat tekun dan giat dalam membabarkan Dharma, dia tidak menginginkan popularitas, juga tidak menginginkan keuntungan, tidak menginginkan wilayah kekuasaan, inilah Acarya baik yang sebenarnya. Maka, mesti membuka mata ! Apa itu Acarya yang baik ? Dia tidak menginginkan popularitas, bahkan nama pun tidak diinginkannya, dia juga tidak ingin keuntungan, semua sesuai dengan kerelaan umat; Dia juga tidak memperebutkan vihara mana yang menjadi miliknya, cetiya mana yang menjadi miliknya, yayasan mana yang menjadi miliknya, juga tidak perlu bertikai. Sebab Anda hanya membabarkan Dharma, sehingga vihara, cetiya, dan yayasan, wilayah kekuasaan apa pun, Anda tidak menginginkan itu semua.
◎ Gyalwa Karmapa ke-16 mengatakan: “Mesti sanggup melakukan ketiga hal tersebut, tidak mengejar popularitas, keuntungan, dan wilayah kekuasaan, inilah Acarya yang benar-benar baik.”
Om Mani Padme Hum.