2015-10-18 Beryukta Dengan Ucchusma Vajra Dapat Menyembuhkan Penyakit Non Medis
Ceramah Sadhana Dzogchen ke 180 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Ucchusma Vajra, Minggu 18 Oktober 2015 di True Buddha Rainbow Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zheng-kong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Adhinatha api homa hari ini : Namo Gurumula Shakyamuni Buddha, Namo Emanasi Shakyamuni Buddha, Namo Ucchusma Vajra Raja Buddha Maha Berdaulat.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, serta para tamu agung yang hadir hari ini : Sdri. Judy, istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao. Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa dan suami, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, Prof. Wangli dari Fakultas Teknik Mesin Elektris National Cheng Kung University, dr. Zhuang Junyao, dr. Lin Shuhua, Pengusaha Kehormatan Hong Kong : Dato Lei Feng-yi dan keluarga, Sdri. Lin dari Tim Tari Pujana Yangguang, Penasihat Overseas Credit Guarantee Fund : Sdri. Xue Wang-shu-mei, Pengusaha dari Jakarta Indonesia, Sdri. Ren. Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Minggu depan, tanggal 25 Oktober, pukul 3 sore, adalah Upacara Agung Api Homa Acalantha Vidyaraja, sekarang semua adalah api homa Vajra Vidyaraja, sudah beberapa kali dengan Adhinatha Vidyaraja. Acalantha Vidyaraja merupakan emanasi Vairocana Buddha. Dalam Tantra Timur Jepang, Acalantha Vidyaraja merupakan Dharmapala utama, Arama Acalantha Vidyaraja ada di mana-mana, Tantra Tibet juga sangat menghormati Acalantha Vidyaraja. Ada sangat banyak manfaat dari penekunan sadhana-Nya, mengenai perihal pemohon utama, dibahas atau tidak sama saja, dibahas juga sebanyak itu, tidak dibahas juga tetap sebanyak itu, tidak bertambah dan tidak berkurang.
Hari ini kita menekuni Ucchusma Vajra, Adhinatha ini juga sangat terkenal di Tantra Timur. Saya ingat, kita pernah melangsungkan upacara dan transmisi Ucchusma Vajra dan Acalantha Vidyaraja di Madison Square New York, penyelenggaranya adalah True Buddha Diamond Temple ( Jingang Leizangsi ), saat itu telah dibabarkan dengan sangat jelas.
◎ Mudra Ucchusma Vajra sedikit lebih sukar, ( Mahaguru memperagakan ) setelah kalian melihatnya, ada yang bisa dan ada yang tidak bisa membentuknya, bagi yang bisa membentuknya silakan mengajari yang belum bisa, dengan demikian yang belum bisa juga akan menjadi bisa. Mantra pendeknya sangat mudah : “Om. Ju-lu. Du-lan. Hom. Re,” Ini adalah mantra-Nya yang paling pendek, bijaksaranya adalah Hum, terlebih dahulu memvisualisasikan Shakyamuni Buddha, cakra anahata-Nya berputar memanifestasikan Ucchusma Vajra.
◎ Sebelumnya telah dikisahkan asal-usul Ucchusma Vajra. Ia memiliki banyak nama, Ucchusma, Vajra Kepala Api, Vajra Tak Lapuk, Vajra Kekotoran, Vajra Vedana dan Sparsa, gelar Vajra-Nya sangat banyak. Pada umumnya, dapat melakukan tolak bala dan penyembuhan, memperoleh penghormatan khalayak, mencegah segala musibah, meningkatkan berkah, menaklukkan musuh, para mara dan roh jahat tidak akan berani mengganggu, dan ikrar mulanya adalah melahap habis semua kekotoran.
Karena Ia mampu melahap semua kekotoran, maka dalam Tantra Timur Jepang ada yang mempersemayamkannya di dalam toilet. Ia tidak gentar akan semua kekotoran, sementara itu, Para Rsi paling takut dengan segala yang kotor, sebab tiap kali menjapa mantra, kemudian terciprat benda kotor, maka mantra dan ilmu gaib akan kehilangan keampuhannya. Tiongkok kuno mengenal tiga benda yang dapat menghilangkan keampuhan ilmu gaib, yang pertama adalah darah datang bulan, ini yang paling kotor. Yang kedua adalah darah anjing hitam, ini dapat menggagalkan semua ilmu gaib. Yang ketiga adalah air seni kuda, dapat menggagalkan semua mantra dan ilmu gaib. Cularsi dan Maharsi bisa menjapa mantra, namun darah menstruasi dapat merintangi dan menggagalkan semua mantra tersebut. Saat itu hanya Ucchusma vajra yang tidak gentar terhadap segala benda kotor, sebab Beliau sanggup melahap semua benda yang kotor. Ia sangat hebat, jasa kebajikan-Nya sangat agung, oleh karena itu menekuni sadhana-Nya tidak akan gentar terhadap segala benda kotor, dan dengan tenang dapat menghadiri acara pernikahan, upacara duka, mendatangi rumah duka, rumah sakit maupun pekuburan. Bagi yang terus melahirkan anak perempuan, ingin memperoleh putra, menjapa mantra dan menekuni Sadhana Ucchusma Vajra dapat melahirkan seorang putra, inilah manfaat dari Ucchusma Vajra. Segala gangguan roh jahat dapat diatasi oleh Ucchusma Vajra, manfaatnya sangat besar, inilah yang saya babarkan di Madison Square.
Madison Square di New York sangat terkenal, dapat menyelenggarakan upacara di sana merupakan sebuah kehormatan, dapat dikatakan merupakan sebuah tempat paling besar di Amerika, “Di manakah Anda memimpin upacara ?” , “Madison Square.”, “Wah !” Semua sangat menghormati, orang bule juga sangat segan, sungguh luar biasa apabila dapat mengadakan konser di Madison Square, seluruh dunia mengetahuinya, suatu kehormatan yang melebihi upacara di PBB. Banyak bhiksu mengatakan : “Saya berceramah di PBB.” Kedengaranya… Wah ! Ceramah di PBB ! Dewan Keamanan dan segenap dewan PBB berada di bawah mendengarkan ceramah. Sebenarnya bukan demikian, di PBB ada banyak kantor atau lokasi rapat, Anda bisa menyewa sebuah ruangan kecil di sana, kemudian memanggil semua umat, maka Anda telah berceramah di PBB, sebenarnya itu hanya sebuah muslihat. Ceramah di Madison Square barulah nyata.
◎ Untuk mengetahui apakah Anda telah beryukta dengan Ucchusma Vajra, dapat diperiksa dengan menggunakan vajrakila dari Ucchusma, bagaimana caranya ? Ambil sebuah baskom, isi dengan air, letakkan kila Ucchusma di tengahnya, permukaan air rata, tiada angin, vajrakila Ucchusma akan mengambang di atas air, kemudian Anda menghadap ke arahnya sambil menjapa Mantra Ucchusma Vajra, terus menjapa : “Om. Julu. Dulan. Hom. Re.” Terus japa hingga vajrakila Ucchusma mulai berputar, dia akan berputar perlahan di atas permukaan air, kemudian putarannya akan semakin cepat, ini menandakan kehadiran Ucchusma Vajra, artinya mantra yang Anda japa telah beryukta dengan Ucchusma Vajra. Anda menjapa-Nya, Ia hadir, Ia beryukta. Terus menjapa, pada akhirnya vajrakila Ucchusma dapat melayang di atas permukaan air, melayang di atas baskom tersebut, tanpa dipegangi, dia akan melayang di tengah udara. Terlebih dahulu terus berputar di atas permukaan air, kemudian melayang, ini luar biasa, tandanya Ucchusma Vajra pasti melindungi Anda, demikianlah cara memeriksanya.
Apabila Anda telah lama menjapanya tapi tidak bergerak, teruskan penjapaan Anda, hingga dia dapat bergerak, begitu dia bergerak, itu tandanya Anda telah beryukta dengan mantra tersebut, kemana pun Anda pergi, asalkan Anda menjapa mantra tersebut, tidak perlu gentar, begitu Anda menepuk orang yang menderita penyakit non medis, dia akan segera tersembuhkan. Ucchusma Vajra sangat kuat dalam memberikan respon, Anda boleh mencobanya, jika Anda menjapa hingga Ia berputar, itu tandanya Ia telah hadir, putarannya akan semakin cepat, sungguh luar biasa, berarti daya mantra sudah sangat kuat, japakan hingga Ia melayang di udara. Asalkan Anda dapat menjapanya genap 100 ribu, atau 300 ribu, 1 juta kali, terus hingga akhirnya Ia berputar dan melayang, berarti kedua telapak tangan Anda telah memiliki daya. Kelak, setelah Anda menjapa Mantra Ucchusma, begitu tangan menepuk, asalkan penyakit yang diderita adalah non medis, maka ia akan segera tersembuhkan, roh jahat pun tersingkirkan.
Akhir-akhir ini Mahaguru telah menepuk punggung beberapa orang, yang pertama adalah seorang bule Kanada, sudah beberapa tahun dia tidak bisa tidur, semua roh di dalam dirinya mengenakan topi hitam, yang pria mengenakan topi hitam, yang wanita mengenakan pakaian warna hitam, semua menempel pada tubuhnya, dia adalah keturunan bangsawan Eropa. Banyak makhluk halus yang menempel, sehingga sudah beberapa tahun ia mengalami insomnia, orangnya tanpa ekspresi, dia adalah orang kulit putih. Saya menggunakkan telapak untuk menepuknya beberapa kali, dan pada minggu ke-2 dia datang untuk berterima kasih kepada saya, dia mengatakan : “Terima kasih Mahaguru.”, akhirnya dia bisa tidur dengan nyenyak. Namun ganti putri dari Bhiksuni Liancheng yang membawanya kemari, tidak bisa tidur. Saya juga menepuknya, dia juga tersembuhkan, ganti saya yang tidak bisa tidur. Ah ? Saya berbaring di atas ranjang, melakukan ketentuan sebelum tidur yang saya tetapkan sendiri, “Terlahir di Ksetraparisuddhi, terbebas dari samsara, Namo Amitabhaya Buddhaya.”, kemudian bervisualisasi Yaochijinmu memancarkan cahaya adhistana, dilanjutkan dengan Sadhana Tidur Dalam Cahaya, usai sadhana, mata masih menatap langit-langit, sama sekali tidak mengantuk, malam hari setelah menepuk putri dari Bhiksuni Liancheng, saya sama sekali tidak merasakan kantuk. Wah ! Separah inikah ? Baiklah ! Tidak tidur juga tidak apa, saya masuk ke kantor untuk membaca sutra, namun tetap saja tidak ada rasa kantuk, sampai pukul 3, pukul 4, akhirnya berbaring di ranjang, Ah ? Sudah tertidur, satu setengah jam kemudian bangun, dan tidak mengantuk lagi, hanya tidur selama satu setengah jam. Hari itu saya memberitahu semua orang bahwa saya tidak bisa tidur. Baiklah !
◎ Sekembalinya, saya mulai melakukan simabandhana, mengadhistana ranjang dan diri sendiri, di saat tidur memvisualisasikan ‘Rang’, api membakar sekujur tubuh, menjadi abu. ‘Yang’, bertiup angin kencang, meniup abu, tersebar di bawah ranjang, di atas ranjang kosong. ‘Kang’, vajra bermanifestasi dan berbaring di atas ranjang, kemudian visualisasikan ‘Om’, memancarkan sinar putih, ‘A’ memancarkan sinar merah ke angkasa, ‘Hum’ memancarkan sinar biru ke angkasa, menjadi jala tiga warna : putih, merah dan biru, seperti kelambu nyamuk, menudungi diri sendiri ( vajra ), akhirnya malam itu dapat tidur dengan nyenyak.
Begitu saya tidur nyenyak, ada lagi orang yang tidak bisa tidur, kita mengenal tiga Shanghai, Shanghai Senior, Shanghai Tengah dan Shanghai Kecil, ada yang tidak bisa tidur selama lima hari, baiklah ! Akhirnya mereka menemui saya ! Saya juga mengadhistananya, apakah besoknya sudah tidur nyenyak ? Tidur mulai jam 11 hingga jam 7 ! Ya Tuhan ! Berarti tidur sangat nyenyak ! Ah ? Akhirnya dia bisa tidur nyenyak ! Setelah dia bisa tidur nyenyak, muncul lagi satu orang yang tidak bisa tidur. Siapa dia ? Penerjemah kita, Hanifa, dia tidak bisa tidur, padahal dia sangat mudah tertidur, saat dia pergi ke Taiwan bersama kami semua, kemudian dari Taiwan kembali ke Seattle, begitu naik pesawat dia langsung tertidur, tidak makan, terus hingga saat pesawat mendarat dia baru bangun, dapat diketahui daya tidurnya luar biasa, dia bisa tertidur selama belasan jam. Mendadak raut wajahnya gelap, saya menanyainya : “Apa yang terjadi ?” Dia mengatakan sudah satu minggu tidak bisa tidur. Saya mengatakan : “Kenapa tidak memberi tahu ?” Dia menjawab : “Saya sudah memberi tahu, saya juga sudah ikut adhistana jamahan kepala di vihara ! Saat itu dalam hati berkata : ‘Buatlah saya tidur nyenyak ! Buatlah saya tidur nyenyak !’ … Kemudian mendapatkan jamahan kepala.” Ah ? Tetap tidak bisa tidur ! Saya mengatakan : “Anda harus mengatakannya ! Itu butuh kekuatan lebih besar, harus dikerahkan pada tubuh Anda, barulah penyebabnya akan tersingkirkan.” Maka hari itu saya menepuk punggungnya, banyak yang melihatnya, menggunakkan kekuatan besar, Acarya Lianyin mengatakan : “Wah !” Saya menggunakan kekuatan besar ( Acarya Lianyin : “Benar !” ) Bagaimana sekarang ? Bisa tidur nyenyak ! Lihatlah ! Dengan demikian sudah berapa orang ? Silakan dihitung, sudah berapa orang ? Sudah beberapa orang, demikian berturut-turut, penyebabnya sama.
Saya telah mengatakan kepada Anda semua, sungguh tidak bertambah dan tidak berkurang, daya karma sungguh sebuah siklus, terus berputar, oleh karena itu daya karma tidak terperikan ! Saat itu Shakyamuni Buddha mengatakan : “Daya karma tidak terperikan.” Arya Ananda mengatakan : “Saya memahami daya karma.” Shakyamuni Buddha langsung mengatakan : “You are a kindergarten baby.” ( Anda masih terlampau dini, Anda berani mengatakan telah memahami daya karma, apa yang Anda pahami ? Daya karma tidak terperikan, semua orang tidak akan memahaminya. ) Arya Andanda langsung terdiam. Ucapan Sang Buddha sungguh menakjubkan, Anda benar-benar memiliki Dharmabala, Anda mengerahkan kekuatan, maka Anda dapat menolong orang. Lihatlah, semua yang tidak bisa tidur, setelah berjumpa dengan saya, langsung bisa tidur nyenyak. Seperti dahulu, ada pasien kejiwaan, saya juga demikian menyembuhkan mereka, Fu Kejiwaan ditambah energi tubuh, ditambah dengan mantra yang telah beryukta, maka makhluk halus yang merasuki langsung kabur, dan jiwa mereka dipulihkan.
◎ Ada dua jenis penyakit non medis yang tidak bisa saya sembuhkan, yang pertama adalah yang telah menderita penyakit kejiwaan selama lebih dari enam tahun, Yaochijinmu mengatakan : “Yang demikian itu tidak perlu disembuhkan.” , “Mengapa ?” , “Sebab sel-sel syaraf di otaknya sudah sangat banyak yang rusak dan tidak dapat pulih lagi.” Oleh karena itu, Mahaguru tidak dapat menyembuhkan penderita kejiwaan yang telah menderita selama lebih dari enam tahun.
Yang kedua, adalah karena akumulasi karma, sehingga ia menderita penyakit kejiwaan. Apa yang disebut sebagai akumulasi karma ? Yaitu akibat dari karmavarana berbagai kehidupan yang lampau, Yaochijinmu mengatakan : “Para penderita gangguan kejiwaan yang lahir pada imlek bulan 2 dan 11, tidak perlu Anda sembuhkan.” Sebab kebanyakan adalah karena akumulasi karma buruk kehidupan lampau. Bukan berarti semua orang yang lahir pada imlek bulan 2 dan 11 adalah penderita gangguan kejiwaan, melainkan barangsiapa yang menderita gangguan kejiwaan dan lahir pada imlek bulan 2 dan 11, maka ia akan sangat sukar untuk disembuhkan, menurut pengalaman saya, mereka yang lahir pada dua bulan tersebut tidak dapat saya sembuhkan.
Selain itu, yang bukan merupakan penyakit non medis, penyebabnya adalah adanya masalah pada otak, saya tidak dapat menyembuhkannya. Apabila penyakit kejiwaan disebabkan karena kerasukan makhluk halus, maka saya dapat menyembuhkannya.
Dahulu, saat para dokter di Rumah Sakit Jiwa Jinghe Taizhong tidak sanggup menyembuhkan pasiennya, “Bagaimana ini ?”, dokter akan menyarankan kepada mereka : “Saya kenalkan seseorang, tapi jangan katakan bahwa saya yang meminta Anda untuk menemuinya.” , “Siapa ?”, “Carilah Lu Shengyan, mungkin penyakit kejiwaan bisa tersembuhkan.” Maka orangtua para penderita penyakit jiwa membawa mereka ke rumah saya. Di pagi hari, begitu saya membuka pintu, Ya Tuhan ! Banyak orang yang tangan dan kakinya dibelenggu dan dirantai, sebab mereka bisa memukul orang, mereka semua berbaris di depan pintu rumah saya. Saya harus kerja ! Saya mengatakan : “Maaf, saya harus kerja, kalian jangan berbaris di depan pintu rumah.” , “Tidak bisa ! Dokter yang menyarankan kami untuk kemari.” Saya mengatakan : “Dokter yang mana ?” , “Psikiater dari Rumah Sakit Jinghe yang menyarankan kami untuk mencari Anda.” Akhirnya, sangat banyak penderita gangguan jiwa yang tersembuhkan. Tapi jangan bertepuk tangan, sebab daya karma tidak terperikan, tidak bertambah dan tidak berkurang, ingatlah kalimat ini.
Kaisar Liang mendirikan vihara, besarkah pahalanya ? Dia sendiri juga diupasampada, dia adalah seorang kaisar ! Besarkah pahalanya ? “Saya berdana pada Sangha, saya yang mendanai semua anggota Sangha, saya telah melakukan banyak perbuatan baik.” Dia bertanya kepada Bodhidharma : “Besarkah pahala saya ?” Bodhidharma mengatakan : “Tiada pahala.” Kaisar Liang menjadi malu dan marah, “Anda berani mengatakan saya tiada pahala ?” Akhirnya Bodhidharma segera pergi, Ia pergi menyeberangi sungai sampai ke Negeri Wei. Sesungguhnya tiada pahala ! Saya juga berdana bagi pendirian rumah sakit ! Yayasan Tzu Chi mempunyai sebuah Rumah Sakit Dalin di Jiayi, ada yang menghampiri saya dan mengatakan : “Mahaguru, Yayasan Tzu Chi hendak mendirikan rumah sakit, apakah Anda hendak menyumbang ?” Saya mengatakan : “Anda adalah anggota Tzu Chi, saya akan berdana lewat Anda.” Saya mendonasikan USD 5000, saya terus berdonasi selama 6 tahun berturut-turut, namun mengapa kemudian berhenti ? Tzu Chi mempunyai dua publikasi, yaitu : Majalah Bulanan Tzu Chi dan Buku Mitra Tzu Chi, editor dari Buku Mitra Tzu Chi adalah Chen Huijian, ia telah menulis sebuah artikel yang mengecam Mahaguru. Saat itu saya menerima Majalah Bulanan Tzu Chi dan Buku Mitra Tzu Chi, begitu saya membacanya, Hah ? Ternyata Tzu Chi yang saya bantu, malah menerbitkan sebuah artikel yang mengecam saya, saat itu saya belum mencapai keberhasilan bhavana, batin saya masih sedikit terpengaruh. Saya telah membantu mereka selama enam tahun, namun Chen Huijian editor Buku Tzu Chi malah menulis artikel yang menghina saya.”, apakah saat itu saya masih akan terus membantunya ? Sudahlah, yang penting saya sendiri bisa makan kenyang. Sesungguhnya saya juga sangat ingin membantu Tzu Chi. Mereka telah mendirikan banyak rumah sakit, pertanyaan untuk Anda semua : “Apakah ada pahala ?” Saya beritahu Anda, sebanyak apa pun rumah sakit, masih akan lebih banyak penderita sakit, tidak bertambah dan tidak berkurang, asalkan Anda memahami tidak bertambah dan tidak berkurang, maka Anda telah Tercerahkan.
◎ Hari ini mengulas gatha dalam Dzogchen Tantrayana, kalimat paling akhir yang diucapkan oleh Shakyamuni Buddha, “Dari vyakarana yang dianugerahkan oleh Dipankara Buddha, disebut sebagai Shakyamuni Buddha.”
Saat Sang Buddha mencapai Anuttarasamyaksambodhi, Ia mengetahui banyak kehidupan lampaunya. Ternyata pada masa Dipankara Buddha, telah diberikan vyakarana mengenai Shakyamuni Buddha, “Anda pasti mencapai Kebuddhaan, kelak Anda mencapai Kebuddhaan, disebut sebagai Shakyamuni Buddha.” Sang Buddha mengingat masa lampau saat Dipankara Buddha memberikan vyakarana, Ia mengungkapkannya di akhir. Sekarang saya ceritakan bagaimana Dipankara Buddha memvyakarana Shakyamuni Buddha, pada masa itu, di India ada seorang kumara bernama Sumedha Kumara yang sangat rupawan, ia tinggi, tegap dan tampan, membuat semua wanita yang melihatnya menjadi terpesona. Namun Ia sendiri tidak memiliki nafsu keinginan, Ia telah mendanakan semua harta kekayaan-Nya, kemudian pergi berbhavana di Himalaya. Dalam penekunan bhavana, Ia telah meraih abhijna dan samadhi. Pada suatu hari di India ada seorang Buddha yang bernama Dipankara hendak membabarkan Dharma di sebuah kota yang disebut Kota Sukacita, Dipankara Buddha adalah Buddha masa lampau, Buddha yang sangat agung, yang memperoleh Samyaksambodhi. Mendengar kabar tersebut, Sumedha Kumara berniat untuk memberi persembahkan kepada Dipankara Buddha, maka Ia pergi ke Kota Sukacita. Namun Raja Kota Sukacita mengharuskan semua benda berharga diserahkan kepadanya, untuk kemudian Raja yang mempersembahkannya kepada Dipankara Buddha. Semua orang meratakan jalanan Kota Sukacita, menyapunya sampai bersih, melapisinya dengan pasir perak yang sangat lembut dan cemerlang, di kedua sisi jalan digantungkan banyak Panji Buddha, Panji Sutra dan Panji Dharma untuk menyambut kedatangan Dipankara Buddha membabarkan Dharma. Sumedha Kumara telah tiba di Kota Sukacita untuk berpujana pada Dipankara Buddha, namun Ia tidak memperoleh sarana puja, semua bunga segar telah habis, tiba-tiba Ia melihat di sebuah tempat di sisi sumur tua, ada seorang gadis sedang mencuci vas dan disampingnya ada tujuh tangkai bunga utpala. Sumedha Kumara berkata kepada gadis tersebut : “Saya ingin membeli tujuh bunga itu seharga 500 uang perak.” Gadis itu mengatakan : “Ini bunga yang telah saya simpan dan hendak saya persembahkan sendiri kepada Dipankara Buddha, saya tidak akan menjualnya.” Sumedha Kumara mengatakan : “Jika 500 perak tidak boleh, bagaimana dengan seribu perak ?” Dia menjawab : “Tidak boleh ! Saya ingin mempersembahkan tujuh kuntum utpala ini kepada Buddha.” Sumedha Kumara terus mencoba : “Demikian saja ! Berikan lima kuntum utpala kepada saya, untuk saya persembahkan, Anda masih mempunyai dua kuntum untuk dipersembahkan.” Gadis itu berpikir sejenak, namun tetap tidak menyetujuinya. Sumedha Kumara memikat gadis itu, saat seorang pria memikat seorang wanita, maka hati wanita akan luluh : “Seandainya Saya tidak berikrar untuk selibat seumur hidup, saya akan menikahi gadis ini.” Gadis itu berkata kepada Sumedha Kumara : “Begini saja, kita tahu ada tumimbal lahir, Anda harus berikrar kepada saya, dalam setiap kehidupan senantiasa memperistri saya.” Sumedha Kumara juga sangat cerdik, “Boleh, tapi ada satu syarat, apabila saya ingin menjalani pravraj ( meninggalkan keduniawian ), maka Anda tidak boleh merintanginya.” Gadis itu menjawab : “Hah ? Tentu saja saya tidak akan merintangi Anda untuk menjalani pravraj demi bhavana.” Gadis itu telah terpikat, “Baiklah ! Demikian saja, kita berikrar untuk menjadi suami istri dalam setiap kehidupan, namun apabila Anda ingin menjalani pravraj, saya tidak akan merintangi Anda.” Inilah ikrar yang dibuat olehnya bersama Sumedha Kumara, maka ia memberikan ketujuh kuntum utpala tersebut kepada Sumedha Kumara. Sumedha Kumara mengatakan : “Saya mewakili Anda untuk mempersembahkan dua kuntum utpala ini, sedangkan lima kuntum ini adalah pujana saya.” Maka Sumedha Kumara pergi untuk mempersembahkan ketujuh kuntum utpala kepada Dipankara Buddha. Saat Dipankara Buddha tiba, jalanan telah ditutup dengan pasir perak, para penduduk menggelar semua pakaian yang terindah di jalanan yang hendak dilewati oleh Dipankara Buddha, supaya Dipankara Buddha menginjaknya sehingga dapat mengikis karmavarana mereka, situasi saat itu sangat meriah. Sumedha Kumara melihat masih ada sedikit permukaan jalan yang terkotori lumpur, Ia berpikir : “Jangan sampai Dipankara Buddha terkena lumpur itu.” Saat itu para sadhaka tidak memotong rambutnya, rambutnya sangat panjang, Sumedha Kumara segera menutupi jalan berlumpur dengan rambut-Nya, supaya dapat dilewati oleh Dipankara Buddha, kemudian Ia mempersembahkan ketujuh kuntum utpala kepada Dipankara Buddha. Dipankara Buddha tersenyum kepada-Nya dan berkata : “Aku tahu siapa Anda.”
◎ Dipankara Buddha menjulurkan tangan dan menjamah ubun-ubun Sumedha, lima diantara tujuh kuntum utpala berubah menjadi padmasana, Dipankara Buddha duduk di atas padmasana, sedangkan dua kuntum yang lain berada di kedua sisi, berubah menjadi pengiring yang sangat cantik, kemudian Dipankara Buddha menjamah ubun-ubun Sumedha Kumara, “Aku tahu siapa Anda, kelak Anda mencapai keberhasilan bhavana, menjadi Samyaksambuddha dengan nama Shakyamuni Buddha.” Oleh karena itu Sang Buddha melantunkan gatha ini, merepresentasikan Dipankara Buddha pernah memberi vyakarana, namun Dipankara Buddha melupakan satu kalimat : “Kelak istri Anda adalah Yasodhara.” Kemudian gadis tersebut terlahir kembali sebagai Yasodhara, istri dari Shakyamuni Buddha, demikianlah nidana yang terbentuk. Shakyamuni Buddha memperoleh vyakarana dari Dipankara Buddha, apakah ulasan Mahaguru ini sudah cukup jelas ?
Ceritakan sebuah lelucon, di jalan, terlihat sebuah mobil perlahan menuju ke arah saya, ternyata di dalam mobil tidak ada sopirnya, saya segera membuka pintunya dan masuk ke dalamnya, segera mengeremnya dan menarik rem tangan, mendadak muncul dua orang pemuda, mereka memarahi saya : “Apa Anda tidak melihat kami sedang mendorong mobil ?” Lihatlah ! Dipankara Buddha perlahan berjalan menghampiri, kemudian Shakyamuni Buddha menggunakan rambut-Nya untuk menutupi tanah supaya bisa dilewati oleh Dipankara Buddha, mempersembahkan utpala, utpala berubah menjadi padmasana dengan dua pengiring di kedua sisi, sungguh suasana yang sangat agung ! Para Buddha duduk di atas padmasana, kendaraan padma, jauh lebih baik daripada kendaraan duniawi, juga tidak perlu rem, sebab padmasana bisa berhenti sendiri, juga tidak perlu menyetir, cukup beranjali, mengerahkan sedikit niat, maka padmasana akan bergerak, bisa cepat dan lambat sesuai keinginan, padmasana sungguh sangat baik, bisa ke mana saja sesuai keinginan, tidak perlu rem, cukup satu niat, maka padmasana akan berhenti.
Sebuah lelucon lagi, mama bertanya : “Apakah ujian telah berakhir ?” Putra menjawab : “Sudah, sekarang saya lebih hebat dari guru.” Mama bertanya : “Oh ? Benarkah ?” Putra mengatakan : “Saya sudah mau naik kelas 2, tapi guru masih tinggal di kelas 1.” Saya beritahu Anda, Kebuddhaan tidak ada kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan pembagian lainnya, antara Buddha dengan Buddha adalah setara, manusia lah yang memiliki pembagian, sedangkan Buddha tidak. Sesungguhnya antara Buddha dengan Buddha memang tiada pembagian, saat Anda telah mencapai Samyaksambodhi, merupakan Kesadaran yang sama, semuanya sama, semua adalah Samyaksambodhi. Saat Shakyamuni mencapai Samyaksambodhi, gelar-Nya adalah Shakyamuni Buddha, yang berarti Buddha Yang Penuh Kasih dari suku Shakya.
Xiaoming pulang dari ujian awal masuk sekolah, mama bertanya : “Berapa nilaimu ?”, “Nol.” , “Nol ? Dan kamu berani mengungkapkannya dengan lantang ?”, “Guru juga mengatakan nol.” , “Bagaimana guru mengatakannya ?”, “Kalian telah mulai masuk sekolah lagi, semua dimulai kembali dari nol.” Sungguh ! Dalam bhavana, banyak hal perlu dimulai dari nol, Anda harus Mencerahi nol ini, inilah Pencerahan sejati. Lelucon yang ini lebih panjang, penduduk setempat baru kembali dari memetik jamur liar, semua bersiap untuk pesta makan. Salah seorang mengatakan : “Apakah jamur ini beracun ?” Orang yang lain menjawab : “Coba masak beberapa dan berikan kepada anjing ! Sementara itu kita pergi membeli arak.” Mereka melakukannya, sekembalinya ke rumah, anjing itu tidak mati, maka semua dapat mengolah dan memakan jamur tersebut dengan lega, di saat mereka mulai mabuk, mendadak anaknya masuk dan berteriak : “Papa, anjing saya mati !” Semua langsung terperanjat, salah satu diantaranya langsung teringat bahwa air seni bisa menawarkan racun, saat itu juga setiap orang kencing sebanyak satu cangkir, kemudian demi menyelamatkan nyawa, semua meminumnya sampai habis. Papa berpikir, “Tadi anjingnya masih lincah, bagaimana mungkin sekarang langsung mati ? Jangan-jangan jamur ini benar-benar sangat beracun ?” Maka ia segera memutuskan untuk meneguk satu cangkir air seni lagi, kemudian bertanya kepada putranya : “Nak ! Bagaimana anjing itu mati ?” Putranya menjawab : “Mati tertabrak truk !” Seketika papa dan teman-temannya ternganga lebar, dan melotot, “Dasar anak nakal ! Seharusnya kamu segera bilang ! Sekarang papa sudah minum dua cangkir air seni !” Sungguh menggelikan. Baiklah ! Hari ini sampai di sini. Om Mani Padme Hum.