Ceramah Sadhana Dzogchen ke 179 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Istadevatayoga Cundi Bhagavati, Sabtu 17 Oktober 2015 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Istadevata ( yidam ) puja bakti bersama hari ini : Mahacundi Bhagavati.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, Selamat malam semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Para tamu agung yang hadir pada hari ini, Sdri. Judy istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao, Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa, Penasihat Hukum True Buddha Foundation : Pengacara Zhou Huifang , Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi. Tim Profesor Doktor Zhenfozong, Prof. Wangli dari Fakultas Teknik Mesin Elektris National Cheng Kung University. dr. Zhuang Junyao, dr. Lin Shuhua. Pengusaha Kehormatan Hong Kong : Dato Lei Feng-yi dan istri Dati Zeng Mei-ting. Tim Tari Pujana Yangguang Taiwan Sdri. Lin. Oh ! Pengusaha dari Jakarta Indonesia, Sdri. Ren dan dua saudari Sedharmanya. You are the youngest sister, okay, sit down... Hari ini adalah hari ulang tahun putri dari Lei Fengyi, Lei Qian, Happy Birthday ! Dia secara khusus datang ke Seattle untuk merayakan ulang tahun, Lei Qian, selamat ulang tahun ! Selamat malam semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Mengenai Cundi Bhagavati, sudah diperkenalkan berulang-kali. Saya ingat, saya tiba di Amerika tanggal 16 Juni 1982, menetap di Ballard selama 3 tahun, kemudian pindah ke Zhenfo Miyuan. Saat itu Seattle Ling Shen Ching Tze Temple baru saja berdiri. Saat itu status saya di Amerika adalah L1, yang berarti datang ke Amerika untuk memenuhi tawaran pekerjaan, Acarya Lianhuo dan Acarya Lianzhu membuka sebuah perusahaan mebel, John's Fine Furniture in Tukwila, dengan statusnya sebagai manajer, dia mengundang saya untuk bekerja di Amerika.
◎ Saya juga pernah bekerja di kantor di Tukwila, dari Taiwan kemari, terlebih dahulu bekerja di kantor. Lianhuo, Lianshi dan Lianzhu, mereka bertiga datang terlebih dahulu, kemudian saya menyusul. Saat baru tiba dan hendak mendirikan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, kami delapan keluarga bersama membeli sebidang tanah, kemudian bersama mendanai pendirian Ling Shen Ching Tze Temple. Saat itu delapan keluarga juga menggunakan sistem undi untuk menentukan pembagian tanah, Acarya Lianhuo memperoleh sebidang tanah pertama di sisi naga, di posisi kedua adalah kami keluarga Lu, di posisi ketiga adalah keluarga Lin, di posisi keempat adalah keluarga Gao. Bagaimana dengan sisi macan ? Yang pertama adalah keluarga Hong, yang kedua adalah keluarga Wang, yang ketiga adalah keluarga Lai, yang keempat adalah keluarga yang juga bermarga Lin, kedelapan keluarga inilah yang bersama-sama datang ke Seattle, kemudian bersama menyumbangkan tanah dan uang untuk mendirikan Lei Tseng Temple ini. Di antara delapan keluarga, keluarga Hong telah pindah ke luar, setelah pindah, Lei Tsang Temple membeli tanahnya. Keluarga Wang masih ada, yaitu Wang Zizhu. Keluarga Lai masih ada, keluarga Lin sudah pindah, sekarang menjadi perpustakaan dan dapur. Bagaimana dengan bagian ini ( sisi naga ) ? Senior pertama, kedua dan ketiga juga telah pindah, diberikan kepada adik perempuan dari senior pertama, adik perempuan dari keluarga Chen, mereka tinggal di sini. Kami tidak pindah, dahulu adalah Zhenfo Miyuan, saat ini masih tetap Zhenfo Miyuan, tapi tempat tinggal kami berbeda, kami tinggal di luar, namun rumah masih ada. Keluarga Lin di sebelah sini juga sudah pindah, kita membelinya menjadi True Buddha Foundation. Kemudian terus lagi, adalah keluarga Gao, mereka juga sudah pindah, kita membelinya dan menjadikannya asrama. Demikianlah permulaannya.
Sebenarnya Acarya Lianshi yang mengundang pekerja kontrakan untuk membangun Seattle Ling Shen Ching Tze Temple. Rainbow Villa adalah lahan yang saya beli, saat pembangunannya, Acarya Lianshi juga mengatakan : “Saya akan undang pekerja untuk membangun vila ini.” Mahaguru dan Gurudara yang mendanainya, Acarya Lianshi yang mengundang pekerja untuk membangunnya. Banyak yang bertanya kepada saya : “Bagaimana Anda datang ke Seattle ?” Nidananya berasal dari Acarya Lianhuo, Lianshi dan Lianzhu, yang datang terlebih dahulu, sebelumnya mereka telah memiliki perusahaan mebel di sini, siapa yang menjalankannya ? Siapa namanya ? Winnie yang menjalankannya, kemudian mereka bertiga datang dan mereka yang melanjutkan. Demikianlah sejarah pendirian Seattle Ling Shen Ching Tze Temple.
Waktu itu hampir semua dari delapan keluarga hidup dengan sangat hemat. Saat itu Acarya Lianhuo, Lianshi dan Lianzhu pergi ke supermarket Lucky di dekat Tukwila untuk membeli buah-buahan sisa penjualan, kemudian dibagikan kepada delapan keluarga, setiap keluarga mendapatkan satu kardus, di dalamnya terdapat sayuran dan buah. Saya dan Gurudara lebih hemat, asal ada yang bisa dimakan, lagipula semua berasal dari dagangan di supermarket. Ada keluarga yang tidak mau memakannya, seperti keluarga yang tinggal di sisi naga, keluarga Lin, mereka tidak mau, “Kami adalah keluarga kaya, bagaimana mungkin makan bahan makanan semacam itu ? Kami akan beli sendiri.” Tiap orang punya ambisi masing-masing, tapi ini semua adalah peristiwa lampau. Saat itu yang membeli tanah ini adalah delapan keluarga, yang mendanai untuk tanah dan pendirian Lei Tsang Temple juga delapan keluarga ini, saat mengajukan permohonan, statusnya adalah digunakan bersama untuk delapan keluarga, tapi setelah lima tahun, apabila para tetangga tidak mengajukan keberatan apa pun, maka boleh digunakan untuk orang banyak. Pada mulanya permohonan untuk temple atau vihara ini adalah harapan bersama dari delapan keluarga untuk mendirikan sebuah cetiya, saat sertifikat persetujuan telah turun, menjadi tanah untuk keagamaan, asal setelah lima tahun tidak ada keberatan dari tetangga, maka boleh digunakan secara terbuka untuk umum, demikianlah asal-muasal Seattle Ling Shen Ching Tze Temple. Tiap keluarga punya jasa, tiap keluarga mengeluarkan dana, juga tanah, jumlah yang sama, tidak lebih dan tidak kurang. Mahaguru juga demikian, menyumbangkan jumlah yang sama, tidak lebih tidak kurang, mendonasikan uang dan tanah untuk membangun ‘temple’. Yang membangun ‘temple’ adalah para pekerja konstruksi yang diundang oleh Acarya Lianshi… Lianhuo, Lianzhu, benar tidak yang saya katakan ? Demikianlah dahulu kita melakukannya. Ini adalah asal-usulnya, banyak yang bertanya kepada saya : “Bagaimana Anda datang ke Seattle ?” Sebabnya adalah karena Lianhuo, Lianshi dan Lianzhu datang terlebih dahulu, mereka telah mempunyai fondasi di sini, mereka datang untuk melanjutkan kepengurusan John’s Fine Furniture, sedangkan kami yang menyusul, sebagian besar seperti saya, yaitu melalui surat undangan dari sebuah perusahaan di Amerika untuk menjadi ‘General Manager’, demikianlah asal-usulnya.
Ada yang bertanya, “Mengapa Anda tidak memilih Los Angles, bukankah di sana paling banyak orang Tionghoa ? Mengapa tidak memilih San Jonse ? Mengapa tidak memilih New York ? Mengapa memilih Seattle ?” Sebab utamanya adalah Lianhuo, Lianshi dan Lianzhu, mereka telah bersarana sangat lama, mereka bersarana di gedung jalan Jingwu, saat saya masih berada di Komunitas Yixian, mereka adalah siswa yang paling awal bersarana, terus hingga saat ini, sudah sangat lama. Upacara pertama yang saya pimpin adalah di Tukwila adalah Upacara Avalokitesvara Bodhisattva, sepertinya saat itu Lianzhi juga hadir, Lianzhi juga pernah berpartisipasi, diselenggarakan di dalam furniture store atau gedung di Tukwila. Apa Bahasa Inggris dari gudang ? ‘Warehouse’, kita menyelenggarakan upacara di gudang, ini adalah masa paling awal. Kemudian, L1 berubah menjadi green card, setelah memperoleh green card, harus menetap selama lima tahun di Amerika, baru bisa memperoleh kewarganegaraan.
◎ Saya telah menetap selama 7 tahun di Amerika dan mendapatkan kewarganegaraan Amerika, kemudian barulah saya kembali ke Taiwan. Kemudian di Taoyuan Taiwan menyelenggarakan upacara yang pertama, yaitu Cundi Bhagavati, kesannya sangat mendalam. Saat saya berada di Ballard, saya telah bersarana pada Acarya Pufang, Beliau khusus menekuni Sadhana Cundi, saya memperoleh banyak teks dari Acarya Pufang, di antaranya adalah teks Cundi Bhagavati dan Jambhala Putih yang mengendarai naga, dan masih banyak lagi, semua diberikan oleh Acarya Pufang kepada saya. Acarya Pufang khusus menekuni Sadhana Cundi Bhagavati, ini juga sebuah nidana.
Demikianlah, pertama kali kembali ke Taiwan, saya memimpin Upacara Cundi Bhagavati di Stadion Taoyuan. Stadion penuh sesak, saat itu adalah abhiseka yang dihadiri oleh lebih dari sepuluh ribu umat, saya mengabhisekanya satu-persatu, sepuluh ribu umat berjalan naik dan turun lagi, bahkan anak tangganya sampai patah, pada masa itu sangat menghebohkan. Saat itu memimpin satu kali upacara di Taoyuan, kemudian satu kali di Zhanghua dan satu kali di Gaoxiong, tiga stadion berturut-turut di tiga kota, itulah pertama kalinya saya kembali ke Taiwan dan memimpin tiga upacara, yaitu di Taiwan Utara, Tengah dan Selatan. Upacara pertama di Taoyuan, yaitu Upacara Cundi Bhagavati.
◎ Hari ini kembali mengulas gatha Shakyamuni Buddha, “Setelah semua padam, maka tercapailah Bodhi.”, berarti telah memperoleh Bodhi, dan disebut sebagai Sarvajna ( Pengetahuan Sempurna ). Di antara langit dan bumi ada satu jenis kebijaksanaan yang bukan kebijaksanaan biasa, apakah Bahasa Inggrisnya adalah ‘knowledge’ ? ( Umat menjawab : “Wisdom.” ), apa itu ‘knowledge’ ? ( Umat : “Pengetahuan. ) pengetahuan ? Kurang lebih sama ! Di dunia ada banyak pengetahuan, tidak bisa disebut sebagai Prajna, di dunia ini ada sangat-sangat banyak pengetahuan, namun bukan pengetahuan terluhur, pengetahuan terluhur adalah Sarvajna. Kebijaksanaan apakah Sarvajna itu ? Yaitu Kebijaksanaan Tathagata, Prajna Buddha, hanya melalui Pencerahan barulah dapat memahami Prajna Tathagata, secara singkat disebut Buddhajnana. “Setelah semua padam, maka tercapailah Bodhi.” Kalimat ini sangat penting, apabila insan dunia telah sepenuhnya memadamkan keakuan, saat itu barulah memperoleh Bodhi, kalimat ini sangat penting.
Tidak terpikirkan oleh kalian, di saat semua telah padam, saat itulah baru memperoleh Bodhi, mengapa Sang Buddha mengucapkan kalimat ini ? Ia memiliki Tridrstinamittamudra, yaitu : sarvasamskara anitya, sarvadharma anatman, dan shantam nirvanam, ini disebut sebagai Tiga Karakteristik Universal. Di antaranya, “Shantam Nirvanam”, berarti Anda telah Tercerahkan, berarti adalah Nirvana, berarti telah shantam, akhir dari segala di semesta, shantam merupakan Buddhajnana yang sejati yang hanya dimiliki oleh Buddha, inilah Prajna Tathagata. Tentu saja ini sangat mendalam ! Mengapa disebut sebagai Shantam Nirvanam ? Shantam merupakan hal yang paling bahagia, shantam sebagai sukha, shantam adalah sedikit pun tiada suara dan sepenuhnya murni, shantam adalah Pencerahan, sedikit pun tiada suara, sepenuhnya murni, saat itu barulah memperoleh Bodhi, Bodhi adalah Pencerahan, juga merupakan Prajna Tathagata. Gatha tersebut terutama membahas ini, sangat sukar dijelaskan, dikhawatirkan ‘translator’ juga kesulitan, dikhawatirkan sangat sukar diterjemahkan dalam Bahasa Inggris.
◎ Mengapa dikatakan shantam sebagai sukha ? Shantam adalah memperoleh Bodhi, shantam adalah Pencerahan, shantam adalah Sarvajna ( Pengetahuan Sempurna ), ini sangat luhur dan mendalam. Sang Buddha mengatakan, “Setelah semua padam”, apa artinya ? Yaitu, saat karmavarana telah sepenuhnya tiada atau telah padam. Bagaimana menyingkirkan karmavarana ? Yaitu tiada pikiran, sekte Dhyana mengatakan ‘Amanasikara’ ( tiada pikiran keliru ). Dalam Satyabuddha Sutra dikatakan “Amanasikara sebagai Sambodhi Buddharatna.”, tiada pikiran adalah padam, sepenuhnya shantam ( hening ). Dalam sadhana, saat kita hendak memasuki samadhi, dimulai dari satu konsentrasi, pada akhirnya menjadi tiada, setelah sepenuhnya padam, barulah memasuki samadhi, sebelum padam, tidak mungkin dapat memasuki samadhi, sebab masih ada konsep ‘keakuan’.
Bagaimana memasuki samadhi ? Sangat mirip dengan tidur, tapi berbeda, sebelum Anda tertidur, apabila masih terus memikirkan sesuatu, Anda tidak akan bisa tidur, tidak bisa memasuki alam mimpi ! Anda harus sepenuhnya menenangkan batin, kepala menjadi sangat sejuk, tiada rangsangan, perlahan Anda melupakan semuanya, dan dalam sekejap Anda sudah tidak tahu lagi kapan Anda mulai tertidur. Bukankah demikian ? Anda tidak bisa mengatakan : “Saya telah tidur. ( sambil tersenyum )”, tidak mungkin, di saat Anda telah tertidur, apakah masih dapat berbicara ? Masih dapat berpikir : “Saya telah tidur.” Tidak mungkin, saat tidur, Anda tidak menyadari bahwa Anda telah tertidur, yang demikian baru disebut sebagai tidur. Oleh karena itu, di dalam samadhi, Anda tidak mengetahui bahwa Anda sedang bersamadhi, inilah samadhi yang sejati.
Samadhi ada di antara kondisi jaga dan tidur, tapi begitu Anda tertidur, berarti bukan lagi samadhi. Orang-orang mengatakan : “Memasuki samadhi ? Setiap hari saya memasukinya ! Saya tidur berarti bersamadhi !” Memang saat kita tidur, vitalitas dan kondisi fisik kita sedang dipulihkan, demikian pula dengan samadhi, begitu Anda memasuki samadhi, arus Dharma semesta memasuki tubuh Anda, memulihkan sekujur tubuh Anda, melalui samadhi, Anda dapat memperoleh pemadaman, tanpa samadhi, Anda tidak akan dapat memperoleh pemadaman, tidak akan bisa benar-benar dalam kondisi shantam, maka Anda tidak bisa Tercerahkan, tidak dapat memperoleh Sarvajna.
◎ Sampai di sini, sesungguhnya dalam ulasan Sadhana Dzogchen telah dibahas kunci samadhi, yaitu tubuh tak goyah, batin tak goyah dan pikiran tak goyah, mengajarkan supaya Anda tak tergoyahkan, dengan demikian baru dapat memasuki samadhi.
Sama seperti saat Anda tidur ! Apabila Anda terus bergerak, Anda tidak akan bisa tidur ! Apabila saat Anda berbaring, mencoba untuk tidur miring ke kanan, mencoba miring ke kiri, kemudian mencoba telentang, apabila masih tidak bisa, coba posisi tengkurap, semua posisi telah dicoba, Anda terus bergerak, bagaimana mungkin bisa tidur ? Dalam kondisi tidur yang sebenarnya, Anda sama sekali tidak menyadari gerakan tubuh. Tahukah Anda, antara tidur dan jaga hanya sebatas benang ? Tidak tahu. Oleh karena itu saya sering bertanya, kapankah kalian tidur ? Tertidur setelah berapa menit ? Ada orang yang begitu berbaring, tidak sampai satu menit langsung tertidur, seperti Gurudara, dulu di masa muda saat dia ingin tidur, dia berjalan menuju ranjang, tangan meraba ranjang dan dia langsung tertidur, padahal tubuhnya belum naik ke atas ranjang ! Terus hingga di pagi hari, posisinya tetap sama, dia belum naik ke atas ranjang tapi telah tertidur. Di masa kecil dan masa mudanya sangat mudah untuk tidur. Kebanyakan anak-anak sangat mudah tidur, di saat usia mulai menua, barulah muncul gangguan tidur, menurut penelitian studi tidur, ini ada hubungannya dengan hormon melatonin. Dahulu di masa muda, begitu berbaring, hormon melatonin langsung penuh, langsung tertidur, namun di saat melatonin semakin berkurang, Anda akan mulai sukar tidur.
Ceritakan sebuah lelucon, pada suatu hari di kantor pos, Asheng melihat seorang bapak botak yang sedang berdiri di samping meja resepsionis, ia sedang menempelkan perangko bertuliskan ‘Ai’ ( cinta ) pada beberapa amplop merah muda yang penuh gambar hati merah, kemudian menyemprotkan parfum pada tiap amplop. Didorong oleh rasa ingin tahu, Asheng menghampiri bapak itu : “Banyak sekali suratnya, dikirim untuk siapa ?” Bapak itu menjawab : “Saya sedang mengirimkan seribu kartu valentine, dengan nama pengirim anonim : ‘Coba tebak siapa saya.’” A Sheng bertanya : “Mengapa demikian ?” Bapak itu menjawab : “Oh ! Saya adalah pengacara khusus untuk perceraian.” Apakah Anda mengerti maksudnya ? Dia mengirimkan kartu valentine kepada tiap keluarga, supaya terjadi revolusi, ada sebuah lagu berjudul : ‘Tebak siapa aku ?’ bagaimana lagunya ? “Diam-diam ku menutup matamu, tebaklah siapa aku…” Ini adalah faktor psikologis, dia mengirimkan kartu valentine supaya orang lain menebaknya, memancing pertengkaran dalam keluarga, yang semula tiada menjadi ada, supaya pada akhirnya mengajukan perceraian, dengan demikian pengacara tersebut bisa mendapatkan untung dari kasus perceraian. Di Amerika juga ada sebuah film yang seperti ini, tapi pengacara ini cukup pandai, hanya saja dia memanfaatkannya secara keliru. Di Amerika, pengacara yang baru praktik akan mengejar ambulans, sampai di rumah sakit, apabila pasiennya adalah korban kecelakaan lalu lintas atau bagaimana, mumpung pasien masih sadar, dia langsung memintanya untuk tanda tangan dan mengatakan : “Saya adalah pengacara, saya bantu Anda untuk menuntut ganti rugi.” Sebab dalam kecelakaan lalu lintas, biasanya ada tuntutan ganti rugi yang diperkarakan di pengadilan. Ini adalah pengacara yang khusus mengejar ambulans. Namun pengacara di Amerika benar-benar memiliki banyak akal, punya banyak trik, tapi ini hanyalah pengetahuan umum, dan bukan Prajna. Prajna adalah sepenuhnya shantam, dan bukan kebijaksanaan yang goyah.
Seorang pria menemui seorang Mahabhiksu : “Mahabhiksu, saya sangat sedih, saya sudah berpisah dengan kekasih, beritahu aku, mengapa dia ingin berpisah denganku !” Mahabhiksu itu mengatakan : “Mari ikuti saya.” Mahabhiksu itu mengajaknya untuk menatap angkasa, ada seekor burung yang terbang melintas, pria itu bertanya : “Mengapa Mahabhiksu mengajak saya melihat burung ? Apakah Anda ingin saya seperti burung itu, mengepakkan sayap dan terbang tinggi, membawa hati ini terbang ke langit biru nan luas ?” Maksudnya adalah yang berlalu biarlah berlalu. “Apakah demikian ?” Mahabhiksu mengatakan : “Anda keliru, Anda putus cinta, benar-benar urusan tidak bermanfaat dan tidak ada hubungannya dengan saya.” ( Urusan tidak bermanfaat homofon dengan kata ‘burung’. ) Saat kalian datang untuk menanyakan banyak hal kepada Mahaguru, ada yang menayakan perihal putus cinta, dan ada persoalan rumah tangga, tentu saja saya tidak akan mengajak kalian untuk melihat burung, saya akan mengajak kalian untuk melihat Buddha, membakar sedikit kertas mantra, melakukan puja, menghibur Anda : “Kelak Anda masih punya jodohnya sendiri.” Mahabhiksu dalam kisah itu tidak mengurusi urusan duniawi, dia merasa tidak ada hubungannya dengan urusan duniawi, dia mengurusi batin dan pikiran diri sendiri, dia adalah Arahat Hinayana, tidak mengurusi hal-hal lain, tunggu hingga dia memperoleh Bodhi, barulah datang kembali untuk menuntun semua makhluk.
◎ Sesungguhnya Hinayana merupakan fondasi, jangan karena Hinayana adalah Arahat maka Anda mengkritiknya. Dia mengurusi diri sendiri, terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri, kemudian barulah menuntun semua makhluk. Ada orang yang memperbaiki diri sambil menuntun insan, ini disebut tekad Bodhisattva, ia ingin menjalankan aktivitas Bodhi, meskipun diri sendiri masih belum mencapai keberhasilan bhavana, namun telah Berbodhicitta, telah membangkitkan tekad untuk menuntun semua makhluk. Hinayana sangat penting. ‘Telah padam’ dan ‘Padamnya keakuan’ hampir sama, ‘Padamnya keakuan’ adalah memadamkan diri, memadamkan karmavarana, sedangkan yang satunya berarti telah padam, telah merealisasi Bodhi, saat itulah baru menuntun semua makhluk.
Ada yang memilih untuk melatih diri sendiri, sama sekali tidak peduli dengan urusan dunia, inilah bhavana Kearahatan. Sedangkan Mahayana, dia berusaha membantu Anda dan semua makhluk, menjadikannya sebagai sarana pengembangan Bodhicitta dan aktivitas maitrikaruna. Mahaguru melakukan aktivitas Maitrikaruna, maka tidak akan mengajak kalian untuk melihat burung.
Ceritakan sebuah lelucon, Si Istri terkilir, dia mengeluh : “Suamiku, sekarang aku tidak bisa masak.” Si Suami menjawab : “Tidak apa, aku saja !” Si Istri langsung gembira, tapi Si Suami melanjutkan : “Biar aku saja yang memapahmu ke dapur.” Ternyata masih harus memasak. Sekarang pria dan wanita setara ! Pria juga harus melakukan pekerjaan rumah tangga, ada pria yang bahkan lebih terampil dari wanita dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sebenarnya semua setara. Buddhata juga setara, tidak peduli pria, wanita, hewan, semua yang terbang di angkasa, yang merayap di tanah, semua memiliki Buddhata setara, oleh karena itu Pencerahan juga setara.
Sebuah lelucon lagi, saya bertanya kepada Mahabhiksu : “Saya ingin kaya, mohon petunjuk Mahabhiksu.” Mahabhiksu mengatakan : “Di dunia ada 7 butir mutiara, asalkan dapat mengumpulkannya, maka semua harapan Anda akan terkabul.” Saya bertanya : “Apakah maksud Mahabhiksu adalah 7 Mutiara Naga ?” Mahabhiksu menjawab : “Pergi sana ! Yang saya maksud adalah bola undian !” Bola undian dikumpulkan kemudian diaduk-aduk ke atas dan ke bawah, sampai ada satu angka yang keluar, Ah ! sangat sukar untuk bisa memenangkan undian ! Saya tahu ada seseorang yang membeli undian, kemudian dia meletakkan undian tersebut di samping tungku api homa, kemudian mulai melakukan api homa, memohon pada Buddha Bodhisattva, memohon supaya Dewa Berkah turun mengadhistana, “Ini pujana untuk Anda, mohon adhistana untuk kertas undian saya ini.”, dia ingin menang undian, tiap orang punya keinginan seperti itu, sesungguhnya cukup sukar. Sungguh ! Ini memerlukan berkah. Siswa saya memiliki berkah, di Amerika pernah ada yang memenangkan undian terbesar, di Taiwan juga pernah ada yang memenangkan undian senilai NT 3,000,000,000, semua dimenangkan oleh siswa. Tapi Gurunya tidak akan menang, oleh karena itu saya tidak membelinya. Bagi yang memiliki harapan ini, menurut saya. . .tentu saja Anda yang ingin memenangkan undian demi menambah berkah Anda. Saya sering melakukan pelimpahan jasa supaya berkah kalian terus bertambah. Pada pelimpahan jasa hari ini saya melupakan satu hal, yaitu : “Menjemput para arwah terlahir di Negeri Buddha Parisuddhi.”, sekarang baru teringat, sekarang digenapi, “Mohon Mahacundi Bhagavati menjemput para arwah terlahir di Negeri Buddha Parisuddhi.”, berkah kita harus terus ditambah, dengan demikian barulah ada harapan untuk menang undian.
◎ Shakya Tathagata mengucapkan kalimat ini : “Setelah semua padam, maka tercapailah Bodhi.” Tentu saja Bodhi jauh lebih bernilai daripada menang undian, Bodhi bahkan tak ternilai, inilah yang terpenting. Mengenai uang, semua bisa mengatakan, lahir tidak membawanya, mati juga tidak dibawa serta, tidak ada benda apa pun yang dapat Anda bawa mati.
Akhir-akhir ini ada seorang siswa yang berkonsultasi, ayahnya memiliki banyak benda antik, setiap hari ia merisaukan benda antik tersebut. Usianya sudah sangat lanjut, namun dia terus merisaukan benda antiknya, bagaimana ini ? Apakah harus dijual ? Atau diwariskan kepada siapa ? Saya mengatakan kepadanya : “Jual saja yang bisa dijual, yang tidak bisa dijual bawa saja kemari.” Saya lebih bijaksana.
Benda antik yang asli pasti laku dilelang, jualah yang bisa dijual , yang tidak terjual, gampang sekali ! Anda harus “Telah padam”, maka Anda menjadi murni, berikan saja kepada Mahaguru. Para insan memiliki banyak kerisauan, padahal benda antik itu tidak akan bisa Anda bawa mati ! Untuk apa mengoleksinya ? Ada yang khusus mengoleksi benda antik, entah di Taiwan namanya ‘Du’ siapa ? Singkat kata, dia memiliki banyak benda antik, usianya juga sudah sangat lanjut, sepertinya dia menderita stroke. Sudah jatuh sakit, bagaimana dengan benda antiknya ? Tetap akan tertinggal di dunia saha, tidak akan bisa dibawa serta ! Sama saja, jika gemar mengoleksi benda antik, maka gunakan kebijaksanaan untuk mengelola benda antik, dan yang terpenting adalah memperoleh Bodhi ! Untuk mencapai Pencerahan, perlu memperoleh Sarvajna, dan ini memerlukan samadhi, pada akhirnya Anda terbangun dan memahaminya !
◎ Kita sadhaka mengetahui bahwa tiada suatu yang dapat diperoleh, tidak perlu membawa sebuah benda untuk merayu saya, tidak perlu membawa uang untuk merayu saya, tidak perlu membawa apa pun untuk merayu saya, sebab tiada suatu apa pun yang dapat diperoleh ! Dalam Sutra Hati dikatakan, “Karena tiada suatu yang diperoleh, Bodhisattva…”
Di sinilah makna kalimat tersebut, sebab Anda memahami di semesta ini tiada suatu yang dapat diperoleh, tidak peduli sebanyak apa pun kerupawanan yang Anda miliki, kerupawanan juga akan menua. Lihatlah para penyanyi, di masa muda mereka sangat cantik, sekarang mereka menyanyi di kelab amplop merah ( angpao ), saya ingat di CTS ada beberapa penyanyi senior yang tampil, begitu mereka tampil, ya Tuhan ! Dahulu dia begitu, sekarang begini, satu-persatu berubah menjadi seperti ini, ada yang makin tua, ada juga yang makin gemuk. Kerupawanan tidak bisa dipertahankan, demikian juga dengan uang dan kedudukan, apa yang bisa dipertahankan ? Oleh karena itu hanya dengan “Telah padam” barulah bisa memperoleh Bodhi ! Kendalikan batin yang liar, tenangkan diri, tiada lagi kerisauan dan pikiran, saat itu Bodhi akan muncul.
Suami berkata kepada istri : “Saya paling menentang kekerasan rumah tangga, bisa mencederai perasaan.” Istri mengatakan : “En..” ( Ya ), kata ‘en’ dari nama Lian-en, “Bukankah yang saya katakan benar ?” , “En !”, “Mulai saat ini saya akan sangat baik terhadapmu.” , “En !” , “Jadi, mulai saat ini, jangan memukul saya lagi ya ?” Ternyata istrinya yang sering memukul si suami, oleh karena itu suaminya menentang kekerasan rumah tangga. Saat bhavana Anda telah memasuki kondisi “Telah padam”, kondisi shantam, berarti semua kerisauan telah tiada.
Xiaoming mengajukan protes : “Mengapa saya adalah generasi kedua dari keluarga miskin dan bukan generasi kedua dari hartawan ?” Dengan serius mama menjawab : “Sebenarnya kamu bukan generasi kedua dari keluarga miskin.” Xiaoming sangat terkejut : “Ma…ternyata masih ada rahasia yang tidak saya ketahui ?” Mama menganggukkan kepala : “Bila dihitung dari leluhurmu, sampai kepada kamu, kita sudah merupakan generasi ke-18 dari keluarga miskin.” Mahaguru dapat menerima kenyataan, mengapa ? Kakek saya sangat kaya, pada masa pendudukan Jepang di Taiwan, kakek saya menjual minyak goreng dan beras, khusus menangani persoalan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kakek saya mempunyai banyak tanah, banyak petani menyewa lahannya untuk bertani, dia sendiri memiliki tempat penggilingan beras dan pabrik minyak, saat itu tergolong sebagai orang terkaya di Jiayi, seluruh jalan di Pasar Timur yang terkenal di Jiayi adalah milik kakek saya, dia mempunyai 6 istri. Masih ada banyak istri yang tidak resmi, yang resmi ada 6, ayah saya lahir dari istri ke-3. Saat angkatan bersenjata Amerika membombardir Bandara Shuishang, termasuk Jiayi, semua menjadi lautan api. Di masa perang dunia ke-2, Bandara Shuishang digunakan sebagai bandara militer, angkatan bersenjata Amerika menghujaninya dengan bom, Jiayi menjadi lautan api, rumah-rumah juga luluh lantak. Saat itu semua pergi mengungsi, kakek saya sudah meninggal dunia lebih awal, semua istrinya telah membagi habis harta peninggalan kakek. Sampai pada ayah saya, ia menjadi generasi miskin yang pertama, saya adalah generasi miskin ke-2, lihatlah ! Kakek yang kaya raya, hanya kekayaan satu kehidupan belaka, pada kehidupan berikutnya sudah habis, apa yang diperoleh ? Tidak ada ! Oleh karena itu manusia sungguh patut dikasihani, sesungguhnya tiada materi apa pun yang dapat Anda peroleh, mobil dan rumah pun juga akan lapuk.
◎ Saudari ‘translator’ mengatakan, sekarang rumahnya sering bocor, rumah memang demikian ! Setelah lewat, 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun, 60 tahun, 70 tahun, akan menjadi rumah tua, pada akhirnya setelah sangat tua, bukankah tetap akan dirobohkan untuk diperbarui ? Rumah juga tidak dapat dipertahankan, ada kalanya rumah memiliki usia yang lebih panjang daripada manusia, Anda juga tidak dapat terus memiliki rumah ! Tetap akan binasa, tiada apa pun yang dapat menetap.
◎ Oleh karena itu, yang terpenting adalah yang dikatakan oleh Sang Buddha, Bodhi, Pencerahan dan keberhasilan, inilah yang akan abadi, inilah yang benar-benar dapat dimiliki. Saat karmavarana telah tersingkirkan, terlahir di Negeri Buddha, inilah keabadian, Prajna Tathagata adalah Sarvajna yang sejati. Om Mani Padme Hum.