2015-10-03 Bodhisattva Maitrikaruna Mengorbankan Hidup Demi Dharma
Ceramah Sadhana Dzogchen ke 175 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Istadevatayoga Avalokitesvara Bodhisattva, Sabtu 03 Oktober 2015 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada istadevata ( yidam ) puja bakti bersama hari ini : Mahamaitri Mahakaruna Avalokitesvara Bodhisattva.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, beserta para tamu agung yang hadir pada hari ini, Sdri. Judy istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao, Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa, Penasihat Hukum True Buddha Foundation : Pengacara Zhou Huifang , Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, dr. Zhuang Junyao, Aktris dan presenter televisi Singapura : Sdri. Yiling, Sdri. Shujuan dari Vihara Vajra Bumi Arama Surabaya dengan keluarganya. Selamat malam semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
Hari ini adalah puja bakti bersama Sadhana Istadevata Avalokitesvara Bodhisattva. Pada masa lampau Avalokitesvara Bodhisattva adalah Buddha, yaitu Samyakdharmavidya Tathagata, oleh karena bermaitrikaruna bertekad menuntun semua makhluk, maka Ia tampil dalam wujud Bodhisattva, untuk menuntun semua makhluk di dunia saha. Emanasi-Nya sangat banyak, nama-Nya juga sangat banyak, Sadhana Avalokitesvara Bodhisattva tak terhitung banyaknya, seperti Mahapratisara Bodhisattva, Amoghapasalokesvara, Ekadasamukalokesvara, Sahasrabhuja Sahasranetra Avalokitesvara dan masih banyak lagi. Avalokitesvara Bodhisattva paling dikenal karena maitrikaruna, Ia sanggup mengorbankan diri sendiri, sama sekali tiada ego, makna dari Bodhisattva adalah tiada ego, sepenuhnya demi menuntun semua makhluk.
◎ Dalam Zhenfozong sangat banyak yang telah menerima Bodhisattvasila, kelihatannya sangat mudah untuk menerima Bodhisattvasila, namun sesungguhnya yang paling sukar untuk ditaati adalah Bodhisattvasila. Dalam Tiga Mimbar Sila Agung, yaitu sramanerasamvara, bhiksu dan bhiksuni samvara, serta Bodhisattvasila, yang paling penting adalah Bodhisattvasila. Sangat mudah menerima Bodhisattvasila, namun sangat sukar untuk menaatinya.
Sebuah pepatah mengatakan : “Apabila manusia tidak membina diri sendiri, maka langit dan bumi akan membinasakannya.”, manusia selalu mementingkan ego, sedangkan Bodhisattva tidak demikian, Ia tidak mementingkan ego, Ia bahkan rela berkorban demi menuntun semua makhluk. Bahkan rela mengorbankan diri demi Buddhadharma, rela mengorbankan tubuh dan nyawa, bahkan segala-galanya, demi menyiarkan Buddhadharma, inilah Bodhisattva. Lihatlah saat orang-orang menerima Bodhisattvasila, “Wah ! Menerima Bodhisattvasila.”, kenapa menerima Bodhisattvasila ? Sebab setelah menerima Bodhisattvasila boleh duduk di barisan terdepan, berarti ini mementingkan ego sendiri, lantas untuk apa menerima Bodhisattvasila ? Semua menganggap sangatlah mudah untuk menerima Bodhisattvasila, cukup mengenakan jubah kuning, dibalut dengan jubah sila, kemudian bibir ikut-ikutan melafal, baiklah, prosesi sila telah usai, selanjutnya, bahkan butir-butir sila pun tidak pernah dibaca. Dalam Bodhisattvasila ada banyak sila berat dan sila ringan, isinya sangat banyak. Dalam Tiga Mimbar Sila Agung terdapat Bodhisattvasila, dalam Zhenfozong sepertinya sangat mudah untuk menerima Bodhisattvasila, begitu keluar, wah ! Di mana-mana adalah Bodhisattva, semua adalah emanasi Avalokitesvara Bodhisattva, semua emanasi Bodhisattva ada di sini, luar biasa, sangat banyak jumlahnya. Namun berapa orang yang tidak mementingkan ego ? Bodhisattva tidak mementingkan ego, hanya berjuang demi para insan, tidaklah banyak yang benar-benar dapat mempraktikkannya. Sang Buddha pernah mengatakan, yang tidak berhasil dalam bhavana banyaknya bagaikan tanah di muka bumi, sedangkan yang berhasil sangatlah sedikit bagaikan tanah di cakar burung. Misalkan bumi ada di sana, kemudian seekor burung terbang di angkasa dan menukik turun, berdiri di atas tanah, kemudian dia terbang lagi, tanah yang menempel di cakarnya itulah diumpamakan insan yang berhasil dalam bhavana, sedangkan yang tidak berhasil banyaknya bagaikan tanah di permukaan bumi. Oleh karena itu sangatlah sukar untuk menaati Bodhisattvasila.
Avalokitesvara Bodhisattva sungguh luar biasa, ada satu Dharmapala yang disebut Maharyanandikesvara Deva, dalam Tantra Timur di Jepang sangat banyak yang menekuninya. Avalokitesvara Bodhisattva melihat keberadaan Vinayaka ( makhluk halus penghalang ), ia berkepala dan berbelalai gajah, Vinayaka yang sedang mencelakai banyak insan, kemudian Avalokitesvara Bodhisattva beremanasi menjadi wujud yang sama, yaitu Vinayaki ( Vinayaka wanita ), sedangkan Maharyanandikesvara adalah Vinayaka ( pria ), begitu melihat Vinayaka wanita, ia sangat gembira, berhasrat untuk mendekatinya, ingin memeluknya. Avalokitesvara Bodhisattva mengajukan sebuah syarat : “Apabila Anda ingin menjalin hubungan suami istri dengan-Ku, ada satu syaratnya, Anda tidak boleh lagi mencelakai para insan, Anda harus menjadi Dharmapala Buddha.” Demi cintanya, tentu saja Vinayaka menyanggupinya, tidak lagi mencelakai para insan, tidak lagi mencelakai insan yang menekuni Buddhadharma. Kemudian Vinayaka dan Vinayaki manunggal, Vinayaki itu adalah emanasi Avalokitesvara Bodhisattva. Demi menuntun Vinayaka, Avalokitesvara Bodhisattva rela mengorbankan dirinya, Ia sangat agung dan mulia, Ia rela berkorban segalanya demi menuntun semua makhluk, inilah letak keagungan Avalokitesvara Bodhisattva. Maharyanandikesvara Deva berwujud berpasangan, yang satu adalah Vinayaka, sedangkan pasangannya adalah emanasi Avalokitesvara Bodhisattva. Demi menuntun semua makhluk, Avalokitesvara Bodhisattva menggunakkan berbagai macam upaya yang terampil, oleh karena itu keagungan Avalokitesvara Bodhisattva tak terperikan.
Ada kalanya seorang pravraj ( bhiksu dan bhiksuni / petapa yang meninggalkan keduniawian ) harus mengorbankan hidup demi Buddhadharma, mengorbankan nyawanya sendiri demi menolong para insan, rela berkorban hidup demi Dharma, yang demikian barulah disebut sebagai Bodhisattva. Apabila serba takut, bagaimana mungkin bisa membabarkan Buddhadharma ? Oleh karena itu umat Buddha harus memahami semangat Bodhisattva, bukan hanya menerima Bodhisattvasila belaka, yang telah menerima Bodhisattvasila silakan angkat tangan, para bhiksu dan bhiksuni tentu saja sudah menerima Bodhisattvasila, begitu menerima upasampada langsung menerima Bodhisattvasila. Bagaimana dengan umat perumah-tangga ? Yang menerima Bodhisattvasila sangat banyak.
◎ Pertama-tama kita menerima pancasila, sebab semua sila bermula dari pancasila. Pancasila antara lain, menghindari membunuh, mencuri, asusila, berdusta dan konsumsi zat-zat yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran. Sila pertama adalah tidak membunuh, kemudian tidak mencuri, tidak asusila, tidak berdusta dan tidak mengonsumsi minuman keras. Di antaranya yang paling ringan adalah mengonsumsi minuman keras, namun minuman keras menjadi media yang menyebabkan keempat pelanggaran yang lain, semua yang menyebabkan lemahnya kesadaran tidak diperbolehkan, segala sesuatu yang menyebabkan hilangnya kendali diri tidak boleh dilakukan. Setelah pancasila, masih ada astasila, yaitu lima sila ditambah tiga sila, menjadi astasila, tidak mengenakan pakaian yang indah, tidak tidur di ranjang yang luas, tidak boleh menyanyikan lagu asmara, tidak boleh melakukan tarian asmara, ditambahkan ketiga sila ini, menjadi astasila.
Oleh karena itulah, bhavana memang sangat sukar ! Melarang wanita untuk mengenakan pakaian yang indah, sungguh sukar ! Sangat sukar untuk mengenakan kain dan pakaian yang kasar, saat ini banyak sekte yang mempelajari pakaian para pravraj, pakaian atas dan celana sedikit berwarna abu-abu, baik yang pria maupun wanita, semua mengenakan pakaian tersebut, banyak sekte yang saat ini mengenakan pakaian tersebut saat ke vihara. Sekte kita tergolong sekte yang menganut kebebasan demokrasi, terserah umat ingin berpakaian bagaimana, di musim panas banyak yang datang dengan mengenakan celana pendek, pakaiannya setengah tertutup, ada yang terbuka di bagian punggung, semua boleh, yang penting jangan sampai para bhiksu yang melihatnya menjadi goyah. Sebab banyak bhiksu yang setelah melihatnya, batinnya bagaikan api lilin, begitu tertiup angin, apinya langsung goyah, seorang bhiksu seharusnya sangat kokoh, apinya tegak lurus, tidak akan padam, bahkan bersinar terang, tapi setelah melihat rupa-rupa itu, langsung goyah, angin bertiup, langsung padam, habis sudah, kembali berumah tangga.
Avalokitesvara Bodhisattva juga beremanasi menjadi wujud pria, tidak hanya wujud wanita, emanasinya sangat banyak, seperti Purusadamyasaratilokesvara, pernah ada suatu kisah, Avalokitesvara Bodhisattva mengetahui sebuah desa akan mengalami gempa bumi dahsyat, maka Ia beremanasi menjadi seorang wanita, namun berjenggot panjang, saat dia berjalan di jalan, semua orang melihatnya dan berteriak : “Ada seorang wanita yang berjenggot panjang ! Jenggotnya sepanjang ini, padahal dia wanita.” Ia berjalan, semua orang keluar rumah untuk melihatnya, begitu semua keluar, terjadilah gempa bumi dan semua bangunan roboh, demi menolong orang desa itu, Avalokitesvara Bodhisattva beremanasi menjadi Purusadamyasaratilokesvara, seorang wanita yang berjenggot panjang, demikianlah maitrikaruna Sang Bodhisattva, Beliau menuntun semua makhluk dengan menggunakan berbagai upaya yang terampil dalam berbagai rupa, oleh karena itu kita menyebutnya Mahamaitri Mahakaruna Avalokitesvara Bodhisattva.
◎ Hari ini masih mengulas Sadhana Dzogchen. “Pangeran Siddhartha telah sepenuhnya memahami tujuan kehidupan kali ini, panji keagungan Buddhadharma akan ditegakkan di dunia ini, saat ini semua telah dilaksanakan, setelah memperoleh Prajnavimoksa, mulai saat ini tidak perlu bertumimbal lahir kembali.” Oh ! Semuanya tahu, sangatlah sukar untuk “Sepenuhnya memahami.”
Sebutan bagi Gyalwa Karmapa ke-16 adalah Vajra Yang Memahami Batin, untuk memahami batin harus Tercerahkan. Tanpa Pencerahan, segalanya ada dalam ilusi, masih membuta. Anda memerlukan divyacaksu ( mata dewa ), Dharmacaksu ( Mata Dharma ), Prajnacaksu ( Mata Kebijaksanaan Agung ) dan Buddhacaksu ( Mata Buddha ), apabila Anda telah memahami segala sesuatu di semesta ini, maka barulah disebut pemahaman yang sejati. Apabila Anda masih cemburu, masih mendengki, masih memelihara banyak kebiasaan buruk, maka selamanya Anda tidak akan memahaminya, sebab Anda masih teperdaya oleh ilusi. Kebiasaan cemburu dan kebiasaan mendengki, Anda bahkan tidak sanggup mengatasi dua kebiasaan tersebut, maka tidak akan ada yang dapat Anda pahami. Sangat sederhana ! Selama Anda masih cemburu dan mendengki, mana mungkin Anda bisa memahami apa itu semesta ? Saya telah menuliskannya dengan jelas dalam “Bahasa dari Negeri Buddha.”, apabila kalian masih belum paham, masih belum Tercerahkan, maka saya juga tidak berdaya lagi. Apalagi ada banyak orang yang sesungguhnya tanpa melihatnya sendiri, namun mulutnya terus membicarakan orang ini dan orang itu, apakah yang diucapkannya benar ? Belum tentu benar ! Seattle Ling Shen Ching Tze Temple sangat kecil, namun Bodhisattvanya sangat besar, meskipun jumlah umatnya sedikit, apalagi Acarya dan bhiksu yang menetap di Seattle juga sedikit, namun ada banyak rumor, ada banyak gosip yang sumbernya dari Seattle Ling Shen Ching Tze Temple.
“Anda dengar dari mana ?”, “Dari Seattle Ling Shen Ching Tze Temple.” Jelas-jelas umatnya sedikit, sebagian besar datang dari luar, berapa banyak yang benar-benar umat dari Seattle, silakan angkat tangan ? Hanya beberapa orang saja ! Sebagian besar datang dari luar. Namun sungguh aneh, mengapa gosipnya ada banyak ?
◎ Dalam “Bahasa dari Negeri Buddha”, Sang Buddha telah mengatakan, Siddha sejati ( Yang telah berhasil dalam bhavana ) tak terkatakan, tidak ada yang dapat diungkapkan, diucapkan malah akan menyimpang, sekali pun mata Anda juga melihatnya, tetap saja menyimpang, meski pun telinga Anda mendengarnya, tetap saja menyimpang. Apa itu Kesejatian ? Tentu saja adalah langit tahu, bumi tahu, Anda tahu, saya tahu, sedangkan yang lain tidak tahu, inilah Kesejatian. Tahukah Anda, apa itu Kesejatian ? Tentu saja tidak tahu, oleh karena itu Shakyamuni Buddha mengatakan, Ia memahami semua, inilah yang dimaksud oleh-Nya, Ia memahami Kesejatian dunia saha.
Lebih baik ceritakan sebuah lelucon untuk kalian ! Seorang ibu memberi makan merpati di taman, ada seorang pria yang menghampiri, dengan marah dia berkata kepada ibu itu : “Kenapa Anda melemparkan makanan seperti itu ? sungguh memboroskan makanan ! Demikian banyak orang kelaparan di Afrika, apakah Anda tidak tahu ?” Ibu itu melotot dan membalas : “Maaf, saya tidak bisa melempar makanan ini sejauh itu !” Ketahuilah, bhavana sangat sukar ! Sangat sukar untuk mencapai tingkatan Tathagata yang sepenuhnya memahami. Mungkin Anda memahami teori, Anda tahu teori yang benar, inilah Pencerahan, akhirnya Anda paham, namun Anda masih belum mampu mengaplikasikannya. Shakyamuni Buddha mampu memahaminya, dan mampu membuktikan bahwa Ia telah Tercerahkan. Sangat sukar ! Sangat sukar untuk berbhavana sampai seperti Shakyamuni Buddha, apakah di dunia saha ini hanya ada satu Shakyamuni Buddha ? Mengapa yang lain masih belum mencapai Kebuddhaan ? Sangat sukar, tingkatan Shakyamuni Buddha sangat tinggi.
Seorang sopir berkata kepada penumpangnya : “Anda meragukan cara menyetir saya ? Benar-benar tidak masuk akal ! Saya telah melakukan pekerjaan ini selama 15 tahun, semua penumpang saya selalu merasa puas, belum pernah ada yang mengatakan tidak puas.” Penumpang : “Sombong sekali ! Saya tanya yah, dulu mobil apa yang Anda kendarai ?” Sopir : “Mobil jenazah.” Semua penumpangnya puas, tidak ada yang pernah mengkritiknya, dan sekarang dia adalah sopir taksi, akhirnya ada orang yang mengkritiknya.
Ada lagi sebuah lelucon, ada seorang sopir sedang mengendarai taksinya, penumpang mengatakan : “Sudah sampai !” sambil menepuk pundak sopir. Mendadak sopir itu melompat terkejut, penumpang bertanya : “Saya hanya menepuk pundak Anda, untuk memberitahukan sudah sampai di tujuan, kenapa Anda sangat terkejut ?” , Sopir : “Maaf, sebab dulu saya adalah sopir mobil jenazah.” Dahulu saat mengendarai mobil jenazah tidak ada yang menepuk pundaknya, ini adalah sebuah reaksi. Manusia mempunyai sebuah reaksi, saat bhavana mencapai tingkatan tertinggi, batin tenang seperti permukaan samudra, samudra yang tanpa ombak, air samudra yang sangat tenang, tidak bergelombang. Bhavana pada tingkatan tertinggi, batin menjadi kokoh, batin tenang, damai, saat itu apabila seseorang menodong Anda dengan pistol, Anda juga tidak gentar, “Tembak saja !” Seseorang menodongkan pisau ke leher Anda, “Penggal saja !” Orang Tiongkok mengatakan, sekali pun Gunung Tai runtuh, mata tidak berkedip sama sekali, sekali pun Gunung Tai longsor di hadapan Anda, bebatuan berjatuhan, Anda juga tidak akan panik. Apabila Anda dapat tenang seperti itu, berarti tingkatan bhavana Anda sangat tinggi, menghadapi persoalan apa pun hanya tersenyum. Hari ini ada yang berkonsultasi, dia membawa ponsel dan memperlihatkannya kepada saya : “Mahaguru, mohon maaf ! Ini bisa membuat Anda sangat terkejut, bahkan marah !” Begitu saya melihatnya, mata juga tidak berkedip, tidak ada rasa apa pun. Mengapa ? Sebab saya memahami sebab dan kondisi karmaphala, mau bagaimana pun silakan saja, terserah dia datang atau pergi, tidak ada masalah. Saya juga tidak akan menyimpannya dalam hati, tidak akan terkejut, tidak akan marah. “Setelah Anda melihat yang ini, pasti akan marah !”, kemudian dia menyentuh layar dan memperlihatkan kepada saya, begitu saya melihatnya, tidak ada reaksi, bukankah segala sesuatu adalah sebab dan kondisi ! Segala sesuatu di semesta ini hanyalah sebab dan kondisi, semua adalah karmaphala, tiada yang mengejutkan. Anda perlu memahami hal ini, sehingga Anda tidak akan cemburu, tidak akan mendengki, tidak akan marah, atau apa pun itu, seperti ribut, memaki, menyerang.
Saya melihat, saat orang Taiwan mulai murka, saat mobil di belakang mengklakson, dia langsung turun dari mobil, membawa tongkat alumunium untuk memukul orang yang mengklaksonnya, lihatlah, begitu mudahnya marah. Atau ada yang menyalip mobilnya, dia langsung mengejar, bahkan menabraknya dan memintanya untuk turun, memaki-maki, sangat mudah marah. Mengapa ? Tidak berakhlak. Bahkan akhlak pun tidak punya, masih mengatakan dirinya adalah sadhaka ? Saya pernah menyetir, ada satu mobil yang datang dan parkir, begitu saya berhenti, orang itu menurunkan jendela mobil dan berteriak kepada saya : “Not parking here, you get out !”, sungguh galak ! Padahal di sana boleh parkir, kenapa saya tidak boleh ? Tapi saya tidak mendebatnya, saya memundurkan mobil, dan parkir di tempat lain. Untuk apa dia marah ? Tidak jelas, saya juga tidak mengenalnya, dia juga tidak kenal saya, mengapa harus demikian galak ? Wah ! Sangat galak, waduh ! Dia pasti punya pistol, saya langsung pergi, Amituofo ! Harus segera menyingkir, bila tidak, bisa-bisa ditembak olehnya, tidak bisa makan nasi lagi. Anda akan berjumpa dengan banyak orang tidak waras, yang demikian sudah berlebihan, sakit jiwa. Lihatlah para pembunuh, beberapa kasus penembakan di Amerika, kejiwaan mereka memang demikian, harus bagaimana lagi terhadap mereka ?! Bahkan budi pekerti pun tidak punya, apalagi bhavana ? Sungguh kasihan ! Para insan…sungguh ! Shakyamuni Buddha memahami ini semua, hati kita damai, tidak apa, silakan saja memaki, saya pergi saja. Saya ingin berkorban demi Dharma, karena dia memaki saya, maka saya berhenti, tidak memedulikannya, mungkin dia akan turun, menangkap dan memukuli saya, apakah ini berkorban demi Dharma ? Apabila dia menembak saya, habis sudah, ini juga bukan berkorban demi Dharma. Lebih baik saya pergi ! Mengorbankan diri demi Dharma barulah bernilai. Itu bukan berkorban demi Dharma, tapi upaya lebih baik menyelamatkan diri. Mahaguru sepenuhnya memahami tugas di kehidupan kali ini, oleh karena itu saat menatap mata para insan yang membuta, pendengaran dan perbuatan yang membuta, hanya bisa melafal Nama Buddha untuk mereka, mengasihani mereka. Sungguh kasihan.
◎ “Panji keagungan Buddhadharma akan ditegakkan di dunia ini.”, Shakyamuni Buddha menegakkan Buddhadharma di atas bumi, sehingga kita dapat mendengar Buddhadharma, “Saat ini semua telah dilaksanakan.”, begitu Tercerahkan, Ia mengetahui beberapa siswa akan membantu-Nya untuk merampungkan beberapa hal, apa yang Ia peroleh ? “Prajnavimoksa ( Pembebasan Melalui Prajna ).”, berarti Prajnanasrava ( Prajna yang menghentikan klesa ), Prajnaparipurna ( Prajna yang sempurna ).
Ada seorang dokter jiwa masuk ke dalam kamar pasien, perlahan mendekati pasien, pasien yang sedang berbaring langsung berteriak : “Saya tidak bisa melihat ! Saya tidak bisa melihat !” Dokter langsung memutuskan, itu adalah kebutaan sementara yang disebabkan oleh stimulasi kejiwaan. Perawat merasa tidak tahan lagi dan mengatakan : “Dokter, Anda salah, Anda menghalangi pasien sedang nonton televisi.” Ada analisis yang keliru, sesuatu yang Anda putuskan belum tentu benar, dokter menghalangi pandangan pasien yang sedang nonton televisi, oleh karena itu keputusan dokter telah keliru. Banyak orang yang membuat keputusan semaunya sendiri, masing-masing orang merasa : “Ini yang benar.”, padahal sesungguhnya keliru. Orang yang benar-benar bijaksana akan mengetahuinya, pada dasarnya tiada benar dan salah, demikianlah orang yang paling bijaksana, tiada pertentangan, tiada hitam, tiada putih, tiada lurus, tiada sesat, yang memahami hal ini, barulah Tercerahkan. Yang tidak memahami, masih terlampau dini !
Sebuah lelucon lagi, seorang ibu masuk ke dalam gedung parlemen, saat naik tangga tanpa sengaja dia terpeleset. Perdana Menteri yang kebetulan melintas langsung menahan tubuhnya, ibu itu langsung mengatakan : “Bapak Perdana Menteri, bagaimana saya harus berterima kasih ?” , “Pada pemilihan mendatang, pilih saya.” Ibu itu mengatakan : “Tidak bisa, yang bermasalah hanya lutut saya, bukan otak saya.” Ini artinya kita harus tahu dengan jelas, bukan karena orang membayar Anda maka Anda memilihnya, bukan karena dia memberikan keuntungan bagi Anda, maka Anda memilihnya, bukan karena ucapan televisi maka Anda memilihnya, Anda harus menggunakkan kebijaksanaan untuk memahaminya, pilihlah yang berkebajikan dan memiliki kemampuan, pemilihan adalah untuk memilih yang mampu. Jangan memilih yang tidak mempunyai kemampuan. Jangan hanya karena televisi sedang mempromosikan orang tersebut, meninggikannya, dan Anda memilihnya. Para insan membuta, mengambil keputusan dari pengaruh yang diberikan oleh televisi, padahal dia tidak punya kemampuan. Ramalan Meja Dewata hari itu mengatakan : “Semuanya omong besar !”. Apakah punya kemampuan ? Lihat saja ! Yang tidak punya kemampuan, sekali pun omong besar, harus memilih yang benar-benar mampu, yang benar-benar sanggup. Sanggup bertindak sesuai dengan ucapannya, jangan memilih yang membuka cek di depan, kemudian semua dikembalikan, apa artinya ? Orang yang benar-benar bijaksana akan menggunakan kebijaksanaan, dia memahami, bagi yang tidak berkebijaksanaan akan memilih dengan membuta. Sang Buddha memahami segala sesuatu di semesta, sekarang Mahaguru juga memahami segala sesuatu di semesta, terhadap apa pun saya tidak akan goyah, tidak ada yang patut membuat goyah ! Semua sama saja, hidup juga baik, mati pun juga baik, gembira juga baik, sedih juga baik, semuanya baik adanya, segalanya merupakan pengaturan yang terbaik. Anda harus memahami ini semua, bagi yang tidak paham, kita orang Taiwan mengatakan, apabila Anda adalah kerbau, sekali pun ditarik ke Beijing tetap akan kerbau, tidak akan menjadi pintar.
◎ Sebagian besar para insan memang demikian, sungguh ! Hanya sedikit yang benar-benar memahami Buddhadharma. Sang Buddha mengatakan, “Prajnavimoksa.”, apabila Anda benar-benar dapat meraihnya, Anda tidak akan risau. Anda tidak akan merisaukan pernikahan Anda. Tidak akan merisaukan putra dan putri Anda, tidak akan merisaukan cucu-cucu Anda, bukankah ini semua merupakan perpaduan sebab dan kondisi belaka ? Biarkan datang dan pergi, yang memang seharusnya datang pasti akan datang, yang seharusnya pergi akan pergi, apabila memang waktunya tertimpa kemalangan tidak masalah, saat tiba waktunya memperoleh kebahagiaan juga tidak masalah, semua adalah nasib Anda, berlapang dadalah ! Setelah Anda berlapang dada, akan tahu ternyata hanya demikian, mau apa lagi ? Oleh karena itu tidak perlu merisaukan anak Anda, bahkan cucu-cucu Anda.
Banyak umat yang menggendong bayi dan bertanya : “Kapan anak saya ini akan menikah ? Apakah jodohnya adalah orang bule atau orang mana ?” Saya menjawab : “Dia masih bayi !” Baru lahir Anda langsung membawanya untuk menanyakan pernikahannya kelak ? “Kelak ia akan menempuh karir apa ?” Bukankah kerisauan Anda terlampau banyak ? Biarlah dia tumbuh dengan alamiah, kelak suatu hari nanti dia bisa terbang, ‘fly’, seperti Vajrakilaya ( Dorje Phurba ), bisa terbang, anak Anda akan terbang pergi. Anda bertanya : “Apakah dia kelak bisa sukses dalam bisnis ? Atau bagaimana ? Lebih baik menggeluti bisnis apa ?” Bayi tahu apa ? Anda sudah merisaukan sampai ke sana, tidak perlu ! Tidak perlu.
Ketahuilah, Mahaguru memahami satu hal, dahulu Yesus pernah menyembuhkan orang yang tidak waras, Ia menepuk punggung orang itu, seperti yang dilakukan oleh Mahaguru, “Hum !”, setan di dalamnya akan pergi, banyak setan yang keluar dari tubuhnya, setan-setan itu pergi merasuki kumpulan babi, dan babi-babi itu berlarian masuk ke jurang, mengakhiri hidupnya. Bagi yang pernah mempelajari Alkitab Kristiani, apakah Anda pernah membaca bagian ini ? Yesus menyembuhkan orang yang tidak waras, mengusir setan di dalamnya, setan-setan itu merasuki babi-babi, hingga babi itu jatuh ke jurang, semua mati. Saya beritahukan sebuah rahasia, selama ini saya telah menyembuhkan banyak orang dengan gangguan kejiwaan. Gurudara juga mengetahuinya, setiap hari banyak yang dibawa ke rumah dengan kondisi tangan dan kaki terbelenggu, mereka dibawa dari rumah sakit jiwa, sebab dokter di sana sudah angkat tangan, maka mereka datang mencari saya.
◎ Dokter rumah sakit jiwa mengatakan : “Carilah Lu Shengyan, sembuh atau tidaknya tergantung peruntungan Anda. Saya hanya membantu mengenalkannya kepada Anda.” Akhirnya mereka semua mencari saya. Wah ! Berdatangan banyak penderita gangguan kejiwaan, saya menyembuhkannya satu-persatu, sangat banyak yang tersembuhkan, berderet bagaikan kereta api, saking banyaknya dapat dimuat dalam kereta api. Dahulu penderita kejiwaan yang datang banyaknya seakan-akan bisa dimuat dalam kereta api, mereka semua tersembuhkan. Namun saya juga mengetahui satu hal, hari ini saat makan siang saya telah mengatakannya, Anda tidak menyangkanya, kali ini kita menyembuhkan satu penderita gangguan kejiwaan, maka di tempat lain akan muncul satu penderita gangguang kejiwaan. Anda menyembuhkan penyakit kanker orang ini, memang benar penyakitnya telah dicabut darinya, namun tambah satu orang lain yang menderita kanker. Setelah Anda menyembuhkan penyakit kulit seseorang, maka orang lain pun mulai menderita penyakit kulit. Setelah Anda menyembuhkan sakit mata seseorang, seperti umat dari Panama, dia terbakar oleh api, hingga mata mengalami kebutaan. Bhiksuni Lianyan dari Calgary ada di sini, saat itu saya mengelap mata menggunakan tisu, kemudian dia mengambil tisu bekas tersebut, namun dia bukan menyimpannya untuk diri sendiri, sekembalinya ke Panama, dia berjumpa dengan seorang ibu yang mengalami kebutaan selama setahun, Bhiksuni Lianyan memberikan tisu bekas itu untuk mengelap matanya, akhirnya ibu itu bisa melihat kembali. Namun saya beritahu Anda, akan ada satu orang lagi yang buta. Karma penyakit selamanya tidak bisa dimusnahkan. Saya beritahu Anda ! Dalam Agama Katolik juga ada banyak mukjizat, mereka mengumpulkan banyak orang dan menyanyikan lagu pujian bersama-sama, kemudian mulai menyembuhkan orang-orang yang berjalan menggunakan kuk, akhirnya mereka bisa berjalan, Yesus juga membuat mukijizat demikian, membuat yang lumpuh bisa berjalan, yang buta bisa melihat, yang tuli mendengar, bahkan yang mati hidup kembali, “Bangkitlah !”, maka orang itu benar-benar bangkit. Apakah ada kekuatan semacam itu ? Ada, memang ada ‘power’ semacam itu. Namun akan muncul penderita yang lain lagi.
◎ Saya menjumpai, karma penyakit juga merupakan mahasamsara ( tumimbal lahir besar ), semua makhluk juga merupakan mahasamsara, oleh karena itu semua penyakit juga merupakan samsara, tak terperikan ! Banyak malapetaka yang juga merupakan samsara, segala perubahan di seluruh dunia juga merupakan sebuah samsara.
Oleh karena itu, adakah pahala ? Tidak bisa dikatakan sebagai pahala, oleh karena itu saya katakan : “Yayasan Tiada Pahala.”, Yayasan Pahala adalah Yayasan Tiada Pahala. Siapa yang paling memahaminya ? Bodhidharma yang paling memahaminya, Ia tiba di Dinasti Liang, Kaisar Liang menanyai-Nya : “Sudah berulang kali saya berdana bagi Sangha, demikian banyak vihara yang saya dirikan, saya sendiri juga meyakini Buddhadharma, saya adalah Putra Langit Yang Dikasihi Buddha, mohon tanya, berapa besar pahala saya ?” Bodhidharma memberitahunya : “Tiada pahala.” , “Hah ? Kenapa ? Kenapa tiada pahala ?” Dalam hati Kaisar Liang berpikir : “Meskipun Bodhidharma adalah bhiksu dari India, sangat termasyhur, namun pembicaraan kami tidak menyenangkan, jelas-jelas saya berpahala besar, mengapa dia mengatakan tiada pahala ?” Dia tidak paham ! Setelah mendirikan demikian banyak vihara, tiap vihara adalah neraka. Setelah berdana kepada demikian banyak anggota Sangha, tiap-tiap dari mereka terjerumus ke neraka. Dia tidak tahu, setelah ia berhasil menyelamatkan satu, maka bertambah satu pula yang terjerumus.
Inilah Prajna yang saya akumulasikan selama bertahun-tahun :
“Karma penyakit tak terperikan, semua makhluk tak terperikan, Buddhadharma tak terperikan, dunia tak terperikan, segala sesuatu adalah daya karma yang tak terperikan.”
Ada satu orang yang insomnia, saya mengadhistananya, hantu di dalamnya berpindah pada tubuh saya, ganti saya yang insomnia, kemudian saya menyingkirkan hantu itu, namun ia menempel di tubuh orang lain, sehingga orang itu mengalami insomnia. Orang pertama telah sembuh dari insomnia, saya juga telah sembuh, namun berganti orang lain yang insomnia. Apakah menurut Anda ini disebut pahala ? Apa pahalanya ? Coba renungkanlah. Mendirikan rumah sakit, melakukan perbuatan berpahala, mendirikan banyak rumah sakit, saya beritahu Anda, apakah karma penyakitnya telah lenyap ? Anda telah mendirikan demikian banyak rumah sakit, apakah karma penyakitnya lenyap ? Malahan rumah sakit semakin penuh, sebanyak apa pun rumah sakit yang Anda dirikan, rumah sakit itu akan tetap penuh, semakin banyak rumah sakit, semakin banyak malapetaka. Semua makhluk tak terperikan, daya karma tak terperikan.
Ceritakan sebuah lelucon, guru mengajukan pertanyaan : “Coba kalian pikirkan, seandainya kalian berada di dunia yang terdapat dinosaurus, ada satu ekor yang hendak memangsa Anda, apa yang akan Anda lakukan ?” Xiaoming : “Mudah sekali ! Langsung berhenti berandai-andai !” Guru : “Keluar kamu !” Dahulu di jaman dinosaurus, manusia sangat takut dimangsa, sekarang dinosaurus masih ada, tetap bisa memangsa Anda ! Apakah Anda kira sekarang tidak ada dinosaurus ? Dinosaurus telah berubah wujud, Transformers, menjadi dinosaurus dari lembaga tertentu. Hakim ada juga yang dinosaurus, oleh karena itu disebut : “Hakim dinosaurus”, dia memangsa Anda. Di King County sana, kemarin saya mendengar dari Shujun, sebelum upasampada dia disebut Shujun, saya menanyakan kenapa sudah mengajukan demikian lama tapi belum turun juga, dia mengatakan : “Apakah Anda masih belum tahu ? Ingin itu ! Sebab dia ingin memangsa Anda ! Setelah memangsa, barulah dia akan melepaskan Anda !” Masih ada Transformer, dunia ini benar-benar…
Sebuah lelucon lagi, apabila kehilangan uang 100 dolar, jatuh di suatu tempat, apakah Anda rela menggunakan 200 dolar untuk biaya transportasi kembali ke tempat tersebut untuk mencari 100 dolar itu ? Tidak akan. Ini adalah persoalan yang bodoh, namun persoalan semacam ini masih terus terjadi. Orang lain melontarkan satu kalimat makian, Anda rela membuang banyak waktu untuk bersedih, bahkan sampai sebulan tidak bisa tidur, apakah ini layak ? Demi satu hal, Anda sangat marah, membuang-buang waktu dan tenaga demi membalas dendam, apakah layak ? Tidak layak. Kehilangan cinta dari seseorang, jelas-jelas tahu bahwa segalanya tidak akan bisa kembali lagi, namun masih bersedih dalam waktu yang sangat-sangat lama . . .terus bersedih hingga seumur hidup, apakah layak ? Tidak layak. Tekunilah Buddhadharma Trekcho, penghentian seketika, tebas saja, inilah yang paling layak.
◎ Hari ini kalian telah mendengar saya Berdharmadesana, apakah layak ? Banyak kerisauan yang sesungguhnya tidak perlu, lebih baik segera ditebas ! Orang-orang menciptakan banyak kerisauan untuk Anda, namun Anda sendiri yang rela menerimanya, setelah menerimanya, Anda mulai risau setiap hari, apakah itu layak ? Tidak layak, tebas segera !
Makna dari menggunduli kepala adalah memangkas tiga ribu helai kerisauan batin, mengertikah Anda ? Harus memangkas tiga ribu helai kerisauan, memangkas habis semua kerisauan, rambut Anda melambangkan kerisauan batin, oleh karena itu Anda menggundulinya, berarti Anda telah menebas semua kerisauan di masa lampau, saat ini dan yang akan datang. Om Mani Padme Hum.