2015-01-24 Padmasambhava Mengabhiseka Mahaguru Lu 18 Bagian Sadhana Dzogchen di Gua Stupa Makam Emas
Ceramah Sadhana Dzogchen ke-123 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Homa Mahacakra Vajra, Sabtu, 24 Januari 2015 di Taiwan Lei Tsang Temple
Pertama-tama kita sembah puja pada guru silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada adinata homa hari ini Mahacakra Vajra Yang Arya Vajra Niryati.
Gurudhara, Thubten Ksiti Rinpoche, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, tamu agung yang hadir hari ini adalah Gurudhara, Thubten Ksiti Rinpoche, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan umat se-Dharma di internet, tamu agung yang hadir hari ini antara lain Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao dan istri Sdri. Judy, Secretary-General of the Taiwan Provincial Government Bpk. Zheng Pei-fu dan istri Ibu HanWu-zhen, Akademisi Academy of Sinica Prof. Hsi-yi Chu dan istri Ibu Chen Wen-wen, kepala Nantou County Cultural Affairs Bureau Bpk. You Shou-zhong, tim Profesor Doktor Zhenfo Zong – profesor yang direkrut khusus Prof. Wang Jin-xian, Prof. Wang Yao-zhun, Prof. Wang Li, Prof. Cai Guo-yu, Prof. Mai Yin-huang, DR. Gu Hao-xiang, DR. Hong Xin-yi, DR. Ye Shu-wen, Prof. Lin Xiu-ju, DR. Shi Jia-mei, DR. Li Yi-lun, DR. You Jiang-cheng, DR. Liang Chao-fan, dr. Lin Jun-an, kepala bagian bedah plastik di Zhongshan Medical University Hospital DR. Zheng Sen-long, Chinese University of Hong Kong DR. Wai Lun Tam. Penasihat hukum TBF Pengacara Zhuo Zhong-san, ketua umum Lotus Light Charity Society Acarya Changren, ketua pengurus Lotus Light Charity Society kawasan Taiwan Bpk. Li Chun-yang, GM Ching Yi Biotech Co. Ltd. Ibu Zhang Yu-zhen, ketua komisaris Perusahaan Perabot Chipin Nona Huang Shu-yi, perwakilan anggota parlemen Kota Tainan, Cai Wang-quan – Ibu Chen Hui-mei, perwakilan anggota parlemen Kota Kaohsiung Xu Hui-yu, perwakilan Pacific Island of Guam Resort Ibu Zeng Yu, produser Sembilan Tingkat Dzogchen, Diktat Hevajra, dan Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana - Acarya Lianyue dan pembawa acara Sdri.Pei-jun, produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, my sister Ibu Sheng-mei Lu. Terima kasih atas donasi konsumsi dari Lotus Light Charity Society Hong Kong sebesar 100 ribu dolar Taiwan. Selamat siang semua! Apa kabar semua! (Mandarin) Selamat siang semua! Apa kabar semua! (Bahasa Taiwan) Apa kabar! Apa kabar semua! (Bahasa Kanton) Good afternoon! (Bahasa Inggris) (Bahasa Jepang: apa kabar) Selamat siang and selamat petang! (Bahasa Indonesia) Hola Amigo! (Bahasa Spanyol: apa kabar) Kam-sam-ni-da! (Bahasa Korea: terima kasih) Sawadika! (Bahasa Thai: apa kabar)
Pertama-tama mengumumkan kabar berita, Acarya Lianxing dari Chen Fuh Tsung H.K.Lin Fung Meditation Centre Ltd, Hong Kong merekomendasi Bhiksu Lama Lianqi diabhiseka sebagai acarya, Acarya Lianhua Shenfa dari Persatuan Miao Li Tang Sibu, Malaysia merekomendasi Bhiksu Lama Lianqi dan Bhiksu Lama Lianzai sebagai Vajracarya, mereka bertiga akan menerima abhiseka. Periode awal tahun dan akhir tahun adalah periode abhiseka acarya, jika kalian menganggap ada yang sangat berbobot, kalian boleh jamin, setelah saya amati, dikonfirmasi memang boleh, maka diabhiseka sebagai Vajracarya. Lebih dulu mengumumkan tiga orang, yang lainnya, kalian rekomendasi lagi.
Hari ini kita mengadakan homa Mahacakra Vajra, asal mula Mahacakra Vajra ada dua versi, satu adalah titisan dari Buddha Sakyamuni, satu adalah titisan dari Bodhisattva Maitreya, Mahacakra Vajra memiliki satu julukan di Vajradhatu, bernama Vajra Niryati yang berarti asal mula. Hari ini para donatur utama Mahacakra Vajra mendapatkan 3 manfaat, pertama, karena Ia adalah asal mula utama dalam Vajrayana, sehingga disebut Vajra Niryati. Sehingga para donatur utama, mulai sekarang, setiap kehidupan berjodoh dengan Vajrayana. Kedua, orang yang menjadi donatur utama Mahacakra Vajra dan menerima abhiseka Mahacakra Vajra, harus menjadi donatur utama! Dengan kata lain, jika kita ingin menekuni sadhana apapun, dan saat itu tidak ada seorang acarya pun tinggal di tempat terdekat, kita boleh mengabhiseka diri sendiri. Kita japa mantra Mahacakra Vajra versi panjang 21 kali, kemudian memohon Mahacakra Vajra turun, setelah kita memberikan persembahan dan melakukan Mahanamaskara, kita mengabhiseka diri sendiri, itu adalah abhiseka yang sah, karena Mahacakra Vajra adalah Vajra Niryati, Ia adalah titisan dari Buddha Mahakusala Devaraja, titisan Buddha Sakyamuni dan Bodhisattva Maitreya. Titisan dari keduanya, Ia mampu membuat kita mengabhiseka diri sendiri, bagaimana mengabhiseka diri sendiri? Kita beli sebotol air mineral di pinggir jalan, sepulangnya taruh di altar mandala, kemudian melakukan Mahanamaskara pada Mahacakra Vajra, melakukan persembahan, japa mantra Mahacakra Vajra 21 kali, kemudian, buka tutup botol air mineral, lalu siram ke atas kepala kita, abhiseka semacam ini disebut mengabhiseka diri sendiri. Saya ingat Dalai Lama pernah datang ke Taiwan menggelar upacara di stadium Taiwan, lalu membagikan sebotol air mineral kepada setiap orang, ketika Beliau mengatakan, “Abhsieka dimulai, semua siap-siap, baik! Buka tutup botol...” semua orang menyiram ke atas kepala sendiri, menyiram diri sendiri adalah abhiseka. Ini merupakan abhiseka jarak jauh, ada rasa tersendiri. Setelah kita menjadi donatur utama Mahacakra Vajra, kita memenuhi kriteria untuk mengabhiseka diri sendiri. Ketiga, setelah kita menjadi donatur utama, ada satu lagi manfaat yang paling besar, kita pasti akan hadir di dalam 3 persamuan Bunga Naga saat Bodhisattva Maitreya turun, pasti mencapai kebuddhaan. Hari ini yang menjadi donatur utama, kira-kira 170 orang lebih? Kira-kira sejumlah itu. Yang tidak menjadi donatur utama, kalian tunggu lagi! Semuanya tunggu lagi! Ke mana pun kita bereinkarnasi, benih Anda menjadi donatur utama tidak akan punah, kita pasti akan menghadiri 3 persamuan Bunga Naga, akan hadir di tempat upacara 3 persamuan Bunga Naga, asalkan Bodhisattva Maitreya memancarkan cahaya hati-Nya, memancar sekali ke hati setiap manusia, Buddhata muncul semua, pasti mencapai kebuddhaan, seketika mencapai kebuddhaan. Tidak perlu belajar Ilmu Jin-dan dari Taoisme, atau banyak aliran Buddhisme, asalkan menajdi donatur utama Mahacakra Vajra, kita pasti akan hadir di 3persamuan Bunga Naga, pasti mencapai kebuddhaan! Ini adalah peristiwa yang sangat baik, alhasil hanya 170 orang lebih yang menjadi donatur utama, sungguh disayangkan!
Karena Mahacakra Vajra adalah Buddha Mahakusala Devaraja, sehingga boleh mengabhiseka diri sendiri. Seperti Buddha Sakyamuni, Ia adalah Buddha Mahakusala Devaraja; seperti Bodhisattva Maitreya, juga Mahakusala Devaraja; zaman Buddha Dipamkara, Ia adalah Buddha Mahakusala Devaraja; zaman Buddha Suvarna, Ia adalah Buddha Mahakusala Devaraja; zaman Buddha Mahanubhava, Ia adalah Buddha Mahakusala Devaraja. Tidak banyak Buddha Mahakusala Devaraja. Namun, Buddha yang menjadi perintis ajaran di Dunia Saha adalah Buddha Mahakusala Devaraja. Mudra Mahacakra Vajra sama dengan mudra Marici, yaitu sebuah cakra. Apa yang dimaksud Mahacakra? Yaitu cahaya-Nya, dimana pun kita berada, kita akan terpancar, disebut Mahacakra. Mahacakra Vajra adalah titisan vajra. Mahacakra Vajra yang terlihat hari ini adalah Yang Arya Vajra Niryati, Ia membawa Para Vajra, semua hadir. Dua kesempatan yang lalu, saat mengadakan homa Dorje Palmo, saya pernah mengatakan bahwa Dorje Palmo dan seratus ribu Dakini turun, banyak orang memotret angkasa, terpotret banyak sinar prajna yang memenuhi angkasa raya. Upacara Bhagawati Kurukulle minggu lalu, Bhagawati Kurukulle juga membawa banyak Dakini turun, ada orang memotret ke angkasa, terpotret banyak sinar prajna.
Yang Arya Vajra Niryanti Mahacakra Vajra turun, Ia membawa Para Vajra, mereka memotret ke angkasa, tetap bisa memotret banyak sinar prajna, semua ini sangat nyata.
Benar tidak? Acarya Huijun? Oh! Minggu lalu bahkan ada sinar arus Dharma dan sinar prajna, sangat jelas. Setiap sinar sama dengan bulan, ratusan ribu bulan muncul seperti ini, sudah ada dua minggu demikian. Hari ini Mahacakra Vajra dan seluruh Vajra muncul di tengah angkasa.Oh! Sebelumnya, pada upacara Kalacakra juga, sinar prajna yang rapat dan banyak sekali. Nyatalah bahwa jalinan Dharma di Taiwan Lei Tsang Temple, Caotun kita sangat luar biasa.
Saya pernah berpikiran seperti ini yang wajib disampaikan kepada Anda semua. Setiap kali ke Taiwan Lei Tsang Temple, pendamping begitu memberikan saya dupa, saya pun melihat Mahadewi Yaochi. Mahadewi Yaochi kita ini adalah Mahadewi Yaochi berusia setengah baya, sepertinya usianya sudah agak lanjut, namun, bermata welas asih, sangat agung. Setiap kali saya berpikir, “Mengapa Mahadewi Yaochi dibuat yang berusia setengah baya? Mengapa tidak dibuat yang dibuat yang berusia 16 tahun, Mahadewi Yaochi yang secantik dewi?” Di kedua sisinya ada dua pendamping, yang saya lihat juga nenek berusia setengah baya, pendamping seharusnya lebih muda sedikit! Yang berusia setengah baya, setiap kali saya melihat-Nya, merasa Ia seperti ibu saya. Aduh? Saya tidak merasa saya telah tua, yang saya katakan adalah saat saya masih anak-anak. Namun, hari ini, saat datang, begitu menengadah, seluruh wajah-Nya berubah, berubah sangat muda, sangat cantik,sangat manis, sangat pretty, pretty girl, so beautiful, so nice, so perfect. Diperhatikan lagi dengan lebih serius, tetap ibu saya, apakah halusinasi saya, saya tidak tahu, ternyata Mahadewi Yaochi bisa berubah menjadi agung dan serius seperti usia setengah baya, juga bisa berubah menjadi seperti nona yang menyentuh perasaan. Oh! Ketua Vihara Acarya Lianzhe mengatakan bahwa Beliau sedang mempersiapkan yang berusia 18 tahun. Terima kasih! Changren sudah membuatnya. Sungguh! Begitu saya lihat hari ini, saya terkejut, di dunia ini mana ada Mahadewi Yaochi secantik ini? Amitabha! Saya pun pusing. Kemudian, saya perhatikan lagi dengan seksama, ternyata tetap ibu saya. Dulu saya pergi ke Sungai Baozhu, Kaoshiung menangkap kerang, banyak kerang, saya juga menangkapikan. Saya membawa ember menangkap ikan, menangkap banyak hewan dan dibawa pulang, senang sekali! Di rumah akhirnya ada ikan bisa dimakan, ada kerang bisa dimasak sup kerang, saya pun pulang dengan senang hati. Ibu saya duduk di depan pintu, bertanya pada saya, “Kamu pergi ke mana?” Saya berkata, “Tidak ada! Saya tidak pergi ke mana-mana!” “Tidak pergi ke mana-mana? Kalau begitu, buat apa ember itu?” “Beberapa ekor dan kerang, dibawa pulang untuk dimasak sup kerang, malam ini kita boleh jadikan lauk, sup juga bisa diminum.” “Kamu pintar sekali!” “Saya juga benar-benar pintar.” Namun, saya sudah ketakutan (Bahasa Taiwan). Ibu saya duduk di samping pintu, kemudian berkata pada saya, “Kamu masuk, saya mutlak tidak akan pukul kamu.” Saya pun masuk sambil bawa ember, tangan ibu saya dari belakang mengeluarkan sebuah sapu bambu, lalu memukul kaki saya, benar-benar sakit sekali. Saya pribadi tidak pernah menangis kalau dipukul, namun, air mata saya bisa menetes. Satu garis demi satu garis, saya ingat. Justru karena saat kecil pernah dipukul oleh ibu saya. Sehingga, melihat Mahadewi Yaochi, saya agak takut, jika agak muda, maka tidak akan takut. Tak disangka, sungguh, Acarya Changren sudah mempersiapkan. Oh! Sudah mulai membuat. Benar! Yang muda baru tidak akan dianggap ibu saya. Hari ini saat saya datang, melihat yang muda, dan benar-benar sedang membuat yang muda, terbukti! Inilah satu hal yang mau saya sampaikan pada Anda semua.
Hari ini saat pukul 11, saya bersadhana di altar saya, bersadhana hingga pukul 11:30, saya kembali ke kamar saya, saya duduk, didepan saya muncul seseorang, berpakaian putih, hanya memperlihatkan kedua mata,selebihnya dibungkus dengan kain putih, kedua mata itu, jelas sekali perbedaan antara hitam dan putih, sangat terang. Begitu saya lihat, saya tahu siapa,yaitu Xu Rui-guang, ia adalah seorang saudari se-Dharma dari Seattle, AmerikaSerikat. Setelah saya meninggalkan Seattle, Amerika Serikat, ia pun mangkat meninggalkan dunia ini. Suatu kali, ia juga sama, berpakaian putih, hanya memperlihatkan kedua mata, saya menyetir, keluar dari garasi, di luar tidak ada orang, seorang berpakaian putih, hanya memperlihatkan kedua mata, meminta saya menurunkan kaca jendela, saya pun menurunkan kaca jendela, kedua matanya menatap saya, ia menulis beberapa kata di samping kaca jendela dan memperlihatkan pada saya, sederhana sekalii, “Saya mau ikut Mahaguru.” Begitu saya lihat, oh! Mau ikut saya bersadhana, saya pun mengatakan padanya, “Baiklah! Boleh, okay.” Kemudian saya menurunkan kaca jendela, mobil mundur, saya pun pulang. Kemudian, di Rainbow Temple, ia menyanyikan sebuah lagu, siang hari ini, pukul 11:30, ia menyanyikan lagu yang sama untuk diperdengarkan pada saya, lagu itu berjudul “Kampung Halaman Saya di Shigatse”. Ia menyanyikan lagu itu, “Wǒ de jiāxiāng zài rìkāzé, nàlǐ yǒu tiáo měilì de hé, ā mā lā shuō niúyáng mǎn shānpō, nà shì yīnwèi púsà bǎoyòu de, lán lán de tiānshàng báiyún duǒduǒ, měilì héshuǐ fàn qīng bō, xióng yīng zài zhèlǐ zhǎnchì fēiguò, liú xià nàduàn dòngrén de gē, wēng ma ne ma ne bei mī hōng wēng ma ne ma ne bei mī hōngwēng ma ne ma ne bei mī hōng wēng ma ne ma ne bei mī hōng wēng ma ne ma ne beimī hōng wēng ma ne ma ne bei mī hōng…” ia menyanyikan jadi “Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum Om GuruLian Sheng Siddhi Hum....” ia adalah orang timur laut Jilin atau Changchun. Lagu yang ia nyanyikan ini, siang ini, ketika saya sedang bermeditasi di atas tempat tidur, ia menampakkan diri, menyanyikan lagu yang sama, bahkan berputar di telinga saya. Di sini, mohon Mahacakra Vajra membawanya ke Surga Agha-nistha, Buddha Sakyamuni di sana; mohon bawa Ia ke dalam istana SurgaTusita dari Bodhisattva Maitreya, Bodhisattva Maitreya ada di sana. Ini adalah penyesalan saya. Mahaguru tidak lama di dunia manusia, Anda ikut saya juga tidak lama, lebih baik ikut Buddha Sakyamuni, ikut Bodhisattva Maitreya!
Lanjut lagi Sadhana Dzogchen. Lebih dulu japa satu kalimat, “Saya berada di dalam gua Stupa Makam Emas, belajar Delapan Belas Bagian Sadhana Dzogchen, Padmasambhava memberikan saya abhiseka langsung, Padmasambhava seperti matahari, sedangkan saya seperti sebuah bintang kecil, jari Padmasambhava, seperti dikelilingi oleh arus listrik, dan pada saat abhiseka, ibarat arus listrik yang paling halus, ibarat halilintar yang berkelebat di dalam tubuh saya, menciptakan pergolakan prana, kesadaran saya ibarat angin yang bergetar di tengah impuls. Padmasambhava berkata, “Abhiseka dari luar adalah semacam tatacara, namun, abhiseka yang sejati adalah arus listrik, juga semacam getaran, saya memanfaatkan arus listrik masuk ke dalam jiwa Anda, membuat jiwa Anda menghasilkan getaran yang sama seperti saya, inilah makna abhiseka.” Padmasambhava memberitahu saya lagi seperti ini, kitab sutra Sadhana Dzogchen yang sebenarnya ada 18 bagian, jika mau belajar Sadhana ini, mesti menerima abhiseka 18 bagian Sutra, ada orang hanya menerima Abhiseka Mahottara Heruka saja butuh 3 hari, selain itu, abhiseka delapan perintah juga butuh 3 hari, hanya menerangkan transmisi Sutra butuh waktu 2 minggu, sedangkan semua abhiseka dari 18 kitab Sutra butuh beberapa tahun. Saya dengar hingga terbelalak. Namun, Padmasambhava berkata, pada saat Ia memberikan abhiseka, jari-Nya memancarkan berjuta-juta fisik arus listrik, dengan kata lain abhiseka 18 bagian Sadhana Dzogchen berada di dalamnya, ketika memancarkan abhiseka, fisik Sheng-yen Lu kecil ini, terbagi menjadi berjuta-juta fisik yang kecil. Sehingga, berjuta-juta abhiseka dimasukkan ke dalam berjuta-juta fisik, sehingga abhiseka ini pun selesai.”
Hari ini membicarakan tentang abhiseka, seperti mengabhiseka diri sendiri adalah semacam metode abhiseka, namun, etiket abhiseka diri sendiri sangat lengkap. Etiket tidak boleh tidak lengkap, tidak boleh salah. Walaupun mengabhiseka diri sendiri, namun Anda harus melakukan Mahanamaskara, melakukan Mahapuja, melakukan Catursarana, melakukan Caturapramana, berikrar, pelimpahan jasa. Sama dengan bersadhana, kita juga sama, mengundang Mahacakra Vajra, kemudian melakukan namaskara pada-Nya, melakukan persembahan, terakhir baru mengabhiseka diri sendiri, ini juga sebuah tatacara abhiseka.
Di dalam Tantra ada empat jenis abhiseka, abhiseka tingkat pertama disebut Abhiseka Air, disebut juga Abhiseka Botol, semua orang pernah diabhiseka; jenis kedua, tergolong abhiseka bunga merah dan bunga putih, merupakan Sadhana Dalam, Sadhana Luar telah kontak yoga, menekuni hingga Sadhana Dalam, adalah abhiseka bunga merah dan putih, bunga putih melambangkan Bodhi Putih, bunga merah melambangkan Bodhi merah. Saat abhiseka pada zaman dulu, sadhaka harus menelan darah dan Bodhi Putih. Pada zaman sekarang, menggunakan bunga merah mewakili darah, bunga putih mewakili bindu, ini adalah abhiseka kedua; abhiseka jenis ketiga, adalah abhiseka Anuttarayoga Tantra, disebut Abhiseka Sentuhan, sadhaka pria harus abhiseka 3 tempat, sadhaka wanita juga harus abhiseka 3 tempat; abhiseka jenis keempat, yaitu Abhiseka Dzogchen, tidak terikat oleh formalitas.
Sekarang, abhiseka di Taiwan Lei Tsang Temple, saat melakukan abhiseka para adinata kepada Anda semua, sebagian besar adalah abhiseka botol, karena puluhan ribu orang, sehingga mustahil melakukan abhiseka botol, makanya abhiseka pataka, Kalacakra ada yang namanya abhiseka pataka Buddha, arti dari abhiseka pataka Buddha adalah memberikan kuasa kepada Anda untuk menekuni sadhana ini, mengabhiseka diri Anda dengan pratima Buddha, nanti abhiseka Mahacakra Vajra, abhiseka dengan pataka Buddha, ini demi kemudahan kita. Setiap kali upacara berjumlah lebih dari sepuluh ribu orang, jika setiap orang mau melakukan abhiseka botol, tidak dapat abhiseka, seperti Dalai Lamaabhiseka di stadium, setiap orang beli sebotol air mineral, Dalai Lama japa satu kalimat, Anda japa satu kalimat, “Namo Gurubei. Namo Buddhaya. Namo Dharmaya. Namo Sanghaya.” Selesai japa, “Baiklah, hari ini mengabhiseka Andasemua, japa: “Om. Yamantaka. Hum Pei. Om. Chu Li. Kala Lupa. Hum. Kan. Suoha.”Semua orang ikut japa, saat japa, visualisasi Yamantaka datang, di tengah angkasa, mengabhiseka Anda dengan air.” Kemudian, Anda ambil air dan tuang diatas kepala Anda. Jika mau abhiseka Padmasambhava, “Om. A. Hum. Biezha. Gulu.Beima. Xidi. Hum. Xie. Om. Biezha. Beima. Hum. Om. Yixi Cuojia. Mandalawa. Suoha.” Setelah Anda semua bersama-sama menjapa, semuanya kembali mengambil air mineral dan tuang di atas kepala, inilah abhiseka. Namun, ia sendiri memiliki sebuah tatacara abhiseka. Abhiseka yang sejati, ritual adalah dari tengah angkasa muncul yidam, yidam turun di atas mandala (altar), kemudian dari mandala ke tangan Vajracarya, Vajracarya bervisualisasi yidam masuk ke dalam botol, pori-pori terbuka, air mengalir ke dalam botol Vajra, kemudian mengabhiseka semua orang. Sehingga, mesti ada beberapa ritual, satu adalah memohon yidam kebijaksanaan, dari tengah angkasa turun ke mandala, kemudian dari mandala turun ke dalam botol abhiseka Vajracarya, kemudian Ia dan air membaur menjadi satu, kemudian mengabhiseka siswa. Kadang-kadang, sebuah ritual abhiseka harus japa Sutra selama 7 hari, itu adalah Kriya Tantra. Ritual abbhiseka juga dibagi menjadi Kriya Tantra, Carya Tantra, Yoga Tantra, dan Anuttarayoga Tantra, seperti Mahaguru sendiri tergolong Mahayoga, Anuyoga, Atiyoga, tergolong abhiseka Anuttarayoga Tantra. Saya katakan pada Anda, cukup dengan sebuah ritual saja, abhiseka Anda pun selesai, cepat sekali, ini yang tertinggi. Mengapa? Karena alam semesta adalah mandala, tubuh seorang Vajracarya sejati, didalam ada 5 Buddha dan 5 Vajra, dan seluruh Bodhisattva di dalam diri Anda, Vajracarya sejati berubah menjadi mandala tubuh, tubuh Anda adalah mandala. Sehingga, sekali menjulurkan tangan dapat melakukan abhiseka, abhiseka Anuttarayoga Tantra yang sejati itu seperti ini, lebih sederhana. Namun, abhiseka Kriya Tantra dan Carya Tantra lebih rumit, demikian yang tercantum didalam Ajaran Tantra. Mari cerita lelucon! Ada sepasang kekasih, teman wanita berkata, “Hari ini hari yang sangat baik, hari kasih sayang, kamu harus menghadiahi coklat.” Teman pria pergi beli coklat, alhasil yang dibeli adalah coklat putih, teman wanita berkata, “Saya mau makan coklat hitam.” Teman pria memberikannya sebuah kacamata hitam, “Kamu makan saja!” Ini tidak benar dalam aspek etiket, namun, Mahayoga itu boleh; yang putih boleh berubah menjadi hitam, yang hitam juga boleh berubah menjadi putih. Vajracarya sejati boleh mengubahnya. Di dalam Mahayoga, Anuyoga, Atiyoga diperkenankan. Namun, biasanya, warna putih tidak boleh menjadi hitam. Saya katakan seperti ini pada Anda semua, apakah Vajracarya Anda merupakan Vajracarya mandala tubuh? Jika ya,Anda boleh menerima abhisekanya; jika bukan, Anda harus menuruti aturan, abhiseka berdasarkan aturan. Mari cerita lelucon lagi, seorang istri lulus ujian menyetir, suami berkata, “Baik, saya bawa kamu melihat mobil.” Istri sangat senang, mau beli mobil, suami berkata, “Ini adalah BMW, ini adalah Benz, ini adalah Porsche.” Istri sangat senang, “Saya lulus ujian menyetir sudah mengendarai mobil kelas atas.” Suami berkata, “Ketahuilah, kamu baru saja lulus ujian menyetir, kamu harus berhati-hati menyetir, jangan menabrak ketiga jenis mobil ini, begitu kamu menyerempet atau menabrak ketiga jenis mobil ini, saya tidak mampu ganti rugi!” Jangan salah paham, mana mungkin semudah itu? Ada orang berkata, “Mahaguru mentransmisikan kepada saya abhiseka Dzogchen, mari kita semua menerima abhiseka Dzogchen.” Mana ada hal segampang itu? Jangan bodoh! Abhiseka Dzogchen? Anda bahkan belum menerima abhiseka kedua dan ketiga, lantas mulai dari abhiseka keempat? Mana ada hal semacam ini? Bodoh, ditipu oleh para penjahat. Jika uang kalian terlalu banyak dan tidak ada habis-habisnya, berikan pada saya untuk dihabiskan, saya tidak pintar menghabiskan uang, saya akan menabung, berikan pada saya untuk ditabung juga boleh. Ia mengatakan ia memberikan abhiseka Dzogchen untuk Anda, jangan sebodoh itu, itu abhiseka keempat! Jangan sembarangan percaya pada orang lain. Seperti hari itu saya menjelaskan tentang pencerahan, Anda juga jangan sembarangan percaya! Sembarangan bertemu seseorang, ia berkata, “Saya telah mencapai pencerahan.” Baiklah! Anda telah mencapai pencerahan, namun, perilaku Anda tetap belum mencapai pencerahan! Perilaku Anda masih sangat duniawi! Pencerahan apa itu?
Saya sering mengatakan, seumur hidup saya, hanya menyadarkan orang lain. Apa maksudnya sadar? Sadar itu adalah bisa mencapai “tidak dapat apa-apa”, “tidak ada apa-apa”, “tidak menetap di mana-mana”, ini barulah sadar. Sadar itu bukanlah, “Saya telah sadar.” Seperti dulu, Mahadewi Yaochi membawa saya melihat kehidupan lampau saya, Beliau berkata, “Kehidupan lampau Anda adalah Padmakumara”, “Oh! Saya akhirnya tahu kehidupan lampau saya adalah Padmakumara!” Apakah saya Padmakumara? Sifat dasar memang Padmakumara. Namun, saya belum mulai melatih diri, mana mungkin Padmakumara? Anda kira kehidupan lampau Anda adalah Buddha Sakyamuni, wah! Paling agung, perintis ajaran! “Kalian semua melihat saya harus bersujud pada saya”, kemudian menerima persembahan, “Kehidupan lampau saya adalah Buddha Sakyamuni....” “Kehidupan lampau saya adalah Buddha Dipamkara! Lebih besar dari Anda!” “Apalah artinya Buddha Dipamkara itu? Dulu saya adalah Buddha Mahatman, Guru dari Buddha Suvarna!” Oh, Tuhan! Makin lama makin agung. “Ah! Apalah artinya Buddha Mahatman? Saya adalah Buddha Atarma! Adi Buddha, tidak ada yang lebih agung daripada saya! Berikan persembahan kalian semua kepada saya.” Jangan dibohongi oleh orang-orang kerdil demikian. Apa yang dimaksud kontak yoga? Yidam selalu di sisi Anda disebut kontak yoga; yidam menyatu dengan Anda baru disebut kontak yoga. Menyadarkan Anda itu maksudnya supaya Anda memahami dunia manusia; supaya Anda sepenuhnya melihat dengan jelas apa itu dunia manusia. Anda akhirnya memperoleh kebenaran sejati, kebenaran yang sejati di dunia manusia, Anda telah mencerahi kebenaran, itu baru disebut tersadar, baru disebut tercerahkan. Kita semua harus memahami, apa yang dimaksud dengan mencapai pencerahan? Anda telah mengenal dengan jelas apa itu dunia, sudah melihat dengan jelas, keserakahan, kemarahan, kebodohan, keraguan, dan kesombongan Anda telah hilang semua, hati Anda telah lapang seperti angkasa, Anda tahu diri Anda itu tidak dapat apa-apa, tidak menetap di mana-mana, juga semuanya tidak apa-apa. Apakah hati Anda bisa seperti angkasa? Begitu banyak yang dijelaskan di dalam kitab Sutra, tetap ada perbedaan. Apakah Anda benar-benar telah kontak yoga dengan yidam Anda? Siapa yidam Anda? Ada sebagian orang hingga sekarang masih tidak tahu siapa yidamnya. Sehingga, jika yidam sadhana Anda telah kontak yoga dengan Anda, Ia berhubungan dengan banyak adinata, hampir setiap adinata pun akan kontak yoga.
Mari cerita sebuah lelucon, ada seorang bapak masuk ICU, dokter memberitahunya bahwa hidupnya tidak lebih dari 3 hari, istrinya menangis di sisinya, si bapak berkata, “Aduh! Kamu jangan menangis! Saya sejujurnya beritahu kamu, saya benci sekali melihatmu, terutama mendengar suara tangismu, saya lebih benci. Saya! Sama sekali tidak mencintaimu, saya mempunyai banyak selingkuhan! Tidak terhitung! Tahukah kamu? Saya adalah Ajishi! Saya adalah Chen Weiyan!” Perawat tiba-tiba masuk, berkata pada istrinya, “Laporan diagnosa tadi tertukar, Anda tidak seharusnya diopname di ICU, sekarang Anda boleh keluar dari rumah sakit, dalam 3 hari Anda tidak akan meninggal dunia!” Si istri mendengar, berkata, “Baiklah, saya tahu, tetapi, suami saya pasti mati.” Abhiseka ini baru hebat, sekali abhiseka langsung sadar. Abhiseka memang beda, ada abhiseka Kriya Tantra, ada abhiseka Carya Tantra, ada abhiseka Yoga Tantra, ada abhiseka Anuttarayoga Tantra, semua beda, semua tidak sama. Ketika Anda melatih diri hingga Anda benar-benar sepenuhnya memahami hati dan menyaksikan Buddhata, Anda ingin melakukan abhiseka apa, semua tinggal atur dalam diri Anda, karena semua ada pada diri Anda. Buddha Vairocana (cakra kening), Buddha Amitabha (cakra tenggorokan), Buddha Akshobya (cakra hati), Buddha Ratnasambhava (cakra pusar), Buddha Amoghasiddhi (cakra kemaluan), kelima Buddha ada pada diri Anda, lima Buddha berubah menjadi lima Mahavajra, semua ada pada diri Anda; pada diri Anda ada berapa banyak titik, ada berapa banyak nadi, semua dipenuhi oleh seratus adinata keheningan, adinata murka juga ada pada diri Anda, adinata keheningan juga ada pad diri Anda, seratus Buddha Bodhisattva ada pada diri Anda, bahkan lebih banyak lagi Buddha Bodhisattva, semuanya berada pada diri Anda, banyak dewa berada pada diri Anda. Maka berubah menjadi mandala tubuh, setelah berubah menjadi mandala tubuh, Anda mau melakukan abhiseka apa, cepat sekali, Anda dapat melakukan abhiseka tersebut. Jika Anda bukan Vajracarya mandala tubuh, ingin melakukan abhiseka apa, masih terlalu dini? Begitu menjadi mandala tubuh, seluruh tubuh adalah cahaya, disebut Mahavidyadhara Vajracarya ini barulah Vajracarya sejati.
Seperti Acarya Liandeng, jangan meremehkan Acarya Liandeng, Beliau telah mencapai keberhasilan, kehidupan Beliau kali ini telah selesai, ada sebuah tempat mengundangnya untuk menjadi dewa utama di vihara tersebut. Karena Beliau memiliki jodoh karma ini. Sehingga, mengundangnya beberapa kali, Beliau melihat orang yang berjubah kuning, memegang pataka, memegang panji menjemput Beliau, namun, Beliau tidak mau. Oleh karena itu, Beliau saat ini masih hidup hingga sekarang. Inilah Acarya Liandeng! Saya beritahu Anda, jika Anda ikut dengan mereka, maka Anda pun menjadi dewa utama di vihara tersebut, dewa utama di Sanfeng Gong, Kaohsiung, yaitu Taizi Yuanshuai, Pangeran Ketiga Nazha. Anda memiliki jodoh satu kehidupan dengan Taizi Yuanshuai, Anda mesti menjabat Taizi Yuanshuai, setelah masa jabatan Anda telah genap, Anda akan kembali ke alam Buddha dan menjadi Buddha.
Acarya Liandeng telah mencapai keberhasilan, hatinya selalu terbuka. Beliau tahu bahwa dunia manusia seperti mimpi, seperti sandiwara, seperti bayangan ilusi, ilusi mimpi dan bayangan gelembung, setiap orang pada akhirnya tidak ada, juga tidak dapat apa-apa. Hatinya sangat ceria dan terbuka, juga tidak menaruh cinta dan benci dalam hati, tidak ada, semua telah dikosongkan. Hatinya seluas angkasa, ini barulah mahasiddha! Acarya Liandeng barulah Mahasiddha! Kelak, kalian mau mencarinya, boleh pergi kekelenteng Pangeran Ketiga di Sanfeng Gong, Beliau memiliki takdir Pangeran Ketiga Nazha, sehingga harus lebih dulu menjadi Pangeran Ketiga Nazha, menjadi dewa utama di sana. Setelah satu kurun waktu baru kembali ke alam Buddha, keberhasilan Beliau sangat tinggi, hanya saja di dunia manusia masih ada sepenggal jodoh lagi. Saya beritahu Anda! Jangan meremehkan Acarya Liandeng, sungguh! Walaupun fisik Beliau agak lemah, namun, cahaya pada tubuh Beliau sekarang, cahayanya sangat terang. Oleh karena itu, hari ini begitu saya turun dari mobil, begitu saya melihatnya, saya pun menghampirinya dan menepuk sejenak pundaknya, saya menepuk pundak orang itu ada artinya, bukan sembarangan tepuk. Dunia manusia terdapat banyak fenomena, kita semua harus melihat dengan jelas. Sebenarnya, juga boleh dikatakan dunia manusia tidak ada fenomena apapun, apapun tidak ada. Mahaguru setelah lewat tahun baru ini telah berumur 71 tahun, hidup hingga sekarang, selama 71 tahun ini, telah melihat beragam sifat manusia, telah melihat banyak masalah. Hingga sekarang, saya baru mengerti, ternyata, sama sekali tidak ada masalah.
Seorang pegawai pria minta cuti pada atasan wanita, pegawai pria, “Manajer, saya ingin minta cuti untuk melamar teman wanita saya.” Atasan wanita mengucapkan satu kalimat, “Memangnya kamu tidak pernah mendengar bahwa pernikahan adalah pemakaman cinta?” Pegawai pria berkata, “Kalau begitu, saya minta cuti untuk urusan duka saja.” Mari cerita sebuah lelucon lagi, Xiaoming bertanya pada adiknya, “Adik, mengapa kamu begitu rajin?” Adik menjawab, “Bukankah demi kamu?” Xiaoming berkata, “Mengapa bisa demi saya?” Adik menjawab, “Memang benar, di dalam keluarga kita setidaknya harus ada satu orang yang sukses!” Inilah adalah fenomena duniawi. Ini juga sebuah lelucon, seorang pria berkencan dengan seorang wanita, si wanitabertanya, “Bolehkah jujur (homonim dengan dikalikan 10) beritahu saya, berapa gajimu setahun?” Si pria menjawab, “Tiga juta.” Si wanita bertanya, “Apakah ini jawaban yang jujur (homonim dengan dikalikan 10)?” Si pria menjawab, “Benar! Saya sudah kalikan 10.” Dikalikan 10, ini adalah fenomena duniawi, dunia manusia terdapat banyak fenomena demikian. Sebuah lelucon lagi, adik berkata pada Xiaoming, “Kakak, kamu adalah orang yang paling suka bersih yang pernah saya temui.” Xiaoming, “Terima kasih atas pujiannya, dari mana kamu tahu?”Adik, “Apapun masalah yang terjadi, kamu selalu melempar semua kesalahan padaorang lain.” Semua adalah lelucon! Ini adalah dunia manusia. Wanita bertanya pada pria, “Anda suka wajah malaikat saya atau tubuh setan saya?” Pria menjawab, “Saya....saya suka dengan rasa humor Anda.” Dunia manusia ada banyak lelucon, mari kita melihat dunia ini sebagai sebuah lelucon. Kalian akan bertanya-tanya, “Mahaguru tadi sempat berlinang air mata saat menceritakan tentang Xu Ruiguang? Hampir saja tidak mampu bicara? Itu justru menangis! Dunia manusia adalah lelucon, mengapa Anda menangis?” Saya beritahu Anda, tangisan saya juga semacam lelucon.
Om Mani Padme Hum.