2015-03-14 Cercaan dan Pujian Sepenuhnya Sirna Inilah AbhisekaSabda
Ceramah Sadhana Dzogchen ke 129 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Mahapratisara Bodhisattva, Sabtu 14 Maret 2015 di Taiwan Lei Tsang Temple
Terlebih dahulu marilah kita bersembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada GuruThubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada adinata homa hari ini Mahapratisara Bodhisattva : "Om. Maha. Bo-la-di-sa-luo. Suoha.Om. Maha. Bo-la-di-sa-luo. Suoha. Om. Maha. Bo-la-di-sa-luo. Suoha."
Gurudhara, Thubten Ksiti Rinpoche, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, Ketua Vihara, para umat Se-dharma, dan umat Se-dharma di internet, tamu agung yang hadir hariini antara lain Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao dan istri Sdri. Judy, Secretary-General of the Taiwan Provincial Government Bpk. Zheng Pei-fu dan istri Ibu Han Wu-zhen, Akademisi Academy of Sinica Prof. Zhu Shi-yi dan istri Ibu Chen Wen-wen, Anggota Parlemen Kota Kaohsiung Sdri Xu Hui-yu.
Anggota Parlemen Kabupaten Nantou Sdr. JianJing-xian, mantan Ketua Departemen Sosial Masyarakat Pemerintah Kabupaten Nantou Sdr. Xiong Jun-ping, Direktur Bedah Plastik Chung Shan Medical University Hospital Profesor Zheng Sen-long.
Tim Profesor Doktor Zhen Fo Zong – profesor yang direkrut khusus Wang Jin-xian, Prof. Wang Li, Prof. Mai Yun-huang, Prof. Cai Guo-yu, Prof. Gu Hao-xiang, Prof. Ye Shu-wen, Prof. Lin Xiu-ju, Prof. Hong Xin-yi, Prof. You Jiang-cheng, Prof. Li Yi-lun, dr. Lin Jun-an.
Ketua Umum Lotus Light Charity Society dunia Acarya Changren, Ketua Umum Lotus Light Charity Society kawasan Taiwan Bpk. Li Chun-yang,
Master ukiran pasir Master Wang Song-guan, Perwakilan Anggota Legislatif Cai Qi-chang Sdri. Chen Hui-mei, Perwakilan Anggota Parlemen Kota Tainan, Cai Wang-quan, Presiden Direktur CHING YI BIOTECH CO.,LTD Ibu Zhang Yu-zhen, Ketua Komisaris Perusahaan Perabot Chipin Nona Huang Shu-yi. My university classmater Bpk. Zhu Jinshui dan istri Ibu Chen Ze-xia, pengusaha Kehormatan Hong Kong, Dato Lei Feng-yi dan istri Dati Zeng Mei-ting.
Produser Sembilan Tingkat Dzogchen, Diktat Hevajra, dan Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana - Acarya Lianyue dan Pembawa Acara Sdri. Pei-jun, Produser Acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Ya-qi, my sister Ibu Sheng-mei Lu.
Terima kasih kepada Sdr. Huang Jin-xing dan keluarga yang telah berdana untuk konsumsi sebanyak seratus ribu NT dan Da-yuan Xue-hui Tainan yang telah berdana untuk konsumsi sebanyak sertus ribu NT.
Selamat siang semua! Apa kabar semua! (Bahasa Taiwan) Selamat siang semua! Apa kabar semua! (Bahasa Mandarin) Apa kabar! Apa kabar semua! (Bahasa Kanton) Kam-sam-ni-da! (Bahasa Korea: terima kasih) Sawadika! (Bahasa Thai: apa kabar ) (Bahasa Jepang: apa kabar) Good afternoon!(Bahasa Inggris) (Bahasa Jepang: apa kabar) Hola Amigo! (Bahasa Spanyol: apa kabar) Selamat siang dan Selamat petang! (Bahasa Indonesia) Wie geht es Ihnen?( Bahasa Jerman : Apa kabar ) tidak mudah untuk mengingat kalimat sapaan dari tiap negara, ada kalanya bisa lupa.
Hari ini adalah api homa Mahapratisara Bodhisattva. Terlebih dahulu kita membahas Gurudara, hari ini dia tidak hadir, dia mengatakan sepertinya semakin kurus, oleh karena itu harus istirahat dirumah. Sesungguhnya begitu dia kembali, langsung bersusah payah, setiaphari telepon tiada henti-hentinya. Maka ia perlu beristirahat. Selain ini, upacara yang kita laksanakan juga cukup baik, Sabtu lalu kita melakukan apihoma Adharma Buddha dan Hari Minggu di Chiang Kai Shek Memorial Hall kita telahmelaksanakan Upacara Agung Mahottara Heruka. Banyak sekali fenomena unik yang dianugerahkan oleh langit, pada Hari Minggu menurut ramalan cuaca 90% akan turun hujan, namun akhirnya hujan tidak turun, setelah upacara usai barulah turun hujan. Selain itu, pertunjukan seni tambur You-ren Shen-gu juga sangat baik. Saat kita sedang berparadaksina pada stupa, di atas stupa terlihat banyak sekali burung yang terbang juga sedang berparadaksina pada stupa, semua orang menyaksikannya. Di hari upacara itu, di angkasa muncul mata krodha berwarna merah. Selain itu ada yang memotret cahaya Prajna, dalam lapisan awan di angkasa juga nampak sesosok naga, sangat jelas. Para dewata hadir untuk berpartisipasi dalam upacara, bahkan juga turut berdana dan memberi restu bagi upacara. Para dewata telah hadir, hanya saja manusia yang di bumi ada yang tidak hadir. Oleh karena itu untuk melakukan sebuah upacara memohon berkah dan sejenisnya, semua memerlukan kerjasama antara para dewata di langit, bumi dan umat manusia. Apabila para dewata telah memberkahi, namun manusia tidak hadir memohon, berarti sama saja dengan tiada, tanpa permohonan manusia berarti sama saja dengan tiada.
Ada sepuluh ekor elang yang berjajar di langit, apakah burung di langit yang Anda lihat sejenis elang ? Ah ! Ada dua barisan, bagian atas adalah elang dan bagian bawah adalah burung, bukankah elang juga burung. Bagaimanapun, burung-burung di angkasa juga hadir. Sebuah upacara memohon berkah harus ada kerjasama antara manusia, dewata dan seluruh bumi, ketiganya bersama memohon berkah, dengan demikian barulah paripurna. Apabila dewata telah memberi restu, kita umat Zhen Fo Zong juga hadir, kita manusia telah hadir, namun orang yang lain tidak hadir, ini sama saja dengan potong harga, half and half, maksudnya adalah setengah-setengah, dengan kata lain dewata menganugerahi berkah namun manusia tidak menerimanya, demikianlah banyak sekali sebab dan kondisinya.
Hari ini Acarya Lian-dian mengatakan kepada saya, ia mendapati bahwa dalam upacara di Lei Tsang temple, pejabat senior tertinggi yang hadir adalah Dubes Daniel T.C. Liao. Sedangkan di Chiang Kai Shek Memorial Hall, pejabat senior tertinggi masih adalah Dubes Daniel T.C.Liao. Dubes Daniel T.C. Liao adalah tokoh 'forever' di True Buddha School Zhen Fo Zong kita ini, ia selamanya adalah anggota inti. Sebuah upacara mohon berkah harus dilakukan oleh kita yang mencintai bumi ini, yang mencitai Taiwan.
Pada suatu ketika saya makan di sebuah restoran di Amerika, pemilik restoran bertanya : "Apakah Anda mencintai Taiwan ?" Saya jawab saya cinta. Sebab saya lahir di Taiwan, tentu saya cinta Taiwan. Pemilik restoran bertanya lagi : "Apakah Taiwan mencintai Anda ?" ( Hadirin menjawab : "Cinta !" ) Saya renungkan, di kalangan survei, selama sepuluh tahun dimiliter, diawasi selama lima tahun, sebab setelah meyakini Buddhisme, sebagianbesar anggota mengetahuinya, sehingga petugas keamanan terus mengirimkan mata-mata, kita di militer menyebutnya : sel pertahanan, ia juga melakukan tugas keamanan, namun dia khusus mengawasi orang. Setelah meninggalkan militer dan bekerja di masyarakat, kepala wilayah dan polisi Taiping mengunjungi saya di malam hari. Selain itu masih ada pihak yang lain. Saya sungguh dibuat kesal hingga akhirnya saya meninggalkan Taiwan untuk berimigrasi ke Amerika. Saat itu adalah masa-masa darurat. Saya merenungkan, Taiwan merupakan tempat kelahiran saya, tempat saya dibesarkan dan dididik, maka saya masih mencintainya! Meskipun di Taiwan banyak kepahitan, sesungguhnya saya masih mencintai Taiwan. Kami berharap, semoga Adharma Buddha dan Mahottara Heruka dapat membantu Taiwan.
Akhir-akhir ini merasakan bahwa hidup ini sangat Anitya. Terus terang semasa di Seattle saya membantu Yayasan Tzu Chi, saya juga berdana, saya berdonasi dalam jumlah yang tidak sedikit, anggota dari Rumah Sakit Da-lin Jiayi yang menggalang dana kepada saya, saya memberinya US$ 5000.Tanda terima donasi saya tiap tahun pada Yayasan Tzu Chi di Hualian juga masih saya simpan. Tiap tahun saya mengumpulkan dollar Kanada dan didonasikan semuanya kepada Yayasan Tzu Chi, demikianlah saat itu saya terus melakukannya. Hingga suatu hari, sebuah majalah Tzu Chi bernama Tzu Chi Dao-lv (慈濟道侶 ) yang berbentuk surat kabar, Ketua Editornya Chen Hui-jian, dia mencerca dua tokoh, yang pertama adalah Buddha Hidup Lian-sheng Sheng-yen Lu dan yang kedua adalah Master Ching-hai. Setelah difitnah sedemikian rupa, hati saya sangat sedih. Saya berpikir, tiap tahun saya berdonasi, tiap tahun mendonasikan uang yang telah saya kumpulkan, ternyata akhirnya saya dikritik di Tzu Chi Dao-lv. Dalam hati saya berpikir : "Tidak apa, sebab dia tidak mengenal saya, dia tidak tahu bahwa saya telah membantu Yayasan Tzu Chi". Saya mempunyai kumpulan tanda terima, sejak suatu tahun hingga suatu tahun yang lain, kurang lebih enam tahun lamanya, saya membuat tanda terima donasi kepada Yayasan Tzu Chi menjadi sebuah foto. Siapa yang pernah melihatnya ? Saya menyimpannya di Seattle, saya pernah memperlihatkannya pada seseorang, apakah tidak ada yang pernah melihatnya ? Ah! Lian-han pernah melihatnya. Chang-ren juga pernah, itu adalah masa-masa awal saya membantu Yayasan Tzu Chi. Kemudian Yayasan Tzu Chi berkembang sangat pesat, saya berpikir, mereka berkembang demikian pesat, sungguh membanggakan, sangat baik. Perkembangan Yayasan Tzu Chi sungguh luar biasa. Suatu hari saya pergi ke rumah sakit di Tantzu, karena suami dari kakak tertua Gurudara menjalani pembedahan prostat, saya pergi menjenguknya. Begitu masuk melihat aula utama, sangat luas, semenjak berada di jalan tol saya sudah melihatnya bagaikan jendela di Istana Potala, banyak sekali jendelanya ; Begitu masuk ke aula utama, sungguh merupakan lobi yang sangat luas, lebih luas sepuluh kali lipat dari gedung bioskop. Sekembalinya saya mengatakan : "Kita tidak usah melanjutkan Zhen Fo Zong". Kenapa ? Kita True Buddha School, Zhen Fo Zong sudah pasti tidak akan mampu seperti itu. Stasiun televisi kita tidak mampu, sekolah kita juga tidak mampu, apalagi rumah sakit, lebih tidak mampu lagi, sungguh kasihan ! True Buddha School Zhen Fo Zong ! Kita memiliki demikian banyak siswa, namun kita tidak sanggup. Uang mereka demikian banyak, 143,900,000,000, kita bahkan ekornya pun tidak ada. Oleh karena itu kemarin saya mengatakan kepada Direktur TBF : "Kita bubar saja ! Kalian langsung saja kembali berumah tangga". Saya merasa kita Zhen Fo Zong tidak ada harapan. Namun sesungguhnya saya juga mengetahui bahwa akhir-akhir ini Tzu Chi sedang dilanda badai, di televisi saya melihatnya, hati ini merasa sedih. Tidak kekal ! Inilah ketidakkekalan yang dikatakan oleh Sang Buddha, ada banyak bentuk ketidakkekalan, dalam hal ini saja Anda dapat menyaksikan ketidakkekalan, bukankah ini adalah ketidakkekalan?
Selain itu, istri dari kakak tertua Acarya Lian-ya yang merupakan seorang guru Bahasa Inggris di Gedung United Daily, ia kembali setelah lulus dari sekolah di Amerika, saat ia sedang berbincang dengan seorang wali murid, sebuah tegel dinding yang menempel di gedung tersebut terlepas dan jatuh tepat di atas kepala ipar dari Acarya Lian-ya, hingga meninggal dunia di tempat. Guru Bahasa Inggris yang meninggal di lokasi tersebut adalah ipar dari Acarya Lian-ya. Kemarin malam saya mendengarnya, saya langsung menghela nafas, sungguh anitya ! Sungguh , banyak sekali bentuk ketidakkekalan. Seperti sebuah yayasan yang tidak akan ambruk, kali ini juga mengalami badai, sungguh tidak kekal ! Manusia yang masih segar bugar, ipar Acarya Lian-ya yang masih berusia 40 tahunan, di sana, sebuah tegel jatuh dan menyebakan ia meninggal dunia, usianya baru 40 tahunan. Mereka mengatakan bahwa ipar Acarya Lian-ya tidak meyakini agama apapun, padahal kakak dan adik, serta orangtua Acarya Lian-ya mempunyai keyakinan, hanya ipar tersebut yang tidak punya. Sungguh tidak kekal !
Baru-baru ini saya juga mengalami sebuah kejadian, saya akan ceritakan sedikit pada kalian, saat saya memimpin upacara di Emperor Temple ( Huang-di Lei-zang-si ), udaranya sangat dingin, di samping tempat duduk saya ada sebuah mesin penyejuk udara yang disetel pada posisi paling dingin dan terus mengarah kepada saya, saya terus berusaha menahannya, terus mengerahkan upaya untuk melawan angin dingin yang dihembuskan mesin tersebut. Angin dingin dari luar masuk ke dalam kemudian memantul di tembok, punggung saya terasa dingin. Terus hingga lewat satu jam, saat ceramah barusaya mengatakan, memintanya untuk menutup penyejuk udara. Upacara terus berlangsung, saya telah terpapar selama satu jam. Sekarang kelima jari saya terasa agak mati rasa. Kebetulan tangan ini yang terus tertiup hawa dingin dari mesin penyejuk, semua pembuluh darah di tangan ini mengecil, darahnya seakan-akan membeku. Beberapa hari ini saya merasakan jari jemari mati rasa dan membeku, bagian bawah terasa sakit, seluruh lengan dan tangan terasa lumpuh. Saat tidur beberapa hari ini terasa tangan kanan masih hidup, sedangkan tangan kiri terasa sudah mati. Inilah ketidakkekalan. Sekarang masih bisa digerakkan, namun jari jemari masih terasa mati rasa, bagian ini sakit ( siku ke bawah ), bahu ini juga sakit. Selama 70 tahun saya hidup belum pernah sakit seperti ini, selama ini belum pernah masuk ke rumah sakit besar untuk melakukan general check up, belum pernah terasa sakit, inilah pertama kalinya terasa sakit, sungguh tidak kekal ! Oleh karena itu saya tidak berani menjamin seseorang dapat hidup berapa lama. Berapa lama True Buddha School sanggup bertahan, saya juga tidak berani mengatakannya. Berapa lama hidup manusia, saya tidak berani mengatakan. Oleh karena itulah sejak awal Sang Buddha telah mengatakan : Segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal, ini merupakan pengetahuan yang sangat penting. Kita memohon perlindungan Buddha Bodhisattva, tiap hari saya juga memohon, adakah hari di mana tidak bersadhana ? Hari di mana tidak memohon? Namun tangan ini tetap mengalami kondisi yang demikian, bukankah ini mengherankan ? Apakah Buddha Bodhisattva tidak melindungi ? Mahapratisara Avalokitesvara hadir, empat Guru saya : Acarya Tubten Dhargye, Acarya Sakya Zheng-kong, Karmapa 16 dan Bhiksu Liao-ming, semuanya bersemayam di atas kepala, hadir dalam upacara hari ini.
Hari ini di depan altar di rumah secara khusussaya menggambar yantra ( Hu ), menggambar untuk dikonsumsi diri sendiri. Saya mengatakan : "Sore hari ini ada upacara, Anda harus membuat supaya tangan saya sanggup membentuk mudra, tidak boleh mati rasa, tidak boleh sakit". Jangan sampai seperti kemarin malam, bahu sakit, jari juga mati rasa, jika demikian saya tidak akan dapat membentuk mudra, tidak dapat menulis buku. Saya memohon kepada Yaochijinmu, saya menggambar yantra untuk diri sendiri, sekarang terasa lumayan, bahu juga tidak sakit, siku juga tidak sakit. Tapi sungguh aneh, di malam hari sangat sakit, kebanyakan terasa sakit saat malam hari. Mengapa rasa sakit di bahu akan terasa sangat hebat di malam hari, mungkin karena di malam hari posisi lengan tertekan sehingga lebih sakit, siang hari cenderung tidak terasa sakit. Oleh karena itu sekarang jangan terlalu dini untuk gembira, tunggu sampai malam nanti. Anda akan melihat banyak hal, seperti Yayasan Tzu Chi yang berdiri seperti gunung tak tergoyahkan, juga akan diterpa badai. Sebuah contoh yang paling mudah, kemarin tegel di dinding gedung Untied Daily jatuh menimpa ipar Acarya Lian-ya hingga meninggal dunia ; Contoh lagi adalah pada upacara baru-baru ini, lengan saya seakan lumpuh, inilah ketidakkekalan. Bukan karena Buddha Bodhisattva tidak melindungi, saya telah bersadhana setiap hari, memohon setiap hari, meditasi setiap hari, tetap mengalami hal ini, dapat kita ketahui bahwa kita semua dapat mengalami berbagai bentuk ketidakkekalan. Sungguh ada banyak bentuk ketidakkekalan, baik itu ketidakkekalan dalam hal ekonomi, nyawa, kesehatan jasmani dan organisasi, semua mengalami ketidakkekalan, semua contoh tadi adalah untuk mengulas anitya. Dalam kehidupan ini, asalkan kita punya ketulusan, Buddha Bodhisattva pasti memberikan respon spiritual. Seperti tangan saya ini, entah apa sebabnya, andaikatamengetahuinya, hari itu setelah tertiup hawa dingin seharusnya saya memberikan kompres panas, tapi saya tidak mengompresnya, ada kalanya kita harus lebih memperhatikan tubuh kita sendiri, harus menjaga diri sendiri. Saya beritahu Anda semua, meskipun tiap orang dilindungi oleh Buddha Bodhisattva, namun tetap harus menjaga kesehatan diri sendiri. Kita sering memohon kesehatan, memohon segala hal sesuai harapan, sradha yang kokoh, segala petaka berubah menjadi manggala dan sering memohon supaya dapat melampaui berbagai malapetaka.
Zhen Fo Zong juga termasuk organisasi Buddhist, di karenakan kasus Yayasan Tzu Chi, saat ini semua organisasi Buddhist juga terkena imbasnya. Yang masuk peringkat kedua adalah Fo-guang Shan, peringkat ketiga adalah Zhong-tai, peringkat keempat adalah Dharma Drum Mountain, kita berada di luar peringkat sepuluh, bahkan mungkin tidak masuk peringkat. Mungkin berada pada peringkat seratus sekian dalam organisasi keagamaan, coba lihat apakah Zhen Fo Zong ada. Karena kita sungguh tiada. Tahun 2010 saya baru kembalike Taiwan, kemudian tiap setengah tahun kembali ke Taiwan. Saat baru saja kembali, baja tulangan Taiwan Lei Tsang Temple sudah mencuat dan berkarat, saat itu dipastikan Taiwan Lei Tsang Temple tidak akan bisa didirikan. Lima tahun lalu saat saya kembali, apakah Taiwan Lei Tsang Temple telah berdiri ? Taiwan Lei Tsang Temple telah berdiri, tapi baja tulangannya masih mencuat dan berkarat. Saat itu yang pada mulanya hendak didirikan malah dirubuhkan, Lei Tsang temple telah merampungkan pembangunan tahap awal, selama lima tahun ini, Taiwan Lei Tsang Temple baru ada beberapa kemajuan, tidak banyak, Mahaguru kembali dan secara bertahap membantu Taiwan Lei Tsang Temple. Coba lihat, Taiwan Lei Tsang Temple tidak berada dalam peringkat sepuluh besar, masih kalah dari Xing-tian Gong, masih kalah dari banyak klenteng, banyak klenteng yang mengungguli kita, Zhen Fo Zong hanya besar namanya saja, namun kita adalah KayPang ( Kelompok pengemis ). Begitu saya melihat, bahkan tidak masuk sepuluh besar, dua puluh besar juga tidak, kita juga kalah dengan Long-shan Si, juga kalah dengan Song-shan Ci-hui Tang, masih banyak lagi klenteng besar, seperti Nan-kun-shen Dai-tian Temple, Klenteng Da-tian-hou di Tainan, Klenteng Zhen-lan di Tachia, mereka adalah klenteng yang sangat kaya. Sungguh, setelah dipikirkan, tidak kekal ! Kita Taiwan Lei Tsang Temple, kita True BuddhaSchool Zhen Fo Zong bersandar pada adhistana Buddha Bodhisattva, kita adalah hartawan nomor satu di langit ( hadirin bertepuk tangan ) Hari ini kita melakukan Api Homa Mahapratisara Bodhisattva, Mahaguru juga telah mengungkapkan isi hati kepada Anda semua, di bumi ini, sungguh banyak hal yang tidak sanggup kita capai. Namun di langit, berkah dari Buddha Bodhisattva kepada kita sangat-sangat melimpah. Mahapratisara Avalokitesvara memberikan respon kepada semua permohonan.
Sebelumnya, pada pengulasan Sadhana Dzogchen kita telah membahas Abhiseka Sabda ( Suara ). Bhavana Mahaguru dalam Abhiseka Sabda telah mencapai kondisi tidak tergoyahkan oleh usaha orang lain untuk menghancurkan reputasi. Selama lima tahun belakangan ini ada berapa banyak fitnahan kepada Mahaguru ? Saya selalu tiada masalah, selalu tak tergoyahkan, inilah Abhiseka Sabda. Ada berapa banyak pujian ? Juga banyak. Ada berapa banyak fitnahan ? Juga banyak. Semua cercaan dan pujian sirna, inilah Abhiseka Sabda. Suara fitnahan dan pujian tidak menggoyahkan batinku, hanya teringat Tri-laksana yang diajarkan oleh Sang Buddha : segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal, karekteristik ini sungguh mengguncang batin saya, anitya memang benar adanya, inilah kebenaran yang dibabarkan oleh Sang Buddha, lihatlah , adadi dalam Abhiseka Sabda, Mahaguru telah mencapai semuanya.
Kita cerita lelucon saja, ada sepasang suami istri yang telah menikah bertahun-tahun lamanya, istrinya memasak untuk suami, selama bertahun-tahun suaminya makan di rumah. Suatu hari ia merasa tidak tahan lagi, ia mengatakan : "Bolehkah kita makan di luar saja ?" Istrinya menjawab : "Boleh". Keesokan harinya, terlihat si suami memegang semangkuk nasi duduk di pintu rumah. Kita miskin hingga tidak bisa setiap hari makan di luar, hanya bisa makan di rumah saja. Apakah makan di rumah tidak baik ? Apakah makan harus di luar ? Seharusnya makan di mana saja baik, makan di mana saja boleh. Di sini juga dibahas perihal Abhiseka Gandha ( wangi ), abhiseka ini bukan menyatakan harus makan di rumah atau harus di luar rumah, Abhiseka Gandha menyatakan semuanya sama saja.
Ada seorang pemabuk yang berjalan pulang ke rumah, tapi dia tidak dapat membuka pintu, kebetulan ada seorang polisi yang lewat, polisi itu bertanya : "Pak, apakah Anda perlu bantuan kami ?" pemabuk itu dengan gembira menjawab : "Baik sekali ! Pak polisi Anda tiba tepat waktu, mohon Anda bantu menahan rumah ini supaya dia tidak berputar-putar sampai saya tidak dapat menemukan lubang kuncinya". Apa arti lelucon ini ? Acarya Hui-jun mengatakan artinya adalah ada orang yang minum sampai mabuk, yang demikian apakah masih perlu diberitahu ? Saya beritahu Anda, rumah itu tegak lurus, orangnya yang bengkok. Kita harus menjadi manusia yang lurus dalam kebajikan, jangan menjadi manusia yang bengkok hati. Kita menekuni Buddhisme adalah untuk menjadi manusia yang lurus dalam kebajikan. Dalam Abhiseka Gandha juga dikatakan harus melenyapkan kemelekatan pada bau-bauan, sama halnya, semua menjadi wajar. Apabila Anda terlampau melekat, dari segi kesehatan, apabila Anda terlampau melekat pada makanan tertentu maka tubuh Anda juga akan mengalami gangguan. Saat Anda makan dan minum dengan wajar, mampu makan apa yang disukai maupun tidak disukai, maka Anda adalah orang yang benar, inilah keseimbangan nutrisi.
Melakukan apapun jangan timpang, timpang pada satu sisi menyebabkan timbulnya masalah, orang yang mabuk karena arak berarti telah timpang. Oleh karena itu terhadap berbagai persoalan dunia hendaknya kita melihatnya dengan pandangan benar, jangan timpang pada satu sisi. Sering kalisemua adalah sebuah ketimpangan, ada pemahaman yang merupakan suatu ketimpangan, jangan menyukai apa yang Anda sendiri sukai, atau tidak menyukai yang Anda tidak sukai. Seperti saat saya memberi konsultasi di Zhen Fo Miyuan Seattle, saat orang yang sangat wangi melangkah masuk, saya akan berbicara lebih lama dengannya, sedangkan saat orang yang badannya bau melangkah masuk, sementara ruang konsultasi sangat sempit, seisi ruangan langsung berbau, Buddha Bodhisattva di altar saya akan kabur mencium bau badan Anda, bahkan saya-pun harus bicara sambil menahan nafas. Ada bau mulut, bau ketiak, dan sekujur tubuh berkeringat, bau busuk yang keluar karena keringat, sekujur tubuh bau, dan ada juga bau kutu air di kaki, juga bau karena belum mandi. Ya Tuhan ! Tapi sebagai seorang Guru masih harus : "Amituofo ! Ada masalah apa ?" , dia mengatakan : "Mahaguru, masalah saya ini sangat rahasia, saya harus mendekat kepada Anda untuk memberitahukannya". Begitu dia bicara, Aaahhhh . . .cepat merenungkan Abhiseka Gandha ! Harus bersabar menunggu hingga dia selesai bicara. Dia mengatakan : "Mahaguru, saya menderita TBC !" Ya Tuhan ! Saya sudah menghirup banyak kali, saya masih terus menahan nafas. Ada yang menderita hepatitis, flu, kanker, ada yang sekujur tubuhnya bau, radang ini dan itu, ada juga kanker lidah. Saya mengatakan : "Kanker lidah ? Saya tidak pernah lihat". Ia menjulurkan lidahnya, begitu melihat, semua membusuk, lidahnya seperti lumpur, begitu dikeluarkan, baunya langsung menyengat ke hidung saya. Ah !Abhiseka Gandha. Sungguh sukar memberi konsultasi, kadang bertemu dengan seorang gadis cantik masuk mengenakan pakaian yang anggun, bagaikan sekuntum bunga mekar, memancarkan keharuman, ingin berbicara lebih banyak dengannya, namun hanya sampai dua tiga patah kata dia sudah pergi. Abhiseka Gandha bukanlah menerima dan mencampakkan seperti ini, semua harus dilandasi dengan maitri-karuna, harus membangkitkan Bodhicitta. Saat orang yang wangi masuk, apa persoalan yang mau dia tanyakan? Sebab dia segalanya sudah baik-baik saja. Justru orang-orang yang menderita, yang sekujur tubuhnya memancarkan bau sangat pekat, inilah orang yang menderita, justru harus ditanyai dengan mendetail, lebih banyak menyapanya, lebih banyak memberi perhatian, tidak boleh menahan nafas. Inilah Abhiseka Gandha.
Saya ceritakan sebuah lelucon, pada suatu ketik aada seorang perawat yang sedang belajar menyuntik, ada seorang pasien yang selalu tertidur pulas, ia menyuntikinya dari kepala hingga kaki, saat perawat itu berkeringat karena sibuk mencari lokasi untuk menyuntik, tiba-tiba si pasien melompat dan berteriak : "Kamu kira saya mati ? disuntik dari kepala sampai kaki !" Perawat itu segera lari meninggalkannya. Keesokan harinya, pimpinan rumah sakit menjabat tangan perawat dan mengatakan : "Satu-satunya pasien yang telah koma selama delapan tahun telah sembuh berkat suntikan Anda!" Orang yang koma selama 8 tahun, disuntik sembarang oleh perawat hingga sadar. Mahaguru juga demikian, Ksanti-paramita, bersabar atas nafas semacam itu. Di malam hari masih harus memberi adhistana jamahan kepala, banyak umat yang memohon adhistana jamahan kepala dikarenakan menderita sakit penyakit. Namun Mahaguru tidak takut, sekarang tangan ini juga sudah membaik, seharusnya nanti tidak masalah (untuk memberi adhistana jamahan kepala ). Sungguh, berapa pun orang yang membutuhkan adhistana jamahan kepala, saat melewatinya akan tahu, satu persatu, ada yang minta dijamah kakinya, kepalanya, punggungnya, perutnya, sakit apapun yang mungkin belum pernah Anda lihat, Mahaguru sudah pernah melihatnya. Mulai dari yang muda hingga yang tua kakek-kakek dan nenek-nenek. Saya sendiri juga adalah seorang kakek, jangan mengatakan orang lain adalah kakek-kakek, saya sendiri sudah 70 tahun lebih, namun saya merasa umat yang berusia 70 tahun, 80 tahun, 90 tahun bahkan yang duduk di atas kursi roda, semua memerlukan perhatian saya, semua membutuhkan saya sendiri yang menjamah kepalanya. Terhadap pengemis sekalipun juga harus demikian, inilah penekunan Abhiseka Gandha. Harus membungkuk untuk menjamah kaki orang itu. Membungkuk menjamah punggungnya, perutnya, atau bagian mana yang sakit. Saya pernah menjamah seorang bapak yang punya masalah pada prostatnya, ia ingin saya menjamahnya, saya menjamah prostatnya, saya mencium bau air seni yang sangat pekat. Saya bertanya : "Apa ini ?", dia mengatakan : "Tidak dapat mengendalikan kencing". Dia terus memakai popok, ia telah kencing 8 hingga lebih dari 10 kali, saat saya menjamah prostatnya, saya mencium bau air seni. Saya juga tidak dapat menghentikan nafas, tetap mencium baunya. Bau apapun rela menciumnya, memandang para insan dengan kesetaraan, inilah Ksanti. Sakyamuni Buddha adalah yang mampu mengasihi ( Neng-ren ), bukan aksara ren dari kata bersabar, melainkan aksara ren dari kata belas kasih. Seperti Saint Teresa, dia juga demikian melakukannya ; Mahaguru juga demikian.
Satu lelucon lagi, saat mata pelajaran BahasaPrancis, guru menerangkan dengan menggunakan Bahasa Prancis, murid-murid tidak begitu memahami, mereka memintanya untuk mengulangi dengan sedikit Bahasa Mandarin, karena merasa melatih pendengaran muridnya, guru itu mengatakan : "Jangan takut tidak mengerti, belajar bahasa memang harus banyak mendengar, apabila setiap hari kalian mendengar saya bicara Bahasa Prancis, maka lama kelamaan akan paham dengan sendirinya". Saat itu ada seorang siswa mendadak mengatakan : "Tapi setiap hari saya mendengar anjing menggonggong tetap saja tidak paham apa yang dikatakannya". Apa hubunganya kisah ini dengan Abhiseka Gandha ? Sedikitpun tidak ada hubungannya, ada kalanya banyak orang suka menggunakan perumpamaan, namun bagaimanapun mengumpamakannya tidak akan selalu tepat. Apa itu pandangan benar ? Apa itu pandangan menyimpang ? Anda harus merenungkannya dengan seksama. Oleh karena itu Abhiseka Panca-visaya ini : rupa, sabda, gandha, rasa dan sparsah adalah yang paling mendasar, yaitu supaya Anda menutup mata, telinga, hidung, lidah dan tubuh, kelimanya ditutup, maka Anda tidak akan terpolusi, Anda akan mempunyai pandangan benar.
Om Mani Padme Hum.
Judul Asli :
2015-03-14《蓮生法王開示》毀謗跟讚揚完全泯滅 就是聲灌頂
Sumber :
http://tbsn.org/chinese3/news.php?cid=29&csid=50&id=14
Diterjemahkan Oleh Lianhua Shian