2015-05-30 Merealisasi Niratman Manunggal Dengan Buddha
Ceramah Sadhana Dzogchen ke 143 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Yidam Cundi Bhagavati, Sabtu 30 Mei 2015 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada yidam puja bakti bersama hari ini : Maha-cundi Bhagavati.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, Ketua Vihara, para umat Se-dharma, dan umat Se-dharma yang menyaksikan melalui internet, tamu agung yang hadir hari ini antara lain : Istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao : Sdri. Judy, Judy mengatakan minggu depan Dubes Daniel T.C. Liao akan kembali ke Seattle. Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa. Penasihat Hukum Zhen Fo Zong : Pengacara Zhou Hui-fang, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Taiwan : Sdri. Xu Ya-qi. Anggota Orkestra Tian-yin-ya : Sdri. Liao dan Sdri.Lin. Selamat malam semua ! Apa kabar semua ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semua ! ( Bahasa Kanton ) and Aloha ! Dia pernah menetap di Hawai, juga pernah berkunjung ke Taiwan Lei Tsang Temple, setiap hari Sabtu sore berpartisipasi dalam puja bakti bersama kita semua, saat saya hendak meninggalkan Taiwan, saya mengatakan kepadanya : "Anda harus kembali ke Seattle !" Dia mengatakan baiklah. Dia sungguh dapat dipercaya, hari ini dia telah kembali ke Seattle, dia tinggal di Hawai, saya tidak tahu namanya. Saya memanggilnya 'Aloha', Nona Aloha, musume ( Bahasa Jepang : Nona ), Aishiteru ( saya mencintai Anda ), selamat datang. Selain itu juga Pandita Dharmadhuta Lin Li-ren dari Da-yi Xue-hui Gao-xiong, mereka datang bersama banyak umat Se-dharma, juga saudara/i Sedharma dari Taipei, juga yang berasal dari Panama, semua datang dari jauh, ada juga dari Jakarta Indonesia. Apakah dia berasal dari Jakarta ? Oh ! Medan ! Lebih jauh lagi ! Apakah ada yang berasal dari Chicago ? Kalian tidak memperkenalkan diri ?! Gurudara memberitahu saya, beberapa gadis cantik dari Chicago telah tiba. Seattle Ling Shen Ching Tze Temple populer di jauh, apa maksudnya ? Maksudnya adalah yang berasal dari jauh datang kemari, tapi tetangga yang dekat tidak datang. Yang berasal dari Vancouver ada banyak, benar tidak ? Sebenarnya yang berasal dari Seattle hanya itu-itu saja, semua wajah lama, namun semua terpatri dalam hati Mahaguru. Sungguh mengherankan ! Begitu para umat Se-dharma dari jauh telah pergi, di Seattle hanya tersisa beberapa saja, ini sangat mengherankan, anitya ( tidak kekal ) ! Meskipun vihara pelopor kecil, namun vihara cabang di berbagai daerah sangat besar. Ini adalah vihara pelopor Zhen Fo Zong, vihara pelopor selalu kecil, sedangkan semua vihara yang berkembang di luar sangat besar, semua lebih besar daripada vihara pelopor, ini disebut berkembang pesat. Kembali ke vihara pelopor ada manfaatnya, yaitu sangat mudah berjumpa dengan Mahaguru, dapat berbincang-bincang santai, sedangkan di tempat lain seperti Taiwan Lei Tsang Temple, Anda hanya dapat memandang dari kejauhan, Mahaguru menjadi sekecil ini, duduk di atas Dharmasana, sangat sukar untuk berbincang dengan saya. Namun di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, semua dapat makan bersama, dapat berbincang, dapat berparadaksina bersama, ada kesulitan apa, dapat mengambil kertas dan bertanya, menjawab pertanyaan Anda, sungguh mudah.
◎ Besok adalah api homa Nairatmya Bhagavati ( Nairatmya / niratman / anatman : Tanpa aku ), diselenggarakan oleh Rainbow Villa. Tridrstinamittamudra ( Tiga Kebenaran Universal ) yang diajarkan oleh Buddha adalah : Anityah-sarva-samskarah (Segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal ), niratmanah-sarva-dharma (semua dharma adalah tanpa aku ), santam-nirvanam ( Nirvana adalah kedamaian abadi ). Salah satunya yang kita ulas adalah niratman ( tanpa aku ), dari sinilah Nairatmya Bhagavati terlahir, segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal dan semua dharma adalah tanpa aku, artinya dharma adalah tanpa inti. Dapat dikatakan demikian, pada hati seantero semesta, semua adalah tanpa aku, asalkan menekuni bhavana hingga realisasi tanpa aku, maka Anda dapat manunggal dengan semesta, ini merupakan satu hal yang penting.
Oleh karena itu besok pada api homa Nairatmya Bhagavati, setelah Anda memperoleh abhiseka, Anda harus tekun merenungkan keutamaan 'niratman' ( tanpa aku ), sebab melalui realisasi ini, tidak akan ada kerisauan apapun. Semua kerisauan ditimbulkan oleh ego, tanpa ego tidak akan ada kerisauan apapun. Oleh karena itu untuk menyingkirkan kerisauan, Anda harus tekun merenungkan niratman. Buddha mengajarkan kita untuk senantiasa merenungkan anitya ( ketidakkekalan ) dan niratman, juga melakukan perenungan Nirvana sebagai kedamaian abadi, ini adalah tiga karakteristik universal yang sangat penting. Semoga besok banyak yang menjadi Pemohon Utama, sebab Ia adalah Dharma yang sangat agung. Dharma Niratman merupakan Dharma yang sangat agung, asalkan Anda menekuni bhavana hingga realisasi niratman, berarti telah mencapai pemanunggalan dengan Buddha, manunggal dengan yidam, telah mencapai yukta, inilah yang paling mendasar.
Baru-baru ini, saat makan bersama, saya mendengar Acarya Lian-wang mengatakan saat Dalai Lama memimpin upacara di Majnu Ka Tilla , ia mengatakan telah berusia delapan puluh tahun, dia lebih tua sepuluh tahun dari saya ! Seharusnya sudah delapan puluh satu tahun, ia mengatakan kondisi tubuhnya sangat baik, ia mengatakan bisa terus hidup hingga lima belas atau dua puluh tahun lagi, hingga seratus tahun tidak ada masalah. Setelah mendengarnya, kita mendoakan dia senantiasa sehat dan panjang usia. Bagaimana mengucapkan sehat dalam Bahasa Inggris ? ( healthy ) kalau panjang usia saya tahu, yaitu long life, saya sering lupa kata sehat, saya hanya dapat mengatakannya dalam Bahasa Portugis, kita mendoakan semoga dia sehat dan panjang usia.
Namun pemikiran saya berbeda dengannya, sebabsaya senantiasa melakukan perenungan anitya. Apa itu perenungan anitya ? Hari ini saya sehat, besok belum tentu sehat, saya sering merenungkan hal ini. "Bukankah ini terlampau murung ? Anda harus berpikir ke arah kebahagiaan". Apa itu bahagia ? Ketenteraman hati adalah bahagia, tiada kerisauan batin adalah bahagia, merenungkan anitya adalah kebahagiaan. Saya tidak merisaukan perihal hidup dan mati, saya sering merenungkan anitya, hari ini sehat, mungkin saja besok jatuh sakit. Seperti saat saya kembali ke Taiwan, hari pertama sangat baik, ada konferensi pers di bandara, saat itu Zheng Wen-can belum terpilih menjadi Bupati Taoyuan, dia datang ke bandara untuk menyambut, sekarang dia telah menjabat sebagai Bupati Taoyuan. Ini juga anitya. Padahal sebelumnya tidak ada yang menyangkanya, ternyata dia terpilih sebagai Bupati Taoyuan. Saat konferensi pers di bandara, saya masih sangat sehat ! Saya juga naik kereta kecepatan tinggi, seorang yang rupawan duduk di samping saya, kami terus berbincang sampai di Taichung, kami merasa perbincangan belum usai tapi sudah tiba di Taichung. Begitu turun, suasana hati sangat senang, hari itu makan dengan nikmat, tidur juga sangat nyenyak, tapi keesokan harinya, begitu terbangun, Ah ! Flu, batuk, hari kedua di Taiwan langsung batuk. Amituofo ! Anitya ! Saya juga tidak berani menjamin, saat ini saya telah berusia tujuh puluh satu tahun, kelihatanya masih lumayan, raut wajah saya juga masih cukup baik, tapi sekarang saya tidak berani menjamin dapat hidup sampai usia berapa, sebab tidak mau memikirkannya dan tidak mau mengungkapkannya. Meskipun Mahaguru mampu berkomunikasi dengan Buddha Bodhisattva, terhubung dengan Buddha Bodhisattva, kesadaran dari sana diteruskan kepada saya, saya tidak dapat hidup sampai seratus tahun, masih bisa hidup beberapa tahun lagi ? Namun saya juga tidak menjamin yang dikatakan Buddha Bodhisattva akan terjadi. Oleh karena itu tiap malam saya selalu bersiap untuk terlahir di Buddha-ksetra, "Every night I study Dharma, I want to go to the West Very Happy Buddha Land". Tiap malam bertekad terlahir di Sukhavatiloka Barat, tiap malam melakukan sadhana ini. Saya telah bersiap untuk terlahir di Buddha-ksetra, tidak pernah memikirkan dapat hidup berapa lama di dunia saha, saya mengutamakan perenungan niratman, tidak memikirkan diri sendiri bagaimana, cukup tiap malam bersiap untuk meninggal dunia, oleh karena itu sadhana tiap malam adalah sadhana supaya dapat terlahir di Buddha-ksetra.
Saya menyadari tubuh jasmani adalah anitya ! Anda bisa saja terkena kanker, dalam waktu setengah tahun bisa saja terkena, jangankan setengah tahun, sekarang Anda periksa dan hasilnya baik-baik saja, beberapa bulan kemudian, Anda periksa lagi, ternyata sudah menderita kanker, siapa yang dapat menjamin sampai berapa lama Anda dapat hidup ?! I don’t think so. Who can have a long life ? Di sinilah letak perbedaan pemikiran antara saya dengan Dalai Lama. Setiap saat saya merenungkan anitya, setiap saat merenungkan niratman, setiap saat bersiap untuk terlahir di Buddha-ksetra, tidak maumemikirkan bisa mencapai usia berapa, ini adalah perbedaan saya dengan Dalai Lama. Tentu saja kita juga mendoakan semoga Dalai Lama dapat hidup sampai seratus tahun, bahkan seratus dua puluh tahun juga boleh, atau bahkan lebih lama lagi, kita mendoakan semoga Dalai Lama sehat dan panjang usia.
◎ Mahaguru adalah bagian dari angkasa, bukan milik diri sendiri. Bagi saya, setiap hari dapat hidup dengan happy, batin sangat damai, hati tenteram sudah sangat baik. Minggu lalu saya batuk, terbatuk parah di Dharmasana, sebenarnya sekarang tenggorokan masih belum membaik. Minggu lalu terbatuk di atas Dharmasana, sekembalinya juga terbatuk sangat parah, tiap malam terbatuk satu jam, begitu berbaring langsung terbatuk satu jam baru kemudian dapat tidur. Setelah tertidur tidak lagi batuk, kalau tidak bisa tidur akan terus terbatuk, saat itu ada satu hantu menampakkan diri. Di rumah Mahaguru ada banyak makhluk halus, tiap kali saya lewat, mereka akan menghindar, begitu mereka menghindar dan terbentur tembok akan menghasilkan suara 'Bum !' Di toilet juga sering ada suara, di kamar mandi juga sering ada suara. Saat saya terbangun di tengah malam, mereka juga bersuara di belakang. Di lokasi saya berdana makanan juga bersuara, di manapun mereka bersuara. Kemanapun saya melangkah, mereka selalu membuat suara, mereka lari ke sana kemari menghindari saya, sebab saat berdana amrta dan makanan saya tidak membuat simabandhana, oleh karena itu mereka menetap di rumah saya. Saat saya hendak meninggalkan Seattle, mereka akan ikut berkemas, sebab mereka tahu saya hendak pergi, tidak ada lagi amrta dan makanan untuk mereka, sebelum saya beranjak pergi mereka sudah pergi duluan. Namun begitu saya kembali, mereka juga kembali.
Saat terbatuk beberapa hari yang lalu, ada sesosok hantu mengatakan : "Mahaguru Lu ! Anda adalah seorang Dharmaraja, seorang Rinpoche, seorang Buddha Hidup, siswa Anda berjumlah lima juta, Dharmabala Anda sangat besar, Anda sering berdana amrta dan makanan bagi kami semua, Anda juga mengetahui keberadaan kami. Sekarang saya menertawakan Anda, setiap hari Anda menyembuhkan penyakit orang lain, penyakit apapun yang diderita, sembuh melalui adhistana Anda. Tapi Anda sendiri, hanya batuk yang demikian remeh tidak kunjung sembuh, lebih baik Anda mati saja !" Wah ! Ini sebuah penghinaan ! "Bahkan batuk yang remeh pun tidak kunjung sembuh, tapi Anda dapat menyembuhkan orang lain, diri sendiri tidak sembuh, bagaimana mungkin bisa menyembuhkan seluruh negeri ? Bagaimana menuntun insan ?" Mendengarnya, dalam hati saya merasa sangat malu. Saya mengatakan pada Gurudara: "Saya mau mati". Saya terus mengatakan kepadanya selama dua hingga tiga hari, saya sungguh tidak ingin hidup lagi, sungguh ingin mati, "Batuk diri sendiri tidak bisa disembuhkan, bagaimana Anda menuntun para insan ?" Saya mengatakan pada Gurudara : "Lebih baik mati, hantu saja minta saya mati". Saya bertanya pada hantu : "Apa manfaatnya bagi Anda jika saya mati ?" Dia menjawab : "Kalau Anda meninggal dunia, maka kita dapat bersama !" Oh Tuhan ! Ternyata adalah hantu wanita ! Amituofo ! Setelah saya meninggal dunia menjadi suaminya, mana mungkin semudah itu ? Benar tidak ? Saya masih punya banyak teman, masih ada Gurudara ! Yang terutama masih ada Gurudara ! Punya teman pria dan teman wanita, saya punya banyak teman, mana boleh mencampakkan dunia ini ? Oleh karena itu saya harus menolaknya.
◎ Sesungguhnya Sang Buddha juga telah menjelaskan, saat itu Sang Buddha menderita migrain, Ia mengatakan kepada para siswa : "Mengapa saya menderita migrain ? Sebab pada kehidupan yang lampau saya terlahir disebuah desa nelayan suku Sakya. Suku Sakya melaut menangkap ikan, suatu ketika menangkap seekor ikan besar, ikan itu merupakan tumimbal lahir dari seorang raja musuh suku Sakya, akhirnya tertangkap oleh suku Sakya dan dibawa ke desa nelayan". Saat itu Sang Buddha adalah seorang anak yang sangat nakal, dia memanjat kepala ikan dan memukulinya dengan sebuah benda, tok ! tok ! tok ! ia terus memukul hingga ikan itu kesakitan. Dikarenakan sebab itulah maka Sang Buddha menderita migrain, Ia menuturkan sebab akibat diri sendiri, migrain sangatlah menderita. Migrain yang diderita oleh Sang Buddha tentu ada sebab akibatnya. Oleh karena itu batuk yang diderita Mahaguru tentu juga ada sebab akibatnya. Namun batuk ini adalah penyakit ringan yang bisa sembuh.
Suatu ketika saya periksa ke dokter, saya bertanya : "Apakah penyakit kulit saya ini bisa sembuh ?" Dia menjawab : "Bisa". Kemudian saya bertanya lagi : "Apakah bisa kambuh lagi ?" Dia menjawab: "Bisa". Saya bertanya : "Bisa sembuh, tapi kenapa tidak bisa sembuh selamanya?" Dokter menjawab : "Kalau demikian kita makan apa ?" Kemudian dia balik bertanya : "Mohon tanya Mahaguru, apakah Anda bisa terkena flu ?" Saya menjawab: "Bisa.", "Apakah flu yang Anda derita bisa sembuh ?" Saya menjawab : "Bisa.", "Apakah bisa terkena flu lagi ?" , "Ya". Dokter mengatakan : "Ya demikianlah". Demikianlah manusia, siapapun bisa flu, siapapun bisa sembuh, namun masih bisa flu lagi. Saya bertanya kepada dokter : "Kapankah penyakit bisa sembuh sepenuhnya ?" Dia menjawab : "Setelah meninggal dunia". Semua orang pasti jatuh sakit, barulah setelah meninggal dunia tidak akan sakit lagi. Banyak siswa yang berprofesi sebagai dokter gigi, seperti dr. Zhuang, orang hidup bisa mengalami pembusukan gigi, namun setelah meninggal dunia tidak lagi mengalaminya. Penyakit apapun, setelah meninggal dunia tidak akan ada lagi. Oleh karena itu beberapa sadhaka menuliskan kata 'Mati' di atas ranjangnya, mendorong diri sendiri untuk senantiasa merenungkan kematian, dengan demikian dapat meningkatkan ketekunan bhavana.
Seperti Acarya Pu-fang, Ia yang mentransmisikan Sadhana Cundi, saat usianya masih sangat muda, kira-kira lima puluh tahunan ? Dia telah meninggal dunia. Guru yang mengajarkan sutra dan pertobatan pada saya, yaitu Bhiksu Shan-ci, dalam usia lima puluh sekian tahun, saat tengah melakukan Pertobatan Mahakaruna, mendadak dia meninggal dunia. Demikian pula dengan Guru Sutrayana saya, Bhiksu Dao-an, ia jatuh terpeleset di kamar mandi dan meninggal dunia. Anitya ! Segala sesuatu anitya, ada yang meninggal di tengah Ritual Pertobatan, ada yang meninggal karena terpeleset di kamar mandi, oleh karena itulah kita sering mengungkapkan kebenaran akan anitya, kita harus senantiasa merenungkan anitya, kita sendiri harus senantiasa merenungkan anitya, niratman dan Nirvana sebagai kedamaian mutlak, ini sangat baik.
◎ Saya lanjutkan pengulasan Sadhana Dzogchen, "Sampai disini, mungkin masih ada beberapa sadhaka tantra yang belum memahami, berikut dibawah ini penjelasan saya : Orang yang menekuni sadhana tantra dan ingin meraih Abhijna Kaki Dewata, hanya dapat memperolehnya melalui penekunan Ratnasana. Guru Padmasambhava hadir dan mengajarkan Sadhana Ratnasana kepada saya, mengajarkan postur dan bagaimana cara menekan titik nadi, dengan demikian kesadaran murni dapat keluar dan masuk dengan ditopang oleh Ratnasana, dengan adanya Ratnasana yang menopang maka dapat mengarungi surga, bumi dan neraka, bahkan dapat mengarungi sepuluh penjuru Negeri Buddha".
Tenggorokan saya gatal lagi, harus merenungkan anitya, di dunia ini ada banyak hal yang mengherankan. Saya ceritakan sebuah lelucon : "Indahnya pengetahuan ada pada caranya membuat orang menjadi bingung; Indahnya lagu-lagu ada pada caranya menghasut pria dan wanita keluar dari norma; Indahnya wanita ada pada caranya membuat orang menjadi dungu tanpa penyesalan; Indahnya pria ada pada caranya membual". Ini adalah lelucon, telah membabarkan Dharma bertahun-tahun, belum pernah demikian, meskipun udara di Seattle sangat baik, sebelumnya juga tidak pernah alergi serbuk sari, begitu kembali langsung alergi, lebih baik saya kembali ke Taiwan, ini bukan flu ! Sebab tidak demam, tidak ada ingus, tidak ada gejala lain, hanya batuk saja, memang benar udara di Seattle sangat baik, saya sangat suka menghirup udara Seattle, namun begitu kembali, begitu menghirup, ternyata dalam udara ada racun! Ada serbuk sari ! Serbuk sari adalah racunnya ! Selama empat puluh tahunan saya Berdharmadesana, belum pernah batuk di atas Dharmasana, kemarin malam saya terus berseru : "Yaochijinmu tolong saya !" Sekarang juga berseru : "Yaochijinmu tolonglah saya !"
Di sini ada sebuah lelucon, ada seorang bapak yang sedang liburan, dia berbaring di atas kasur, istrinya bertanya : "Mengapa tiap liburan kamu selalu berbaring saja ?" Suaminya menjawab : "Saya sedang belajar Buddha". Istrinya bertanya : "Belajar Buddha ? Kenapa hanya berbaring?" Dia menjawab : "Saya sedang belajar Buddha Tidur." , "Baiklah !", istrinya mengambil sebuah baskom dan mengisinya dengan air, kemudian menuangkannya kekepala suaminya, ia langsung melompat dari kasur dan berkata : "Apa yang kamu lakukan ?" , istrinya menjawab : "Saya sedang memandikan Buddha". Beberapa hal memang ada pengecualian. Saat Berdharmadesana Mahaguru tidak pernah batuk, kurang lebih sudah empat puluhan tahun, sangat jarang terbatuk di atas Dharmasana, bahkan sama sekali belum pernah. Meskipun saat kembali di Taiwan, di hari kedua langsung flu dan batuk, namun begitu naik Dharmasana, Buddha Bodhisattva mengadhistana supaya saya tidak terbatuk, saya menderita batuk selama satu bulan, semua orang tahu saya sedang batuk, namun di atas Dharmasana tidak akan terbatuk. Kali ini kembali ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, diatas Dharmasana justru terbatuk-batuk, minggu lalu juga batuk, minggu ini juga batuk, apa maksudnya ? Ada kalanya saya salah paham terhadap Buddha Bodhisattva, mengapa Buddha Bodhisattva di Taiwan Lei Tsang Temple mengadhistana supaya saya tidak batuk, sedangkan Buddha Bodhisattva di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple tidak mengadhistana saya ? Mengapa ? Why ? Tanyakan pada Acarya De-hui ! Dia adalah pimpinan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, tanyakan pada tiap adinata, siapakah yang tidak mengadhistana saya ? Apakah Yaochijinmu ? Tidak mungkin. Yaochijinmu adalah yidam yang telah beryukta dengan saya, tidak mungkin tidak mengadhistana saya. Apakah Avalokitesvara Bodhisattva ? Juga tidak mungkin, Ia sangat maitri-karuna. Siapa ? Saya harus melihat dulu, pasti Bodhidharma, sebab matanya tertutup , sama sekali tidak memandang saya, Beliau sedang bermeditasi, tidak memedulikan saya, maka tidak mengadhistana saya.
Satu lelucon lagi, suatu ketika makan di luar, saya mengatakan kepada pelayan : "Satu mangkuk mie daging sapi, kuahnya yang 'dan' (hambar) !" Beberapa menit kemudian saya menyadari, mungkin terjadi salah paham, maka saya menambahkan satu kalimat : "Tadi saya mengatakan minta kuah 'dan' adalah 'dan' (hambar) dari kata 'xian-dan' (asin dan hambar), bukan minta 'ji-dan' (telur). Jangan menambahkan telur pada mie saya". Pelayan itu tertawa dan berkata : "Saya tahu, maksud Anda adalah 'dan' dari kata 'xian-dan'." Beberapa menit kemudian mie telah tersaji, ternyata di dalamnya ada telur asin ( xian-dan ), ini adalah salah paham. Semua Buddha Bodhisattva sangat maitri-karuna, seperti Ksitigarbha Bodhisattva, Ia sangat dekat dengan saya, seperti Amitabha Buddha yang juga sangat dekat dengan saya. Di kamar saya ada satu thangka Vajrayogini, paling dekat dengan saya, kalian belum pernah melihatnya, Gurudara pernah melihatnya, sangat indah, sangat cantik, postur tubuh-Nya sangat hebat, sangat cemerlang. Suatu hari Ia menampakkan diri, Mahaguru mengatakan : "May I kiss you ?" ( Bolehkah saya mencium Anda. ) Saya sendiri terbiasa meminta persetujuan orang, kemudian Vajrayogini mengatakan : "No.", namun saya berpikir, saat wanita mengatakan No, itu artinya mau, maka saya menciumnya. Anda ( Gurudara ) jangan menyalahkan saya, Vajrayogini tak berwujud, mencium yang tidak berwujud tidaklah bersalah. Kemudian Ia terbang keangkasa, Ia mengatakan : "Anda tidak boleh berpikiran seperti itu, meskipun saya adalah Vajrayogini, namun saya adalah Dakini, Anda adalah seorang Guru pembimbing, jangan karena saya rupawan maka Anda mencium Saya. Saya akan bermanifestasi, silahkan dilihat !" Begitu dia bermanifestasi, wah ! Sekujur tubuh berwarna hitam legam seperti batubara, berwajah menyeramkan dan bertaring, Dakini ada yang berwajah menyeramkan dan bertaring, seperti Mahasri Laksmi, dalam thangka Mahasri Laksmi dilukiskan sebagai dewi yang sangat menyeramkan, Vajrayogini bermanifestasi menjadi wujud yang menyeramkan. Dia mengatakan : "Saya berubah seperti ini, apakah Anda masih mencium saya ?" Mahaguru mengatakan : "Siapa yang tahu Anda dapat berubah sangat cantik ?Sekarang berubah menjadi seperti ini, siapa yang berani mencium Anda ?" Dia mengatakan : "Karena Anda telah mencium saya, maka saya harus memberi ujian pada Anda". Inilah sebabnya saya batuk. Batuk juga ada sebabnya. Baru saja disana juga ada yang terbatuk, entah dia mencium siapa ? Sungguh ! Mencium Dakini juga tidak boleh, Ia mengatakan : "Anda masih punya pemikiran cantik dan buruk". Vajrayogini mengatakan : "Saat saya cantik, Anda mencium saya, saat saya buruk rupa, Anda tidak mau mencium saya. Ini tidak benar, Anda harus seperti yang diajarkan oleh Guru Padmasambhava, tiada diskriminasi antara cantik dan buruk". Dalam panca-skandha ada rupa, setelah Anda melihat kecantikan berarti Anda melihat rupa, Anda mencium-Nya. Saat bukan rupa, Anda juga menciumnya, demikianlah yang benar. "Saat saya berubah demikian dan Anda masih mencium Saya, maka Saya tidak akan menghukum Anda, berarti Anda masih mempunyai pemikiran cantik dan buruk, maka Anda harus dihukum". Mencium Dakini juga menghasilkan karma, sungguh ! Saya beritahu Anda, bukan Buddha Bodhisattva tidak menolong saya, melainkan karena saya telah mencium Dakini.
◎ Sadhana Ratnasana sungguh menghasilkan Abhijna Kaki Dewata, seperti halnya saat kita terbang, ada kalanya berdiri di atas padma, padma juga berarti Ratnasana, oleh karena itu Padmakula juga mempunyai sebuah Ratnasana, Sadhana Ratnasana adalah sebuah sarana yang digunakan di bawah kaki Anda, sadhana ini menghasilkan Abhijna Kaki Dewata. Maka Guru Padmasambhava mengatakan, asalkan menekuni Sadhana Ratnasana sebaik-baiknya, maka Anda akan menghasilkan Kaki Dewata. Seperti kita yang menekuni Sadhana Padmakula, berarti sedang menekuni padma. Sesungguhnya apa itu padma ? Pernah diulas, yaitu usus Anda, usus adalah padma, ada dalam tubuh Anda.
Seorang pria sedang mengajukan aplikasi ponsel, dengan malu-malu dia mengeluarkan sertifikat. Begitu Nona Resepsionis membaca kolom namanya : "Gao-shai ( Mirip kata 'kotoran anjing' dalam lafal Taiwan )". Dia memandang ke arah pria itu, pria itu malu dan mendundukkan kepala. Saat itu, resepsionis yang cerdik berusaha mencairkan suasana dengan cara saling memperkenalkan diri : "Sungguh kebetulan ! Suami saya memiliki nama yang sama dengan Anda, hanya berbeda marga, suami saya bermarga 'Jia' ( 'Jia-shai' mirip kata 'makan kotoran' dalam lafal Bahasa Taiwan ) Si pria langsung terjatuh dari tempat duduknya. Apakah Anda mengerti ? Bahasa Taiwan, jalan pikiran nona itu sungguh baik, sungguh gesit. Mahaguru melihat semua umat setara, Mahaguru tidak membedakan siapa yang lebih rupawan maka lebih banyak berdekatan dengannya, siapa yang jelek maka tidak sudi berdekatan dengannya, atau memilih mana siswa pria yang tinggi, tampan, rupawan, berbakat dan kaya. Kita tidak boleh mendiskriminasi. Atau siapa yang miskin, kemudian mendiskriminasi. Jangan demikian, harusnya setara, harus memandang semua makhluk dengan kesetaraan. Demikianlah menurut ajaran dari Guru Padmasambhava, Beliau banyak mengulasnya dalam Abhiseka Panca-skandha.
Dua kelompok tentara sedang berperang, suarasenjata bagaikan gemuruh halilintar, seorang prajurit memberikan isyarat tangan kemenangan kepada perwira, perwira itu mengatakan : "Apakah kita telah menang?" Prajurit menjawab : "Bukan, maksud saya adalah yang tersisa hanya kita berdua". Ada kalanya isyarat tangan, seperti yang sering kita bentuk : YA ! Isyarat ini, ada kalanya membentuk ini sangat baik. Namun ada kalanya artinya adalah : "Hanya tersisa kita berdua." , dua orang seperjuangan, ini juga baik. Antara baik dan buruk, akan muncul dalam suatu kondisi. Hari ini Mahaguru mengatakan pandangan Dalai Lama, dia mengatakan tubuhnya sangat sehat, ingin hidup sampai seratus tahun, sedangkan saya sendiri senantiasa melakukan perenungan anitya, saya tidak berani mengatakan diri sendiri bisa hidup sampai seratus tahun. Juga tidak berani mengatakan bisa hidup sampai delapan puluh tahun, bahkan delapan puluh tahun pun saya tidak berani memikirkannya, juga tidak berani memikirkan saya bisa hidup sampai sembilan puluh tahun, saya tidak memikirkan hal semacam ini. Saya hidup sehari, berbahagia sehari. Hidup sehari, bersadhana sehari. Hidup sehari, bersyukur sehari. Saya berterima kasih atas adhistana yang diberikan Vajrayogini, sebuah adhistana yang sangat baik. Hari ini saya melihat-Nya, Ia menampakkan diri, masih sangat cantik. Saya bertanya lagi : "May I kiss you ?" Saya melontarkan pertanyaan yang sama, Ia menjawab : "Yes." Dia mengatakan okay, boleh. Maka saya menciumnya satu kali kemudian turun ke lantai bawah. Tidak masalah ! Itu tidak berwujud, Anda ( Gurudara ) jangan melotot menatap saya. Saya sungguh menciumnya, hari ini saat saya hendak keluar rumah, Ia menjawab "Okay." , maka saya mencium-Nya. Saya merasa tenggorokan saya akan membaik, sungguh anitya ! Amituofo !
Om Mani Padme Hum.
Judul Asli :
2015-05-30《蓮生法王開示》只要修到無我 佛我就合一