2015-05-31 Memahami Niratman Melalui Sadhana Chod
Ceramah Sadhana Dzogchen ke 144 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Api Homa Nairatmya Bhagavati, Minggu 31 Mei 2015 di Rainbow Temple, Seattle.
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja padaTriratna Mandala, sembah puja pada adinata api homa: Nairatmya Bhagavati.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, Ketua Vihara, para umat Se-dharma, dan umat Se-dharma yang menyaksikan melalui internet, tamu agung yang hadir hari ini antara lain : Istri dari Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs, Executive Yuan Dubes Daniel T.C. Liao : Sdri. Judy. Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa dan suami. Penasihat Hukum Zhen Fo Zong : Pengacara Zhou Hui-fang, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Taiwan : Sdri. Xu Ya-qi. dr. Zhuang Jun-yao, Anggota Orkestra Tian-yin-ya : Sdri. Liao dan Sdri. Lin. Istri dari Bpk. Xue Sheng-hua Pimpinan Overseas Credit Guarantee Fund ( Terdahulu ) : Sdri. Xue Wang-shu-mei, dan masih banyak lagi para tamu agung lainnya, semua yang hadir adalah tamu agung. Selamat siang semua ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) Selamat siang semua ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton ) Wu-gai ! Wu-gai-shai ! ( Bahasa Kanton : Terima kasih semuanya )
◎ Minggu depan, tanggal 7 Juni adalah api homa Manjusri Bodhisattva. Kita mengetahui dalam tantrayana terdapat Tiga Pelindung Utama, yang pertama adalah Catur-bhuja Avalokitesvara yang merepresentasikan maitri-karuna. Yang kedua adalah Manjusri Bodhisattva yang merepresentasikan Prajna. Yang ketiga adalah Vajrapani Bodhisattva yang merepresentasikan Dharmabala, kekuatan atau power. Kita menyebutnya sebagai Tiga Pelindung Utama Tantrayana.
Tiga Pelindung Utama adalah Catur-bhuja Avalokitesvara, Manjusri dan Vajrapani, masing-masing merupakan perlambang, lambang Prajna, lambang maitri-karuna dan lambang Dharmabala. Manjusri Bodhisattva terutama dalam hal Prajna, Prajna tertinggi dan teragung, Prajna Anuttara. Apabila kalian merasa tidak memerlukan Prajna maka tidak perlu menjadi Pemohon Utama. Adinata ini sangat penting, merupakan salah satu dari Tiga Pelindung Utama, yang terutama dalam Prajna, yang paling utama adalah Prajna Sarva-tathagata. Dalam Hinayana, yang terutama dalam Prajna adalah Sariputra. Dalam Mahayana atau Prajnaparamitayana yang terutama dalam Prajna adalah Manjusri Bodhisattva. Dalam penekunan Buddha Dharma, Prajna sangatlah penting, maitri-karuna juga penting, dua-duanya sangat penting. Minggu depan adalah api homa Manjusri Bodhisattva, Ia adalah Bodhisattva yang sangat agung, juga merupakan salah satu dari Asta-maha-bodhisattva, yaitu : Avalokitesvara Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva, Samantabhadra Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva, Maitreya Bodhisattva, Akasagarbha Bodhisattva, Vajrapani Bodhisattva dan Sarvanivaranaviskambhin Bodhisattva, Boddhisatva yang memiliki Prajna tertinggi adalah Manjusri Bodhisattva. Demikian memperkenalkan adinata api homa minggu depan.
◎ Hari ini adalah api homa Nairatmya Bhagavati. Pratima Nairatmya Bhagavati pada umumnya berwarna biru tua atau hitam, warna biru hingga hitam, tangan yang satu memegang belati kartika, tangan yang lain membawa kapala, lengan kiri mengapit khatvanga atau tongkat kekuasaan. Dalam sistem Bhagavati, yang tertinggi adalah Prajnaparamita Bhagavati, juga Ekajati Bhagavati. Ekajati Bhagavati merupakan manifestasi dari Adharma Buddha, Prajnaparamita Bhagavati merupakan Ibu Sarva-tathagata, merupakan Bhagavati yang terutama dalam Prajnaparamitayana, dari Beliau terus kebawah ada banyak manifestasi Bhagavati, di antara Para Bhagavati terdapat Nairatmya Bhagavati, juga Simhamuka Dakini, Ekajati Bhagavati, Vajravarahi dan lain sebagainya, semuanya merupakan Bhagavati yang sangat agung. Nairatmya Bhagavati berwarna hitam, tergolong sebagai Dakini Hitam, sebaliknya, ada juga Dakini Putih yang merupakan manifestasi dari Avalokitesvara Bodhisattva.
Selain itu, ada Dakini Hijau, yaitu Tara Hijau yang juga merupakan manifestasi Avalokitesvara Bodhisattva, ada banyak Bhagavati. Nairatmya Bhagavati bersama dengan Hevajra, sebab Ia merupakan Bhagavati dari Hevajra. Pada umumnya yang menekuni Bhagavati dari Hevajra disebut sebagai Nairatmya Bhagavati. Silsilah dari Kagyudpa adalah : Tilopa, Naropa, Marpa, kemudian adalah Milarepa, Gampopa, sampai akhirnya ditransmisikan kepada Dusum Khyenpa atau Gyalwa Karmapa ke-1, terus hingga Gyalwa Karmapa ke-16 sampai Gyalwa Karmapa ke-17. Inilah silsilah utama Kagyudpa. Dulu saat Marpa memohon Dharma ke India, terlebih dahulu Ia mempelajari beberapa Sadhana Vajra dari Naropa, yaitu : Hevajra, Guhyasamaja-vajra, Cakrasamvara, kemudian Yamantaka, selain itu juga Mahamayajalavajra ( Mahottara Heruka ), kelima Vajra ini disebut sebagai Sadhana Panca-maha-vajra. Yang paling awal muncul di India adalah Hevajra, Bhagavati-Nya adalah Nairatmya Bhagavati. Istri dari Marpa juga disebut sebagai Nairatmya Bhagavati.
Dalam penekunan Sadhana Hevajra terdapat sangat banyak perubahan. Dalam Sakyapa, Hevajra ditekuni secara khusus, pada mulanya Hevajra berasal dari Kagyudpa, kemudian Sakyapa yang secara khusus menekuninya. Rupa dari Nairatmya Bhagavati adalah berkepala satu dan berlengan dua, tubuh berwarna biru hitam, tangan kanan memegang vajra kartika ( belati ), tangan kiri membawa kapala, lengan kiri mengapit khatvanga, tubuhnya diperagung dengan untaian perhiasan, berdiri dalam postur ardhaparanyaka ( menari ), ada pula yang tampil duduk dalam postur lalitasana. Nairatmya Bhagavati mempunyai rupa, mantra-Nya adalah : "Om A Hom. Fa-zha. Suoha." , mudra-Nya adalah mudra tangan kiri membawa kapala dan tangan kanan memegang kartika, postur tangan-Nya adalah mudra. Dengan demikian terdapat mudra, mudra satu-satunya, kemudian saat bersadhana juga memvisualisasikan Nairatmya Bhagavati atau Dakini Hitam, membentuk mudra-Nya, berikutnya untuk mengokohkan diri japakan mantra : "Om A Hom. Fa-zha. Suoha." Apakah kalian masih ingat Mantra Hevajra ? "Om. Di-wa.Bi-zhu. Wa-ri-la. Hom Hom Hom. Fa-zha. Suoha" Satu mudra, satu visualisasi dan satu mantra, menjadi sebuah tata ritual sadhana tantra.
Pada mulanya dalam visualisasi tiga tahapan di Zhen Fo Zong sering dijumpai demikian : "Memvisualisasikan samudra yang tenang, cakra-candra terbit dari permukaan laut, di tengah cakra-candra terdapat bijaksara, bijaksara berputar, muncul yidam. Setelah yidam muncul, memancarkan tiga cahaya, menyinari cakra-ajna sadhaka, yaitu aksara OM berwarna putih. Kemudian seutas sinar menyinari tenggorokan Anda, yaitu aksara A berwarna merah. Seutas sinar menyinari cakra-anahata, yaitu aksara HUM biru. Dengan demikian sekujur tubuh sadhaka termurnikan". Berikutnya, memvisualisasikan yidam bergeser ke atas ubun-ubun Anda, memasuki avadhuti ( nadi tengah ), turun sampai ke cakra-candra di cakra-anahata, kemudian membesar dan manunggal dengan Anda, bersama memasuki samadhi, demikianlah visualisasi pada umumnya.
Namun dalam beberapa visualisasi tidak selalu harus memvisualisasikan : Samudra yang tenang, cakra-candra terbit, di tengah ada bijaksara, bijaksara mantra berputar, muncul yidam, yidam memancarkan cahaya menyinari Anda, kemudian yidam bergeser ke atas ubun-ubun Anda, memasuki avadhuti hingga ke cakra-anahata Anda, duduk di atas cakra-anahata Anda, kemudian membesar menjadi sama dengan tubuh Anda, dan bersama memasuki samadhi.
Kita Zhen Fo Zong suka menggunakan visualisasi samudra tenang, cakra-candra terbit, sesungguhnya tidak selalu harus demikian. Dalam hal visualisasi, tiap-tiap sekte memiliki perbedaan. Contohnya adalah visualisasi kehadiran Nairatmya Bhagavati, dapat terlebih dahulu memvisualisasikan Hevajra, Bhagavati di hadapan Hevajra adalah Nairatmya Bhagavati. Terlebih dahulu bervisualisasi kemunculan Vajrasattva, kemudian berubah menjadi Hevajra yang mempunyai Bhagavati, kemudian Bhagavati berubah menjadi Nairatmya Bhagavati, selanjutnya Anda memvisualisasikan Nairatmya Bhagavati memancarkan cahaya menyinari Anda ; Atau terlebih dahulu Anda menggunakan sinar biru yang dipancarkan oleh bijaksara HUM dalam cakra-anahata untuk mengait Nairatmya Bhagavati, Nairatmya Bhagavati muncul di angkasa memancarkan cahaya menyinari Anda. Jadi tidak selalu harus menggunakan visualisasi cakra-candra, jangan menyamakan semua adinata. Ada kalanya memvisualisasikan bijaksara HUM biru muncul dalam diri sadhaka, kemudian bagian bawah dari aksara HUM biru berubah menjadi vajrankusa ( kaitan vajra ), vajrankusa mengait Nairatmya Bhagavati di angkasa, setelah Nairatmya Bhagavati hadir, kemudian menggunakan tiga cahaya untuk menyinari Anda, saat itu pada tubuh Anda juga muncul tiga cahaya OM A HUM, tiga cahaya tersebut menampilkan Nairatmya Bhagavati, saat cahaya yang dipancarkan Nairatmya Bhagavati dan cahaya Anda saling menyinari, keduanya saling berdekatan, kemudian memasuki cakra-anahata Anda, demikian juga boleh. Tatacara tiap sadhana, atau visualisasinya tidak selalu sama, tidak semua sadhana selalu memvisualisasikan samudra luas dan tenang, langit cerah tanpa awan, kemudian cakra-candra terbit. Sesungguhnya sadhaka sejati harus dapat melakukan modifikasi, bagaimana cara mengundang yidam, ini merupakan satu hal penting. Anda sendirilah yang mengundang, Ia muncul di angkasa, atau Dia ada dengan sendirinya, atau juga merupakan manifestasi, ada banyak macam. Tiap kali selalu mendengar : "Samudra tenang tanpa riak, langit biru tanpa awan, cakra-candra terbit dari permukaan laut, di tengahnya terdapat bijaksara yang berputar, muncul yidam . . ." semua tata ritual yang ditulis True Buddha Foundation sama, buatlah sedikit pola baru.
◎ Saat ini sains dan teknologi terus berkembang, dalam tata ritual juga harus tahu perkembangan. Benar tidak ? Ada tiga macam cara untuk Anda, ada banyak, ada yang pada mulanya telah ada dalam diri Anda, atau Anda berubah menjadi Heruka, Anda langsung berubah menjadi Nairatmya Bhagavati, ini juga boleh ! Sebab di dalam cakra-anahata Anda terdapat sebuah padmasana, di atas padmasana terdapat cakra-candra dan di tengah cakra-candra terdapat bijaksara mantra, kemudian bijaksara mantra berputar, Nairatmya Bhagavati muncul di cakra-anahata Anda, sama dengan Anda, dalam sekejap Anda berubah menjadi Nairatmya Bhagavati. Bukankah demikian lebih baik ? Nairatmya Bhagavati adalah Anda, Anda adalah Nairatmya Bhagavati, semua dapat bermanifestasi ! Manifestasi diri sendiri, manifestasi adinata, manifestasi Aku, manifestasi kedua belah pihak, semuanya boleh. Dalam hal tata ritual juga harus menguasai modifikasi, jangan terlalu kaku. Anda juga dapat menggunakan bulu mata untuk dijadikan vajrankusa ! Kemudian visualisasikan di angkasa terdapat segumpal awan putih, di atas awan putih terdapat Nairatmya Bhagavati, kaitan bulu mata Anda mengait awan tersebut, dengan satu kali tarikan, Nairatmya Bhagavati turun ke tubuh Anda, bukankah dengan demikian sangat baik ? Jika Anda tidak memahami modifikasi, maka apa boleh buat ? Saya hanya mengajarkan satu hal, namun kalian harus tahu modifikasi, lakukan modifikasi menghasilkan beberapa hal yang baru untuk diperlihatkan kepada Mahaguru.
Kembali mengulas Sadhana Dzogchen, "Sadhana Ratnasana ada yang berupa batuan, ada pula yang berupa hewan ( antara lain : kuda, merak, sapi, kambing, angsa, preta ) bahkan ada yang menjadikan Gunung Sumeru sebagai Ratnasana. Sadhana Manifestasi Ratnasana dari Dzogchen merupakan transmisi rahasia Guru Padmasambhava kepada Vajra Acarya Bermahkota Merah dan Berpita Suci, menurut penuturan Guru Padmasambhava, di dunia ini tidak banyak Vajra Acarya yang memahami Sadhana Ratnasana, dengan kata lain, bahkan beberapa Rinpoche sekalipun tidak mengetahuinya sama sekali. Saat ini, dikarenakan Guru Padmasambhava telah mentransmisikan Sadhana Ratnasana ini kepada saya, barulahsaya memahami bahwa : Fondasi dari 'Tubuh bermanifestasi menjadi sinar pelangi' adalah Sadhana Ratnasana".
Bagi yang mencapai keberhasilan, ia akan menghasilkan sarira, selain itu ada yang tubuh memanifestasikan sinar pelangi, ada juga manifestasi sinar pelangi, dua hal ini berbeda. Tubuh yang bermanifestasi menjadi sinar pelangi disebut sebagai tubuh memanifestasikan sinar pelangi, sedangkan manifestasi sinar pelangi adalah secara langsung berubah menjadi pelangi, dalam sekejap muncul pelangi, bahkan tubuh telah tiada. Ada juga yang berupa sekujur tubuh adalah sarira, seperti Acarya Lian-hua Yi-min dari Montreal, terakhir kali saya berjumpa dengannya di depan Zhen Fo Miyuan, saya menepuk pundaknya, "Kelak Anda luar biasa ! Anda pasti mencapai keberhasilan". Setelah dia Parinirvana, sekujur tubuhnya menjadi sarira, sarira memenuhi kantung goni, sangat berat. Setelah dia Parinirvana, kemudian dikremasi, sekujur tubuhnya menjadi sarira. Dia menekuni SadhanaTantra Zhen Fo, menekuni pelafalan Sutra Raja Agung ( Gao-wang Jing ) dan Sutra Satyabuddha ( Zhenfo Jing ), serta menjapa mantra, dia mencapai keberhasilan, oleh karena itu jangan meremehkannya. Para Acarya, bhiksu/ni dan banyak orang di sini kondisi hatinya tidak tenang. Sedangkan satu-satunya keistimewaan Acarya Yi-min adalah batinnya yang sangat tenang, batin yang tenang sangat damai, kondisi santam ( tenang dan damai ). Selama hidupnya senantiasa bertekad untuk terlahir di Buddha-ksetra, tiada diskriminasi. Anda para Acarya jangan terus berpikiran kacau, seperti yang dikatakan oleh orang : "I love you", maka dia mengatakan : "Me too", "Me two, me three, me four, me five . . ."
◎ Jangan salah kaprah, batin yang bercabang seperti itu untuk apa ? Cukup satu batin saja ! Yaitu 'santam'. Apabila Anda mampu berpulang pada santam, maka tubuh Anda akan menghasilkan sarira.
Hari ini saat makan siang, saya mengatakan : "Mahaguru serius ingin menekuni Sadhana Peremajaan, tapi tak disangka, ternyata saya tidak diperbolehkan menekuninya, saya malah batuk, sehingga tidak dapat menekuni olah prana". Saya harus mengolah prana ! Perlu menekuni api dan air, mengubah tubuh sendiri menjadi muda, tujuh puluh satu tahun menjadi lima puluh tahun, lima puluh tahun menjadi tiga puluh tahun, tiga puluh tahun menjadi sepuluh tahun, dari sepuluh tahun memasuki rahim ibu, dari rahim mencapai Yang Asali, ingin menekuni sadhana ini ! Begitu saya kembali ke Seattle, bersiap menekuni Sadhana Peremajaan dengan sebaik-baiknya, tiba-tiba datanglah batuk, peremajaan adalah Sadhana Dari Tua Menjadi Kumara, yaitu Chang-sheng Jiu-shi Fa yang ditransmisikan oleh Bhiksu Liao-ming. Saat saya hendak mulai bersadhana, malah batuk, sehingga hampir satu bulan lamanya saya tidak dapat menekuni Sadhana Peremajaan, oleh karena itulah sampai sekarang masih saja nampak tua. Siang hari ini saya bergurau dengan mengatakan bahwa penekunan Sadhana Peremajaan supaya bisa menikah dan melakukan pemotretan pre-wedding, biarlah Gurudara selamanya menjadi yang pertama, masih ada yang ke-2, 3, 4, 5, 6, 7 tak terhingga. Setelah mengatakannya, semua orang merasa sangat gembira, semua sangat senang, mereka yang mendengarnya langsung melantur, apakah ini masih disebut sebagai bhavana ? Padahal saya sedang menguji kalian ! Lagi-lagi saya terbatuk karena terlampau senang.
Saya ceritakan sebuah lelucon, pada suatu malam, seorang hartawan sedang berjalan-jalan membawa anjingnya, seorang pembunuh bayaran keluar dari semak-semak, dua kali menembak sampai anjing itu mati. Hartawan itu berteriak : "Kenapa kamu membunuh anjingku ?" Pembunuh bayaran tertawa sinis : "Ada orang yang membayar lima juta dolar supaya saya mencabut nyawa anjing Anda". Hartawan itu menatap pembunuh bayaran dengan penuh keharuan, kemudian menggenggam tangannya dan berkata : "Siapa guru bahasa Anda? Saya ingin memberi angpao tebal untuknya !" Pembunuh bayaran itu sangat bodoh.
Saya beritahu Anda, sekali lagi saya beritahu Anda semua, Mahaguru ingin menikah lagi, ingin melakukan pemotretan pre-wedding, inilah persoalannya, pemahaman bahasa kalian harus lebih baik, harus tahu sebenarnya Mahaguru sedang menceritakan sebuah lelucon yang mengajarkan Anda untuk mentaati sila, jangan meniru mereka yang dungu karena kembali ke kehidupan duniawi untuk menikah, setelah menggunduli kepala, memiliki tekad besar untuk terbebas dari jerat duniawi, tapi pada akhirnya hatinya masih goyah, kemudian menikah, kemudian melahirkan anak, sungguh rintangan karma !
Saya ceritakan sebuah lelucon, guru bertanya pada Xiao-ming : "Satu hingga sepuluh, angka mana yang paling menakutkan ?" Xiao-ming menjawab : "Tiga". Guru bertanya : "Mengapa ?" Xiao-ming menjawab : "Sebab ibu saya sering mengatakan : Saya hitung sampai tiga, maka habislah kamu!" Jadilah lebih pandai ! Apabila Anda benar memiliki tekad terbebas dari akar tumimbal lahir, maka dalam batin Anda tiada kekhawatiran, saat batin tiada kekhawatiran, tiada lagi pikiran keliru, apabila Anda telah menjalani kebhiksuan namun batin Anda masih kacau, maka dalam batin Anda akan timbul kekhawatiran.Sebab pikiran yang kacau terjerat di antara memperoleh dan kehilangan. Saat Anda terlena oleh uang, Anda membawa lotre untuk di adhistana Mahaguru, diantara bhiksu/ni ada yang membawa lotre memohon adhistana Mahaguru, terjerat dalam 'memperoleh dan kehilangan'. Siswa Zhen Fo Zong cukup hebat juga, sungguh, Lian-hua Suo-mai memenangkan lotre utama di Amerika, semua mengetahuinya. Dia tidak berani datang ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, juga tidak berani datang ke Rainbow Villa, sebab beberapa Acarya telah mengetahuinya, maka Acarya yang butuh dana untuk pendirian vihara, semua mengejarnya sampai dia tidak berani datang lagi. Yang di Taiwan lebih pandai, di Taiwan ada seorang yang memenangkan 3,000,000,000, menurut kabar pemenangnya ada empat, dia adalah salah satunya, siswa Zhen Fo Zong memenangkan 3,000,000,000 NT. Begitu semua mendengar kabar tersebut, yang botak-pun membawa lotre memohon adhistana Mahaguru, mereka berharap bisa menang, padahal mereka sudah botak ! Satu helai rambut pun sudah tiada ! Saya beritahu Anda ! Satu helai rambut pun sudah tiada ! Tapi Anda masih memikirkan 'memperoleh dan kehilangan ?' Jangan memikirkannya ! Khawatir apa ? Bhiksu/ni takut dengan pihak ketiga. Sebenarnya pihak ketiga juga merupakan 'memperoleh dan kehilangan'. Setelah waktu berlalu, maka apabila bukan memperoleh maka kehilangan, apakah Anda dapat memiliki sesuatu selama-lamanya ? Tidak ada ! Suami istri juga tiada, putra dan putri juga tiada, uang juga tiada, kedudukan juga tidak akan abadi. Tahukah Anda apa yang terjadi kelak ? Anitya ! Anda lihat saat orang bercerai, berseteru dipengadilan, yang semula sangat intim, tidur di ranjang yang sama, dunia serasa milik berdua, sekarang benar-benar menjadi dunia berdua, aku menyerangmu, kamu menyerang aku, saling menyerang dalam pengadilan ! Lihatlah, semua dapat berubah ! Apabila batin manusia tidak tenang, maka segala sesuatunya dapat berubah. Nairatmya Bhagavati tidak akan berubah, sebab telah niratman ( tanpa aku ), masih bisa berubah bagaimana lagi ? Tiada lagi memperoleh dan kehilangan, tiada lagi pihak ketiga, tiada kekhawatiran, tiada pikiran kelirudan kacau. Terhadap uang, yang datang biarlah datang, tidak datang juga biarkan saja, melihat segala sesuatu dengan tawar. Tanpa konsep memperoleh dan kehilangan, maka tiada pikiran kacau dan keliru, tiada harta, rupa, nama, makanan, tidur dan berbagai kekacauan lainnya, Anda telah niratman, maka Anda dapat memasuki kondisi santam, mencapai keberhasilan. Secara sederhana, tidak perlu takut apapun. Kelak sekujur tubuh menjadi sarira, tubuh bermanifestasi menjadi sinar pelangi dan manifestasi sinar pelangi. Betapa baiknya !
Sebuah lelucon, ada seekor babi kecil, domba dan sapi perah yang berada dalam kurungan. Babi kecil berteriak keras. Domba dan sapi perah mengatakan : "Kami juga dikurung, tapi kami tidak berteriak seperti itu". Babi kecil menjawab : "Menangkap kalian dan menangkap aku adalah dua hal yang berbeda, dia menangkap kalian hanya menginginkan bulu dan susu saja, tapi menangkap aku karena menginginkan nyawaku!" Saya beritahu Anda semua, sudut pandang yang berbeda menghasilkan pemikiran yang berbeda pula. Seorang sadhaka hanya mempunyai satu sudut pandang : "Terlahir di Buddha-ksetra, diri sendiri harus mencapai Kebuddhaan, diri sendiri harus mencapai keberhasilan, mencapai Empat Tingkat Kesucian : Arahat, Pratyeka-buddha, Bodhisattva atau Buddha". Saya beritahu Anda, babi mempunyai empat harapan, dulu pernah saya ceritakan, harapan apakah itu ? Semua tiang kurungan menjadi rusak ; Turun hujan pakan dari langit ; Kemudian, semua jagal babi meninggal dunia ; Dan semua umat manusia memeluk hui-jiao. Inilah empat harapan dari babi. Apabila babi ingin mewujudkan harapannya, maka babi harus belajar Buddhisme, cukup belajar Buddhisme, asalkan dia mempelajari nairatman, maka dia tidak memerlukan harapan itu lagi.
Dalam Buddhisme Tibet dikatakan, seseorang yang tekun menjapa mantra, darah dan dagingnya dapat dibuat sebagai persembahan, seperti seorang Acarya yang agung, saat dia meninggal dunia, apabila hewan-hewan memakan tubuhnya, maka kelak hewan itu akan mencapai keberhasilan. Di Tibet ada cara khusus dalam menangani jenazah seorang Vajracarya sejati, ada juga yang disebut sebagai pemakaman langit, bagi Anda yang menekuni bhavana, bagi seorang sadhaka, Anda telah menjapa mantra sangat banyak, Anda telah mencapai keberhasilan yidam, dengan tubuh yidam Anda menghaturkan persembahan pada semua hewan yang terbang di udara dan merangkak di bumi. Setelah mereka memakan darah dan daging Anda, kelak mereka akan mencapai keberhasilan, ini tergolong sebagai dana ! Di dalamnya terdapat sebuah semangat. Oleh karena itu banyak kapala yang terbuat dari tempurung kepala manusia, digunakan sebagai alat Dharma, setelah diisi amrta di dalamnya, maka semua yang meminumnya akan mencapai keberhasilan dikarenakan memperoleh adhistana dari amrta tempurung kepala Acarya tersebut, ini juga merupakan salah satu metode adhistana.
◎ Dalam tantrayana ada Sadhana Chod ( Sadhana Persembahan Tubuh ) yang berasal dari Machig Labdron, Machig Labdron adalah Bhagavati dari Bodhidharma, yaitu pendiri sekte Joyul atau yang disebut juga sekte Zhi-byed atau sekte Shiche.
Machig Labdron disebut juga Labdronma, merupakan Guru Leluhur dari sekte Zhi-byed, sekte Shiche dan sekte Joyul. Ia merupakan siswa transmisi dari Mahasiddha India : Pha Dampa Sangye, merupakan salah satu dari beberapa sadhaka wanita Tibet yang mencapai keberhasilan. Dia dan siswanya sering menetap di gunung dan hutan, mengutamakan penekunan Sadhana Chod. Sekte Shiche mengandalkan pengenalan akan Kesunyataan Prajna, menyingkirkan kemelekatan pada ego hingga memperoleh pembebasan melalui lenyapnya semua dukha kilesa dan akarnya. Arti dari sekte Joyul adalah kondisi uccheda ( menebas habis) , menebas habis klesa. Semua kerisauan batin menghasilkan karma, merupakan akar tumimbal lahir, oleh karena itu menggunakan Bodhicitta untuk menebas pemikiran atmahitam ( keuntungan bagi ego ), menggunakan pandangan kesunyataan untuk menebas kondisi kemelekatan pada tumimbal lahir dan menggunakan sahadvana-margam untuk menebas empat mara. Machig Labdron merupakan yang utama dalam pohon silsilah sarana sekte Joyul. Postur tubuhnya mirip NairatmyaBhagavati. Mengapa Dia mengorbankan diri-Nya ? Ia mepersembahkan tubuh-Nya kepada semua makhluk di langit dan di bumi. Nairatmya Bhagavati juga tergolong persembahan diri, Anda mempersembahkan tubuh sendiri, berarti memberi manfaat bagi insan lain, inilah tantrayana. Ini ada dalam Tantra Tibet, ini sangat langka. Tempurung kepala dan tulang belulang-Nya mengandung kekuatan adhistana. Oleh karena itu tantrayana berbeda dengan yang lainnya, tempurung kepala juga dipergunakan untuk Dharma. Banyak yang bertanya kepada saya : "Mengapa tantrayana menggunakan tempurung kepala manusia ? Mengapa menggunakan japamala tulang manusia ? Mengapa menggunakan tulang sebagai perhiasan Vajra ?" Penjelasan saya adalah, itu semua merupakan Sadhana Persembahan Tubuh, mengapa ada Sadhana Persembahan Tubuh ? Dikarenakan niratman, maka ada Sadhana Persembahan Tubuh. Apabila Anda masih melekat pada tubuh sendiri, berarti hanya demi ego ! Masih ada eksistensi tubuh sendiri ! Sedangkan Sadhana Persembahan Tubuh, telah tiada kemelekatan pada tubuh ! Banyak orang Barat yang tidak paham mengapa harus mempersembahkan tubuh, mengapa orang Tibet menggunakan tempurung kepala, menggunakan japamala tulang manusia, mengapa tempurung kepala dijadikan alat Dharma, mengapa alat tiupnya juga terbuat dari tulang ? Sebab orang Tibet yang menekuni Tantra Tibet memahami persembahan tubuh, merelakan tubuh diri sendiri, inilah niratman.
Sebuah lelucon, ada seorang nona duduk diangkutan umum, ia sengaja memasukkan beberapa dompet kosong di dalam tas. Seorang pencopet memasukkan tangannya ke dalam tas nona itu dan mendapati ternyata di dalam tas ada beberapa dompet kosong, dia langsung terpaku. Setelah nona itu menyadarinya, ia tertawa dan berkata kepada pencopet : "Demi berterima kasih atas beberapa kali kunjungan kalian, maka secara istimewa saya menyelenggarakan sebuah acara penganugerahan piala pencopet". Nona itu sangat istimewa. Saya pernah mengulas metode perenungan empati, "Apakah Anda ingin barang Anda dicuri ?" , "Tidak ingin". Semua orang tidak ingin barangnya dicuri, Buddhisme mengajarkan supaya Anda melakukan perenungan tersebut, jika Anda sendiri tidak ingin barangnya dicuri, maka Anda jangan menjadi pencuri ; "Apakah Anda ingin dibunuh ?" , "Tidak ingin.", tidak mau ? Jadi jangan membunuh orang lain, berempati ; "Apakah Anda ingin barang Anda dirampok ?" , "Tidak ingin." Tidak ingin ? Jadi jangan menjadi perampok, inilah yang diajarkan Buddhisme kepada Anda, merupakan metode paling awal dalam mentaati sila.
Yesus juga telah mencapai niratman. Coba Andarenungkan, Yesus mengatakan, apabila pipi kananmu ditampar, maka berikan pipikirimu. Ini dikatakan oleh Yesus, Yesus mengatakan : "Barang siapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu". Apakah Yesus mengatakannya ? Ah ? Yesus juga memahami Sadhana Persembahan Tubuh, kita yang menekuni Buddhisme juga harus memahami Sadhana Persembahan Tubuh, tidak hanya harus mentaati sila, juga harus merelakan diri sendiri untuk menolong orang lain. Inilah Nairatmya Bhagavati, inilah Buddha Dharma yang sedang saya babarkan. Yesus memahami banyak Buddha Dharma, "Barang siapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain". Inilah niratman. "Barang siapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu". Yang diajarkan oleh Yesus adalah Sadhana Persembahan Tubuh, Ia menguasai Sadhana Persembahan Tubuh. Dapat diketahui bahwa semua yang dipelajari-Nya merupakan Buddha Dharma yang diajarkan di Himalaya. Saat dia mewartakan surga, setelahtiga tahun lamanya, hidupnya-pun berakhir. Maka Dia tidak sempat membabarkan Sadhana Tantra yang lebih mendalam, Yesus telah mempelajari Sadhana Tantra.
Dulu saya memeluk Agama Kristen, saat itu saya adalah umat kristen di Gereja Presbiterian dan saya telah dibaptis, saya membaca alkitab, saya mendapati bahwa ternyata alkitab tembus pada Buddha Dharma. Setelah saya menekuni Buddha Dharma, pada suatu hari Yesus menampakkan diri, Ia berdiri di hadapan tempat tidur saya, sekujur tubuhnya bercahaya. Saat itu saya masih diliputi keraguan, sebab pada mulanya saya beragama kristen, setiap hari natal, persekutuan muda-mudi tempat saya bergabung selalu mengirimkan sebuah kado kepada saya, saat saya berusia dua puluh sekian tahun, mereka masih mengirimkan hadiah berupa alkitab kepada saya, mengirimkannya dari Gereja Xin-xing di Distrik Xin-xing kota Gaoxiong ke Taichung untuk saya. Setelah menerimanya, saya merasa tidak enak hati. Dulu saya adalah seorang guru sekolah minggu agama kristen, juga merupakan anggota paduan suara penyembahan. Setelah lulus dari kelas pedagogis, saya menjadi guru pemahaman alkitab dan mengajar disekolah minggu. Mendadak, setelah mengalami kontak batin, saya memeluk Agama Buddha. Saat Yesus hadir di hadapan tempat tidur saya, sekujur tubuh-Nya memancarkan cahaya putih, Ia mengatakan : "Jalan yang Engkau tempuh saat ini sama dengan jalan yang dulu Aku tempuh". Maka saat itu saya berpikir, ternyata jalan yang saya tempuh adalah benar. Kemudian saya memperdalam alkitab, yang diajarkan di dalamnya banyak yang merupakan Buddha Dharma. Coba Anda lihat ! "Apabila memberi sedekah, janganlah diketahui oleh tangan kirimu akan barang yang diperbuat oleh tangan kananmu". Ini adalah Tri-mandala-parisuddhi ( tiada pihak pemberi, tiada pihak penerima dan tiada materi ). Tidak boleh ada konsep telah berbuat kebajikan, Anda mempraktikkan perbuatan kebajikan namun jangan ada konsep pahala ( Gong-de ). Oleh karena itu nama Ci-ji Gong-de-hui dan Hua-guang Gong-de-hui seharusnya diganti menjadi Ci-ji Wu-gong-de-hui dan Hua-guang Wu-gong-de-hui ( Wu-gong-de : Tiada Pahala ), sebab Yesus telah mengatakan : "Apabila memberi sedekah, janganlah diketahui oleh tangan kirimu akan barang yang diperbuat oleh tangan kananmu". Artinya saat melakukan perbuatan kebajikan, Anda melakukan kewajiban Anda, jangan memperlihatkan kepada orang lain. Sepenuhnya Tri-mandala-parisuddhi, berkembang dari pemikiran niratman. Hari ini mengulas Nairatmya Bhagavati, semua merupakan pengulasan mengenai penerapan pemikiran niratman, semua merupakan hal yang sangat agung dan mulia. Coba Anda renungkan, Yesus pernah mempelajari Buddha Dharma, Iamemahami Tri-mandala-parisuddhi : "Apabila memberi sedekah, janganlah diketahuioleh tangan kirimu akan barang yang diperbuat oleh tangan kananmu." , "Apabila orang merampas jubah Anda, maka berikan juga baju Anda". Di bumi ini mana ada orang seperti itu ? Dikarenakan merealisasi niratman, barulah ada orang semacam itu, inilah yang diajarkan oleh Nairatmya Bhagavati, sebab di dalamnya terkandung semangat tanpa aku.
Oleh karena itu tiap sadhaka harus memahami bahwa sila hanya mengendalikan batin awam Anda, apabila Anda telah menjadi Suciwan, telah merealisasi Tri-mandala-parisuddhi, telah Tercerahkan, maka tiada lagi eksistensi sila. Sila hanya berfungsi untuk mengendalikan ucapan, perbuatan dan pikiran awam. Saat Anda benar-benar merealisasi Kesucian, telah merealisasi niratman, apalagi yang hendak dikendalikan ? Tiada lagi yang dapat dikendalikan. Inilah yang ditanyakan oleh Acarya Li-hui : "Mahaguru, bagaimana pandangan Anda terhadap sila ?" Demikianlah saya memandang sila, yang disebut dengan sila, yaitu mengendalikan pikiran awam, mengendalikan perbuatan awam dan mengendalikan ucapan awam. Saat Anda telah benar-benar niratman, maka tiada lagi sila.
Om Mani Padme Hum.
Judul Asli :
2015-05-31《蓮生法王開示》學習無我捨身法