2015-06-27 Filosofi Apratihata Melihat Segalanya Sebagai Sunya
Hari ini kita berpuja bakti Sadhana Yidam Padmakumara. Semuanya sudah mengenal Padmakumara, semua juga pernah membaca Satyabuddha Sutra. Telah memahami seluruhnya. Akhir-akhir ini banyak orang yang sedang mempelajari perihal Padmakumara, Padmakumara berjajar bersama Dongwanggong, Yaochijinmu dan Xiangguang Tongzi. Dongwanggong adalah Donghuadijun, dalam kitab Tao disebut Yuchenjun, secara umum disebut sebagai Dongwanggong. Yaochijinmu berada di sebelah Barat, Donghuadijun di sebelah Timur, Xiangguang Tongzi ada di puncak Sumeru, ketiganya berjajar bersama dalam mural Dunhuang. Padmakumara di Dunhuang juga satu tangan membawa padma dan tangan yang lain membentuk mudra Dharmadesana, ada juga kedua tangan beranjali.
Ceramah Sadhana Dzogchen ke 151 oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Yidam Padmakumara, Sabtu 27 Juni 2015 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Dezhung, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada yidam puja bakti bersama hari ini : Padmakumara.
Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, Ketua Vihara, para umat Se-dharma, dan umat Se-dharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini antara lain : Sdri. Judy, Istri dari Dubes Daniel T.C. Liao Sekretaris Jenderal Coordinating Committee for North American Affairs. Akuntan True Buddha Foundation : Sdri. Teresa. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Taiwan : Sdri. Xu Ya-qi. Sdr. Gao Ming-lu, dr. Zhuang Jun-yao, California four small girls ( Empat Ibu Besar dari California ), Tim Tari Pujana Yang-guang : Pandita Lokapalasraya Lian-hua Su-ren, Lian-hua Mei-yue, Lian-hua You-ling, Lian-hua Hui-ling, Lian-hua Yi-xuan. Lian-hua Guo-ying dari Hong Kong, Presiden Sheng-yen Lu Foundation : Dr. Lu Fo-qing. Selamat malam semua ! Apa kabar semua ! ( Bahasa Mandarin ) Apa kabar ! Apa kabar semua ! ( Bahasa Kanton ) Selamat Ulang Tahun ! ( Mahaguru mengucapkan dalam Bahasa Indonesia ) saya mendengar ada umat yang kebetulan juga berulang-tahun pada 27 Juni.
◎ Sekarang mengumumkan satu hal lagi, pada Hari Minggu 13 Desember 2015, akan memimpin Upacara Agung Argam Puja dan Transmisi Perdana Raja Pundarika di Hong Kong, penyelenggaranya adalah Cetya Lianfeng Zhen Fo Zong Hong Kong (真佛宗香港蓮豐堂 ), apabila Anda hendak menjadi Donatur Utama atau Pemohon Utama, maupun hendak mendaftarkan nama dalam upacara, silahkan menghubungi Acarya Lianxin (蓮馨上師) dari Cetya Lianfeng. Lokasi upacara adalah Gedung No 1 Asian World Expo di Bandara Internasional Pulau Lantau Hong Kong (香港大嶼山國際機場亞洲國際博覽館).
Selain itu, pada Upacara Agung Musim Gugur di Seattle akan ditransmisikan Sadhana Memohon Petunjuk Tri-devi, Dewi Putih, Dewi Kuning dan Dewi Merah, hari itu juga ada seorang bhiksu yang akan menjadi Vajracarya, sekarang diumumkan seorang terlebih dahulu, yaitu Bhiksu Lianyang (蓮央法師) dari Kalachakra Buddha Association ( Sanlun Leizangsi / 三輪雷藏寺 ) , ia akan diabhiseka menjadi Acarya.
Satu hal lagi, Dr. Lu Foqing (盧佛青博士) Presiden Sheng-yen Lu Foundation telah mengumumkan keseluruhan isi akun Sheng-yen Lu Foundation, semua pemasukan tercatat dalam akun, merupakan akun terbuka. Semua detail pengeluaran juga terbuka, akun tersebut sepenuhnya terbuka untuk umum. Bagi Anda yang hendak memeriksa donasi Anda, semua dapat dilihat pada situs tersebut. Sheng-yen Lu Foundation merupakan Foundation yang memiliki akun yang sepenuhnya terbuka, melalui situs tersebut Anda dapat memeriksa donasi yang telah Anda berikan, serta berapa jumlah pengeluaran Foundation, berapakah saldo Foundation, semua dapat dilihat dalam akun Sheng-yen Lu Foundation. Tahun ini semakin luas, Sheng-yen Lu Foundation berdonasi bagi korban bencana Nepal, juga membantu bidang kesehatan, perawatan dan pendidikan, semua terbuka di akun Sheng-yen Lu Foundation, semuanya ada. Silahkan semuanya untuk memeriksa pada situs.
Hari ini kita berpuja bakti Sadhana Yidam Padmakumara. Semuanya sudah mengenal Padmakumara, semua juga pernah membaca Satyabuddha Sutra. Telah memahami seluruhnya. Akhir-akhir ini banyak orang yang sedang mempelajari perihal Padmakumara, Padmakumara berjajar bersama Dongwanggong, Yaochijinmu dan Xiangguang Tongzi. Dongwanggong adalah Donghuadijun, dalam kitab Tao disebut Yuchenjun, secara umum disebut sebagai Dongwanggong. Yaochijinmu berada di sebelah Barat, Donghuadijun di sebelah Timur, Xiangguang Tongzi ada di puncak Sumeru, ketiganya berjajar bersama dalam mural Dunhuang. Padmakumara di Dunhuang juga satu tangan membawa padma dan tangan yang lain membentuk mudra Dharmadesana, ada juga kedua tangan beranjali, sepertinya Lin XX memiliki sebuah foto Padmakumara, yang menangkupkan mudra membawa padma dengan Mudra Dharmadesana. Selain itu ada juga yang duduk di atas ratnasana sembilan tingkat, sebuah ratnasana yang bertingkat tinggi. Dari manakah foto tersebut ? Ditemukan dari museum di Beijing Tiongkok, sepertinya semakin besar , ternyata di museum Beijing terdapat Padmakumara. Selain itu ada seorang desainer stupa perabuan yang ternama, ia melihat Padmakumara saat mengunjungi sebuah vihara di Beijing. Di dalam Gua Dunhuang nomor 314 di Tiongkok yang sebelumnya tertutup, ada seorang saudari Sedharma yang pernah kesana, saat itu dia melihat mudra yang dibentuk Padmakumara dan dia memotretnya. Yang satu merupakan Mudra Membawa Padma, yang satu merupakan Mudra Dharmadesana, ada juga satu Padmakumara yang sedang membentuk Yeah ! Oleh karena itulah dalam banyak foto Mahaguru juga membentuk Yeah ! Singkat kata, Xiangguang Tongzi, Raja Pundarika Raja Shambala yang ke-2 adalah Padmakumara, kelak di Hong Kong akan dibabarkan Sadhana Yidam Raja Pundarika, akan diulas lebih mendetail. Raja pertama di Buddha-ksetra Shambala adalah emanasi dari Manjusri Bodhisattva, "Mahamanshushilye. Suoha" Manjusri maupun Wenshushili Pusa merupakan sebutan-Nya ; Raja yang kedua adalah Raja Pundarika. Kelak pada Upacara Agung di Hong Kong saya akan membabarkan semua sadhana Raja Pundarika supaya Anda semua mengetahuinya. Hari ini saya menyambut kedatangan Anda semua, banyak Acarya, bhiksu/ni dan umat Sedharma yang datang dari jauh, ada yang datang dari Kanada, Amerika Serikat, Eropa, bahkan juga banyak siswa dari Indonesia dan Asia Tenggara, terima kasih atas partisipasi semuanya dalam puja bakti malam hari ini. Besok di Rainbow Villa ada api homa Buddha Amitayus, semoga semua dapat menjadi Pemohon Utama, bukan menjadi Pemohon Utama mendoakan Mahaguru panjang usia, melainkan menjadi Pemohon Utama mendoakan kesehatan dan panjang usia bagi tiap orang.
◎ Saya ulas kembali Maha Ati Tantrayana, "Dalam Apratihata Dharmadhatu ( Semesta Tanpa Rintangan ), sarva-dharma baik itu suci maupun kotor berasal dari batin, bahkan semuanya tidak saling merintangi, semua ayatana ( landasan tempat timbulnya kesadaran ) merupakan Apratihata Dharmadhatu, Dharma ini secara terpaksa disebut sebagai Samantacaksu ( Mata Universal )".
Bagi yang telah membaca buku saya, akan mengetahui dahulu saya pernah mengulas satu filosofi yang disebut : filosofi apratihata atau filosofi tanpa rintangan. Mengapa tiada rintangan ? Sebab segala sesuatu baik adanya, yang demikianlah tiada rintangan ; Segalanya bajik adanya, ini disebut tiada rintangan. Semua pasti merasa sangat heran, tadi Mahaguru melimpahkan jasa "Karma kebajikan terus bertumbuh, karma buruk sirna, singkirkan karma buruk". Apa yang tanpa rintangan ? Bukankah keburukan adalah rintangan ? Bukankah mara adalah rintangan ? Ada mara kerisauan, ada mara kematian, ada mara penyakit dan ada dewa mara, empat mara ini saja sudah sangat luar biasa, mengapa bisa disebut tiada rintangan ? Hanya orang yang Tercerahkan barulah memahami makna tanpa rintangan, bagi yang belum Tercerahkan tentu tidak akan memahami apa itu tiada rintangan. Dalam kalimat ini yang terutama adalah mengulas : filosofi apratihata.
Saya baca sekali lagi untuk Anda semua, "Dalam Apratihata Dharmadhatu ( Semesta Tanpa Rintangan ), sarva-dharma baik itu suci maupun kotor berasal dari batin, bahkan semuanya tidak saling merintangi, semua ayatana, . ." sesungguhnya semua ayatana adalah rintangan, yaitu indra mata, hidung, telinga, lidah, kulit dan pikiran, juga visaya ( objek pengindraan ) yang berupa rupa, bau, rasa, sentuhan dan bentuk pikiran, semua merupakan debu, semua ada rintangan. "Semua merupakan Apratihata Dharmadhatu, Dharma ini secara terpaksa disebut sebagai Samantacaksudharma ( Mata Universal )". Ada satu Tathagata yang disebut Samantacaksu Tathagata, segala sesuatu nampak dengan jelas dan murni disebut sebagai Samantacaksu.
Empat Ibu Besar dari California, Wei Si-yan (魏思顏), Jiang Guan-rong (蔣冠蓉), Lian-wei atau Sun Ai-zhen (孫愛珍) dan Chen Chuan-fang (陳傳芳) dari Sichuan, nama Chen Chuan-fang pasti mudah diingat, kita tidak berani naik perahu dengannya, sebab namanya adalah 'Chen-chuan' ( Ket penerjemah : namanya merupakan homofon dari 'perahu tenggelam' ), kemudian adalah kata 'fan' ( Ket penerjemah : homofon dari kata terbalik ), sehingga namanya berarti perahu terbalik dan tenggelam, kita semua tidak berani naik perahu feri dengannya. Dia menceritakan sebuah lelucon yang bermakna sesungguhnya semua di dunia ini sama saja, saya sudah sering menceritakannya dan telah menulisnya di dalam buku, "Usia satu tahun saatnya tampil di depan umum, usia sepuluh tahun saatnya mengutamakan studi, usia dua puluh tahun merupakan gelombang keremajaan, usia tiga puluh tahun berjuang demi karier, usia empat puluh makin gemuk, usia lima puluh mulai penuaan tapi masih kuat, usia enam puluh tekanan darah makin tinggi, usia tujuh puluh kadang lupa, usia delapan puluh mulai sempoyongan, usia sembilan puluh tahun mulai pikun, usia seratus tahun digantung di atas tembok". Pada akhirnya menjadi benda kenang-kenangan bagi semua orang. Kehidupan manusia sama saja, tidak peduli Anda orang pandai, bodoh, dungu, serakah, bagaimanapun semuanya akan berpulang pada satu, melihat satu berarti melihat semua, tiap orang demikian adanya, sebuah pola hidup yang telah ditetapkan, dari dahulu hingga saat ini, baik di Tiongkok maupun di luar negeri, semua memiliki satu pola yang sama. Apa yang dilakukan dalam hidup ini ? Semua berjalan mengikuti pola ini, pada akhirnya semua digantungkan di tembok. Saat kita mengunjungi Basilika Santo Paulus di Luar Tembok di Italia, foto para paus digantungkan di sana, hanya foto paus yang saat ini menjabat yang diterangi lampu, yang lain semuanya digantungkan di tembok dan tidak diberi pencahayaan, hanya ada satu yang dinyalakan , sebab dia masih hidup. Sepertinya jumlahnya ada lebih dari seratus paus di sana, hanya ada satu lampu yang dinyalakan, yaitu foto paus yang sedang menjabat, yang lain gelap. Kenapa gelap tidak ada pencahayaan ? All die, semua telah meninggal dunia. Kehidupan manusia sama saja, tidak peduli berapa berat keserakahan, kebencian dan kebodohan Anda, tidak peduli bagaimana Anda melatih diri, pada akhirnya semua berpulang pada satu jalan yang sama, semuanya gelap tak bercahaya. Oleh karena itu manusia harus mencari sebuah nilai sejati hidupnya, di manakah nilai sejati hidup Anda ? Apakah pada mengejar karier ? Apakah pada studi ? apakah pada berapa banyak kebajikan maupun kejahatan yang telah Anda perbuat ? Apakah pada Anda pernah menjabat sebagai pejabat tinggi ? Apakah pada pernah menjabat sebagai presiden ? Sesungguhnya menjadi paus juga sama saja, semuanya akan digantung di tembok. Menjadi presiden juga digantung di tembok. Sekarang tidak ada lagi raja ! Seharusnya ada !? Sepertinya di Afrika masih ada ? Seperti Raja Afrika ! Seharusnya masih ada beberapa negara yang mempunyai raja, setelah menjadi raja terus bagaimana ? Sama saja, semua yang nampak pasti akan sirna, oleh karena itu disebut sebagai filosofi apratihata.
◎ Ada malapetaka apapun, sama saja tiada rintangan, semua fitnahan juga tiada, semua ketenaran, tahta, keuntungan dan kehormatan juga akan sirna, semua tiada. Dengan merenungkan hal ini, maka secara bertahap Anda akan mencapai kondisi Pencerahan Apratihata. Anda harus sering melakukan perenungan ini.
Si Putri bertanya pada ayahnya : "Ayah, bagaimanakah pendapat Anda mengenai teman pria yang hari itu saya bawa ?" Ayahnya menjawab : "Tidak boleh, sama sekali tidak boleh". Si Putri bertanya : "Kenapa tidak boleh ?" Ayah : "Kemampuan minumnya sangat payah, moralnya juga payah, hari itu dia minum banyak dan mengatakan ingin membawa saya pergi mencari wanita". Si Putri bertanya : "Benar terjadi demikian ?" Ayah : "Seumur hidup saya belum pernah berjumpa dengan orang yang demikian tidak bisa dipegang ucapannya !" Sangat banyak orang yang tidak bisa dipegang ucapannya, namun baik itu yang bisa dipegang maupun tidak bisa dipegang ucapannya sama saja, akhirnya sama saja.
Sebuah lelucon lagi, mantan saya memberi sebuah hadiah kepada saya dan pacar saya yang sekarang : Ada sebuah biji dan mengatakan segera melahirkan anak yang baik ; Ada sebuah mangkuk dan mengatakan semoga setelah menikah tetap berkelimpahan pangan ; Ada sebuah payung dan mengatakan semoga setelah menikah tiada hujan dan badai ; Ada sekotak korek api dan mengatakan semoga kelak semakin makmur. Saya dan pacar merasa sangat gembira. Namun setelah dipikir-pikir rasanya ada yang tidak beres, sebab bila digabungkan menjadi "Cepat atau lambat pasti berpisah." ( Ket penerjemah : Nama-nama benda tersebut digabung sehingga mempunyai homofon 'Cepat atau lambat pasti berpisah.' ) Sesungguhnya berpikir ke arah yang baik maupun yang buruk sama saja.
◎ Dulu Mahaguru mempunyai sebuah mobil Benz berwarna putih, nomornya 546, homofon dengan kata 'Matilah aku.', semua orang mengatakan nomor Anda seperti bermakna 'Matilah aku.', setelah direnungkan, saya mengendarainya saat masih sangat muda, nomornya homofon dengan 'Matilah aku', namun jika ditransformasikan bisa juga homofon dengan 'Tiada masalah lagi', tidak ada persoalan apapun, tidak ada persoalan merupakan hal yang paling baik.
Segala sesuatu bisa ditransformasikan, semua orang yang memfitnah Anda adalah orang yang berjasa pada Anda, apabila Anda sungguh seperti yang dikatakannya maka Anda harus mengubahnya, Anda harus bertobat, memperbaiki diri, berarti dia adalah orang yang berjasa pada Anda. Namun apabila Anda tidak seperti yang dikatakannya, berarti dia sedang mengajari Anda supaya tidak melakukan kesalahan tersebut, oleh karena itu semua yang memfitnah Anda adalah orang yang berjasa, Anda cukup mentransformasikannya, dengan demikian tidak akan ada masalah dalam batin Anda. Terhadap fitnahan, apabila itu benar maka Anda harus memperbaiki diri. Setelah Anda bertobat, maka Anda telah murni. Terhadap fitnahan, apabila Anda tidak seperti yang dikatakan, berarti dia sedang menasehati Anda supaya kelak tidak berbuat kesalahan itu, ini semua adalah hal yang baik ! Fitnahan juga baik.
Ah ! Tadi lupa memperkenalkan Rinpoche, silahkan berdiri supaya semua bisa melihat Anda, Tenzin Gyaltso Rinpoche, boleh dilafalkan Danzeng Jiacuo ataupun Tianjin Jiacuo, dia dari Ling Sheng Ching Tze Temple Chicago Chapter (芝城雷藏寺), tadi saat memperkenalkan tamu agung belum memperkenalkannya. Menjadi Rinpoche juga baik, tapi ada juga tidak baiknya. Apa itu baiknya ? Ia adalah seorang tulku, dulu pernah menjadi seorang Rinpoche, namun apabila setelah menitis kembali dia tidak dapat menjadi Rinpoche sejati, perilaku Anda, ucapan dan Dharma tidak memiliki kapasitas sebagai seorang Rinpoche, tidak bisa membabarkan Dharma, maka Rinpoche yang demikian sungguh memalukan, jangan demikian. Saat Anda mempunyai nama Rinpoche, berarti Anda harus lebih serius dalam menekuni Buddhisme dibandingkan dengan orang lain, kemudian menggunakan Buddha Dharma untuk menuntun semua makhluk, inilah mula bagi Anda, tidak peduli bagaimanpun semuanya baik adanya, ada beberapa orang yang meskipun tidak menjadi Rinpoche, namun adakalanya, perilaku dan Dharma nya telah melampaui seorang Rinpoche, oleh karena itu apapun baik adanya, dapat dikatakan bahwasanya segala persoalan baik adanya.
Sebuah lelucon, ada seorang gadis yang setelah bertengkar dan berpisah dengan kekasihnya ia ingin menangis habis-habisan, namun karena dia sangat menjaga imej, maka dia tidak berani menangis di rumah, mendadak dia mendapatkan sebuah ide, ia segera pergi ke tempat duka untuk menangis di sana, sebab semua orang di sana sedang menangis, maka orang lain pasti tidak akan merasa aneh. Akhirnya ia menemukan sebuah ruang duka yang sedang dilakukan upacara duka bagi almarhum seorang bapak tua, ia langsung bersimpuh di lantai dan meluapkan perasaan dengan menangis habis-habisan. Dua orang ibu yang mengenakan jubah duka berwarna hitam melihatnya, menghampirinya dan berkata : "Ternyata setan ini diluaran masih punya istri ketiga ?" maka mereka memapahnya untuk berdiri dan menghiburnya : "Saudari ketiga, melihat Anda menangis demikian sedih, kami memutuskan untuk membagikan uang tunai seratus juta, tapi jangan mimpi untuk mendapatkan real estate dan saham perusahaan yang lain !" Tentu saja dia tidak akan memimpikannya, sudah mendapat seratus juta ! Ternyata menangis juga ada manfaatnya. Menangis juga sangat baik, tertawa juga sangat baik, semua orang suka tertawa dan tidak suka menangis, sesungguhnya menangis juga ada baiknya. Mengapa menangis juga baik ? Untuk mengetahui apakah ada sumbatan pada kelenjar air mata Anda, ini sangat penting, sering menangis berarti mencuci mata gratis, membantu Anda untuk mencuci mata sampai bening dan cerah, sehingga nampak lebih menarik. Apalagi wanita yang menggunakan tangisan sebagai senjata pamungkas, yang pertama adalah tangisan, yang kedua adalah ribut, yang ketiga adalah gantung diri, inilah senjata pamungkas wanita, saya sudah melihat banyak. Bahkan menangis juga ada manfaatnya, menangis juga baik adanya, tertawa juga baik, gembira juga baik, sedih juga baik, apapun baik adanya, dalam filosofi apratihata segalanya baik adanya, tidak ada yang tidak baik.
Sebuah lelucon lagi, di sore hari sehabis hujan, cuaca menjadi cerah, saya berdiri di bawah papan nomor kendaraan untuk menunggu kendaraan umum, datanglah seorang nona cantik yang mengenakan baju minim, dengan tersenyum saya mengatakan : "Nona, selokan di depan sangat dalam !" Nona itu terdiam sejenak, kemudian mengangkat kerah bajunya dan mengatakan : "Dasar cabul !" Dia memelototi saya dan terus berjalan, gubrak ! Dia sungguh jatuh ke dalam selokan. "Saya sudah mengatakan selokannya sangat dalam !" Sungguh salah paham ! Banyak hal baik adanya, padahal orang sedang memperingatkan Anda bahwa selokannya sangat dalam, memberitahu Anda di depan ada selokan yang dalam, namun karena hujan telah turun maka permukaanya tertutupi air hujan, tapi dia menyangka saya sedang mengatakan hal yang lain. Oleh karena itu saat orang lain membicarakan Anda, adakalanya baik saja, bukan adakalanya, sepertinya setiap saat selalu baik adanya. Selokan sangat dalam juga sangat baik ! Merupakan kalimat pujian ! Benar tidak ? Ada sebuah lelucon yang demikian, ada seorang wanita yang mengenakan sebuah kalung, liontinya adalah pesawat berwarna perak, suatu hari dia pergi ke sebuah restoran, makan di hadapan seorang pria. Pria itu terus menatap bagian dadanya. Wanita itu bertanya : "Eh ? Apakah Anda sedang mengaggumi pesawat saya ?" Pria itu menjawab : "Bukan, saya sedang mengagumi landasan pesawat". Dia sedang mengaggumi landasan pesawat, tidak peduli bagaimanapun, mengaggumi adalah sebuah pujian, apalagi udara demikian panas, sungguuh, semua wanita pada mulanya adalah gadis cantik, mengenakan pakaian yang sangat sejuk . Saat seorang bhiksu lewat, tentu saja tidak boleh langsung menatapnya, harus berjalan sambil menunduk memandang lantai, namun ini bukan perilaku yang sopan. Bagaimanakah itu perilaku yang sopan ? Anda alamiah saja, berjalan dengan gagah, terus berjalan ke depan, mata cukup menatap ke depan, jangan sengaja menolehkan kepala untuk melihat, ini juga merupakan perbuatan menjaga sila, meskipun menoleh melihat juga baik adanya, sebab merupakan sebuah pujian.
◎ Yang diucapkan Mahaguru ini, bhiksu yang lain tidak berani mengucapkannya, Mahaguru boleh mengatakan apapun, tiada masalah ! Tiada masalah, tiada menetap, tiada mengejar, inilah filosofi Apratihata. Saya ceritakan sebuah lelucon, hari ini pulang dari kantor, melihat istri bergegas masuk ke toilet, rasanya aneh sekali, maka segera berlari ke dalam kamar, begitu melihat ternyata di balkon ada seorang pria ! Wah ! Ini sangat gawat ! Maka si suami sangat marah dan mendorong pria itu ke bawah. Kemudian saat si istri masuk ke kamar, dia sangat terkejut dan bertanya : "Bapak tukang servis AC tadi kemana ?" Saya beritahu Anda, filosofi apratihata, tidak ada hubungan apapun ! Si istri bergegas masuk ke toilet, kemudian Anda melihat di balkon ada seorang pria, apabila dia adalah saya, Amitabha ! Sadhu ! Sadhu ! Batin tidak membangkitkan prasangka apapun, di dunia ini di manakah tiada rumput wangi, jadi untuk apa meributkan sekuntum bunga ? Harusnya berpikir demikian ! Dengan demikian tiada masalah lagi, ia adalah istri yang telah menikah bertahun-tahun, apa hubungannya ? filosofi apratihata ! Segalanya tiada rintangan, dalam hati Anda tiada persoalan apapun, cemburu apa ? Buat apa pria atau wanita cemburu ?
Sebuah lelucon lagi, ada seorang pemuda yang naik gunung untuk menjumpai seorang petapa : "Bhiksu, saya telah tawar akan keduniawian, tidak lagi tertarik dengan keduniawian, mohon Anda mengupasampada saya". Bhiksu : "Enyah kamu ! Anda kemari sebulan sekali, memangnya gunting rambut sekali butuh berapa duit ?" Tiap bulan dia upasampada sekali, gunting rambut gratis. Sesungguhnya mengupasampada-nya, kelak suatu hari dia akan benar-benar menjadi bhiksu sesungguhnya, untuk apa petapa itu mengusirnya ? Upasampada hanya sebentar sudah botak, ini adalah hal yang baik ! Anda datang kemari untuk upasampada, apabila ingin kembali pada kehidupan duniawi, terserah Anda, Acarya juga boleh melepas jabatan kembali kepada hidup duniawi, bhiksu juga boleh, semua yang menerima upasampada boleh melepasnya dan kembali menjalani hidup duniawi, Mahaguru membabarkan filosofi apratihata, asal kalian gembira pergi saja, tidak ada hubungan sedikitpun dengan saya. Sungguh ! Zhen Fo Zong demikian adanya, Mahaguru tidak akan membenci Anda hanya karena Anda kembali pada kehidupan duniawi. "Tidak boleh ! Mana boleh Anda kembali pada kehidupan duniawi ?" , "Mana boleh Acarya kembali pada kehidupan duniawi, menetap di luar negeri dan melahirkan anak . ." Tidak masalah, tidak apa, ada seorang bhiksu yang telah kembali pada kehidupan duniawi, dan akhirnya dia mulai bosan terhadap kehidupan pernikahan, maka ia kembali dengan membawa anak, anaknya menjadi sramanera kecil, si ayah menjadi bhiksu, si ibu menjadi bhiksuni, sebenarnya kehidupan pernikahan juga tidak akan membuat Anda merasa sangat nyaman ! Tiap keluarga mempunyai persoalannya masing-masing, Anda tidak menyadarinya, sangat menderita ! Mahaguru telah melihat banyak orang yang kemari, banyak yang keluarganya sangat menyedihkan, yang bahagia sangat jarang. Seorang pangeran dan putri yang menikah, kemudian menjalani kehidupan yang bahagia dan sempurna, ini hanya ada dalam dongeng ! Setelah pangeran dan putri menikah, mereka langsung bercerai ! Apa artinya kalian mengenakan gaun ? Mengenakan gaun dan topi, apakah kalian ingin menikah ? Baik, sekarang menanyai Anda : "Yuping, Anda menikah dengan siapa ?" Dia meminta Anda mengenakannya, jadi Anda menikah dengan siapa ? Anda bahkan tidak punya kekasih, untuk apa melakukan pemotretan pre-wedding ? Sejak Anda muda sampai saat ini belum pernah punya pacar, Anda melakukan pemotretan apa ? Mahaguru merenungkannya, baik juga ! Kadang mengenakan gaun pengantin, seakan-akan Anda telah menikah, demikian juga menyenangkan ! Ya Tuhan ! Demikianlah filosofi apratihata, apapun boleh. Mendadak hari ini dia gembira, ingin mengenakan gaun pengantin, mengenakan topi pengantin, ini juga sangat baik.
Seorang guru bertanya : "Apakah rapor sudah diperlihatkan kepada orangtua ?" Xiaoming : "Sudah !" Guru : "Mengapa tidak ada stempel wali murid ?" Xiaoming melipat lengan bajunya, dan menunjukkan lengannya yang penuh bekas luka : "Ayah dan ibu saya membuat stempel di sini". Ayah dan ibunya sungguh telah menyetempelnya ! Artinya dia sudah dipukul. Di Amerika tidak boleh memukul anak, itu adalah kekerasan pada anak. Di masa kecil kita entah sudah distempel berapa kali, pantat distempel, tangan distempel, ibu saya juga sangat hebat dalam memberi stempel. Saat itu di Gaoxiong ada sebuah parit Baozhu, saya pergi berenang di sana, kemudian menangkap beberapa udang, keong dan kerang. Saya membawa sebuah ember, di dalamnya ada ikan, udang dan kerang, saya membawanya pulang dengan riang gembira, karena bisa dimakan di malam hari. Ibu saya duduk di depan pintu, dia mengatakan : "Ayo masuk !" Dia tersenyum bak Monalisa, ibu saya mengatakan : "Saya tidak akan memukulmu, ayo masuk saja !" Saya berpikir ucapan orang dewasa bisa dipercaya, dia mengatakan tidak akan memukul saya, namun begitu saya masuk, Wush ! Ia mengayunkan sebuah sapu bambu yang dibuat dari beberapa bambu yang diikat menjadi satu, dia langsung memukul ! Saat itu saya mengenakan celana pendek atau celana sekolah. Ia memukul betis, satu pukulan langsung berbekas segaris, hasilnya adalah beberapa garis ! Saat itu saya berpikir : "Ternyata ucapan orang dewasa juga tidak bisa dipercaya". Namun demikian juga baik adanya, dia mengajari saya supaya tidak berenang di parit, sebab di sana sangat berbahaya, juga sangat dalam. Di masa kecil saya sangat gemar berenang, karena ini pulalah saya dipukul habis-habisan. Sesungguhnya pukulan di masa kecil akan membekas sangat dalam, namun orangtua juga demi mendidik kita, ada baiknya juga. Orangtua memukul Anda dikarenakan takut kehilangan Anda, sebab Anda telah melakukan hal yang berbahaya, orangtua memukul Anda demi mengajari dan menyemangati Anda : "Anda harus maju, kelak harus berhasil". Semua merupakan hal yang baik. Tapi di Amerika ini tergolong kekerasan pada anak, harus mengomunikasikannya dengan kata-kata, menggunakan cara yang baik, jangan sampai melukai harga dirinya. Oleh karena itu di masa kecil saya sangat rendah diri, sering dipukul, namun dikarenakan rendah diri, barulah merasa diri sendiri harus berusaha dengan gigih, kelak dapat menjadi harga diri, rendah diri ditransformasikan menjadi harga diri, semua baik adanya. Maka filosofi apratihata ini mengungkapkan bahwa kehidupan manusia sama belaka, apabila Anda dapat melihat segalanya sebagai sunya, maka tiada lagi rintangan apapun.
Om Mani Padme Hum.
Judul Asli :
2015-06-27《蓮生法王開示》看空一切的無礙哲學
Sumber :
http://tbsn.org/chinese3/news.php?cid=29&csid=50&id=40
◎ Mengapa dan Bagaimana Bersarana ?
http://indonesia.tbsn.org/modules/news3/article.php?storyid=5
◎ Pengulasan Sadhana Tantra :
http://tbsn.org/indonesia/newsList.php?cid=29&csid=36
◎ Kumpulan Ceramah Dharmaraja Lian-sheng :
http://tbsn.org/indonesia/newsClass.php?cid=29
◎ Beberapa Karya Tulis Dharmaraja Lian-sheng Yang Telah Diterjemahkan Dalam Bahasa Indonesia :
http://tbsn.org/indonesia/newsClass.php?cid=23
Diterjemahkan Oleh Lianhua Shian