2013-08-17 Visualisasi Aksara A dan Yoga 3 Sunya Diri Sendiri Melebur ke dalam Sunyata Trekcho dan Tercerahkan


Ceramah Kesembilan belas Sadhana 9 Tingkat Dzogchen oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Yidam Bodhisattva Avalokitesvara tanggal 17 Agustus 2013 di Ling Shen Ching Tze Temple

Pertama-tama, kita sembah sujud pada guru silsilah Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala, sembah sujud pada yidam kebaktian hari ini Avalokitesvara sepuluh penjuru dan Bodhisattva Jubah Putih.

Gurudara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, dan para umat se-Dharma di internet, salam sejahtera semua. Tamu agung kita hari ini adalah ROC Ministry of Foreign Affairs International Organizations Nyonya Dubes Liao Dongzhou Sdri. Judy, akuntan TBF Sdri. Teresa, ketua humas Taiwan Lei Tsang Temple Sdr. Wang Zi-zhu, produser CTI Gei Ni Dian Shang Xin Deng Sdr. Xu Ya-qi, dr. Zhuang Jun-yao, penasihat hukum Zhenfo Zong Prof. Dr. Lu Wen-xiang dan putra, Dr. Lu Wen-xiang adalah mantan wakil ketua HaKI, juga pernah menjadi penasihat keuangan di Singapura, yaitu penasihat keuangan dubes yang menetap di mancanegara. Serta Acarya, Lama, dan umat se-Dharma dari berbagai belahan dunia, selamat malam semua, apa kabar! Apa kabar semua! (Bahasa Kanton)

undefined

Hari ini kebaktian Sadhana Yidam Avalokitesvara, banyak titisan Nirmanakaya Avalokitesvara, sehingga kita sering mengatakan "Avalokitesvara sepuluh penjuru", karena setiap tempat ada Avalokitesvara. Sehingga, kita sering menyebutkan "Avalokitesvara sepuluh penjuru", salah satu di antaranya adalah Avalokitesvara berjubah putih. Akhir-akhir ini saya melihat Avalokitesvara berjubah putih, kira-kira dua minggu yang lalu, saat itu saya melihat Avalokitesvara berjubah putih beberapa kali, Ia adalah Avalokitesvara berjubah putih yang menunggang naga.

Minggu lalu saya pernah mengatakan, suatu kali melihat Avalokitesvara, kebetulan saat pagi hari, saya sempat bangun, setelah bangun, mata dipejam lagi sebentar, lantas melihat Avalokitesvara memancarkan cahaya yang lembut, asalkan yang muncul adalah Buddha Bodhisattva, sinar tersebut sangat lembut. Bagaimana melihat sinar ini, saya benar-benar tidak dapat menggambarkan, seperti seutas benang, dirajut menjadi rapat dan padat, sinar yang sangat halus. Di tengahnya berdiri sesosok Avalokitesvara tubuh setara. Apa yang dimaksud dengan tubuh setara? Saya sering mengatakan "Ini adalah pratima yang setara dengan Buddha Sakyamuni berumur 7 tahun", yaitu tubuhnya setinggi anak berumur 7 tahun; "Pratima yang setara dengan Buddha Sakyamuni berumur 13 tahun", kira-kira setinggi orang dewasa. Avalokitesvara yang saya lihat adalah tubuh setara, dengan kata lain Avalokitesvara setinggi orang dewasa, saya melihat riasan-Nya, sekujur tubuh berkilauan, sesosok Avalokitesvara yang berkilauan, jubah surgawi yang dikenakan-Nya; sangat indah, sangat bercahaya, jubah surgawi yang sangat indah, saat Ia muncul, wajah-Nya tersenyum, kita menggambarkan Avalokitevara, alis-Nya seperti gunung hijau yang bertengger bulan, mata-Nya seperti laut biru, hidung-Nya sangat mancung dan lurus, mulut-Nya seperti buah ceri pada Bulan Mei, wajah-Nya sangat bulat, seperti bulan purnama tanggal 15 penanggalan lunar, seluruh tubuh bercahaya, sangat lembut, sangat cantik, tidak dapat digambarkan, berjalan perlahan-lahan, tiba-tiba, Ia menoleh dan tersenyum sebentar pada saya, roh saya melayang, di kolong langit ini tidak ada wanita secantik itu. Sekarang, stasiun televisi Taiwan, tampil banyak nona seksi, semua berpakaian sangat pendek, saya menontonnya, tidak ada yang lebih cantik daripada Avalokitesvara, Avalokitesvara masih yang tercantik. Tadinya, saya ada sebuah masalah yang agak trouble, setelah melihat-Nya, saya berpikir, "Trouble ini harus diatasi." Karena Avalokitesvara telah memperlihatkan diri pada saya, bahkan Ia adalah yidam tolak bala, bencana saya ini pasti akan lewat. Ternyata, sampai siang itu, tersiar lagi sebuah kabar yang mengatakan bahwa bencana saya telah teratasi. Oleh karena itu, saya melihat-Nya ada artinya; bukan saya sendiri ingin melihat, melainkan melihat tanpa sengaja, ini lebih bermakna; secara tidak sengaja melihat Avalokitesvara artinya Ia membantu saya meredamkan sebuah bencana, Ia muncul dan memperlihatkan diri pada saya. Avalokitesvara sangat manjur, semua orang ingat Raja Agung Avalokitevara, riasan-Nya sangat agung, Ia berpakaian beragam warna, kepala bermahkota 7 Buddha, rupa sangat sempurna; jika kalian melihat rupa Raja Agung Avalokitesvara yang sebenarnya, Ia sangat agung.

Avalokitesvara berjubah putih membawa botol suci, membawa ranting willow, memercikkan amrta ke seluruh penjuru, berjubah surgawi putih, itulah Bodhisattva berjubah putih. Ia sendiri adalah pendamping Amitabha. Di Taiwan, kita sering melihat, ada semacam kitab suci yang dilipat, setelah dibuka, di tengah adalah Amitabha, di kanan adalah Avalokitesvara, kiri adalah Mahasthamaprapta. Kita japa mantra hati Amitabha, "Om. Amidiewa. Xie." Mantra hati Avalokitesvara, "Om Mani Padme Hum." Mantra hati Mahasthamaprapta, "Om. Xuxu. Suo. Suoha." Avalokitesvara yang kita semua lihat memiliki banyak penjelmaan, saya merasa Ia sendiri mengutamakan tolak bala, nomor satu dalam tolak bala, terutama Bodhisattva berjubah putih, kita biasanya menjapa "Namo Guanshiyin Pusa", visualisasi Avalokitesvara muncul, Anda sakit apa, Anda pun berdoa pada-Nya, jika Ia memperlihatkan diri di dalam mimpi Anda, atau Ia memperlihatkan diri pada Anda, atau melihat di dalam samadhi, artinya bencana Anda akan teratasi, karena Ia telah muncul. Asalkan Anda japa dengan sangat tulus, ketika Anda melihat-Nya, bencana Anda pun teratasi. Saat saya kecil, ibu saya juga meyakini Avalokitesvara, juga sering memanjatkan Sutra Saddharma Pundarika, saat itu, keluarga kami sangat miskin, saya juga masih sangat kecil, saat saya sakit, ibu saya tidur di tengah, ayah saya di sini, anak-anak di sini, ia melihat Avalokitesvara yang biasa ia yakini tak disangka masuk ke dalam kamar, kemudian menoleh dan berkata pada seorang bodhisattva kecil, "Lihatlah, ketiganya tidur sangat nyenyak." Ibu saya mendengar sangat jelas, "Anak itu sakit, saya mau memberinya sebungkus obat." Saat itu, saya demam, jika anak-anak demam dan panasnya tidak berhenti, ibu saya melihat Avalokitesvara mengangkat jubah-Nya, di dalam ada sebuah saku, Ia pun merogoh, merogoh sebungkus obat seperti obat yang diracik dokter Taiwan zaman dulu, dulu bungkusan obat itu dari kertas putih berbentuk persegi empat, di dalam ditaruh beberapa bubuk obat, kemudian dilipat, dilipat seperti ini, dilipat lagi, dilipat menjadi sebuah bungkusan obat yang berbentuk segitiga. Avalokitesvara pun merogoh sebuah bungkusan obat seperti ini, kemudian bungkusan obat dibuka, kemudian menuang sedikit ke dalam mulut saya, ibu saya pun melihat dengan sangat jelas, selesai melihat, Avalokitesvara dan Bodhisattva kecil pun pergi. Setelah pergi, saya tadinya demam tinggi, demam juga reda, melihat warna air muka, penyakit juga sembuh. Oleh karena itu, saat saya kecil, juga pernah ditolong sekali oleh Avalokitesvara, kemudian, saya pun sering melihat Avalokitesvara.

Pertama kali saya melihat Avalokitesvara di Legislative Council Complex, Taichung, di dalam Legislative Council Complex terdapat banyak toko buku, ada satu yang bernama Toko Buku Zonghe, dulu menerbitkan buku saya "Koleksi Kabut Hambar", selain itu, masih ada sebuah toko buku Yishi, yaitu toko buku yang dibuka oleh veteran. Di dalam toko buku Yishi, ditaruh sebuah pratima Avalokitesvara berwarna kuning, saya berkata pada pemilik toko buku bahwa saya sangat senang melihat Avalokitesvara, saya bertanya pada pemilik toko, "Berapa harga pratima Avalokitesvara ini?" Tangan kiri pratima ini tadinya memegang botol suci, tangan kanan memegang ranting willow, namun, botol suci itu patah. Pemilik toko berkata pada saya, "Botol suci-Nya patah." Saya berkata, "Tidak apa-apa." Karena saya suka, saya beli. Saya bertanya pada pemilik toko, "Berapa harganya?" Ia berkata, "Lima puluh NT." Saat itu, sebuah pratima Avalokitesvara hanya seharga 50 NT. Saya pun beli pratima Avalokitesvara itu, kemudian menggantungkan japamala di tangan yang memegang botol suci. Sepulangnya, tidak ada tempat untuk menaruhnya, saat itu saya tinggal di dalam asrama kecil pejabat militer, saya pun buka jendela, tentu saja, ini tidak sesuai dengan fengshui; saya menaruh Avalokitesvara di atas kasa dan sekat jendela, setelah ditaruh, saya beranjali pada-Nya. Malamnya, saya pun melihat Avalokitesvara tersebut. Sekujur tubuh Avalokitesvara ini berwarna kuning, porselin yang sangat berkilau. Tak disangka, suatu kali saya baru keluar dari kompi geodesi, South Gate Brigde, Taichung, di atas meluncur sebuah sepeda motor, pengendara sepeda motor tidak melihat saya, juga tidak menyalakan lampu, sepeda motor terus menabrak saya, seluruh tubuh saya terpelanting, melayang, pengendara sepeda motor juga melayang; saya bangkit, kaki agak bengkok, karena kaki tertabrak sedikit. Saya pun kembali ke asrama sendiri dan mengoles yodium, mengoles benda pereda radang. Si penabrak dibawa ke sebuah rumah sakit di samping, bernama Bodhi Hospital, dekat South Gate Bridge. Saya juga telah melupakan peristiwa ini. Namun, sejak ditabrak, seluruh tubuh pratima Avalokitesvara itu retak. Saya kira-kira pincang 3-4 hari, namun, seluruh tubuh pratima Avalokitesvara itu retak, semua retak, berubah menjadi banyak guratan, banyak bekas retakan di badan-Nya. Avalokitesvara berkata pada saya, "Saya telah menggantikan Anda, karena Anda memuja saya, saya pun menggantikan Anda."

undefined

Pratima Avalokitesvara itu sekarang di Taiwan Lei Tsang Temple. Saat itu, saya memindahkan altar mandala rumah saya ke Taiwan Lei Tsang Temple, saat ini juga masih di Taiwan Lei Tsang Temple. Oleh karena itu, saya sangat menghormati Avalokitesvara, Ia banyak membantu saya. Yidam saya adalah Amitabha, pendamping Amitabha adalah Avalokitesvara.

Altar mandala rumah saya di Seattle, begitu masuk rumah ada sebuah pratima Avalokitesvara setinggi badan manusia, diberikan oleh PTT Buddhist Society, pokoknya Avalokitesvara setinggi badan manusia yang diberikan oleh PTT Buddhist Society pada saya, tepat di pintu masuk. Agak kanan sedikit adalah Raja Agung Avalokitesvara, rumah saya ada dua altar mandala, satu adalah altar mandala Raja Agung Avalokitesvara, satu lagi adalah Avalokitesvara, Avalokitesvara setinggi badan manusia, di sebelah kanan pintu masuk. Saya sangat menghormati Avalokitesvara, setiap pagi, saya pasti menekuni sadhana-Nya, menjapa mantra-Nya. Sekian penjelasan Avalokitesvara untuk hari ini, Avalokitesvara sangat mulia.

Kita mengulas lagi Trekcho, Trekcho sama halnya dengan segera menghentikan. Mengapa harus segera menghentikan? Karena saat segera menghentikan, Anda pun bisa mengerti Buddhata. Oleh karena itu, yang terpenting dari Sadhana Dzogchen adalah dua sadhana dari Trekcho dan Togal. Trekcho adalah mencapai pencerahan, dengan kata lain memahami Buddhata. Lebih dulu memberikan contoh! Karena orang yang memanah banyak. "Bersyukur atas pemberkatan dan ajaran Mahaguru, Mahaguru bertanya: bagaimana segera menghentikan kerisauan? Siswa menjawab, "Di mana bumi dipijak." Ia sendiri bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana di mana bumi dipijak? Yaitu menanggalkan dan bersih." Apa itu menanggalkan dan bersih? Yaitu membuang semua beda kotor di dalam batin. Bagaimana menanggalkan dan bersih? Jawabannya adalah, "Di sana langit dijunjung." Benda kotor dibuang, benda kotor disingkirkan, juga harus "di sana langit dijunjung", ini bahkan diri saya pun tidak mengerti. Karena, apa itu "di mana bumi dipijak"? Ia menjawab, "menanggalkan dan bersih akan segera menghentikan kerisauan." Ini memang benar, namun, "di sana langit dijunjung"? Belum tentu dapat segera menghentikan kerisauan. Misalnya, nudist camp, jika di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung, tentu saja harus menanggalkan semua pakaian, itulah "menanggalkan dan bersih". Saya tidak pernah ke nudist camp, pernahkah kalian pergi? Ada tidak? Ada juga tidak berani mengaku, benar tidak? Karena di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung, harus menanggalkan semua pakaian, itulah "menanggalkan dan bersih". Bagaimana segera menghentikan kerisauan? Siswa seharusnya menjawab, "Masuk ke nudist camp." "Bagaimana memasuki nudist camp?" "Yaitu menanggalkan semua pakaian." "Bagaimana menanggalkan semua pakaian?" "Yaitu menanggalkan benda kotor di dalam batin." Asalkan pakaian di luar telah ditanggalkan semua, pakaian di dalam juga ditanggalkan semua, ini lebih menarik. Satu lagi, "Bersyukur atas pemberkatan dan ajaran Mahaguru, hari ini, dengan tulus bersyukur atas welas asih Mahaguru, menyalakan jiwa kebijaksanaan siswa, menerima upasampada, namun, siswa malu, rintangan karma dan kebiasaan buruk sangat berat, berulang kali menguatirkan Mahaguru, di sini, siswa bertobat pada Mahaguru, mohon jangan abaikan siswa." Tanya, "Bagaimana segera menghentikan kerisauan?" Jawab, "Lebih dulu melihat kerisauan." Ini agak mirip dengan Patriak II Shen'guang bertemu Bodhidharma Patriak II Shen'guang berkata pada Bodhidharma, "Hati saya tidak tenang." Bodhidharma menjawab, "Keluarkan hati Anda." "Saya tidak menemukan hati saya." "Baik." Bodhidharma menjawab, "Saya sudah menenangkan hati Anda." Oleh karena itu, "Bagaimana segera menghentikan kerisauan? Lebih dulu melihat kerisauan." Jawaban ini sangat baik, artinya hampir sama seperti Patriak II Shen'guang bertemu Bodhidharma. Penjelasannya adalah, "Terikat dan terbebaskan adalah sama, kemudian kembali ke sunyata, sama halnya kerisauan juga kembali ke sunyata", ini memang benar, sangat bagus. Namun, saya mau bertanya, "Bagaimana mengembalikan kerisauan ke sunyata? Mengapa Anda dapat mengembalikan kerisauan ke sunyata?" Ini adalah sebuah titik berat. Tentu saja, kita juga tahu, Mahaguru memiliki kerisauan, saya belum tentu mengembalikan kerisauan ke sunyata, saya menggunakan kebahagiaan untuk menghantam kerisauan; jika ada kebahagiaan yang sempurna di sepuluh penjuru, semua kerisauan saya pudar; saya menggunakan kebahagiaan untuk membuang kerisauan, menggunakan kebahagiaan saya untuk menyingkirkan kerisauan, tidak perlu menggunakan sunyata, menggunakan sunyata sudah sangat hebat. Anda mengembalikan kerisauan ke sunyata, tentu saja sangat baik, memang benar. Namun, bagaimana mengembalikan kerisauan ke sunyata? Dengan cara apa? Ini adalah pertanyaan yang saya tanyakan, jika Anda dapat menjawabnya, maka telah mencapai pencerahan, gampang sekali. Menjawab panjang lebar, tetap ada pertanyaan. "Kerisauan kembali ke sunyata", No.1, memang benar, namun, bagaimana Anda mengembalikan kerisauan ke sunyata? Mengapa para insan tidak dapat mengembalikan kerisauan ke sunyata? Kerisauan tetap ada! Namun, Anda keluarkan kerisauan Anda, tidak terlihat! Karena kerisauan itu sendiri adalah sunya! Anda mengatakan kerisauan adalah sunya, memang benar, namun, kerisauan juga tetap ada! "Bagaimana Anda mengembalikan kerisauan ke sunyata?" Ini adalah pertanyaan baru.

Mahaguru bertanya, "Mengapa kerisauan itu semu? Mengapa kerisauan itu sunyata? Mengapa dapat segera menghentikan kerisauan? Coba siswa menjawab, "Alam semesta adalah perwujudan Buddhata, hanya Buddhata yang benar-benar nyata, selain itu, semua tidak nyata, tidak bisa dipegang, sehingga kerisauan tidak nyata, tidak bisa dipegang, semu. Karena, seketika hati telah menjadi bersih, maka dapat segera menghentikan kerisauan, dengan kata-kata yang sederhana bisa membuktikan, kerisauan adalah semu. Jika Buddhata diibaratkan air, kerisauan adalah es, ketika suhu air di bawah 0 derajat celsius, air pun berubah menjadi es, dengan kata lain, saat syarat dan kondisi telah matang, kerisauan pun muncul, syarat ini adalah sesaat, berubah-ubah; es kerisauan itu adalah perubahan, sesaat, sehingga disebut semu, namun, hakikatnya adalah air -- Buddhata." Ia bertanya, "Mahaguru, siswa akan menjadi jerawatan? Terima kasih." Baiklah! Ilustrasi yang Anda gunakan tidak tepat, karena Buddhata itu bukan air, Buddhata itu sendiri bukan air, Anda hanya menggunakan ilustrasi, jika Buddhata adalah air; tidak boleh menggunakan ini untuk mengilustrasikan Buddhata. Sekarang saya katakan pada Anda, madhyamika juga ada 3 aliran, ada satu adalah "Madhyamika abadi", yaitu Aliran Svātantrika, di Tibet disebut "Jonang", mengutarakan tentang di luar adalah sunya, di dalam adalah abhava. Tadi dikatakan, "Alam semesta adalah perwujudan dari Buddhata, hanya Buddhata yang nyata." Ini tergolong Jonang, di luar sunya, di dalam ada Buddhata, aliran ini disebut Tathagatagarbhata; di dalam Tathagatagarbha terdapat Tathagata, ini disebut "Aliran Madhyamika Abadi". Ada satu lagi disebut "Aliran Madhyamika Nihil", apa yang dimaksud "Aliran Madhyamika Nihil"? Yaitu yang namanya, luar adalah sunya, dalam juga sunya, Buddhata hanya sebuah istilah, ini disebut "Aliran Madhyamika Nihil", yaitu Aliran Madhyamika yang meng-nihil-kan segalanya. Selain itu, ada seorang penekun Sakyapa di Tibet, bernama Go-ram-pa, ia mengritik Aliran Prasaṅgika, Aliran Prasaṅgika adalah milik Tsongkapa, Go-ram-pa tergolong "meninggalkan aliran Madhyamika", meninggalkan apa? Meninggalkan sunya, juga meninggalkan abhava. Anda mengatakan "Perwujudan Buddhata, hanya Buddhata nyata, selain itu, semua tidak nyata." Artinya Anda masih ada sebuah abhava, Buddhata itu nyata, yang satu ini masih ada, ini tergolong versi Aliran Jonang, yaitu versi Aliran Svātantrika, jika Anda adalah Aliran Jonang, Anda menulis lembaran ini sangat luar biasa, namun, yang Mahaguru tahu, jika Anda menyelami lagi, sudah mendekati.

undefined

Lembaran terakhir, "Bersyukur pada Mahaguru yang berwelas asih membimbing, ceramah Mahaguru sangat menarik dan berharga, siswa akhirnya mengerti apa itu "tiada jati diri", karena "tiada jati diri", sehingga rupa tidak beda dengan sunya, sunya tidak beda dengan rupa, vedanā, saṃjñā, saṃskāra, vijñāna, juga tidak beda dengan sunya, sehingga Dharma tidak beda dengan sunya, insan tidak beda dengan sunya.

Dharma adalah sebutan umum untuk semua benda di dalam Dharmadhatu, sehingga Sang Buddha berDharmadesana 49 tahun, terakhir mengatakan tidak berDharmadesana, tidak ada Dharma yang bisa disampaikan. Karena Dharma "tiada jati diri", sebenarnya juga sunya, karena tidak ada Dharma, maka tidak ada Dharma yang bisa disampaikan. Mengapa Sang Buddha mengatakan sebenarnya tidak ada insan yang bisa diseberangkan? Karena insan juga "tiada jati diri", juga semu, insan sebenarnya adalah Buddha. Akhir-akhir ini Mahaguru bertanya soal kerisauan, sekarang siswa merasa sebenarnya tidak ada kerisauan yang bisa dihentikan," kerisauan sudah berubah menjadi sunya, "kerisauan juga "tiada jati diri", juga sunya, sehingga, tiada kerisauan yang bisa dihentikan." "Mahaguru mengatakan "tiada wujud", pemahaman siswa adalah, 1, semua wujud adalah semu, terbentuk-menetap-rusak-kosong, sebenarnya tidak ada; 2, Dharmakaya tidak berwujud, jati diri Tathata tiada wujud, segala sesuatu di dunia ini adalah pinda-graha, misalnya manusia adalah pinda-graha, yaitu Buddhata yang tiada wujud, ditambah tanah-air-api-angin yang berwujud sama halnya dengan pinda-graha, berwujud itu semu, jati diri itu abadi. Oleh karena itu, Mahaguru berkata, "Tiada aku, manusia, insan, kehidupan; aku, manusia, insan, kehidupan adalah Buddhata", Buddhata tiada wujud, tidak ada baik dan buruk, oleh karena itu, boleh tidak memikirkan baik, tidak memikirkan buruk, baik buruk tetap sunya dan tiada jati diri. "Tiada ikrar", pemahaman siswa adalah, secara kemudahan adalah ada ikrar, ada kerisauan yang bisa dihentikan, ada Buddhadharma yang bisa disampaikan, ada insan  yang bisa diseberangkan, namun, secara final, "tiada ikrar", "tiada kerisauan", "tiada Dharma yang bisa disampaikan", "tiada insan yang bisa diseberangkan", karena semua ini adalah sunya yang tiada jati diri. Ingat dulu ada umat bertanya pada Mahaguru, "Mahaguru, Anda telah mencapai kebuddhaan, mengapa masih bersadhana?" Mahaguru berkata, "Karena ada Anda." Benar! Karena kami adalah Buddha yang masih belum tersadarkan dan kebingungan, masih harus dibimbing oleh Mahaguru, tampil berDharmadesana, Mahaguru masih harus menjadi teladan kami, menuntun kami mengeksplorasi kebijaksanaan Buddha, dari pantai ini ke pantai seberang, oleh karena itu, Mahaguru, siswa memohon Anda menetap di dunia, terima kasih."

Baik, saya beritahu Anda, hanya satu lembar tulisan ini saja, telah mengungguli semua orang yang dulu telah mencapai pencerahan, mengungguli semua yang ditulis dulu, yang dianugerahi pencerahan. Yang ditulisnya telah mengungguli. Namun, masih ada satu pertanyaan, ini tergolong Aliran Jonang, Ia masih mengatakan Buddhata tidak berwujud, artinya masih ada Buddhata, namun, Buddhata ini tidak berwujud. Akan tetapi, lembaran ini kira-kira sudah mendekati pencerahan. Asalkan ditilik sebentar sudah mencapai pencerahan, tetapi, saya tidak akan menilik lagi, karena saya tilik sedikit lagi, saya pun akan kehilangan satu rompi lagi. Dulu, sebagian besar saya mengingatkan mereka, sedangkan yang satu ini, hanya mendengar "tiada jati diri, tiada wujud, tiada ikrar" "tiga jenis pembebasan" dari Trekcho, ia pun dapat menuliskan ini, ini sangat tidak gampang.

Cerita sebuah lelucon! Ada seorang pastur, di depan sepasang mempelai perempuan dan mempelai laki-laki yang mau pemberkatan, pastur bertanya pada si pria, "Apakah Anda bersedia menikah dengan wanita ini?" Si pria menjawab, "Tidak." No! Tidak menikah. Pastur bertanya lagi pada si wanita, "Oh? Kalau begitu, apakah Anda bersedia menikah dengan pria ini?" Si wanita juga menjawab, ia naik pitam, "Justru saya yang tidak bersedia." Pastur berkata, "Baiklah, negatif dikali negatif sama dengan positif, saya mengumumkan kalian berdua resmi menjadi suami istri." Karena keduanya mengatakan tidak, negatif dikali negatif sama dengan positif, pastur ini pernah belajar matematika, sehingga tahu negatif dikali negatif sama dengan positif. Ketahuilah, pencerahan adalah negatif dikali negatif sama dengan positif, saya tidak boleh melanjutkan lagi; namun, pencerahan benar-benar adalah negatif dikali negatif sama dengan positif. "Trekcho" adalah negatif dikali negatif sama dengan positif. Lihatlah, "tiada jati diri", "tiada wujud", "tiada ikrar", Amitabha bukankah mengangkat 48 ikrar? Bhaisajyaguru juga mengangkat 12 ikrar agung, Buddha juga telah mengangkat ikrar agung, bagaimana bisa "tiada ikrar"? Karena, sampai terakhir, semua tahu, negatif juga positif, sehingga disebut "tiada ikrar", ini dijelaskan terlalu dalam. Tadi ada selembar juga sangat dalam, kalian dengarkan dengan seksama, sepulangnya, pikirkan sedikit, hei? Tercerahkan. Selami lagi! Maka hampir mencapai pencerahan, negatif dikali negatif sama dengan positif.

Lelucon ini membicarakan tentang sangat sulit menjadi wanita. Wanita tinggal di rumah, pria berkata, "Berubah menjadi ibu-ibu." Wanita berperawakan cantik, pria berkata, "Bencana." Wanita terlalu kaya, pria berkata, "Disuap." Wanita terlalu menurut, pria pun menjadi temparemen; karir wanita baik, pria mengritik jarang merawat rumah tangga; wanita buruk rupa, pria pun kabur; wanita miskin, pria pun menjadi sombong; wanita tidak menurut, pria pun meledak; menjadi wanita benar-benar sulit, wanita masih harus mencari nafkah, manusia masih harus mendukung rumah tangga, masih harus melahirkan bayi, masih harus bertarung dengan istri muda suami, menjadi wanita benar-benar sulit. Apa arti dari ilustrasi ini? Jika Anda mau mencapai pencerahan, sangat sulit, Anda mesti mengerti mencari nafkah, masih harus mendukung rumah tangga, masih harus melahirkan bayi, masih harus bertarung dengan istri muda suami, harus banyak diasah, Anda baru dapat mencapai pencerahan; tanpa diasah, sulit sekali Trekcho, oleh karena itu, mesti menggunakan teori Anda untuk mencapai pencerahan sejati, sangat luar biasa, jika ditilik oleh Mahaguru, Anda baru mencapai pencerahan, atau Anda sudah sangat mendekati, Mahaguru tilik sebentar, Anda baru mencapai pencerahan. Ada sebagian benda tetap milik Mahaguru, bukan milik Anda. Oleh karena itu, pencerahan mesti Anda cerahi sendiri, diri sendiri mencapai pencerahan baru sah. Sungguh! Mari cerita lelucon! Si A berkata, "Konon kuah Nenek Meng sangat enak." Yaitu saat bereinkarnasi di neraka, bukankah melewati paviliun Nenek Meng? Di paviliun Nenek Meng, Nenek Meng memberikan kuah untuk Anda minum, asalkan Anda telah minum, maka akan melupakan beberapa hal. Si A berkata kuah Nenek Meng sangat enak, Si B bertanya, "Apa rasanya?" Si A menjawab, "Lupa." Ini barulah pencerahan, saya beritahu Anda, minum kuah Nenek Meng, setelah melupakan barulah mencapai pencerahan.

undefined

Mari mengulas lagi tentang dua sadhana Trekcho, kita semua mengatakan "sunyata", Trekcho adalah sunyata, karena ia dapat segera menghentikan kerisauan dan segera menghentikan semua khayalan, ini barulah disebut Trekcho. Setelah Anda mencapai pencerahan dapat segera menghentikan kerisauan, segera menghentikan semua khayalan. Di antaranya ada satu sadhana yaitu visualisasi aksara A, aksara A dari Om A Hum, gambar sebuah garis horisontal, kemudian turun, sebuah kait, di bawah sebuah titik aksara A dalam tulisan Tibet.

Ketika Anda visualisasi cakra candra, di tengah cakra candra terdapat aksara A tulisan Tibet, aksara A memancarkan sinar menerangi Anda, seluruh tubuh Anda adalah terang, berubah menjadi transparan, saat ini Anda visualisasi aksara A, Anda sendiri juga berubah menjadi aksara A, kemudian Anda menghilang dari satu titik di bawah aksara A, selanjutnya kaitan juga hilang, terakhir tinggal satu angka 5, selanjutnya, angka 5 juga hilang, tinggal satu garis horisontal, kemudian visualisasi satu garis horisontal ini, perlahan-lahan hilang, berubah menjadi sunya, Anda sendiri sunya, aksara A juga hilang. Saat ini, Anda sendiri melebur ke dalam sunyata, ini adalah suatu metode sadhana. Ada orang mengatakan japa, "Om. Sibawa. Suda. Sarwa. Darma. Sibawa. Suduo. Hang." Mantra visualisasi sunya, namun, setelah japa mantra visualisasi sunya, maka menjadi sunya? Mengapa tidak kosong? Karena masih merasakan berat pakaian, Anda masih merasakan, mata terpejam, masih ada terang cahaya, dan tidak sepenuhnya menjadi sunya; 9 langkah pernapasan Buddha juga seketika membuat Anda melebur dalam perasaan tersebut. Anda visualisasi aksara A, lalu perlahan-lahan visualisasi aksara A menjadi hilang. Tiba-tiba, Anda pun menjadi sunya, ini adalah cara visualisasi aksara A; Anda dapat menjadi sunya luar, tubuh Anda sendiri juga menjadi sunya, selain itu, Buddhata Anda juga diubah menjadi sunya, apapun tidak ada lagi, saat ini baru memasuki Trekcho. Jika saat ini dapat memahami apa itu pencerahan, itu paling baik. Ini adalah visualisasi aksara A.

Selain itu, masih ada Yoga 3 Sunya, menekuni Yoga 3 Sunya adalah menghilangkan cahaya Buddhata yang berwarna biru setinggi jari di atas teratai di ulu hati Anda, maka berubah menjadi "sunya rahasia". Kemudian, Anda memandang langit cerah tanpa awan, langit cerah tanpa awan itu apapun tidak ada, di langit tidak ada segumpal awan pun. Benda apapun tidak ada, disebut "sunya luar", kemudian Anda hubungkan "sunya luar" dan sunya Buddhata di dalam diri Anda dengan sunya tubuh Anda, sunya luar, sunya dalam, sunya Buddhata, ini disebut Yoga 3 Sunya. Anda dapat menekuni sadhana ini, ketika Anda visualisasi langit cerah tanpa awan, visualisasi apa? Visualisasi gaya duduk singa, di dalamnya ada gaya duduk singa, kalau begitu, bagaimana cara duduk singa? Pernahkah kalian melihat singa duduk? Kedua telapak kakinya saling berhadapan dan ditempel, kedua cakar depan ditaruh di antara kedua kakinya, ini adalah cara duduk singa, Anda visualisasi sunya luar dengan gaya duduk singa di atas puncak gunung tertinggi memandang langit cerah tanpa awan, Anda visualisasi sunya luar, saat ini, Anda mudah sekali berubah menjadi sunya luar; selanjutnya visualisasi tubuh Anda sendiri, Anda pun lupa segalanya, seperti minum kuah Nenek Meng, seketika lupa, Anda tidak tahu siapa Anda, di dalam langit cerah tak berawan, Anda juga tidak tahu siapa Anda, ini adalah sunya dalam; selanjutnya, karena batin Anda telah sunya, sehingga Buddhata di atas cakra hati Anda juga menghilang, itu disebut sunya rahasia. Dari sunya luar menjadi sunya dalam, sunya dalam berubah menjadi sunya rahasia, saat ini disebut metode sadhana Yoga 3 Sunya, bisa mencapai tujuan Trekcho. Ini adalah dua jenis metode sadhana. Kita memiliki dua jenis metode sadhana, metode sadhana Yoga 3 Sunya, kelak akan dibahas lagi, jika sempat, saya jelaskan lagi metode sadhana visualisasi aksara A, namun, secara garis besar, demikianlah penjelasan visualisasi aksara A dan Yoga 3 Sunya, masih ada penjelasan untuk bagian yang lebih rinci, yang saya jelaskan hari ini adalah titik berat.

Ada lagi seorang yang memanah, saya sudah menulis jawaban, akan diserahkan pada Anda, diberikan pada TBF. Mana Acarya Lianjie? Sudah diserahkan padanya? (Sudah!) Sudah diserahkan padanya, saya tidak katakan di sini, sudah diserahkan padanya. Oleh karena itu, yang memanah, jawaban ada di sini. Tadi saya sempat bertanya, kalian ketuk lagi, coba lihat apakah kalian dapat memecahkan diri sendiri, jika terpecahkan maka mencapai pencerahan, hampir, pecah maka mencapai pencerahan. Ada seorang pembuat peti mati, menerima seorang murid, setelah guru lama mengajarinya, suatu hari, dengan bercanda, guru bertanya pada murid, "Saya telah mewariskan seni membuat peti mati kepadamu, kelak bagaimana kamu membalas jasaku?" Si murid dengan serius menjawab,, "Guru! Tenang saja, saya pasti akan membuat sendiri peti matimu." Ini juga sangat menarik, kelak kalian telah mencapai pencerahan, apa yang kalian berikan pada Mahaguru untuk membalas jasa Mahaguru? (Hadirin tepuk tangan) Tepuk tangan saja? Pada zaman sekarang, harus memberikan benda nyata, Dr. Lu Wen-xiang dulu menjadi jaksa, ia tahu apa itu benda nyata, benda nyata adalah menunjukkan 5 jari, wah! Segampang ini? Lima ribu sudah beres? Lima ribu NT? No! USD? No! Lima ribu, tidak cukup! Mengajukan gugatan ke pengadilan, 50 ribu! Lima puluh ribu juga belum tentu cukup, sekarang mengajukan gugatan HaKI -- sekali menggugat jutaan bahkan ratusan juta, ganti rugi HaKI sangat tinggi. Orang lain membajak HaKI saya, saya bisa menggugat Anda hingga seluruh harta keluarga Anda menjadi milik saya, jangan sembarangan, hak paten karya tulis Mahaguru, jika kalian bajak semua, harta keluarga Anda pun harus diberikan pada saya. Benar tidak? Seluruh harta keluarga Anda, apa yang dimaksud harta keluarga? Itu disebut benda nyata. Tentu saja, saat ini kita tidak boleh mengatakan sunya, Mahaguru telah mengajari kalian, kalian harus memperlihatkan benda nyata pada saya, saat ini jika masih mengatakan sunya, maka menguntungkan kalian.

Mari cerita sebuah lelucon, cuaca dingin, suami ingin mencari mantel untuk dipakai, istri berkata, "Dicuci sekali, mengecil, lalu saya berikan pada kakak saya untuk dipakai." Suami mencari celana bulu, istri berkata, "Dicuci sekali, mengecil, lalu saya berikan pada adik saya untuk dipakai." Suami marah, "Kamu cuci saya saja! Berikan pada adik perempuanmu." Ini adalah lambang dari benda nyata. Belajar Buddha seharusnya mengerti bagaimana belajar Buddha, sebagai pemula, benar-benar ada, Anda mesti menyaksikan Buddhata, harus memiliki sensasi, sensasi yang berwujud; Anda sendiri harus berikrar, semakin besar kekuatan ikrar, setelah akhirnya benar-benar mencapai keberhasilan, justru "tiada jati diri", "tiada wujud", "tiada ikrar". Oleh karena itu, tidak sampai tingkatan tersebut, tidak boleh mengatakan pada Anda "tiada jati diri", "tiada wujud", "tiada ikrar", ini adalah Buddhadharma tingkat tinggi. Buddhadharma biasa harus "memiliki jati diri", "berwujud", dan "berikrar", itu adalah umat Buddha pemula. Oleh karena itu, tidak boleh mengutarakan Dharma tingkat tinggi, ada atau tidak, ini agak dalam. Sekian untuk hari ini.

Om Mani Padme Hum.

來源: Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。