2013-05-18 Buddha Sejati
Sunyata dalam Mahasukha -- Diktat Hevajra, Bab ke-42: "Buddha Sejati".
Kita tetap lebih dulu sembah sujud pada guru silsilah, sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, sembah sujud pada Guru Sakya Dezhung, sembah sujud pada Gyalwa Karmapa XVI, sembah sujud pada Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada yidam kebaktian hari ini "Jambhala", sembah sujud pada Triratna Mandala.
Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Bhiksu Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, umat se-Dharma di internet, tamu agung kita hari ini Dubes Liao dari Departemen Luar Negeri dan Nyonya Sdri. Judy, Beliau di dalam, di sisi naga, akuntan TBF Sdri. Teresa, terima kasih. Dr. Zhuang Junyao, Dr. Zhou Heng, Sdr. Gao Minglu dan nyonya, kita tahu bahwa Sdr. Gao Minglu pernah membuktikan Mahasukha. Putra dan putri Pengacara Zhou Huifang, Beliau mengatakan, "Jangan perkenalkan", saya tidak lihat, sekarang baru lihat, sehingga saya sebut. Masih banyak lagi tamu agung di dalam, terima kasih atas kedatangan Anda semua. Good evening selamat malam, Bahasa Jepangnya Oyasuminasai, Bahasa Indonesianya Selamat Malam, Selamat Pagi adalah morning, Malam adalah night time, Thank you for coming, everyone.
Saya sampaikan sebentar, kita ada seorang Bhiksu Lama yang mulia, Beliau adalah Bhiksu Lama Yimin dari Montreal, Beliau mangkat pada usia 90 tahun lebih, setelah dikremasi, ada sebuah ritual yaitu mengompres semua hasil pembakaran tulang, alhasil sarira sekujur tubuh, semua adalah sarira. Semua hasil pembakaran tulang berubah menjadi berbutir-butir sarira bulat, sebesar butiran beras, sekujur tubuh adalah sarira, ribuan butir sarira.
Ketika Beliau terakhir kali datang bertemu Mahaguru, yaitu di depan pintu Zhenfo Miyuan, ketika saya melihatnya, saya menepuk pundaknya, saya berkata, "Anda akan mencapai tingkat Arahat, bahkan pada diri Anda akan ada banyak keajaiban dan sarira." Ternyata benar, setelah Beliau dikremasi, sekujur tubuh adalah sarira, ribuan butir sarria. Pada zaman sekarang, jarang ada; namun, di dalam True Buddha School kita, justru ada Bhiksu Lama yang memiliki sarira di sekujur tubuh. (Hadirin tepuk tangan) Kita tahu Bhiksu Lama Lianhua Yimin, umur 90 tahun lebih, Beliau tidak melakukan karma ucapan, tidak pernah mengomentari orang lain; juga tidak ada karma perbuatan, rintangan karma tubuh; dari segi pikiran, selamanya japa mantra hati Mahaguru, bersadhana dan menyebut nama Buddha, Beliau japa mantra hati Mahaguru lebih dari 8 juta kali, keberhasilannya, boleh dikatakan, Lianhua Yimin adalah acarya sejati Zhenfo Zong True Buddha School (hadirin tepuk tangan), seorang acarya senior yang sangat luar biasa. Usianya sudah sangat lanjut, namun, Beliau menghadiri setiap upacara Kalacarka; Beliau juga menghadiri upacara di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple. Usianya sudah sangat lanjut, masih tekun bersadhana, ia tekun bersadhana dan mencapai bukti nyata, benar-benar sarira sekujur tubuh. Sekarang, Bhiksu di seluruh dunia, yang memiliki sarira sekujur tubuh, sedikit sekali, ada, tetapi sedikit, sekarang, akhirnya kita melihat. Begitu mesin kompres mengompres, semua tulang berubah menjadi sebutir demi sebutir sarira bulat, sarira sebesar beras, di sekujur tubuh, nyatalah bahwa Zhenfo Zong kita adalah True Buddha, benar-benar True Buddha, Agama Buddha sejati.
Selain itu, ada satu hal lagi, saat saya di Taiwan, di Taiwan Lei Tsang Temple, saya telah mensahkan seorang Rinpoche yang masih sangat muda, baru 9 tahun, bernama Thubten Ksiti Rinpoche, di usianya yang masih belia, ia memiliki mata ketiga, bisa mengamati segalanya. Saat ia berusia 3 tahun, ia sudah mengerti japa mantra hati Mahaguru, dan masih banyak mantra lainnya, serta belajar banyak mudra. Hingga umur 9 tahun, ia tidak pernah absen bersadhana, setiap hari bersadhana, bahkan mendesak orang tuanya Sdr. Xu Hongchun dan ibunya Sdri. Lan Suzhu untuk bersadhana. Ibunya melihat Bodhisattva Ksitigarbha memasuki tubuhnya, setelah itu, ia pun hamil. Selisih usianya dengan kakak-kakaknya sangat jauh, ketika kakak-kakaknya sudah kuliah dan duduk di bangku SMA, ia baru lahir. Saat itu, mereka juga ingin memiliki seorang anak laki-laki, mereka memohon pada Mahaguru, Mahaguru berkata pada mereka, "Kalian akan memilikinya." Tak lama kemudian, belasan tahun kemudian, mereka benar-benar memiliki anak, bahkan merupakan titisan dari Bodhisattva Ksitigarbha. Mata di atas jari tangannya merupakan mata kebijaksanaan, di tangannya ada bahtera Dharma, untuk menyeberangkan insan, dan sebuah sangkha, untuk berceramah Dharma. Oleh karena itu, kalian baca True Buddha News sudah tahu. Mahaguru mensahkan ia adalah titisan dari Bodhisattva Ksitigarbha, bernama Thubten Ksiti Rinpoche. Sansekerta dari Bodhisattva Di Zang Wang adalah Ksitigarbha, oleh karena itu, saya memberinya nama Dharma Thubten Ksiti, yaitu seorang sadhaka Buddha, mencapai tingkat keberhasilannya, demikianlah artinya. (Hadirin tepuk tangan) Ia adalah Rinpoche kecil pertama yang benar-benar disahkan di Zhenfo Zong kita. Setelah Acarya Lianning menjadi patriak kedua, kelak anak ini juga akan pelan-pelan tumbuh dewasa, ajari dia semua Buddhadharma dan doktrin Dharma, ajari dia belajar Sutra, ajari dia japa mantra, ajari dia ritual Tantra. Kelak ia juga bisa keluar, membabarkan Dharma Tantra True Buddha School kita, mari kita nantikan.
Sekarang, menyampaikan hal keempat, usia Mahaguru, Gurudhara sudah agak lanjut, jika pegawai negeri, biasanya pensiun pada umur 65 tahun, Mahaguru juga hampir umur 70 tahun, kadang-kadang daya ingat Mahaguru juga kurang baik, makanan yang baru saja dimakan, tak lama kemudian sudah lupa, masih harus tanya Anda semua, "Apakah saya makan?" Lupa banyak hal, yang lampau masih ingat, yang sekarang, yang saat ini, banyak yang tidak ingat lagi. Jadi, kadang-kadang, Mahaguru janji pada kalian, juga bisa lupa. Kadang-kadang, kalian harus ingatkan saja. Ada seseorang memohon pada saya mantra murka Padmasambhava, saat itu saya pernah mengatakan, "Saat saya kembali, saya akan ajari Anda mantra murka Padmasambhava." Setelah saya kembali, saya tahu mantra murka, namun, saya sudah lupa siapa yang menanyakan mantra ini. Jadi, harus ingatkan saya. Jika Anda mendengarnya, mohon Anda cepat tulis sepucuk surat, "Apa mantra Padmasambhava?" Saya dengar konon saat mantan Presiden Bush melewati White House, ia berkata, "Bangunan apa ini?" Ia bahkan sudah lupa dengan White House saat ia menjabat sebagai presiden. Manusia bisa lupa, saat mencapai usia tertentu, bisa lupa. Bukankah dulu saya pernah mengatakan? Saat berusia setahun, tampil cantik, saat berusia 10 tahun, prestasi di sekolah menanjak, saat usia 20 tahun, masa muda bergelora, saat usia 30 tahun, mengejar karir, saat usia 40 tahun, mulai gemuk, saat usia 50 tahun, tua namun masih sehat dan kuat, saat usia 60 tahun, tekanan darah meningkat, saat usia 70 tahun, kadang-kadang lupa, saat usia 80 tahun, berjalan tertatih-tatih, saat usia 90 tahun, lupa semua, apapun lupa, kadang-kadang keluar rumah tidak bisa kembali lagi, saat usia 100 tahun, duduk di posisi Buddha Bodhisattva, yang tidak pantas duduk di posisi Buddha Bodhisattva, maka digantung di tembok. Putra, putri sudi menggantung foto Anda di tembok sudah sangat bagus, sudah sangat lumayan. Kadang-kadang lupa itu lumrah, hidup manusia baru dimulai saat usia 70 tahun, gigi mulai rontok. Ketika Buddha Sakyamuni hidup sampai umur 80 tahun, di dalam ingatan saya, saat Sang Buddha lanjut usia, terlihat sangat tua, Beliau sangat lelah. Oleh karena itu, Mahaguru terlihat tua juga lumrah. Sebenarnya, menurut usia sebenarnya, Orang India menganggap setengah tahun sebagai 1 tahun, usia Sang Buddha panjang, sekitar 60 tahun, usia 60 tahun sudah terlihat sangat tua. Mahaguru sekarang 70 tahun, seharusnya terlihat lebih tua dibandingkan Sang Buddha, ini baru benar.
Ngomong-ngomong, tentang retire / pensiun, kapan Mahaguru pensiun, tidak menggelar upacara lagi, tidak pergi sana sini; kadang-kadang, sehari dua jam bertemu murid, saya sedang menunggu kesempatan. Gurudhara juga demikian, ia juga sedang menunggu kesempatan, ia juga berkata pada saya, ia mau retire. Saya juga merasa saya seharusnya retire.
Usia tidak dapat membohongi orang. Karena Buddha bersabda, "Hidup itu duka." Kita harus memandang dunia ini adalah duka, juga harus memahami sunya, hampa; selain itu, anicca. Anicca itu walaupun hari ini kita melihat tubuh kita tidak ada perubahan, sebenarnya sedang berubah, itulah anicca yang terjadi setiap hari. Di luar dari itu, ada lagi anicca dari kecelakaan, dan anatman. Buddha mau kita ingat, "duka, sunya, anicca, anatman". Anatman sangat penting, karena jika kita anatman, tidak akan ada kerisauan; ada kemelekatan ego barulah ada kerisauan. Santap malam ini, saya pernah mengatakan, "Mengapa Buddha mau kita perhatikan anatman?" Karena, kita adalah "pinda-graha", apa yang dimaksud "pinda-graha"? Yaitu kombinasi dari setiap anggota tubuh kita, kombinasi dari organ dalam tubuh kita seperti jantung, hati, limpa, paru-paru, ginjal, kombinasi dari tanah, air, api, angin, dan udara, begitu terurai, tidak ada lagi. Seperti Acarya Yimin, ia sudah terurai, tidak ada lagi, tinggal sarira, ia telah mencapai tingkatan yang tidak berwujud, tingkat Arahat. Hari ini Beliau datang! Saya melihat Beliau berkelibat sana sini, setidaknya 7 kali, jika Beliau muncul dalam wujud Arahat, saya tentu tidak kenal. Ia perlihatkan wujud tubuh Beliau saat masih hidup, kemudian berubah menjadi Buddha Hidup Jigong, begitu saya lihat, "Oh! Ternyata tingkat Arahat." Karena Buddha Hidup Jigong adalah Arahat! Acarya Yimin tak disangka berubah menjadi Arahat, ia berkelibat, terakhir berubah menjadi sesosok Buddha Hidup Jigong. Oleh karena itu, tahu ia adalah Arahat, ini baru bisa membuat saya melihat lebih jelas.
Begitulah kalau orang sudah tua, juga tidak perlu menetap di Seattle. Di Taiwan dikatakan menetap di Taiwan, Seattle mengatakan menetap di Seattle, tentu saja masing-masing ada kelebihannya. Tadi Acarya Dehui sudah mengatakan, Seattle banyak kelebihan, Mahaguru menjamah kepala umat, kalau di Taiwan butuh 1 jam, 2 jam baru selesai, bahkan tangan harus cepat, kedua tangan bergerak bersama, tepuk bersamaan, tepuk kiri, tepuk kanan, ada foto, dan lain-lain, harus tepuk 1 jam atau 2 jam, setiap kali homa Sabtu ada lebih dari sepuluh ribu orang, kadang-kadang mencapai 30 ribu orang. Di sini jika menjamah kepala Anda semua, waktunya sangat singkat, tidak perlu setengah jam sudah selesai. Tentu saja ada plus dan minus! Di sini, orang yang diseberangkan di negara barat, belum tentu mengerti Buddhadharma. Di negara timur, penyebaran Buddhadharma lebih luas. Pertama-tama, Buddhadharma disebarkan dari India ke China, disebarkan ke negara tetangga, ada Afganistan, Persia, kemudian disebarkan ke Gunung Wutai, China, kemudian disebarkan ke seluruh China, ke Korea, Jepang. Di sisi lain, dari India disebarkan ke Nepal, ke Tibet, ke Bhutan, beberapa tempat ini adalah tempat yang Agama Buddha nya lebih berkembang, hingga ke seluruh Asia Tenggara, ke Barat lebih sedikit, Orang Barat jarang mendengar Buddhadharma. Jumlah penduduknya juga lebih sedikit. Yang mau saya sampaikan adalah, sepulang saya ke sini, saya juga sangat senang bertemu Anda semua, terima kasih. (Hadirin tepuk tangan)
Hari ini saya tetap mengulas Hevajra bab ke-42, "Buddha sejati". Juga sangat nyata, Buddha yang sangat sejati. Sang Buddha mengajari kita untuk mengenal diri sendiri di dunia ini, setelah mengenal diri sendiri, kemudian mengenal wujud sejati alam manusia, wujud sejati diri sendiri, ini adalah arti terpenting yang diajarkan Sang Buddha pada kita. Begitu banyak Sutra Tripitaka, sebenarnya tujuannya hanya satu, yaitu mengenal wujud sejati diri sendiri dan alam manusia. Jika, Anda dapat mengenal dengan jelas, Anda baru dapat mengatasi kerisauan sendiri, dapat terbebaskan, bebas leluasa, dapat mencapai Bodhi. Bodhi adalah Bodhisattva, yakni tingkat Bodhisattva, Mahayana bicara Bodhi, tingkat Bodhisattva, Theravada bicara tingkat Arahat. Yang lebih baik, kita dapat menjadi seorang pencerah, orang yang mencapai pencerahan, yakni Buddha. Buddha sejati, yaitu kita telah benar-benar mencapai pencerahan, baru disebut Buddha sejati. Kita telah mencapai pencerahan, maka tidak akan ada kerisauan; kita telah mencapai pencerahan, maka mengerti wujud sejati diri sendiri, memahami wujud sejati duniawi. "Di dalam buku saya, belum tertulis bagian yang paling rinci, saya minta kalian cari Vajracarya sejati, memohon transmisi oral." Yakni transmisi lisan, "Vajracarya sejati yang dimaksud di sini, saya menyebutnya "Buddha Sejati"." Dapat memahami diri kita, dan memahami wujud sejati duniawi, itulah Buddha sejati. Oleh karena itu, Buddha bukan mengacu pada Buddha Sakyamuni seorang saja, dengan kata lain, mencapai pencerahan yang sama dengan Buddha Sakyamuni, diri sendiri mencerahi wujud sejati duniawi, semua adalah Buddha sejati.
Saya ceritakan sebuah lelucon! Di dalam restoran ada seorang tamu sedang makan sup kembang tahu, ia tiba-tiba menemukan di dalam mangkuk ada seekor nyamuk, ia pun buru-buru memanggil pelayan, "Ada apa ini, di dalam sup ada seekor nyamuk?" Waitress pun berkata, "Mengapa Anda begitu pelit? Nyamuk begitu kecil, berapa sup yang mampu ia minum?" Begitulah wujud sejati yang kita maksudkan, di dalam sup kembang tahu ada seekor nyamuk, kita melihatnya, ini adalah wujud sejati. Namun, pelayan tidak memahami wujud sejati, ia pun berkata, "Seekor nyamuk yang begitu kecil, berapa sup yang mampu ia minum? Tidak apa-apa, Anda minum saja supnya." Yang dimaksud dengan wujud sejati, yaitu kita melihat, benar-benar melihat. Banyak orang salah mengerti Buddhadharma, "Apa itu Buddhadharma?" "Oh! Setiap hari japa mantra, japa nama Buddha." Sebenarnya bukan. "Apa itu Buddhadharma?" "Mengajari Anda memanjatkan Sutra! Seperti Sutra Amitabha, Sukhāvatīvyūhopadeśa, dan banyak sutra, sastra!" Sebenarnya, bukan. Yang namanya Buddhadharma, adalah metode Agama Buddha, hanya sebuah alat. Kalian harus ingat, Sutra Buddhis hanyalah alat yang membimbing kita untuk memahami hati dan menyaksikan Buddhata, semua Mahapuja, Catursarana, Caturapramana, Mahanamaskara, semua adalah bagian dari Buddhadharma; mengajari kita melakukan semua ini, hanyalah sebuah alat, ia bukan memahami hati dan menyaksikan Buddhata, bukan sesuatu yang benar-benar bisa memahami diri sendiri. Namun, ia bisa membuat Anda perlahan-lahan memahami hati dan menyaksikan Buddhata, terbebaskan dari kerisauan. Ketika kita mengenal Buddhadharma sejati, barulah disebut memahami hati dan menyaksikan Buddhata. Anda telah mencapai pencerahan, "Beginilah hidup." Dan saya sudah memahami diri saya sendiri, ini barulah sesuatu yang benar-benar sangat penting. Mengenai Mahanamaskara, Mahapuja, Catursarana, Caturapramana, memanjatkan Sutra, menjapa mantra, melakukan visualisasi, semua hanya alat yang membuat kita memahami hati dan menyaksikan Buddhata. Oleh karena itu, kita jangan melekat, jangan mengejar alat-alat ini, lalu tujuan sejati dilenyapkan, tidak ada lagi. Kita harus menjadi Buddha sejati, Vajracarya demikian, juga merupakan Buddha sejati. Kita memahami pernyataan ini, "Apa yang dimaksud Buddha sejati? Saya berkata, "Sayalah Buddha sejati, sayalah Vajrasattva, sayalah Hevajra." Karena, saat kita memahami hati dan menyaksikan Buddhata, kita akan kontak yoga dengan semua yidam. Setelah kontak yoga, maka tidak ada perbedaan lagi, Ia adalah kita, kita adalah Ia, saat itu, kita juga Vajrasattva -- Hevajra, penjelmaan pangeran Dharma dari Buddha, Vajrasattva, "OM. DIWA. BIZHU. WARILA. HUM. HUM. HUM. FAZHA. SUOHA." Kita juga akan kontak yoga dengan Hevajra. Ketika kita telah sepenuhnya memahami wujud sejati diri kita sendiri, wujud sejati alam semesta, kita pun akan kontak yoga dengan para yidam, demikian artinya. "Seorang Vajracarya sempurna, memiliki keyakinan seteguh ini, ia mampu menuntun para muridnya, mencapai pantai seberang, di dalam Bahasa Sansekerta, Mahā-prajñāpāramitā-hṛdaya-sūtra, artinya adalah Sutra terpenting yang mengandung kebijaksanaan teragung mencapai pantai seberang, Ia adalah kitab Sutra terpenting yang mengandung kebijaksanaan Tathagata teragung yang membuat kita mencapai pantai seberang.
Mari kita cerita sebuah lelucon! Ada seorang perempuan berjalan melewati sebuah toko, di depan pintu toko ada seekor beo, melihatnya menghampiri, lantas berkata, "Anda adalah seorang perempuan jelek." Begitu mendengarnya, ia sangat marah dan meninggalkannya. Keesokan harinya, ia melewati toko itu lagi, beo berkicau lagi, "Ada adalah seorang perempuan jelek." Perempuan ini sangat marah, lalu memberitahu pemilik toko untuk menghentikan kicauan si beo, pemilik toko pun pukul si beo.
Hari ketiga, perempuan ini melewati toko ini lagi, melihat beo, lalu berkata pada beo, "Saya bagaimana?" Beo berkicau, "Saya diam saja, Anda tahu sendiri." Beo ini sangat pintar. Begitulah Buddhadharma, kita harus memahami diri kita sendiri, benar-benar mengenal diri sendiri, inilah yang terpenting dari Buddhadharma. Memahami wujud sejati dari alam manusia dan alam semesta, memahami wujud sejati dari diri sendiri, apapun yang orang lain pikirkan tentang diri Anda, Anda tidak perlu hiraukan, Anda cukup memahami diri Anda sendiri. Cantik dan jelek itu relatif, benar-benar memahami hati dan menyaksikan Buddhata, tidak ada cantik maupun jelek, itu mutlak, memahami hati dan menyaksikan Buddhata itu mutlak, tidak ada cantik maupun jelek. Kecantikan siapa yang tidak bisa berubah menjadi jelek? Saat saya muda, hanya saja tubuh saya agak pendek, sebenarnya, saya juga sangat gagah. Sudah tua, tidak bisa mengatakan diri sendiri gagah lagi, benar tidak? Sudah tua, mengatakan diri sendiri "saya masih sangat tampan" "sangat gagah" "saya adalah pria tampan", orang lain melihat Anda, "Sudah tua, kog menyebut diri sendiri adalah pria tampan?" Anda hanya melihat diri sendiri "sangat baik", "baik hati". Saat ini memperebutkan pria tampan dengan orang lain, pemuda bertubuh tinggi berdiri di belakang Anda, berwajah tampan, mancung, panca indera sangat mulus, wajah berseri-seri. Saat ini, saya hanya bisa mengatakan "sangat baik hati". Oleh karena itu, kecantikan itu tidak abadi. Masa muda adalah modal. Saat muda, Anda tentu saja cakap, pria tampan, wanita cantik, semua ada. Ketika modal masa muda Anda telah hilang, apakah Anda masih cantik? Dulu, saya lihat Yuxian sangat cantik, sekarang lihat lagi seperti tante. Bisa berubah, saat Yuxian muda, sangat cantik, sekarang sudah berubah menjadi tante. Kalian tidak melihat saya saat berumur 20 tahun lebih, saat kalian melihat saya, saya sudah setengah baya, periode pria tampan saya telah berlalu, periode tua namun masih sehat dan kuat juga hampir berlalu. Walaupun sudah berumur 70 tahun, sekarang saya masih bisa melakukan palang sejajar. Inilah yang dikatakan oleh Agama Buddha, "Anicca", ada kelahiran pasti ada kematian, ada kejayaan pasti ada kemerosotan, ada muda pasti ada tua, ini pasti. Anicca yang Sang Buddha sabdakan, justru berada di tengah perubahan yang perlahan-lahan.
Oleh karena itu, kita mesti mengenal wujud sejati dari alam manusia dan wujud sejati dari diri kita sendiri, ini sangat penting, jangan selalu berjalan mengikuti sistem. Ada dua hal yang sulit sekali diubah, satu adalah kebiasaan, yakni kebiasaan manusia, sulit sekali diubah; kedua adalah sistem sangat sulit diubah.
Apa itu sistem? Begitu lahir, perlahan-lahan tumbuh dewasa, lalu mulai sekolah, dari TK kindergarten, sekolah dasar, sekolah menengah, kemudian university S1, selanjutnya S2, S3, inilah sebuah sistem. Selanjutnya, cari kerja, selanjutnya menikah, melahirkan anak. Begitu anak lahir, sistem pun dimulai. Kemudian Anda perlahan-lahan menjadi tua, inilah sebuah sistem kehidupan. Kadang-kadang, tidak perlu berjalan menuruti sistem ini. Karena, sistem ini bisa membuat manusia menjadi sangat menderita. Kadang-kadang, sistem bisa berubah. Oleh karena itu, belum tentu harus berjalan menuruti sistem, kita harus ubah kebiasaan kita, ubah kebiasaan buruk kita, agar kebiasaan baik meningkat; hilangkan sistem yang tidak baik, ubah kehidupan kita menjadi kehidupan yang sarat kebijaksanaan, penting sekali. Manusia dibelenggu oleh kebiasaan dan sistem diri sendiri, sangat merepotkan. Waktu kita belajar Buddhisme sangat terbatas, oleh karena itu, yang benar-benar kita lakukan, yang paling peting, yaitu yang disabdakan Sang Buddha, mengenal wujud sejati dari diri sendiri dan duniawi, ini baru bisa sempurna.
"Ada sebuah gatha seperti ini, ulangi sekali lagi!" "Sadhu, Vajracarya", ini maksudnya "Baiklah, Acarya"; "Memerintahkan seluruh murid", sekarang banyak umat yang belajar pada saya, yaitu banyak murid belajar pada saya, "memegang Mahavajra dan Mahagantha", Vajra yang besar dan gantha yang besar, di sini ada damaru, ini adalah gantha (Mahaguru memegang Gantha), Mahavajra dan Mahagantha, artinya semacam kebijaksanaan, "Menetap di Alam Mahamandala Vajra", yaitu di alam Mahamandala yang tidak rusak, apa yang tidak bisa rusak? Karena, ketika kita memahami, kita pun berubah menjadi tidak rusak, menjadi Vajra tidak rusak. Vajra ini adalah semacam senjata Dewa Indra, Dewa Indra menjadikannya sebagai senjata, artinya tidak bisa rusak, dipalu dengan apapun tidak bisa rusak, inilah Vajra, ia tidak rusak, tidak lenyap. Ada selamanya, inilah Buddhata kita, harus mengerti dapat "menetap di Alam Mahamandala Vajra", yaitu Buddhata kita. Mari kita cerita sebuah lelucon! Ada seorang Bpk. Wu, tenggorokannya sakit, setelah ke dokter, dokter pun berkata, "Anda terkena radang gondok, sebaiknya dibuang." Ia pun buang, setengah tahun kemudian, perutnya sakit, dokter berkata, "Anda terkena usus buntu, mesti dibuang." Beberapa bulan kemudian, Bpk. Wu datang lagi mencari dokter, dokter bertanya, "Mana lagi yang sakit?" Bpk. Wu memberanikan diri berkata, "Dokter, saya tidak berani ungkapan pada Anda, kali ini, kepala saya sakit." Begitulah tubuh manusia, bisa rusak. Namun, ada satu benda yang tidak bisa rusak, ia ada selamanya, yaitu yang disabdakan Sang Buddha, "Buddhata", ia tidak akan rusak. Selain Buddhata tidak rusak, abadi selamanya, benda lainnya bisa rusak, setiap benda akan rusak. Apakah tubuh ini milik kita? Kita akan mengatakan, "Tubuh ini milik saya, this body is mine." "Benarkah milik Anda?" Baiklah, karena milik Anda, orang sudah berumur 40-50 tahun berpengalaman dalam hal ini, ia mau angkat tangan, namun tidak bisa lurus, hanya bisa angkat sampai sini sudah mulai sakit. "Apakah tubuh ini milik Anda?" Kalau begitu, mengapa Anda duduk di kursi roda? Anda boleh berdiri! Namun, anda tidak mampu berdiri, Anda berpikir, "Tubuh ini adalah milik saya, saya mau berdiri." Namun, Anda tidak mampu berdiri! Bagaimana tubuh ini bisa milik Anda? Tubuh ini bukan milik Anda. "Tubuh ini bukan milik Anda?" NO! Banyak orang berumur 70 tahun sudah tidak mampu lagi. Ada 4 lelucon, malam pengantin paling bahagia, tak disangka begitu tersentuh, tidak mampu berdiri lagi; di tempat yang sangat jauh bertemu teman lama, juga sesuatu yang sangat menggembirakan, yaitu bertemu teman lama di perantauan orang, tak disangka adalah penagih utang; saat dipanggil nama peraih piagam emas, senama dan semarga, ternyata bukan Anda! Kemarau panjang bertemu embun manis, hanya 3 tetes. Banyak suka bisa berubah menjadi duka, manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, anicca sedang berubah, tubuh ini bukan milik Anda. Mahaguru umur 70 tahun, bisa melakukan palang sejajar, palang tunggal. Tubuh ini bukan milik Anda, apakah gigi milik Anda? Tanya saja pada dr. Zhuang, Anda pun tahu. Pak tua memeriksakan gigi ke dr. Zhuang, sebenarnya semua adalah gigi palsu, tidak ada yang asli, semua palsu. Gigi mana yang merupakan milik Anda? Yang digunakan seumur hidup? Tidak ada. Hanya Buddhata "menetap di alam Mahamandala Vajra", demikianlah artinya.
Mengapa ada lelucon demikian? Di dalam sebuah negara kanibal, ada seorang wisatawan memasuki restoran, ia melihat harga sejenis makanan yang terpampang di papan iklan di dalam restoran, "Daging pendeta 3 dolar Amerika; daging pemburu 4 dolar Amerika; daging bos 5 dolar Amerika; daging politisi 25 dolar Amerika."
Wisatawan ini tidak tahan lagi bertanya pada pemilik restoran, "Mengapa daging poliltisi lebih mahal daripada daging orang lain?" Pemilik restoran berkata, "Daging semacam ini tidak mudah dibersihkan." Ini lelucon menyindir politisi, karena mereka terlalu licik, suka mencelakai, bertikai. Buddhata itu sendiri paling bersih, tidak ada harga, tidak kotor, tidak bersih, juga tidak ada yang namanya bersih, karena ia memang bersih.
「以我祕密灌諸頂,由灌頂故心所持。如佛菩提大導師,成就無邊真佛子。」"Dengan rahasia saya melakukan berbagai macam abhiseka, lewat abhiseka menjapa hatinya. Bagaikan Mahaguru Buddha Bodhi, menyukseskan umat Buddha sejati yang tak terhingga." Ini sangat bagus, menekuni Tantra menggunakan abhiseka yang sangat rahasia, ada kekuatan abhiseka yang sangat istimewa, karena setelah abhiseka, Anda pun menjapa hatinya, taruh di dalam hati Anda. Anda memiliki sebab dan kondisi yang sangat baik dengan Mahaguru Buddha, mencapai keberhasilan murid Buddha sejati yang tak terhingga; setelah Anda abhiseka, maka berubah menjadi yang arya Tantrika dari Sadhana Tantra Satya Buddha, Anda sendiri adalah umat Buddha sejati, murid Buddha sejati. Saat Mahaguru mengabhiseka Anda semua, Mahaguru mengabhiseka dengan hati, mengabhiseka dengan Buddhata, Buddha Bodhisattva lah yang mengabhiseka Anda. Oleh karena itu, asalkan Anda menjapa mantra-Nya, visualisasi Ia, kemudian memasuki samadhi, seperti Mahaguru sendiri, merupakan Mahaguru Bodhi, merupakan Vajracarya, kelak akan menyukseskan umat Buddha sejati yang tak terhingga. Demikian arti dari kalimat ini. Di sini ada sebuah lelucon, pada suatu siang, di dalam kantor, saat seorang rekan pria keluar, hp nya ketinggalan di meja kantor, lupa bawa. Tak lama kemudian, istrinya telepon, tidak berhenti telepon, saat ini banyak orang tidur siang di dalam kantor, istirahat dengan menyandarkan kepala di atas meja. Ada seorang rekan wanita yang tengah tidur siang terbangun, tak tahan lagi, ambil hp dan memaki, "Ada apa ini? Kami sedang tidur siang, berisik!" Kemudian tutup telepon. Semua orang bangun, berkeringat dingin demi rekan pria tersebut, "Pulang nanti, bagaimana Anda jelaskan?" Membingungkan!
Begitulah Vajracarya, sangat langsung, Ia mengundang kehadiran Buddha, memberkati dan mengabhiseka benih Buddha ke dalam hati Anda. Asalkan kalian tanam baik-baik, maka akan bertunas, membesar, berbunga, berbuah, menyukseskan umat Buddha sejati yang tak terhingga, ini bukan sesuatu yang palsu, namun asli. Telepon di dalam lelucon barusan tentu saja tidak benar, bisa membuat orang salah paham. Vajracarya sejati, tidak akan membuat Anda salah paham, hanya akan terus menuntun Anda menjadi Buddha sejati. Sekian untuk hari ini.
Om Mani Padme Hum.