405 - Dharma-hrdaya (1)
Hari ini kita mengulas ‘Dharma-hrdaya’ (Esensi Dharma), Mahasiddhi Sinar Pelangi telah diulas demikian banyak, ada yang bertanya: “Apakah Dharma-hrdaya dari ‘Mahasiddhi Sinar Pelangi’ telah Anda transmisikan?”, sebenarnya demikian, saya bukan hendak menyatakan sudah atau belum ditransmisikan, melainkan apakah orang-orang yang mendengarkan Dharma ini telah memperolehnya. Saat Sakyamuni Buddha membabarkan Dharma, sejak semula Ia telah mengungkapkan Dharma-hrdaya, sejak semula Ia telah mentransmisikan Dharma-hrdaya, namun yang mendengar belum tentu memahaminya, belum tentu dapat Tercerahkan, belum tentu menyadarinya, ada siswa yang pergi kemudian mengatakan: “Saya berada di sana bertahun-tahun lamanya, tapi Mahaguru tidak pernah mentransmisikan apapun kepada saya.”, apakah Anda telah Mencerahinya? Apakah Anda telah memperolehnya? ‘Mahasiddhi Sinar Pelangi’ telah dibabarkan demikian lamanya, sesungguhnya apa yang Anda Cerahi? Apa yang Anda peroleh?
Sakyamuni Buddha mengangkat sekuntum bunga, orang-orang yang melihatnya kebingungan, semua tidak paham, padahal mereka juga sudah sangat lama mendengar pembabaran Dharma, namun semuanya kebingungan, kenapa? Sebab mereka belum Tercerahkan, belum memperolehnya, sekalipun telah mendengar, masuk dari telinga kanan, tidak merasuk dalam diri, sekalipun menetap dalam tubuh juga hanya menjadi kotoran telinga, tiada apapun, oleh karena itu sesungguhnya sudah ditransmisikan atau belum? Apakah Anda telah Tercerahkan? inilah masalahnya. Sakyamuni Buddha mempunyai Dharma-hrdaya, yaitu Prajna, apakah Anda telah Tercerahkan? Apakah Anda telah memperolehnya? itulah persoalannya.
Bodhidharma juga mempunyai banyak siswa, Guru Leluhur pertama sekte Dhyana di Tiongkok, Ia meminta para siswa mengungkapkan pemahaman masing-masing, kemudian kepada salah satu siswa, Bodhidharma mengatakan: “Anda hanya memperoleh kulitnya.”, kepada yang satu lagi mengatakan hanya memperoleh daging, kepada yang berikutnya mengatakan memperoleh tulang, dan kepada yang terakhir barulah dikatakan memperoleh esensi sejati. Padahal mereka semua belajar Dharma bersama-sama, mengapa ada yang hanya memperoleh kulit, namun ada juga yang memperoleh esensi sejatinya? Ini dikarenakan tingkat pencerahan masing-masing yang berbeda, Dharma-hrdaya yang sama diberikan kepada semua, ada yang mengatakan: “Saya tidak memperoleh apapun.” Ada yang mengatakan: “Saya memperoleh sesuatu.”, sebenarnya apa yang Anda peroleh? Mahasiddhi Sinar Pelangi telah dibabarkan demikian lamanya, sesungguhnya apa yang Anda Cerahi? sesungguhnya apa yang Anda peroleh?
Mahaguru Lu juga bisa seperti Guru Zen Niao-ge, Guru Zen Niao-ge mengatakan: “Ah! Anda ingin belajar Buddha Dharma?”, Ia mencabut sehelai bulu kaki: “Inilah Buddha Dharma.”, Mahaguru Lu mencabut sehelai bulu janggut, inilah Buddha dharma, Dharma-hrdaya ada di dalam, jika Anda tidak sanggup memperolehnya, Anda tidak akan Tercerahkan, bagaimana jika demikian? Lebih baik Anda mencari yang ‘no class’, sebab Anda tidak memperoleh apapun dari saya, lebih baik Anda mencari ‘no class’. Oleh karena itu mengenai Dharma-hrdaya, sejak semula Sakyamuni Buddha telah mentransmisikan Prajna, Dipankara Buddha sejak semula telah mentransmisikan Tathata, Guru Padmasambhava sejak semula telah mentransmisikan yoga, Maitreya Bodhisattva sejak semula telah mentransmisikan vijnapti-matra, Nagarjuna Bodhisattva sejak semula telah mentransmisikan madhyamika, semua mengandung Dharma-hrdaya, hanya saja tergantung Anda sendiri apakah sanggup Mencerahinya? Dharma-hrdaya dari ‘Mahasiddhi Sinar Pelangi’ sejak semula telah ada, tergantung apakah Anda sanggup Mencerahinya.
Dalam sekte Dhyana ada sebuah kisah kutipan klasik, suatu ketika seorang siswa sedang mendengar Gurunya Berdharmadesana, di luar sudah gelap, kemudian Sang Guru menyalakan sebuah lilin dan menyerahkannya kepada siswa: “Keluarlah, sebab di luar sangat gelap.”, setelah lilin dinyalakan, siswa menerimanya dan hendak pergi, tapi kemudian Sang Guru meniup padam lilin itu, mengapa dinyalakan? Mengapa ditiup padam? Apakah Anda telah Tercerahkan? Saya tidak menuturkannya panjang lebar, Anda renungkan sendiri. Guru itu telah menyalakan lilin, kemudian meniupnya padam, apa artinya? Rahasia Zen ada di dalamnya, yaitu di antara nyala dan padam, inilah Rahasia Zen, seringkali dalam sekte Zen menggunakan cara ini untuk mentransmisikan Dharma-hrdaya. Sakyamuni Buddha mengangkat sekuntum bunga, berarti telah mentransmisikan Dharma-hrdaya, ini adalah Hrdaya-mudra (Mudra Hati / Memahami Kebenaran) . Hari ini Mahaguru Lu mengangkat sebuah vajra, tidak berkata-kata, Anda telah memperoleh Dharma-hrdaya, Anda langsung memahami, namun yang tidak paham tetaplah tidak paham, yang mampu memahami akan memahaminya. Sebenarnya siapa mentransmisikan pada siapa, apa yang dibabarkan dalam ‘Mahasiddhi Sinar Pelangi’? Apa Dharma-hrdaya di dalamnya? Berapa banyak yang sanggup Anda Cerahi? Berapa banyak yang saya babarkan? Berapa banyak yang tidak saya babarkan? Apakah saya telah membabarkan? Apakah saya telah mentransmisikannya? Apa itu Dharma-hrdaya? Apa isi Dharma-hrdaya? Apa hubungan antara Dharma-hrdaya dengan materi? Ini semua perlu Anda Sadari sendiri.
Oleh karena itu Dharma yang sama telah dibabarkan, namun ada yang Tercerahkan, ada pula yang tidak, Bodhidharma telah mengatakan, ada yang hanya memperoleh kulit, ada yang memperoleh esensi sejati, semua tergantung apakah Anda Tercerahkan atau tidak. Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.