406 - Dharma-hrdaya (2)
Kita kembali mengulas Dharma-hrdaya (Esensi Dharma), terlebih dahulu saya ceritakan sebuah kutipan kecil dari sekte Dhyana, pada suatu hari Bhiksu Zen Shitou berjumpa dengan Bhiksu Zen Tianhuang, Shitou bertanya kepada Tianhuang: “Berapa banyak yang Anda pahami mengenai sunya?”, Tianhuang mengatakan: “Saya telah memiliki banyak pemahaman tentang sunya.”, Shitou bertanya: “Demikian banyak pemahaman, pemahaman yang bagaimana?”, Tianhuang menjawab: “Catur mahabhuta: tanah, air, api dan angin hanyalah kombinasi tanpa realitas; Panca-skandha: rupa, vedana (perasaan), samjna (pencerapan), samskara (bentuk-bentuk mental) dan vijnana (kesadaran) adalah sunya. Catur-mahabhuta adalah kombinasi tanpa realitas dan panca-skandha adalah sunya.”, Shitou pun bertanya kepadanya: “Catur-mahabhuta merupakan kombinasi tanpa realitas, panca-skandha adalah sunya, jadi Dharma apa yang hendak Anda transmisikan kepada generasi penerus?”, Bhiksu Zen Tianhuang tidak mempunyai jawaban mengenai apa yang dapat ditransmisikan kepada generasi penerus, sungguh mengherankan, coba Anda renungkan, catur-mahabhuta merupakan kombinasi tanpa realitas, panca-skandha adalah sunya, semuanya sunya, jadi apa yang dapat ditransmisikan kepada generasi penerus? Maka Bhiksu Zen Shitou mengatakan kepada Bhiksu Zen Tianhuang: “Coba Anda renungkan, siapa itu generasi penerus?”, begitu Bhiksu Zen Tianhuang mendengarnya, ia langsung Tercerahkan, ia langsung paham.
Sekarang Anda renungkan, siapakah generasi penerus? Inilah Dharma-hrdaya yang hendak saya babarkan hari ini. Oleh karena itulah saat seorang sadhaka telah Tercerahkan, baginya sepuluh penjuru Dharmadhatu tanpa rintangan dan penuh keleluasaan, batinnya tanpa rintangan menembusi sepuluh penjuru Dharmadhatu, tiada rintangan sedikit pun, segalanya ‘Tiada Masalah’, saat bhavana Anda telah mencapainya, memiliki moralitas yang agung, telah sempurna dalam paramita, Anda memiliki batin tanpa rintangan, batin yang ‘Tiada Masalah’, maka Dharma-hrdaya ada di dalamnya, namun apabila Anda tidak memahaminya, berarti di manapun adalah rintangan. Beberapa anak-anak menjatuhkan seorang Bhiksu Senior, di manapun adalah rintangan. Seorang wanita dapat mengacaukan dunia, sebutir kotoran tikus menyebabkan sup satu panci tak dapat dimakan, oleh karena itu Dharma-hrdaya sangat penting, setelah Anda memperoleh Dharma-hrdaya, siapakah generasi penerus Anda?
Oleh karena itulah saat ini Mahaguru telah mencapai ‘Vidya Terbuka’, yaitu kata Avalokitesvara Vidya Terbuka (Kai-ming Guan-shi-yin) dalam Sutra Raja Agung Avalokitesvara, mengapa disebut Avalokitesvara Vidya Terbuka? Sebab segala sesuatunya telah tembus dan dipahami, orang yang telah Tercerahkan, siapakah generasi penerusnya? Siapa yang ada di atas Anda? Apa yang ada di bawah Anda? Mengapa mengangkat satu jari adalah Sarva-buddha di sepuluh penjuru dalam tiga masa, mengapa Sarva-bodhisattva Mahasattva memancarkan sinar terang dari dalam ujung jari ini? Mengapa? Saat Anda telah memperoleh Dharma-hrdaya, barulah Anda mempunyai pemahaman demikian, sebuah hal yang sangat alamiah, memancarkan sinar terang, tiada depan dan tiada belakang, tiada masa lampau, tiada saat ini dan tiada yang akan datang. Karena tiada masa lampau, tiada masa kini dan tiada yang akan datang, mana mungkin masih ada generasi selanjutnya?
Untuk memancarkan cahaya menyinari semesta, untuk merealisasi Mahasiddhi Sinar Pelangi, Anda harus Mencerahi Dharma-hrdaya, setelah Anda memperoleh Dharma-hrdaya ini, dengan sendirinya Anda merealisasi Mahasiddhi Sinar Pelangi. Jika tidak demikian, maka di manapun adalah rintangan, rintangan apa? Perasaan juga rintangan, ketenaran juga rintangan, keuntungan juga rintangan, generasi penerus juga rintangan, generasi pendahulu juga rintangan, orang di sisi kiri juga rintangan , orang di sisi kanan juga rintangan, di manapun adalah rintangan. Namun setelah Anda memperoleh Dharma-hrdaya, segala rintangan akan tersingkirkan, Mahasiddhi Sinar Pelangi, inilah Tathata, Prajna, Yoga, Madhyamika, Vijnaptimatra.
Sakyamuni Buddha membabarkan Dharma demikian lama, Dharma-hrdaya telah ditransmisikan, Ia tidak mengucapkan sepatah kalimat pun, sebab apabila diungkapkan maka tidak akan mengena, oleh karena itu hanya mengangkat sekuntum bunga. Bhiksu Zen Niaoge hanya mencabut sehelai bulu, Lu Sheng-yan hanya mencabut sehelai janggut dan tidak berkata-kata. Orang yang benar-benar memperoleh esensi sejati dari Bodhidharma, ia hanya bernamaskara sejenak kepada Bodhidharma, kemudian berdiri di samping, tidak mengatakan apapun, ia telah memperoleh Dharma-hrdaya, yang diungkapkan tidak akan mengena, lihatlah perilaku Anda sendiri!
Di manapun tiada rintangan, oleh karena itu ada perumpamaan beberapa bocah yang menjatuhkan bhiksu senior, bocah itu merepresentasikan generasi penerus, sang bhiksu tidak dapat menekuni bhavana lagi, ini berarti ada rintangan, tidak memperoleh Dharma-hrdaya, bagi yang benar-benar memperoleh Dharma-hrdaya, apa itu perasaan? Perasaan adalah sunya, di manakah generasi penerus? Di dalam ini terdapat Rahasia Zen, di manakah generasi penerus? Dari manakah datangnya generasi penerus? Dari manakah datangnya beras? Di dalam beras ada serangga, dari manakah datangnya serangga dalam beras? Semakin saya ungkapkan, Anda justru semakin bingung, tapi bingung juga ada baiknya, supaya Anda memahami, supaya Anda Tercerahkan, bukalah!
Om Mani Padme Hum