407 - Mengkaji Hetu-phala (1)
Hari ini kita bersama mengulas sebab-akibat (hetu-phala), mengkaji dua kata ini: sebab dan akibat. Dalam Buddhisme ada sangat banyak diskusi mengenai sebab-akibat kita semua tahu dalam kitab Buddha ada tertulis: ‘Dari sebab menjadi akibat.’, yaitu dikarenakan adanya sebab, maka memperoleh akibat. Demikian pula semua akibat akan menjadi sebab, setelah memperoleh akibat, maka akibat tersebut juga akan menjadi sebab, ini sebuah siklus, sebab menjadi akibat, akibat menjadi sebab. Buddhisme sangat banyak pembahasan mengenai sebab-akibat, di antaranya adalah berbagai nidana dari kehidupan lampau Sakyamuni Buddha. Dulu di India ada sebuah kitab yang disebut purana, kitab ini membahas banyak sekali hal-hal mengenai masa lampau. Sang Buddha sendiri juga mempunyai Jataka-sutra yang menuturkan masa lampau, yaitu berbagai sebab karma masa lampau yang menghasilkan akibat dalam kehidupan saat ini. Sakyamuni Buddha telah sangat banyak membahas perihal sebab-akibat, Sang Buddha menghadapi banyak peristiwa, Ia perlu mengungkapkan sebabnya, saat Beliau menghadapi suatu peristiwa, Ia akan menuturkan beberapa sebab di kehidupan lampau yang menyebabkan pada kehidupan kali ini mengalami akibat tersebut, inilah mengapa dalam Jataka-sutra dituturkan banyak hubungan sebab dan akibat, beberapa tokoh di kehidupan lampau menjadi beberapa tokoh di kehidupan saat ini.
Dalam sebab-akibat, yang sering kita kaji adalah persoalan benih. Benih apa yang ditabur, maka itulah buah yang akan dihasilkan, oleh karena itu ini juga membuktikan adanya sebab-akibat, jika kita menanam padi, maka kita akan menuai padi , menanam gandum akan menuai gandum , menanam ubi akan tumbuh ubi, menanam talas akan tumbuh talas, “Ubi adalah ubi, talas adalah talas.” Keduanya berbeda. Menanam talas tidak akan menjadi ubi, menanam ubi tidak akan menjadi talas, oleh karena itu di dalamnya terdapat sebuah bukti hukum sebab-akibat, kita dapat membuktikannya melalui benih. Sebenarnya bukan hanya tanaman, bagaimana dengan kita manusia? Ini adalah sebuah persoalan yang paling aktual, mengkaji sebab-akibat tentu perlu membahas diri sendiri, membahas manusia. Sesungguhnya manusia juga demikian, saya ingat dulu Acarya Lian-zhi melayani di sebuah rumah sakit, di atasnya tertulis beberapa kata, dia sering menceritakannya kepada saya, yaitu: “Engkau adalah apa yang engkau makan.” Secara sederhana, kalimat ini adalah sebab-akibat, makan apa maka menjadi orang yang bagaimana, pertama kali membaca kalimat tersebut tidak ada rasa apapun, namun setelah direnungkan lebih dalam, sesungguhnya memang benar demikian. Kita orang Tionghoa mengatakan: “Penyakit masuk melalui mulut.”, Anda jatuh sakit, apa sebabnya, perlu dicari sebab-akibatnya, sebabnya adalah dikarenakan Anda terlalu banyak makan sesuatu, kesehatan manusia dapat ditelusuri dari apa yang dimakannya, ini memang benar, di dalamnya terdapat hubungan sebab dan akibat.
Tubuh kita manusia terdapat elemen tanah, air, api dan angin, terdapat temperatur, darah, coba perhatikan sejenak sirkulasi darah dalam tubuh Anda, perhatikan sejenak kalori tubuh Anda, perhatikan lima organ dalam Anda, perhatikan aktivitas tubuh Anda, apakah jumlah kalori yang Anda makan sesuai dengan aktivitas tubuh Anda, inilah kesehatan tubuh. Apabila aktivitas tubuh Anda tidak cukup dan Anda menyimpan terlalu banyak kalori, atau kalori Anda tidak mencukupi, semua akan menyebabkan Anda jatuh sakit. Makanan dan minuman memberikan pengaruh yang sangat besar, oleh karena itu dalam ilmu kedokteran sangat memperhatikan nutrisi, ini merupakan berbagai sebab-akibat dalam tubuh manusia.
Selain itu, ada satu persoalan, ada sebagian orang yang menyatakan sama sekali tiada sebab-akibat, dikarenakan ada sebagian orang yang begitu lahir langsung berpenyakitan, apa sebabnya? Saya mengatakan, ini adalah persoalan benih, dari mana benih tersebut? dari faktor keturunan, ada dalam gen manusia, apa itu gen? juga merupakan sebab. Mengapa begitu lahir langsung berpenyakitan? Padahal dia masih belum melakukan kebajikan maupun kejahatan, apakah itu hukuman langit? Sebenarnya bukan demikian, ada gen dari benihnya, sehingga pada tubuhnya ada penyakit bawaan, sebuah manifestasi dari benih, ini juga mencakup hubungan sebab dan akibat. Oleh karena itu dokter yang kita kenal pernah mengatakan, apabila Anda tumbuh dengan normal, bagian mana yang paling lemah di antara kelima organ dalam Anda, maka dari situlah kerusakan akan dimulai, ini juga merupakan sebab-akibat, karena kerusakan dimulai dari bagian tubuh yang paling lemah, ini semua membuktikan keberadaan sebab-akibat. Coba Anda renungkan, kita memiliki benih apa, di dalam tubuh ada gen apa, Anda harus memperhatikannya, bagaimana mengolah benih tersebut, dalam Buddhisme terdapat ajaran vijnapti-matra, vijnana (kesadaran) adalah benih. Oleh karena itu sebab-akibat berhubungan dengan benih, seperti halnya benih tanaman, manusia juga memiliki benih, juga memiliki gen, juga ada penyakit keturunan. Dari manakah munculnya penyakit keturunan? Di sini tetap ada hubungannya dengan sebab-akibat, datang dari leluhur, dari manakah benih ini? Dari ayah dan ibu, semuanya tercakup dalam sebab-akibat. Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.