Ada banyak sekali metode bhavana dalam Buddhisme. Seperti yang Anda ketahui bahwasanya di dalam Buddhisme terdapat tiga belas aliran. Tiga belas aliran ini juga berarti tiga belas macam metode yang berlainan. Seperti contohnya adalah madhyamika dan vijnaptimatra, vijnaptimatra membahas vijnana, mata, telinga, hidung, lidah , tubuh dan pikiran, di dalam kesadaran yang terdalam hingga alaya-vijnana, dalam Tantrayana masih ada vijnana kesembilan, inilah pendalaman mengenai vijnaptimatra. Sedangkan madhyamika mengulas tiga pengamatan : sunya, kefanaan dan tengah, tidak terlalu timpang ke arah sunya, juga tidak timpang ke arah kefanaan, mengulas pandangan tengah, ini semua merupakan metode bhavana. Kemudian ada ajaran pelafalan Nama Buddha dan Tiga Sastra, banyak metode yang dibahas. Tantrayana memiliki metodenya sendiri, tentu saja tiap jenisnya merupakan metode untuk mencapai Kebuddhaan ; Oleh karena itu jangan sampai setelah Anda menekuni satu metode tertentu kemudian Anda menjelek-jelekkan metode yang lainnya, setelah Anda menekuni Deva-yoga, maka Anda menjelek-jelekkan metode lainnya, sementara itu yang lainnya juga sedang menjelek-jelekkan Deva-yoga, hal semacam ini jangan sampai dilakukan !


Saya jelaskan secara singkat, yang disebut dengan Deva-yoga adalah penekunan untuk mencapai realisasi Deva-kaya ; Apabila Anda mampu mencapai keberhasilan Deva-kaya, maka dijamin Anda dapat terlahir di surga. Selanjutnya , setelah Anda terlahir di surga, barulah menekuni Sunyata, atau bisa juga saat ini juga secara bersamaan menekuni Sunyata, menekuni Buddhata, maka dengan cepat akan mencapai Kebuddhaan.


Dalam Tantrayana sangat jelas bahwa saat saat kita menekuni bhavana, kita memerlukan dukungan dari Para Dewa dan naga pelindung Dharma, mengandalkan perlindungan golongan dewata. Dalam Tantrayana ada Vajra, Dharmapala, Daka Dakini dan Sarva-deva, ini semua teristimewa untuk memberi manfaat pada semua makhluk. Oleh karena itu dalam penekunan Tantrayana terdapat Dewa dan naga delapan bagian, Dewa Vajra, Dakini, Sarva-deva dan Dharmapala, oleh karena itulah kita menghormati mereka semua.


Buddha memiliki tiga puluh dua atribut keagungan , tidak diperbolehkan ada gigi palsu, tidak boleh ada karang gigi, empat puluh butir gigi harus dalam kondisi sangat baik, sangat rapi. Selain itu ada satu atribut yang sangat unik, yaitu : ‘prabhutatanujihvah’ ( Lidah yang panjang dan luas ) , seperti dalam Amitabha Sutra : “Tathagata menampilkan lidah yang sangat panjang dan luas, menutupi trisahasra mahasahasra lokadhatu.” Lidahnya menjulur keluar mampu menutupi trisahasra mahasahasra lokadhatu, penggambaran semacam ini sungguh luar biasa ; Seluruh dunia , seantero semesta raya, trisahasra mahasahasra lokadhatu tertutupi lidah. Lidah bisa menutupi wajah sendiri , ini disebut ‘Lidah yang sangat panjang dan luas’, sepertinya kita tidak bisa menjadi Buddha, sebab lidah Anda harus menjulur keluar, bahkan untuk mencapai ujung hidung saja sudah sangat sukar ; Beliau menjulurkan lidah dan mampu menutupi wajahnya, di Taiwan ada ungkapan : ‘Menutupi kepala dan wajah’ ; Ini adalah salah satu dari tiga puluh dua atribut keagungan.


Demikian pula dalam Tantrayana juga terdapat Sad-paramita. Oleh karena itu ( Mantrayana dan Paramitayana ) sepenuhnya sama dalam tiga hal ini : ‘Samyak-drsti’, ‘Bersukacita Dalam Mengembangkan Bodhicitta’ dan ‘Penekunan Sad-paramita’. Mengusahakan kebahagiaan bagi semua makhluk, mencabut penderitaan mereka dan melaksanakannya sekuat tenaga dengan penuh sukacita, serta merelakan hidup dan waktu, inilah maitri-karuna-mudita-upeksha. Mahaguru sendiri menggunakan seumur hidup ini untuk mempraktekkan maitri-karuna-mudita-upeksha, inilah Caturapramanacitta.


「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。