2018-12-29 Sutra Raja Agung Cepat Menghasilkan Kontak Batin Membacanya Genap Seribu Kali Dapat Melenyapkan Karma Buruk Berat
undefined

Ceramah Lamdre ke-187 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Homa Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva, 29 Desember 2018 di Taiwan Lei Tsang Temple (台灣雷藏寺)

Sembah puja kepada segenap Guru Silsilah, sembah puja kepada Bhiksu Liaoming, sembah puja kepada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja kepada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja kepada Guru Thubten Dhargye, sembah puja kepada Tri-ratna Mandala, sembah puja kepada Adhinatha homa hari ini : Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva.

Gurudara, Thubten Ksiti Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. 

Tamu agung kita hari ini adalah : Anggota dewan kota Tainan : Cai Wangquan, penasihat hukum TBF, pengacara Lu Wenxiang, sekjen Pemerintah Provinsi Taiwan ( terdahulu ) Zheng Pei-fu, dan istri : Han Wu-zhen, segenap anggota Tim Profesor Doktor dan Tim Medis Zhenfo Zong, Manajer Umum Ching Yi Biotech Co. Ltd. Sdri. Zhang Yuzhen, pejabat lelang Balai Lelang Sotheby’s : Sdri. Gao Lvqi, pengusaha asal Melbourne Australia : Peter De Campo, dokter spesialis syaraf dari Norwegia : Huang Yi, seniman pahat Jian Zhengxing, perwakilan anggota legislatif Taiwan Que Meisha, Bhiksu Shi Jianjie (釋見解法師) dari Vihara Yuantong di Puli (埔里圓通寺) , teman alumni perguruan tinggi Mahaguru : Bapak Zhu Jinshui dan istri Chen Zexia, ketua Lotus Light Charity Society pusat dan produser 9 Tingkat Dzogchen, Lamdre, dan Sutra Paribodhi : Acarya Lianyue (蓮悅上師), pemandu acara : Acarya Lianhai (蓮海上師) dan sdri. Peijun, kakak tertua dari Mahaguru : Ibu Lu Shengmei, kakak ketiga : Ibu Lu Guoying dan suami : bapak Li Hetong, beserta segenap peserta dan relawan Retret Jangka Panjang Muda-mudi Internasional periode ke-5. 

Terima kasih atas donasi untuk konsumsi, antara lain dari :  Perusahaan Zhihang Brunei sebesar NTD 100 ribu, mendiang Liang Kejia dari Australia sebesar NTD 100 ribu, sdri. Luo Lin Baoyu sebesar NTD 100 ribu, dan sdr. Xiao Zhijie sebesar NTD 200 ribu.

‘Happy New Year’ ! Selamat tahun baru ! Senantiasa sehat di tahun yang baru !

Selamat siang semuanya, apa kabar semuanya ! ( Mahaguru menyapa dan menyampaikan rasa terima kasih kepada semuanya dalam berbagai bahasa, antara lain : Bahasa Taiwan, Kanton, Thailand, Korea, Jepang, Inggris, Perancis, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Spanyol, Jerman, dan Portugis ) Terima kasih semuanya. 

Hari ini adalah upacara homa Raja Agung Avalokitesvara. Avalokitesvara Bodhisattva sangat welas asih, Raja Agung Avalokitesvara berbeda dengan Avalokitesvara pada umumnya, Beliau adalah emanasi dari Tujuh Buddha masa lampau, Mantra-Nya adalah mantra dari Tujuh Buddha : “Om. Libolibodi. Qiuhe Qiuhedi. Tuoluonidi. Niheladi. Bilinidi. Mohejiadi. Zhenlingqiandi. Suoha” Cahaya yang dipancarkan oleh-Nya sangat terang, sangat indah, menerangi semua, Beliau memiliki kemampuan yang sangat besar, oleh karena itu, membaca Sutra Raja Agung Avalokitesvara sebanyak seribu kali dapat melenyapkan semua karma buruk berat. 

Dalam Sutra Raja Agung Avalokitesvara ada sebuah kalimat : “Dapat memadamkan duhkha kelahiran dan kematian, serta menyingkirkan semua racun yang mencelakakan.” Menurut saya, di dunia ini penderitaan sakit adalah yang paling hebat, semoga Raja Agung Avalokitesvara dapat mengatasi derita sakit kita. Selain itu, penuaan dan sakit tak terpisahkan. Pada umumnya, menginjak usia tua, akan muncul banyak penyakit, sesungguhnya sederhana, inilah penuaan, begitu menua, berbagai penyakit pun mulai bermunculan. Semoga Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva dapat mengatasi penderitaan penuaan kita, supaya kita menjadi awet muda, para pria semakin tampan, dan para wanita semakin cantik dan rupawan ; Memohon kepada Raja Agung Avalokitesvara, supaya kita semua menjadi sangat muda. “Dapat memadamkan duhkha kelahiran dan kematian”, supaya semua derita sebelum kematian dapat dipadamkan semua ; Banyak derita semasa hidup yang telah dilupakan, sesungguhnya mati pun juga tidak menderita, sedangkan penderitaan sebelum kematian sangat lah hebat, saat-saat sebelum kematian sangat menderita. 

Sesungguhnya pada awalnya, Sang Buddha membabarkan kebenaran mulia pertama, yaitu : duhkha. Karena derita, barulah Anda menyadari mesti sungguh-sungguh berbhavana mengikuti jejak langkah Sang Buddha. Membaca Sutra Raja Agung Avalokitesvara genap seribu kali dapat memadamkan duhkha kelahiran dan kematian. Sehari dua kali, pagi dan malam membacanya, Beliau tidak minta Anda banyak membacanya, namun banyak membacanya tentu baik, akan tetapi, paling tidak dua kali yaitu : pagi dan malam, pagi dan malam masing-masing satu kali, dapat “Memadamkan duhkha kelahiran dan kematian, serta menyingkirkan semua racun yang mencelakakan.” Semua racun dapat disingkirkan. Sutra Raja Agung Avalokitesvara ini sangat baik. 

Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva pernah memberitahu saya : “Pada saat genting, baca : Namo Sutra Raja Agung Avalokitesvara ( Namo Gao-wang Guan-shi-yin-jing ), memanjatkan permohonan dengan cara ini, dapat memperoleh pertolongan.”, “Namo Gaowang Guanshiyinjing” adalah nama sutra. 

Semenjak zaman dahulu, banyak perdebatan seputar sutra ini, sebab ini adalah sutra yang ditransmisikan melalui mimpi, bukan dibabarkan oleh Sang Buddha, sehingga ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah sutra palsu. Saya beritahu Anda semua, Mahabhiksu Lianchi (蓮池大師) dari masa Dinasti Ming berpendapat bahwa Sutra Raja Agung adalah sutra palsu. Tapi, Bhiksu Shengyan dari Dharmadrum Mountain di masa kini mengatakan, setelah membacanya, tidak ada rintangan apa pun bagi semuanya, tidak ada masalah, tidak ada masalah berarti hal yang baik. “Xiami daizhi longwu, longzhong wu daizi.” ( Bahasa Taiwan : Tiada suatu masalah apa pun ) ini yang dikatakan oleh Bhiksu Shengyan, beliau tidak mau menyebutnya sebagai sutra palsu. Bhiksu Jingkong juga tidak mau menghujat Sutra Raja Agung Avalokitesvara, beliau mengatakan : “Mengapa kalian tidak membaca Samanthamukhavarga Avalokitesvara Bodhisattva ?” Beliau mengatakan : “Kalian bertanya, bolehkah membaca Sutra Raja Agung ? Kenapa kalian tidak membaca Samanthamukhavarga saja ?” Bhiksu Jingkong dan Bhiksu Shengyan tidak menghujat Sutra Raja Agung Avalokitesvara sebagai tidak baik. 

Mahaguru sangat menjunjung tinggi Sutra Raja Agung Avalokitesvara, sebab saat saya memperoleh divyacaksu, sutra pertama yang diberikan oleh Bhiksu Shi Huiling (釋慧靈法師) kepada saya adalah Sutra Raja Agung Avalokitesvara. Setelah membacanya, timbul kontak batin, langsung melihat kehadiran Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva. Setelah semua orang membacanya, kontak batin yang dihasilkan sangat besar, sutra ini adalah sutra yang menghasilkan kontak batin besar. Pemikiran orang zaman sekarang yang terutama adalah demikian, sutra jangan terlampau panjang, makin pendek makin baik, dan yang setelah dibaca langsung menghasilkan kontak batin adalah Sutra Raja Agung Avalokitesvara. Sutra yang lebih pendek adalah Sutra Hati ( Prajnaparamitahrdaya Sutra ), akan tetapi sutra ini mengandung makna yang sangat dalam ! 

Sutra Raja Agung Avalokitesvara penuh dengan Nama Agung Buddha dan Bodhisattva, tidak ada yang lain ; Jangan menghujat Nama Agung para Buddha dan Bodhisattva. Semua isinya adalah Buddha, lihatlah isi Sutra Raja Agung Avalokitesvara : Para Buddha yang tak terhingga banyaknya, mencakup semua Buddha. Triliunan Buddha Vajragarbha, luar biasa, ada triliunan Buddha Vajragarbha, triliunan Buddha Vajragarbha dengan nama agung yang sama ada di sini. Selain itu, ada : Miliaran Bodhisattva Gunung Mestika Sejuk, ada miliaran ! Gunung Mestika Sejuk adalah Gunung Wutai di Tiongkok, ada miliaran Bodhisattva di Gunung Sejuk, dan semua namanya disebut. Astamahabodhisattva ada di dalam, antara lain : Avalokitesvara Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva, Samantabhadra Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva, Maitreya Bodhisattva, Akasagarbha Bodhisattva, Vajrapani Bodhisattva, Sarvanivaranaviskambhin Bodhisattva, dan semua Bodhisattva, semua Buddha, semua ada di dalam sutra ini. 

“Membaca genap seribu kali, dapat melenyapkan semua karma buruk berat.” Semua pelanggaran. Lihatlah, berapa banyak pelanggaran berat yang kita manusia perbuat ? Bagi yang hari ini sesungguhnya bisa pergi ke Taiwan Lei Tsang Temple ( untuk ikut upacara ) namun memilih untuk tidak datang, berarti telah melakukan pelanggaran meremehkan Dharma, pelanggaran merendahkan dan meremehkan upacara ini. Bagi yang sebenarnya bisa datang, namun malah tidak datang, berarti telah melanggar sila. Sila yang kecil, seperti biasanya Anda berdusta, “Uso demo ureshi yo.”, semua berpendapat bahwa meskipun dibohongi, namun tetap gembira. Arti dari kalimat bahasa Jepang ini adalah : Anda berbohong, semua orang mendengarnya, namun semua masih merasa bergembira. Saya beritahu Anda : Jika Anda berbohong, tidak peduli itu demi kebaikan atau dengan niat buruk, semua merupakan pelanggaran sila. 

Tiap kali berjumpa dengan seorang gadis : “Nona, Anda sungguh rupawan.” Sebenarnya dia biasa saja, tapi mesti tetap dikatakan ( rupawan ), kenapa ? Sebab ia akan gembira mendengarnya, tapi apakah kita telah berdusta ? Yang biasa saja, malah kita sebut rupawan ; Yang rupawan, kita bilang : “Aduh ! Wah ! Sudah menembus hatiku, sudah berdiam di dalam hatiku.” Insan di jambudvipa, dalam tiap arus pikirannya, dalam tiap perbuatannya, semua adalah karma buruk, maka membaca Sutra Raja Agung Avalokitesvara, dapat melenyapkan semua racun, serta menyingkirkan segala penderitaan kelahiran dan kematian, membacanya genap seribu kali, semua karma buruk berat, semua karmavarana dapat tersingkirkan. 

Saya merasa Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva sangat berjodoh dengan saya, dulu bhiksu yang menjalin nidana dengan saya memberi saya Sutra Raja Agung Avalokitesvara, saya pun membacanya sampai hafal di luar kepala. Kemudian, saya melihat Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva memberitahu saya : “Di saat genting, lafalkan Namo Gaowang Guanshiyinjing sebanyak 7 kali ( Mahaguru memperagakan membaca nama sutra : Namo Gaowang Guanshiyinjing 7 kali ), maka sekujur tubuh Anda pun akan transparan, dalam setiap kegiatan di luaran hari ini akan selalu lancar dan tenteram.” Inilah yang diberitahukan oleh Raja Agung Avalokitesvara kepada saya. Maka, harap semuanya melafal “Namo Gaowang Guanshiyinjing”, setiap orang melafal : “Namo Gaowang Guanshiyinjing”.

Di Jepang, saya melihat Sutra Raja Agung Avalokitesvara dalam bahasa Jepang, bahkan sutra ini sudah ada pada masa Dinasti Tang. Kurang lebih pada masa Dinasti Jin, Dinasti Utara dan Selatan, Dinasti Sui dan Dinasti Tang, agama Buddha paling banyak masuk Tiongkok. Mengenai Tantra, pada era Kaiyuan masa Dinasti Tang ada Tiga Mahasattva perintis, yaitu : Subhakarasimha, Amoghavajra, dan Vajrabodhi. Lebih dari 1500 tahun silam, pada masa Dinasti Wei, Jin, Utara dan Selatan, pada masa Kaisar Liang, ada Bodhidharma dari India yang mentransmisikan sekte Dhyana ( Chan ) ke Tiongkok, saat itu telah ditransmisikan, sekte Dhyana bermula dari Beliau ; Beliau sampai ke Dinasti Selatan, namun nidana Beliau dengan Dinasti Selatan kurang selaras, maka Beliau tiba di belakang gunung Vihara Shaolin di Gunung Song Dinasti Wei Utara untuk bertapa selama 9 tahun. 

Pada masa Dinasti Tang sudah ada Raja Agung Avalokitesvara, sejak dahulu sudah ada, terus diajarkan sampai saat ini, dan saat ini Guru Lu menyebarluaskannya. Sebab pada masa Xia Barat ( Xia Barat pada masa antara Dinasti Tang sampai Dinasti Song ), bagian tengah antara Gunung Helan di Koridor Hexi dengan Gunung Qilian adalah Kerajaan Xia Barat. Semua penduduk Kerajaan Xia Barat membaca Sutra Raja Agung Avalokitesvara, oleh karena itulah Temujin Genghis Khan sebanyak 6 kali terus gagal menyerang Kerajaan Xia Barat, semua berkat perlindungan Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva. 

Oh iya, Sabtu lalu saya telah mengulas : “Mengangkat bindu terbang ke Gunung Sumeru”. Di sini letak persoalannya : “Mengangkat bindu terbang ke Gunung Sumeru” tiga jurus Vajramusti ini telah saya kupas dalam waktu lama, tapi masih ada yang bertanya kepada saya, ia masih belum bisa melakukannya, ia tidak mengerti. Hari ini saya pikir : Bagaimana mengangkatnya ? Bagaimana membuka lima cakra ? Lebih baik hari ini saya peragakan. 

Tentu saja, dalam Sutrayana tidak ada latihan prana, nadi, dan bindu, sedangkan dalam Tantra ada latihan internal seperti : prana, nadi, dan bindu, kemudian buka lima cakra : cakra ajna, cakra visuddha, cakra anahata, cakra manipura, dan cakra svadhisthana. Bagaimana membuka lima cakra ? Tentu saja gunakan prana untuk menembus nadi tengah, kemudian melalui nadi tengah, prana disebar ke sekujur tubuh, kemudian gunakan prana untuk menurunkan bindu, dan gunakan prana untuk mengangkat kundalini. Saat berdiam di cakra anahata, membuka cakra anahata, Anda dapat menyaksikan terang Buddhata, cahaya biru terang ada di dalam cakra anahata, ini adalah metode Tantra untuk mencapai Kebuddhaan dengan tubuh saat ini juga. Namun metode ini mesti dipadukan dengan lima jurus Vajramusti, kemudian dipadukan dengan “Mengangkat bindu terbang ke Gunung Sumeru”, saat Anda tiba pada tingkatan Anuttaratantra, Anda mesti melakukan : “Mengangkat bindu terbang ke Gunung Sumeru.”

Ada satu hal lagi, mencapai usia pertengahan, perut akan sedikit lebih besar, jadi sangat sukar bagi saya untuk telungkup sekujur tubuh, akan tetapi, saya akan usahakan secara maksimal untuk memperagakannya kepada Anda semua. ( Mahaguru melepas topi Dharmaraja dan japamala, turun dari Dharmasana dan memperagakan tiap gerakan )

Terlebih dahulu saya lakukan sembilan tahap pernapasan Buddha, sebenarnya bagian pinggul mesti berada di posisi sedikit di atas ( Ada Acarya yang membantu menambah bantal meditasi ), biasanya demikianlah sembilan tahap pernapasan Buddha ( Mahaguru memperagakan : Gunakan kelingking dua tangan untuk masing-masing menekan lubang hidung kiri, dan kanan, supaya dapat menghirup napas atau mengembus napas melalui salah satu lubang hidung )

1.    Membuka Cakra Ajna ( Duduk bersila penuh )
Terlebih dahulu saya peragakan gerakan membuka cakra ajna ( Mahaguru memperagakan : gunakan kedua tangan untuk mengetuk seluruh bagian kepala, wajah, leher, dan leher bagian belakang, untuk mengarahkan prana ke bagian kepala. Kemudian gunakan telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian untuk menepuk-nepuk cakra ajna berulang kali ) Ini adalah gerakan membuka cakra ajna, gunakan tepukan, tapi jangan sampai mencederai bagian kepala, juga jangan sampai melukai kulitnya, ini gerakan yang pertama. 

2.    Membuka Cakra Visuddha ( Duduk bersila penuh )
Sekarang melakukan Vajramusti untuk membuka cakra visuddha ( Mahaguru memperagakan : Leher diputar searah jarum jam dan berlawanan dengan jarum jam secara bergiliran, supaya prana berkumpul di tenggorokan, ulang beberapa kali ) ini sangat sederhana. 

3.    Membuka Cakra Anahata ( Duduk bersila penuh )
Untuk membuka cakra anahata ( Mahaguru memperagakan : Tangan kiri diluruskan dibuka ke arah kiri, telapak tangan menghadap ke depan, setelah telapak tangan kanan menepuk telapak tangan kiri, kemudian digerakkan secara horizontal, melewati bahu kiri, kemudian melewati cakra anahata, dan terakhir, tangan kanan dibuka ke arah kanan secara horizontal, dengan telapak tangan menghadap ke depan. Berikutnya, tangan kanan yang lurus dan dibuka ke sisi kanan, dengan cara yang sama tangan kiri digerakkan horizontal dan diluruskan ke sisi kiri. Lakukan berulang-ulang ) Ketahuilah, ini adalah cara untuk membuka cakra anahata, tapi mesti ditambah dengan melakukan push-up sebanyak 30 kali. 

4.    Membuka Cakra Manipura ( Duduk bersila penuh )
Sekarang adalah cara membuka cakra manipura ( Mahaguru memperagakan : Bagian kepala dan tubuh bagian atas diputar 90 derajat ke arah kiri dengan alamiah, tangan kanan di depan, tangan kiri di belakang, dengan rileks lurus bawah sampai menyentuh permukaan lantai, serukan “Ha !”. Demikian putar kepala dan badan 180 derajat, lakukan berulang-kali. ) Seperti ini bisa ? Gerakan barusan adalah untuk membuka cakra manipura. ( Mahaguru memperagakan : Dua telapak tangan menempel ke bagian perut tanpa saling tumpang tindih, dengan pusar sebagai pusat, putar searah jarum jam sebanyak 14 kali, kemudian putar ke arah berlawanan sebanyak 14 kali. ) Putar 14 kali ke kiri, dan 14 kali ke kanan, membutar cakra manipura. 

5.    Membuka Cakra Svadhisthana dan Cakra Muladhara ( Duduk bersila penuh )
Sekarang kita mulai membuka cakra svadhisthana dan cakra manipura ( Mahaguru memperagakan : Terlebih dahulu dua tangan diangkat tinggi dan diturunkan, telapak tangan menekan lantai untuk menahan tubuh, tubuh loncat ke angkasa dan turun kembali ke bantalan meditasi, ulang beberapa kali ) Ini adalah cara untuk membuka cakra svadhisthana dan cakra muladhara. ( Kemudian Mahaguru mengulang lagi memperagakan cara membuka cakra anahata dengan cara push-up 30 kali )

6.    Serukan Ha dan Guncang Sekujur Tubuh ( Dilakukan dengan berdiri atau loncat-loncat )
Kemudian lakukan menyerukan “Ha” dan mengguncangkan tubuh ( Mahaguru memperagakan dengan berdiri : Dua bahu dan dua tangan secara bebas digerakkan ke arah depan beberapa kali, kemudian dua bahu dan dua tangan digerakkan secara bebas ke belakang sebanyak beberapa kali ) ini adalah cara menyerukan “Ha” dan mengguncangkan tubuh. Lompat-lompat ( Mahaguru memperagakan : Dua kaki secara bersamaan melompat beberapa kali, kemudian kaki kiri dan kanan secara bergantian dipelantingkan dan angkat tinggi, lompat sambil japa “Ha”, ulang beberapa kali )

7.    Mengangkat Bindu Terbang ke Gunung Sumeru ( Tiga Jurus Vajramusti ) Dilakukan dengan berdiri, berlutut, dan duduk :

1.    Berdiri 
( Mahaguru memperagakan : Dua kaki terbuka selebar bahu, pinggang ditekuk dengan wajah menghadap bawah, tangan kiri dan kanan saling silang, telapak tangan menutup lutut. Putar kepala ke arah kiri dengan japa “Hum” panjang satu kali, ke kanan dan japa “Hum” panjang satu kali, kemudian tengadahkan kepala sambil japa “Hum” pendek satu kali, ulang gerakan sebanyak 10 kali ) Di tengah, ke atas sebanyak 10 kali, dan ke kiri dan kanan sebanyak 2 kali )

2.    Berlutut
Dilakukan dengan berlutut ( Mahaguru memperagakan : Wajah hadap bawah, tubuh membentuk 「ㄇ」, siku kedua tangan ditekuk 90 derajat, lengan depan diregangkan ke arah depan, telapak tangan menyentuh lantai. Kepala diputar ke kiri dan japa sekali “Hum” panjang satu kali, ke kanan japa “Hum” panjang satu kali, kemudian menengadah dan japa “Hum” pendek satu kali, ulang sebanyak 10 kali ). Atas bawah Hum pendek 10 kali, kiri kanan 2 kali. 

3.    Duduk
Dilakukan dengan duduk ( Mahaguru memperagakan : Pinggul mesti duduk di posisi lebih tinggi, duduk bersila penuh, tekuk pinggang, wajah hadap bawah, dua tangan diluruskan ke depan, telapak tangan menyentuh lantai. Putar kepala ke kiri dan japa sekali “Hum” panjang, ke kanan dan japa sekali “Hum” panjang, kemudian menengadah dan japa sekali “Hum” pendek, ulang gerakan ini sebanyak 10 kali ) Kiri dan kanan Hum panjang 2 kali, atas bawah 10 kali. Bisa ?

( Terakhir, sebagai penutup, Mahaguru memperagakan kembali beberapa jurus utama Vajramusti untuk membuka cakra ajna, cakra visuddha, cakra anahata, cakra manipura, cakra svadhisthana dan cakra muladhara, serta memperagakan kiat gerakan Serukan “Ha” dan Guncangkan Tubuh ) Untuk membuka cakra muladhara dan cakra svadhisthana mesti lompat lebih tinggi, lompat sesuai kemampuan. Terlebih dahulu alirkan prana ke bagian wajah, kemudian saat di cakra visuddha, prana mesti berada di cakra visuddha ; Saat di cakra anahata, Anda lakukan olahraga cakra anahata. Seru “Ha” dan Guncang Tubuh, ada gerakan sambil berdiri, ada yang lompat, tujuannya adalah supaya prana tersebar ke sekujur tubuh dan lima cakra, mencapai seluruh bagian tubuh yang subtil. Bisa ?

Sebenarnya minggu lalu telah dibahas metode Vajramusti, akan tetapi masih banyak yang belum jelas, maka hari ini saya peragakan untuk Anda semua. Inilah yang diajarkan oleh Guru, bukan gerakan yang terlampau sukar, namun gerakan ini dapat membuat bindu di cakra ajna Anda turun, melalui cakra visuddha sampai ke cakra anahata, mencapai cakra manipura, mencapai cakra svadhisthana, kemudian bisa diangkat ke atas, di akhir lakukan tiga jurus untuk angkat, mengangkat bindu dari tulang belakang, terus sampai ke cakra ajna. Setelah melatihnya dalam waktu lama, akan timbul anubhava yang sangat baik, sekujur tubuh terasa rileks, badan Anda juga tidak akan terasa pegal-pegal, banyak orang menderita pegal-pegal di sekujur tubuh. 

Lelucon : Seorang pimpinan sedang menguji karyawan, ia bertanya : “Bagaimana kemampuan dirimu ?” Karyawan menjawab : “Saya hanya tidak bisa dalam dua hal.” Pimpinan pun menerimanya. Tapi ternyata karyawan tersebut tidak bisa apa-apa, pimpinan itu bertanya : “Bukankah Anda hanya tidak bisa dalam dua hal saja ?” Karyawan menjawab : “Saya tidak bisa ini dan tidak bisa itu.”Jadi dia benar-benar tidak bisa dalam dua hal. 

Kita belajar Tantra mesti mengerti metode Vajramusti. Jika mengerti Vajramusti, untuk menyebarkan prana ke sekujur tubuh, Anda bisa gunakan metode Serukan “Ha” dan Guncang Tubuh, guncangkan tubuh Anda, guncang ke depan, guncang ke kedua sisi, sekujur tubuh diguncang dengan keras, mulut mesti dibuka, terus melakukan “Ha” prana, ini disebut serukan “Ha” dan guncang tubuh ; Mesti : “Ha ! Ha ! Ha !” sambil guncangkan tubuh, supaya prana dapat tersebar ke sekujur tubuh. Ini adalah makna dari aksara “Meliputi” dalam Lamdre, yaitu memenuhi prana sirkulasi sekujur tubuh, di bagian mana terasa sakit dan pegal, gunakan pikiran untuk mengirimkan prana sampai ke tempat yang sakit sebanyak beberapa kali, maka ia pun akan sembuh. Tubuh terasa sakit karena nadi tidak tembus, jika nadi tembus, ia tidak akan sakit, tidak akan terasa sakit. Rasa sakit di bagian tubuh pasti karena radang, mengalami penyumbatan prana ; Asalkan prana tembus, api juga tembus, tersebar ke sekujur tubuh, maka tubuh Anda akan menjadi sehat. Yang terutama adalah : Membuka cakra ajna, cakra visuddha, cakra anahata, cakra manipura, kemudian cakra svadhisthana juga dibuka. 

Dalam Lamdre disebutkan tahap inti :

2. Tahap Inti
“Melakukan metode adhisthana dan lainnya, mengerutkan jalan raksasa, dengan keras mengisap dua jari tengah, sepasang mata diputar ke atas, menggunakan cara ini untuk mempertahankan bindu, dengan keras menyerukan “Ha ! Ha !”, kemudian cakra ilusi tubuh, ini juga dapat mempertahankan bindu.”

Ini adalah cara untuk mempertahankan bindu. “Mengerutkan jalan raksasa”, jalan raksasa adalah anus. Apakah Anda bisa mengetatkan otot anus, lepaskan, tarik, lepaskan, tarik, lepas, ini disebut mengerutkan jalan raksasa dengan keras. “Dengan keras mengisap dua jari tengah”, dua jari tengah, mohon maaf jari ini tidak boleh sembarang dibentuk. ( Mahaguru memperagakan : Memasukkan dua jari tengah ke dalam mulut, masing-masing ada di sudut tepi bibir, kemudian hidung menghirup napas dengan kuat ). “Dua mata diputar ke atas”, kedua mata menatap ke atas, matahari dan rembulan menghadap langit. Matahari dan rembulan menghadap langit, isap kedua jari tengah, mengerutkan jalan raksasa, untuk apakah ini ? Saat bindu hampir keluar, angkat, tahan, kemudian gunakan tiga jurus Vajramusti supaya bindu kembali ke cakra ajna. Inilah makna dari pembabaran hari ini. Layang-layang bisa terbang karena melawan arah angin. Seseorang bisa dewasa karena menghadapi kondisi sukar. Orang mengalami kecelakaan lalu lintas karena melawan arah. 

Layang-layang baru bisa terbang jika berlawanan dengan arah angin, dengan adanya kondisi sukar, barulah seseorang bisa tumbuh dewasa. Sang Buddha mengajarkan : Tidak peduli sesukar apa pun kondisi Anda, Anda harus menjaga kemurnian sila. Sakyamuni Buddha sangat ketat dalam hal sila, kita tidak boleh mengabaikan sila ini. Dahulu, banyak bhiksu Nyingmapa, Sangha Nyingma cenderung tidak menjaga sila, maka Je Tsongkhapa ingin merombak Tantra Tibet, sesungguhnya di dalam kata Gelugpa terdapat makna menjaga sila. Kita orang yang belajar Buddha, tidak peduli bagaimanapun, Anda mesti jaga sila, “Jangan berbuat jahat, perbanyak perbuatan kebajikan.”, ini sangat penting. Tidak peduli apakah Anda sesuai dengan arah, atau berlawanan dengan arah : Di saat kondisi sukar, kita menjaga sila ; Di saat kondisi sukar, kita masih tetap menjaga sila. Oleh karena itu, saat hendak Parinirvana, Sang Buddha mengucapkan : “Jadikan sila sebagai Guru.”, Beliau menekankan bahwa siswa Buddha mesti memperhatikan sila, jangan melanggar sila. 

Tuhan menanyai umat manusia, apa itu sukses ? Si A menjawab : “Ditempatkan di posisi penting.” Si B menjawab : “Mengumpulkan banyak harta.” Si C menjawab : “Mendapat reputasi yang baik.” Si D mengatakan : “Memiliki iman.”, Si E menjawab : “Memperoleh cinta.” Si F : “Membesarkan seorang anak yang istimewa.” Si G menjawab : “Menjadi presiden.” Si H menjawab : “Mewujudkan impian.” , saat itu, Tuhan tertawa : “Kalian semua berpikir terlalu jauh, hidup dengan tenteram, dan lebih lambat menghadap-Ku, inilah kesuksesan.”

Ketahuilah, dalam hidup ini tiada suatu apa pun. Meraup banyak harta apaan ? Orang yang menyedihkan barulah meraup banyak harta, orang yang menyedihkan akan terombang ambing dalam harta, yang keluar dari banyak harta juga orang yang menyedihkan. Banyak yang terombang ambing ingin menang dalam pemilihan, dapat memperoleh nama dan kedudukan, ini adalah orang peringkat kedua yang paling menyedihkan. Tentu saja banyak sekali orang yang menyedihkan, mereka yang mengejar harta, seks, dan nama adalah orang yang sangat menyedihkan. 

Kesuksesan yang sesungguhnya menurut Tuhan : “Akhirnya Anda datang menghadap-Ku !” Menurut kita, akhirnya kita melihat Buddha ! Jika seumur hidup Anda tidak melihat Buddha, tidak bertemu dengan Tuhan, maka tidak bisa disebut sukses. Sebanyak apa pun harta Anda, kelak akan buyar, setinggi apa pun jabatan Anda, juga akan jatuh. Kecantikan apa lagi, dalam sekejap saja menjadi nenek tua, dalam sekejap langsung tua. Di dunia ini tiada suatu apa pun, maka saya sering katakan, hargai hidup ini, setelah meninggal dunia, tiada lagi, entah apakah Anda akan meninggal terlebih dahulu atau saya yang akan meninggal terlebih dahulu, setelah meninggal maka tiada lagi. Jika istri meninggal di usia muda, bahkan istri pun belum tentu milik Anda. Jika istri meninggal terlebih dahulu, meninggalkan suaminya, suami pun juga belum tentu milik Anda. Demikianlah dunia ini, setelah meninggal dunia, apa pun tidak diperlukan lagi. 

Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana : “Kenapa burung-burung itu suka hinggap berjajar di atas kabel listrik ?” Tahukah Anda ? Seperti di kabel tegangan tinggi, mereka suka hinggap berjajar di sana, kenapa ? Sebab sekarang adalah zaman teknologi, mesti ‘daring’ ( homofon dengan : Di atas kabel ) baru bisa ngobrol.

Hari ini di sini, Mahaguru bukan sedang ngobrol dengan Anda semua, yang saya babarkan adalah Buddhadharma yang serius. Di masa muda saya sangat miskin, namun saya memiliki pandangan yang istimewa, sehingga dapat jatuh hati pada Gurudara. Lihatlah orang kaya masa kini, istrinya sangat cantik, sehingga ada ungkapan : “Asal berduit pasti bisa berkeluarga”. Bukan lagi : “Asal ada jalinan rasa pasti bisa berkeluarga”, melainkan : “Asal berduit pasti bisa berkeluarga”. Hari ini kita berjodoh untuk belajar Buddhadharma di sini, kelak kita mencapai alam surga, mencapai alam suci, mencapai keberhasilan, ini dinamakan : “Ada jodoh Buddha, kelak pasti menjadi keluarga.”

Bukankah sekarang sudah hampir liburan musim dingin ? Berapa lama liburan musim dingin ? Sebuah lelucon : “Lewat liburan musim dingin, sudah hampir waktunya bersekolah lagi. Wahai sekolah, walau engkau bisa mendapatkan tubuhku, namun engkau tidak akan mendapatkan hatiku.”

Di awal semester, semua mesti pergi bersekolah, tetapi, sesungguhnya saya tidak suka bersekolah, sampai saat ini masih ditakut-takuti oleh proses bersekolah. Kadang bermimpi diri sendiri sedang ikut ujian ! Begitu mimpi ujian, saya langsung gusar, dan di saat terbangun : Untunglah, ternyata hanya mimpi. Sungguh ! Bersekolah di usia 6 tahun, dan terus bersekolah sampai usia 24 baru lulus perguruan tinggi.

Di sini membahas mengenai suka : “Sudah sangat lama aku menyukaimu, aku juga sudah sangat lama menantimu, sekarang aku hendak meninggalkanmu untuk waktu yang jauh lebih lama lagi !” Apa artinya ? Di saat cinta datang, jangan langsung senang, sebab waktu berpisah akan lebih lama lagi. Aih… orang yang terus berusaha mengeruk uang di tengah tumpukan uang adalah orang yang menyedihkan, sesungguhnya kita semua sungguh menyedihkan, namun, luangkan sedikit waktu untuk belajar Buddhadharma, dengan demikian bukan lagi orang yang menyedihkan. Jika tidak, Anda akan menjadi seperti kisah berikut ini :

Seorang karyawan berkata kepada pimpinan perusahaan : “Pak, Anda harus menaikkan gaji saya, sebab sudah ada 4 perusahaan mencari saya.” Pemimpin perusahaan bertanya : “Perusahaan apa saja itu ?” Karyawan menjawab : “PLN, Telkom, perusahaan gas, dan perusahaan penagih utang.”

Kadang, hidup di dunia ini juga penuh ketidakberdayaan, Anda mesti mencari nafkah untuk menghidupi diri, menghidupi keluarga Anda, orangtua Anda, anak Anda, kakek dan nenek Anda, mesti demikian, sesungguhnya, di dunia ini juga banyak hal yang sulit. Namun kita orang yang belajar Buddha, selain berupaya memperoleh manfaat, nama dan kedudukan, Anda mesti sediakan waktu untuk belajar Buddhadharma, belajar Sadhana Tantra dengan baik, demikian baru sempurna. 

Jika Anda adalah seorang bhiksu atau bhiksuni, maka Anda tidak boleh menyentuh nama, keuntungan, asmara, dan seks, jangan sembarangan menerimanya, jagalah status Anda sebagai Sangha, taati vinaya. Bagi kita para bhiksu dan bhiksuni, kita mesti menjadikan Buddhadharma sebagai pusat hidup kita. 

Terima kasih semuanya,

Om Mani Padme Hum.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。