Kalacakra Vajra

【 Mantra Hati Kalacakra Vajra 】: "Om. Ha. Kamala. Walaya. Suoha"
 
【 Mengenal Pratima Kalacakra Vajra  】

Di atas roda waktu, menjelma panca-mahabhuta : prthivi – apah – teja – vayu – akasa, di bagian tengah adalah Gunung Sumeru, di atas Gunung Sumeru muncul sebuah padmasana besar, di tengah padmasana terdapat cakra surya dan candra, di atas cakra muncul Kalacakra Vajra yang memeluk Bhagavati.

Kalacakra Vajra bermuka empat, berleher tiga, berpundak enam, berlengan dua belas, masing-masing dua puluh empat tangannya memegang Dharmayudam, dua kaki berdiri di atas Mahesvara dan Mahesvari. Wajah utama Kalacakra Vajra berwarna biru, bagian kanan berwarna merah, bagian belakang berwarna kuning, bagian kiri berwarna putih. Bhagavati tampil tanpa jubah. Di tiap wajah Buddha-pitr dan Buddha-matrka terdapat tiga mata, Beliau berdiri dalam postur ‘Yuga-nada-vahin’.

Keempat wajah Kalacakra Vajra merepresentasikan kaya, vak dan citta ( tubuh, ucapan dan pikiran ) serta Mahasukhajnanarupa, leher bagian kiri berwarna putih, bagian kanan berwarna merah, bagian tengah berwarna biru, ketiganya merepresentasikan tiga nadi dalam tubuh. 

Kaki kiri berwarna putih, kanan berwarna merah, di atas jalinan rambut di usnisa Buddha-pitr dihiasi dengan vajra, tubuh bagian bawah bergaun kulit harminau, sekujur tubuh diperagung dengan untaian ratna mutu manikam. 

【 Kutipan Dharmadesana Dharmaraja Liansheng 】

Kalacakra adalah roda waktu. Kalacakra Vajra merupakan Adinata dari Advaya-tantra dalam Anuttarayoga. Merupakan Pintu Dharma yang paling mendalam, luas dan tertinggi di antara semua metode Tantra.

Asal-usul Kalacakra :

Raja Sucandara adalah Raja Shambala, kita menyebut-Nya Dharmaraja, Beliau tiba di India Selatan, di sana terdapat sebuah stupa yang disebut Stupa Sridhanyakataka. Saat itu Shakyamuni Buddha membabarkan Dharma di Gunung Grdhrakuta, Beliau beremanasi menuju Stupa Sridhanyakataka di India Selatan menjadi Adhinatha Kalacakratantra, yaitu Kalacakra Vajra, untuk mentransmisikan Sadhana Kalacakra kepada Raja Sucandra, kemudian Raja Sucandra membawa Sadhana Kalacakra kembali ke Negeri Shambala, oleh karena itu sebagian besar penduduk Shambala menekuni Sadhana Kalacakra, ini adalah nidana.

Pada tahun 2000 di Hong Kong, Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu untuk pertama kalinya melakukan transmisi agung Mahasadhana Anuttara Kalacakra Vajra, begitu sadhana ini dibabarkan, mengguncang langit dan bumi, merupakan Dharmaraja Tionghoa yang pertama kali mentransmisikan Sadhana Kalacakra sepanjang sejarah.

Sadhana Kalacakra dihormati oleh keempat aliran besar Agama Buddha Tantra, silsilah Kalacakra yang luar biasa dari Zhenfo Zong adalah sebagai berikut:

Silsilah pertama: Kanjurwa Rinpoche – Thubten Nima – Thubten Dali – Thubten Dhargye – Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu (penjelasan: Kanjurwa adalah Rinpoche Agung Mongolia, Dharmaraja teragung di Mongolia bernama Jebtsundamba Khutughtu, selanjutnya adalah Kanjurwa dan Cang-skya Khutukhtu. Oleh karena itu, Kalacakra kita adalah silsilah yang diberikan oleh Rinpoche agung.)

Silsilah kedua: Panchan ke-9 – Guru Sakya Dezhung – Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu (penjelasan: Guru Sakya Dezhung mendapatkan transmisi Sadhana Kalacakra dari Panchan ke-9 di Qinghai, kemudian ditransmisikan kepada Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu. Oleh karena itu, silsilah kedua Zhenfo Zong adalah Panchan ke-9, yakni silsilah dari Rinpoche tertinggi di Tibet.)

Silsilah ketiga: Silsilah Samadhisantamguhya : silsilah yang diperoleh oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu saat memasuki Samadhi yang paling hening.

Dalam samadhi muncul Kalacakra Vajra semesta, Beliau mengabhiseka Dharmaraja Liansheng, dengan kata lain secara langsung memperoleh Silsilah guhya dalam keheningan samadhi.

Kalacakra dibagi menjadi Kalacakra luar, Kalacakra dalam, dan Kalacakra istimewa.

Proses melatih diri dari orang awam hingga orang suci, kunci pentingnya diri sendiri adalah Kalacakra dalam; Para Yidam di alam semesta adalah Kalacakra luar; Kalacakra luar dituntun ke tubuh, hati, kondisi penyatuan adalah Kalacakra istimewa, oleh karena itu, Kalacakra istimewa adalah keberhasilan, Kalacakra luar adalah angkasa, Kalacakra dalam adalah prana, nadi, bindu.

Pengertian Kalacakra adalah roda waktu nan agung, waktu melambangkan sebuah roda raksasa yang berputar, lahir-tua-sakit-mati, perputaran demikian dihancurkan semua, itulah Kalacakra. Tidak ada keberadaan waktu, atau abadi, abadi selamanya, itulah tujuan paling akhir dari Kalacakra, yakni mencapai tingkat Buddha, Bodhisattva, Pratyeka, Sravaka, Arahat.

Dalam Tantrayana dibagi-bagi menjadi banyak tahapan metode, seperti Catur-prayoga, Guru-yoga, Yidam-yoga, Bhadra Kumbha Prana, Pembangkitan Kundalini, Bindu, Anasrava, Sadhana Vajra, Anuttara dan Mahaparipurna. Berbagai tahapan metode yang berbeda-beda bergabung menjadi Mahasadhana Anuttaratantra Kalacakra Vajra.

Sadhana Kalacakra Vajra sangat penting, sebab Kalacakra mampu menciptakan segalanya dan memusnahkan segalanya, sebab Ia adalah roda waktu nan agung. Dalam waktu, ada masa lampau, saat ini dan yang akan datang, manifestasi waktu adalah Kalacakra Buddha, Kalacakra Vajra juga merepresentasikan waktu.

Kalacakra Vajra melambangkan : ‘Proses pembentukan, menetap, lapuk dan sunya’ , Kalacakra Vajra juga melambangkan roda waktu nan agung yang menggulirkan segalanya, membersihkan semua klesa dan karma-varana, sehingga Anda dapat terlahir di Buddha-ksetra bahkan mencapai Kebuddhaan. Roda Waktu Nan Agung berputar menghancurkan semua klesa dan karma-varana, hingga merealisasi sunya, mencapai Kebuddhaan . Inilah makna mula dari Kalacakra Buddha.

Buddha membabarkan : “Tidak lahir dengan sendirinya”, “Tidak dilahirkan oleh faktor lain”, juga “Tidak lahir bersamaan”, melainkan terlahir dari afinitas. Ini lah yang diababarkan dalam Kalacakra, Kalacakra Buddha merupakan emanasi dari Shakyamuni Buddha, Beliau membabarkan bahwa segala sesuatu yang dialami oleh para insan akan berlalu, sarvasamskara anitya, tiada yang abadi, semua akan lenyap. Berikutnya, segala sesuatu, baik itu makhluk hidup maupun benda mati, semua tanpa sifat diri, tiada unsur yang berdiri sendiri, ini sangat penting. Di bawah roda waktu nan agung, semua dilebur, semua makhluk hidup dan materi adalah tanpa inti, ini adalah anatman, sarvadharma anatman, tiada suatu pribadi. Dan yang terakhir adalah Nirvanasantam merupakan kebahagiaan tertinggi. Apabila Anda memahami Tridrstinamittamudra, berarti Anda selaras dengan Buddhadharma.

Ada dasa-aksara Mantra Hati Kalacakra Vajra : “OM. HA. KA. MA. LA. WA. LA. YA. SUO. HA” dasa-aksara ini merupakan makna mula, masing-masing melambangkan : ‘Usia, batin, materi, aktivitas, lahir, abhijna, Adhimoksa, pranidhana, Prajna dan Svatantrya.’

Mantra Kalacakra terdiri dari 10 aksara, oleh karena itu disebut juga : Dasacakra Vajra, dan Kalacakra Vajra.

Segalanya di semesta ini disebut sebagai Kalacakra Luar, segala dalam tubuh kita manusia disebut sebagai Kalacakra Dalam dan pemanunggalannya disebut sebagai Kalacakra Istimewa. Apabila Anda mampu leluasa mempergunakan Kalacakra tubuh Anda dan semesta, saling selaras, menjadi sebuah kondisi Kalacakra Vajra.

Ada Tujuh Macam Abhiseka Kalacakra :

Jati Abhiseka : melambangkan Nyawa Prajna telah lahir baru.
Kalasa Abhiseka : melambangkan kemurnian tubuh.
Mukuta Abhiseka : melambangkan bahwa kelak Anda akan mencapai Kebuddhaan.
Abhiseka Pita : Melambangkan keagungan.
Abhiseka Vajra dan Gantha : gantha melambangkan semua yang keluar dari mulut adalah murni ; Vajra melambangkan selamanya tak berubah, sradha yang sangat kokoh.
Nama Abhiseka : Melambangkan Nama Vajra, kelak Anda akan merealisasi Kalacakra Vajra.
Abhiseka Sesuai Kehendak : Melambangkan tolak bala.
Abhiseka Persetujuan : Menyetujui Anda untuk menekuni Sadhana Kalacakra Vajra.

Manfaat Istimewa Sadhana Kalacakra :

Pertama, mendapatkan abhiseka Sadhana Kalacakra, dapat melatih dan menaati sila dengan baik, bisa mencapai kebuddhaan dalam 7 kehidupan.

Kedua, mendapatkan abhiseka Sadhana Kalacakra, kemudian japa mantra, bersadhana, bisa terhindar dari segala bencana.

Ketiga, menekuni Sadhana Kalacakra dan japa mantra, kelak dalam kehidupan mendatang tidak akan jatuh ke 3 alam rendah.

Menerima Abhiseka Sadhana Kalacakra, bisa mencapai Kebuddhaan dalam 7 kehidupan, menekuni sadhana ini bisa meredakan peperangan dan segala bencana, mengembangkan kedamaian, iklim teratur, panen berlimpah, negara makmur dan rakyat sejahtera, terlahir di Ksetra-parisuddhi Yidam Kerajaan Shambala.

Bagaimanakah kondisi Ksetra-parisuddhi Kalacakra  ? 

Dharmaraja Lian-sheng pernah mengulas mengenai Negeri Penembusan Universal Perut Bumi, sesungguhnya negeri ini adalah Ksetra-parisuddhi Shambala. Dalam teks ada dituturkan : Negeri ini tidak sama dengan Sukhavatiloka, juga tidak sama dengan surga, terlebih lagi sungguh berbeda dengan dunia manusia, merupakan satu-satunya negeri tanpa kekuatiran, tidak mengenal adanya kematian, juga sangat jarang ada kelahiran, tiada kebajikan juga tiada kejahatan, hingga kelak saat surga dan bumi mengalami pralaya, dia juga akan mengalami pralaya, dapat dikatakan loka ini memiliki usia yang sama dengan surga dan bumi. Di sini diumumkan, apabila seseorang ingin terlahir di negeri ini, harus sepenuh hati menekuni pelafalan : Namo Da-zi-zai Di-di Huo-yan Fo (南無大自在地底火焰佛 ) Namo Buddha Nyala Perut Bumi Maha Leluasa, dengan demikian akan terlahir di negeri tersebut, pencapaian loka ini juga tak terperikan, tubuh penduduknya setinggi lebih dari sepuluh kaki, di tiap kepala terdapat cahaya, dapat terbang, selamanya murni, lantainya terbentuk dari hamparan padma, terdapat pondok-pondok alami nan indah, tiada pergantian musim, siang malam terus bercahaya, tiada kelahiran – penuaan – sakit dan mati, tiada lapar dan haus, setiap orang merupakan Suciwan, apabila mereka menjelma di dunia manusia di sepuluh penjuru, maka tujuannya adalah untuk menolong para insan menekuni jalan kebenaran, namun tidak meninggalkan nama, tiada yang mengetahui bahwa mereka adalah penduduk Negeri Penembusan Universal Perut Bumi.”

Pada tanggal 13 Desember 2015, saat Dharmaraja Liansheng mentransmisikan Sadhana Istadevata Raja Pundarika di Hong Kong, Beliau membabarkan rahasia letak Shambala, ternyata Ksteraparisuddhi Shambala adalah Gunung Dangxiang di Negeri Mahasveta ( Dabai Gaoguo ) di Dinasti Xixia.

Manjusri beremanasi menjadi raja pertama Shambala, Raja Sucandra, sedangkan raja ke-2 Shambala adalah Raja Pundarika yang menulis Sastra Vimalaprabha. Raja Pundarika adalah Mahapadmakumara Putih, yaitu Dharmaraja Liansheng Shengyen Lu.

Ajaran Kalacakra merupakan Dharma yang paling banyak ditransmisikan di Shambala.

Ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya Kalacakra berasal dari Agama Hindu, merupakan dewa Agama Brahman, ‘Its wrong’, ini keliru. Mengapa ? Lihatlah kaki Kalacakra, kaki-Nya berpijak pada Mahesvara dan Mahesvari, yaitu Shiva dan pasangan, ini menandakan bahwa Kalacakra melampaui semua dewata Agama Hindu dan Agama Brahman, apalagi, Sadhana Kalacakra ditransmisikan sendiri oleh Shakyamuni Buddha. Oleh karena itu, Kalacakratantra merupakan Sadhana Tantra yang ditransmisikan oleh Shakyamuni Buddha sendiri, selain itu Sang Buddha juga telah mentransmisikan sangat banyak sadhana tantra yang lain, hanya saja saat itu hanya ditransmisikan di dalam Negeri Shambala, belum disiarkan ke luar, kemudian barulah lambat laun disiarkan ke luar.

Sadhana Kalacakra yang telah ditransmisikan Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu antara lain :

Tujuh Mahabhiseka Kalacakra, Sadhana Satya Vajrakila Kalacakra, Sadhana 9 Tingkat Samadhi Kalacakra, Sadhana Adidharma Kalacakra, Sadhana Perisai Perlindungan Kalacakra, Sadhana Cakra Surya dan Candra Kalacakra, Sadhana Maha Avineka Rantai Vajra Kalacakra, Sila Kalacakra.

◎ Perhatian : Penekunan sadhana tantra Zhenfo harus sesuai kaidah Dharma, yaitu memiliki tekad Bodhicitta, bersarana kepada Dharmaraja Liansheng, menaati sila, menguatkan fondasi Catur-prayoga dan Guru-yoga, kemudian barulah memohon abhiseka sadhana adhinatha ini.

Tata RitualTata RitualTata Ritual


MudraMudraMudra


MantraMantraMantra


「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。