1 Agustus 2021 Upacara Homa Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra di Rainbow Temple

1 Agustus 2021 Upacara Homa Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra di Rainbow Temple

#Liputan TBSN

Hari pertama di bulan Agustus 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Homa Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra. Upacara homa berjalan dengan khidmat, Dharmaraja memanjatkan permohonan kepada Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra ( Qianshou Qianyan Guanshiyin Pusa - 千手千眼觀世音菩薩 ) , supaya menggunakan daya pancakula untuk mengadhisthana segenap siswa yang hadir.

Usai homa, terlebih dahulu Dharmaraja memberitahukan bahwa minggu depan, tanggal 8 Agustus, adalah Homa Hevajra ( Xijingang -喜金剛 ). Hevajra adalah Dewa Vajra yang muncul pertama di antara Panca Mahavajra Vidyaraja dalam Tantra, sekaligus merupakan Dewa Vajra pertama yang dibabarkan secara lengkap oleh Dharmaraja. Selain itu, Dharmaraja Liansheng juga pernah menulis dan mengulas Diktat Hevajra, oleh karena itulah Dharmaraja Liansheng sangat menjunjung tinggi Hevajra.

Dharmaraja Liansheng mengisahkan peristiwa bersejarah mengenai Marpa, Naropa dan Hevajra :

Konon, kala Guru Sesepuh Kagyudpa Tibet, Marpa, pergi ke India untuk sowan dan mohon Dharma kepada Y.A. Naropa, Y.A. Naropa menampilkan Mandala Hevajra. Saat itu Marpa berpikir, saya bisa berjumpa dengan Mulacarya setiap hari, namun Mandala Hevajra sangat sukar untuk dijumpai. Oleh karena itu, Marpa terlebih dahulu bersembah puja kepada Mandala Hevajra, baru kemudian kepada Naropa.

Karena nidana ini, Y.A. Naropa mengatakan, kelak sistim silsilah Marpa akan diwarisi oleh orang luar yang tidak memiliki hubungan darah dengan Marpa. Karena kekeliruan dalam urutan sembah puja, Marpa memperoleh keturunan yang mati muda. Kemudian, perlahan Mandala Hevajra diserap kembali ke dalam tubuh Naropa. Kita bisa memetik hikmah dari kisah ini, bahwa semua makhluk suci mengalir dari Hati Mulacarya, dan Mulacarya adalah sumber dan gabungan dari para makhluk suci.

Tiap kali bersembah puja, Dharmaraja Liansheng selalu mendahulukan Mulacarya beliau. Dharmaraja menekankan bahwa Hevajra merupakan Dewa Vajra yang sangat diutamakan oleh beliau, selain itu Dharmaraja juga terlebih dahulu memperoleh kitab Sri Hevajra Tantra. Bagi yang menitikberatkan Sadhana Vajra, mesti terlebih dahulu memahami ini.

Dharmaraja memperagakan dua macam mudra dari Yidam Homa hari ini. Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra ( Avalokitesvara Tangan dan Mata Seribu ) disebut juga Avalokitesvara Ekadasamukha ( Avalokitesvara Sebelas Wajah ), yang melambangkan 11 bhumi. Ekadasamukha merepresentasikan Pancakula, kepala di puncak adalah Buddha Amitabha yang merepresentasikan Buddhakula, kemudian yang lain masing-masing merepresentasikan Ratnakula, Padmakula, Vajrakula, dan Karmakula. Oleh karena itu, Avalokitesvara Sahasrabhuja disebut sebagai Pemimpin Pancakula.

Dalam Sutrayana, di atas bhumi ke-10 sudah merupakan tingkatan Buddha, Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra telah mencapai bhumi ke-11, disebut juga Tathagata Samyakdharmavidya. Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra memiliki sadhana untuk santika, paustika, vasikarana, dan abhicaruka, memiliki Dharmabala besar, merupakan Bodhisattva Avalokitesvara yang sangat agung dan mulia. Dalam homa kali ini, Dharmaraja merasakan daya spiritual yang sangat penuh, mendengarnya semua pun bertepuk tangan sukacita.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa dari Hong Kong bertanya :
Umat manusia di dunia suka memohon kemasyhuran, harta, dan kesehatan. Namun, ada beberapa orang, yang memiliki kemasyhuran, memiliki uang, gedung, mobil, kesehatan, istri, putra, putri, bahkan banyak cucu, pada saat yang sama, ia juga memahami bahwa hidup manusia sungguh singkat, tahu bahwa kebahagiaan bersumber dari rasa puas, dan ia tidak melekati apa pun, kita mesti tahu bagaimana membimbingnya sesuai dengan nidana. Mohon petunjuk Mahaguru, sebagai rohaniwan, bagaimana kita bisa membimbing insan yang demikian bahagia ?

Dharmaraja menjawab :
Bisa memahami hidup ini singkat, tidak melekat, dan bahagia karena tahu rasa puas, justru inilah bhavana ! Umat Buddha justru perlu belajar kepada orang semacam itu, Anda tidak perlu melekat untuk membimbing orang tersebut, lebih baik utamakan bagaimana membimbing diri sendiri. Bisa memiliki segalanya yang dibutuhkan merupakan sebuah berkah, mencerahi bahwa hidup ini singkat, tidak melekat pada segalanya, dan bahagia karena tahu rasa puas, inilah bhavana.

Siswa bertanya :
Ada orang yang suka menganggap hidup ini bagai pentas yang menarik, tidak peduli memperoleh atau kehilangan nama dan harta, tidak peduli usia muda atau tua, ia hanya menjalani semua dengan penuh antusias, baginya kehidupan yang cemerlang seperti ini barulah bermakna. Jika memberitahunya bahwa belajar Buddha bisa menyucikan diri dan terbebas dari samsara, ia justru akan menjawab : “Hidup ini ada tawa dan ada tangis, demikian baru cemerlang.”Orang semacam ini memahami penderitaan dan sukacita, ia rela menjalani tanpa penyesalan. Mohon petunjuk Mahaguru, bagaimana memperkenalkan Buddhadharma kepadanya ?

Dharmaraja menjawab :
Saat itu, tidak perlu dikenalkan, karena hidupnya telah selaras dengan Buddhadharma. Pada dasarnya hidup ini ada tawa dan ada tangis, sama seperti saat Dharmaraja membabarkan Dharma di atas Dharmasana, bisa hidup dengan cemerlang sudah cukup.

Tidak melekati nama, tidak melekati harta, tidak ada konsep memperoleh dan kehilangan, inilah bhavana. Meskipun telah menua, jangan membuat hidup menjadi muram, lanjutkan memberi manfaat bagi semesta, memberi manfaat kepada yang lain. Terlebih adalah para biksu dan biksuni, mesti ingat : "Sebutir beras dari danapati, besarnya laksana Gunung Sumeru. Jika tidak berbhavana, mesti terlahir kembali sebagai kuda atau sapi untuk membayarnya.", selain berbhavana dengan tekun, juga perlu melepas hasrat untuk berebut nama dan harta.

Dharmaraja menasihati, sadhaka mesti lembut dan sopan, mesti ramah, saat menyambut tamu mesti tersenyum dan dengan ramah memperkenalkan para Buddha dan Bodhisattva yang disemayamkan di vihara. Terlebih pada masa pandemi seperti ini, mesti mematuhi protokol kesehatan, dan mesti bisa menjelaskan kepada donatur dengan ramah, jangan sampai malah mengusir mereka dari vihara. Dharmaraja mengungkapkan, orang seperti yang diungkapkan oleh siswa tersebut sudah merupakan seorang sadhaka, oleh karena itu, cukup hadiahkan karya tulis Dharmaraja kepada mereka.

Pertanyaan dari siswa di Malaysia :
Dalam karya tulis Dharmaraja Liansheng, buku nomor 223 "Yukta Mahatakjub", artikel yang berjudul "Dewa Agung Juga Bersarana pada Guru Lu": Di Taiwan ada seorang ibu sepuh bersama sekeluarga datang ke Taiwan Lei Tsang Temple untuk bersarana kepada Mahaguru Lu, saya memberitahu mereka : Sesungguhnya, Sarana ada "Sarana Umum" dan "Sarana Khusus", Sarana Umum berarti mulai saat ini sampai kelak menjelang wafat, dan berakhir. Sarana Khusus adalah mulai saat ini sampai tercapainya Kebuddhaan. Ibu sepuh dan keluarganya memilih Sarana Khusus. Mohon petunjuk Mahaguru, apa perbedaan dari Sarana Khusus ?

Dharmaraja menjawab :
Ini adalah sikap batin yang berbeda, contohnya, Sarana Biasa, dia datang diajak bersarana oleh orangtuanya, sedangkan dia sendiri ikut dengan terpaksa, setelah itu ia pun lupa. Ini adalah jodoh yang sangat singkat, hanya Sarana lahiriah. Sedangkan, Sarana Khusus, terus sampai tercapainya Bodhi, memahami makna Bersarana kepada Vajra Acarya, Buddha, Dharma, dan Sangha, berikrar untuk tekun berbhavana mencapai Bodhi.

Perbedaan keduanya adalah, siswa Sarana Umum sibuk akan hidup dan pekerjaannya sendiri, saat ada waktu luang baru menjapa Sutra dan Mantra, tidak berupaya mencapai keberhasilan bhavana. Sedangkan Sarana Khusus mesti sepenuh hati untuk mencapai Kebuddhaan.

◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajracchedika Prajnaparamita

Bagian 1. Sebab Persamuhan Dharma

Meskipun bagian ini pendek, namun maknanya sangat mendalam. Terlebih dahulu, Dharmaraja menjelaskan, ada syarat-syarat dibalik pembabaran Sutra Vajracchedika oleh Buddha Sakyamuni, yaitu, mesti ada pembabar, pendengar, dan penanya. Sama seperti "Anda Bertanya Saya Menjawab", Buddha membabarkan Sutra sesuai dengan penanya. Penanya dalam Sutra Vajracchedika adalah Subhuti.

Semasa hidup, Buddha Sakyamuni pernah menetap di tiga tempat : Grdhra Kuta, Venuvana Vihara, dan Anathapindada Arama di Jetavana. "Sebab" berarti karena ada yang bertanya, penanya adalah Subhuti. Mengapa Subhuti ? Sebab ini adalah Sutra Vajracchedika Prajnaparamita, dan Subhuti adalah satu dari sepuluh siswa utama, yang nomor satu dalam hal pemahaman makna sunyata, Beliau paling memahami Sunyata.

"Bagian 1. Sebab Persamuhan Dharma" maksudnya adalah ada tokoh, waktu, lokasi, dan proses tanya-jawab. Dalam Sutra Vajracchedika ada pertanyaan Subhuti, dan jawaban dari Buddha Sakyamuni, lokasinya adalah Anathapindada Arama Jetavana di India, waktunya adalah lebih dari 2600 tahun yang lampau.

Dharmaraja Liansheng mengisahkan mengenai Subhuti, dahulu ketika Buddha Sakyamuni kembali dari Surga Trayastrimsa, Biksuni Utpalavarna berlari terlebih dahulu untuk menyambut Buddha Sakyamuni. Namun, Buddha memberitahunya bahwa ia bukan orang pertama yang menyambut-Nya, ternyata, yang datang terlebih dahulu adalah Subhuti. Ketika Subhuti mengetahui mesti menyambut Buddha, maka dalam samadhi Beliau datang terlebih dahulu menggunakan daya batin, dan Buddha juga langsung mengetahuinya. Penyambutan Subhuti tidak berwujud, sedangkan penyambutan Biksuni Utpalavarna berwujud. Asal mula Sutra Vajracchedika adalah tanya-jawab antara Subhuti dengan Buddha.

Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, meskipun Sutra Vajracchedika menggunakan gaya penulisan yang sederhana dan mudah dipahami, namun makna yang terkandung sungguh luar biasa, tidak bisa dipandang remeh ! Tidak bisa dikupas hanya berdasarkan tulisan, melainkan mesti dibabarkan makna terdalamnya.

Di penghujung acara, Dharmaraja berpamitan dengan segenap siswa di seluruh dunia melalui Zoom. Meskipun terpisah oleh layar, namun tetap terasa luapan rasa syukur dan cinta dari segenap siswa kepada Dharmaraja. Setiap minggu kita bisa berpujabakti bersama Dharmaraja yang duduk di atas Dharmasana dengan agung, bersama melimpahkan jasa dengan sepenuh hati kepada semua makhluk. Setiap patah kata dalam Dharmadesana sungguh berharga, laksana untaian mutiara, setiap butir mutiara memancarkan sinar dari Hati, menerangi hati setiap siswa. Kita semua sungguh menantikan perjumpaan kembali pada Upacara Homa Hevajra minggu depan.
------------------------

#Tautan Pendaftaran Upacara di Rainbow Temple: https://tbs-rainbow.org/Donate

Berpartisipasi dalam Upacara melalui Zoom: https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Untuk membaca Dharmadesana lengkap dalam bahasa Mandarin, silakan klik tautan di bawah ini: https://ch.tbsn.org/news/detail/1480/2021%E5%B9%B48%E6%9C%8801%E6%97%A5%E5%BD%A9%E8%99%B9%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E5%8D%83%E6%89%8B%E5%8D%83%E7%9C%BC%E8%A7%80%E4%B8%96%E9%9F%B3%E8%8F%A9%E8%96%A9%E8%AD%B7%E6%91%A9%E6%B3%95%E6%9C%83.html

Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube: https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#AvalokitesvaraSahasrabhujaSahasranetra
Yidam upacara minggu depan #Hevajra

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。