8 April 2023 Liputan Pujabakti Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha

8 April 2023 Liputan Pujabakti Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#LiputanSeattleLingShenChingTzeTemple

Gerimis malam ini tidak menyurutkan semangat segenap siswa untuk berpujabakti Sadhana Istadewata Bodhisatwa Ksitigarbha (Dizangwang Pusa/地藏王菩薩) bersama Mulacarya Dharmaraja Liansheng. Salah satu tamu agung malam ini adalah Ayushmat Lianxiong (蓮雄長老) bersama rombongan dari True Buddha Jing Yin Temple (Jingyin Leizangsi/淨印雷藏寺) yang datang Berdharmayatra. Baktisala vihara cikal bakal penuh dengan umat. Sebelum pujabakti dimulai, siswa yang datang dari berbagai penjuru dunia memperoleh kesempatan untuk memperkenalkan diri, di antaranya ada beberapa umat Sedharma yang masih kanak-kanak, raut wajah dan suara mereka sungguh menggemaskan.

Usai pujabakti, Dharmaraja Liansheng Berdharmadesana:
Sutra Purvapranidhana Ksitigarbha merupakan Sutra yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni kepada Sang Ibunda Ratu Mahamaya di Surga Trayastrimsa. Dari varga tubuh penjelmaan dapat diketahui bahwa Bodhisatwa Ksitigarbha memiliki penjelmaan yang tak terhingga banyaknya, saat itu semua tubuh penjelmaan Bodhisatwa Ksitigarbha hadir di Surga Trayastrimsa, kemudian manunggal. Dari Sutra Ksitigarbha juga dapat diketahui bahwa pada kehidupan lampau, Bodhisatwa Ksitigarbha pernah terlahir sebagai putri Brahmana, oleh karena itu, kehidupan lampau dari Bodhisatwa belum tentu adalah seorang laki-laki. Di dunia saha ini ada banyak laki-laki dan perempuan, dan semestinya semua setara.

Patriark ke-6 Huineng pergi berjumpa dengan Patriark ke-5 Hongren, Patriark ke-5 bertanya: "Anda orang mana?" Patriark ke-6 menjawab: "Saya adalah orang Guangdong." Patriark ke-5 mengatakan: "Apakah insan di selatan juga punya Buddhata?" Guangdong tergolong wilayah selatan. Patriark ke-6 menjawab: "Manusia mengenal pembagian utara dan selatan, tapi Buddhata tidak mengenal utara dan selatan." Patriark ke-5 merasa jawaban Beliau sangat baik. Sesungguhnya, semua makhluk punya Buddhata. Tidak peduli laki-laki maupun perempuan, atau yang hidup di level mana pun, semua sama.

Sesungguhnya semua makhluk dan diri sendiri tidak berbeda, "Hati, Buddha, dan makhluk, ketiganya tiada berbeda." Semua makhluk adalah Buddha, juga merupakan hati; Hati, Buddha, dan semua makhluk tidak ada perbedaan apa pun. Hari ini saya membahas Bodhisatwa Ksitigarbha, yang terutama adalah membabarkan bahwa semua adalah setara satu hakikat, di dunia ini, tidak peduli siapa pun, bahkan semua makhluk di enam alam, semuanya setara satu hakikat, tiada berbeda. Bahkan tidak hanya enam alam, termasuk empat tingkat kesucian, semua setara satu hakikat.

◎  Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa bertanya:
Umat dan biksu/biksuni tinggal bersama, tabiat dan kebiasaan bisa menyebabkan tidak nyaman, dan bisa terjadi beberapa kesalahan. Bagaimana cara mengatasi kesalahan tersebut, supaya tidak menjadi utang karma di kemudian hari?

Dharmaraja Liansheng menjawab:
Tekuni Sadhana Pertobatan, sampai timbul mimpi baik atau pertanda keberhasilan pertobatan. Apa saja tanda keberhasilan pertobatan? Bermimpi makan warna putih, memuntahkan warna hitam; Mimpi diri sendiri terbang di tengah angkasa; Mimpi Istadewata muncul menjamah kepala Anda; Mimpi Istadewata memberitahu Anda: "Semua kesalahan Anda telah lenyap." Semua ini merupakan tanda keberhasilan pertobatan.

◎  Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vimalakirti


Teks Sutra:
"Hati pelimpahan jasa adalah alam suci Bodhisatwa, saat Bodhisatwa menjadi Buddha, memperoleh ksetra pahala yang sempurna. Pembabaran menyingkirkan asta-aksanah adalah alam suci Bodhisatwa, saat Bodhisatwa menjadi Buddha, di alamnya tidak ada tiga alam rendah dan asta-aksanah."

Setiap kali bersadhana kita melakukan pelimpahan jasa, menurut saya, pelimpahan jasa kita ini cukup baik:

Semoga sesama rekan yang merapal nama Buddha
Bersama-sama terlahir di Sukhavatiloka
Ke atas membalas empat budi besar
Ke bawah menolong makhluk tiga alam samsara
Menyaksikan Buddha menuntaskan samsara
Ikuti jejak Buddha menyeberangkan semua makhluk.

Meskipun ini adalah pelimpahan jasa sekte Tanah Suci, sesungguhnya juga bisa digunakan di Tantrayana, sebab rapal nama Buddha dan rapal mantra sama saja. "Semoga sesama rekan yang merapal mantra, bersama terlahir di Surga Akanistha." Surga Akanistha adalah surga kediaman sarwa daka dan dakini. Merapal nama Buddha berarti merapal nama suci Buddha, merapal mantra berarti merapal Hati Buddha, yang satu mengenang eksternal, yang satu mengenang internal, semua sama.

"Hati pelimpahan jasa adalah alam suci Bodhisatwa", jika tidak ada pelimpahan jasa, pahala akan seperti tunawisma yang mengembara di luar, tidak punya arah. Oleh karena itu, tentu saja kita yang belajar Buddha perlu melimpahkan jasa. Melimpahkan jasa berarti mengungkapkan aspirasi Anda, ada tiga konsep:

1. Dari diri kepada makhluk lain. Anda jangan: "Saya telah melakukan satu hal, maka pahala ini milik saya, saya limpahkan kepada diri sendiri." Tidak boleh dilimpahkan kepada insan lain, berarti hati ini terlalu kecil. Pelimpahan jasa yang baik berarti dari diri kepada makhluk lain, melimpahkan pahala kecil diri sendiri kepada semua makhluk.

"Semoga sesama rekan yang merapal nama Buddha", semoga saya dan semua insan yang merapal nama Buddha, ini berarti dari diri dilimpahkan kepada makhluk lain. "Bersama terlahir di Sukhavatiloka" semua bersama terlahir di Sukhavatiloka, dari diri kepada makhluk lain.

2. Dari sebab kepada hasil. Berkat hal yang Anda lakukan ini, Anda beraspirasi pergi ke mana. Seperti dalam sekte Tanah Suci: "Semoga sesama rekan yang merapal nama Buddha. Bersama terlahir di Sukhavatiloka" Negeri Sukacita Tertinggi adalah alam suci Sukhavatiloka Buddha Amitabha, ini berarti dari sebab kepada hasil. Berkat sebab ini, sehingga, memperoleh hasil berupa Sukhavatiloka.

Jika ingin terlahir di Sukhavatiloka, ada dua syarat penting:
1. Tidak bisa kurang nidana akar kebajikan sedikit pun. Berbuat kebajikan berarti nidana akar kebajikan, berbuat jahat berarti kekurangan nidana akar kebajikan.
2. Merapal nama Buddha dengan satu hati tak galau, sehingga Trini Arya Sukhavati hadir menjemput Anda untuk terlahir di Sukhavatiloka.

Anda punya nidana akar kebajikan, satu hati tak galau merapal nama Buddha, ada sebab demikian, tentu saja dapat memperoleh hasil yang baik, kelak menjadi Bodhisatwa, Anda memperoleh ksetra nan suci, ini disebut dari sebab kepada hasil.

3. Dari fenomena kepada makna. Melakukan setiap hal, semua selaras Buddhata, segala perilaku, ucapan, dan pikiran, semua ada dalam sunyata kebenaran utama, dari fenomena kepada makna. "Menyaksikan Buddha menuntaskan samsara", melihat Buddha, mencerahi penuntasan samsara, ini berarti dari fenomena kepada makna. "Ikuti jejak Buddha menyeberangkan semua makhluk", datang lagi untuk menyeberangkan semua makhluk, inilah dari fenomena kepada makna.

Oleh karena itu, saya membabarkan kemurnian, murni berarti kemurnian satu pribadi, sifat sejati nan murni berarti mentransformasikan kemurnian menjadi Buddhata, "Sarwa svabhava murni" berarti semua makhluk bertransformasi menjadi Buddhata, ini bisa disebut "dari diri kepada makhluk", "dari sebab kepada hasil", "dari fenomena kepada makna", tiga jenis pelimpahan jasa.

Menjadi seorang Bodhisatwa bukan hanya menyeberangkan orang baik, ada orang mengatakan: "Orang ini sangat jahat, jangan biarkan dia masuk Zhenfo Zong." Jangan begitu! Sebab yang hendak kita bimbing justru orang semacam itu, untuk apa Anda membimbing orang baik? Karena dia sudah baik, kita justru hendak bimbing yang jahat. Baik atau jahat sama saja, kadang berhati baik, tapi begitu pikiran berubah, ia menjadi jahat, ini tidak kekal, berasal dari hati yang sama.

Kita orang yang belajar Buddha, mesti senantiasa belajar Samadhi Pengamatan, mengamati hati diri sendiri, memperhatikan hati, jangan sampai timbul pikiran buruk. Buddha Amitabha melambangkan kebijaksanaan pengamatan luhur, yang juga adalah Samadhi Pengamatan. Mesti tekun mengamati hati diri sendiri, supaya hati diri ini senantiasa bajik dan terang, inilah Samadhi Pengamatan.

"Semoga sesama rekan yang menekuni Sadhana Tantra Zhenfo, bersama terlahir di Mahapadminiloka." Anda terlahir di Mahapadminiloka, berjumpa dengan orang itu, Ah! Ingin muntah! Orang sejahat itu juga datang kemari? Sikap batin semacam ini membuat Anda tidak bisa naik, mesti punya hati setara, menyikapi semua makhluk dengan setara. Ubah tabiat Anda, jangan sampai ada iri, dengki, benci, murka, perlakukan semua makhluk dengan setara.

"Menyingkirkan asta-aksanah adalah alam suci Bodhisatwa, saat Bodhisatwa menjadi Buddha, di alamnya tidak ada tiga alam rendah dan asta-aksanah." Tidak bisa mendengar Buddhadharma, tidak bisa belajar Buddha, penuh bencana, ada delapan kesukaran:

Alam neraka terlalu menderita, alam preta setiap hari kelaparan, alam hewan penuh kebodohan, semua tidak bisa belajar Buddha. Bisu dan tuli, kondisi vegetative, bahkan ada orang yang terlahir dengan kondisi osteomalasia, hanya mata yang bisa melihat. Ada yang pandai pengetahuan dunia, punya kebijaksanaan duniawi, tapi menolak Buddhadharma, memperdebatkan Buddhadharma dengan kebijaksanaan duniawi, tidak meyakini Buddhadharma, tidak percaya akan hukum karma sebab-akibat.

Terlahir sebelum dan sesudah masa Buddha, sebelum kelahiran Buddha Sakyamuni disebut masa sebelum Buddha; Masa setelah Buddha adalah setelah Parinirvana Buddha Sakyamuni dan sebelum Kebuddhaan Buddha Maitreya.

Uttarakuru terlalu menikmati berkah, berkahnya terlalu banyak, setiap hari hidup penuh kesenangan, semuanya serba baik, sehingga mereka merasa buat apa mendengar Buddhadharma? Apakah dengan Buddhadharma bisa lebih baik dari kondisi saya sekarang? Yang demikian juga tidak bisa mendengar Buddhadharma.

Surga Panjang Usia, berkah di Surga Rupadhatu dan Surga Arupadhatu terlampau besar, merupakan loka yang penuh kesenangan, usia mereka sangat panjang, mencapai puncak kenikmatan, sehingga tidak ingin belajar Buddha.

Saat Bodhisatwa mencapai Kebuddhaan, dalam Buddhaksetra Beliau tidak ada tiga alam rendah dan tidak ada delapan kesukaran.

Setelah kita belajar Buddha, hanya boleh ada hati yang baik, hati yang terang, ini sangat penting. Saya bertanya kepada Gyalwa Karmapa ke-16: "Bagaimana hidup di dunia saha?" Beliau menjawab: "Pertahankan hati terang Anda." Inilah pesan dari Guru saya, Gyalwa Karmapa ke-16.

Dharmadesana Dharmaraja Liansheng yang sangat menarik, mengundang tepuk tangan membahana, setiap hadirin tergugah, penuh sukacita Dharma. Demikianlah pujabakti Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha hari ini berakhir dengan sempurna.

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 11:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 06:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaKsitigarbha
Istadewata pujabakti minggu depan #BhagavatiCundi
#SutraVimalakirti

2025真佛宗為世界祈福 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。