24 November 2024 Upacara Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple

24 November 2024 Upacara Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Lihua (蓮花麗樺)

Pada tanggal 24 November 2024, bertempat di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Homa Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu/瑤池金母). Usai homa, Dharmaraja Liansheng memberitahukan bahwa hari Minggu depan akan diselenggarakan Upacara Homa Bodhisatwa Mahapratisara (Dasuiqiu Pusa/大隨求菩薩), dan memperkenalkan, Mantra Mahapratisara: “Om. Mahaboladi. Saluo. Suoha.”Beliau melambangkan segala permohonan dapat sempurna, segala yang dimohonkan dapat memperoleh kontak batin.

Dharmaraja Liansheng mengenang, sejak berusia 26 tahun, Mahadewi Yaochi telah menjadi Mula Istadewata Beliau, dan Beliau telah 55 tahun mengikuti Mahadewi Yaochi. Kontak batin yang dianugerahkan oleh Mahadewi Yaochi kepada Dharmaraja ada sangat banyak, setiap hari berdoa kepada Mahadewi Yaochi, bisa dibilang Mahadewi Yaochi telah mengubah hidup Dharmaraja Liansheng.

【Acarya Lianyan Mengungkapkan Kontak Batin】

Acarya Lianyan (蓮彥上師) mengungkapkan fenomena dua kali bermimpi memperoleh anugerah adhisthana dan berinteraksi dengan Dharmaraja Liansheng. Dalam mimpi yang pertama, Acarya Lianyan berjumpa dengan Mahaguru Lu yang sedang santap bersama dengan anggota True Buddha Foundation, meskipun dari kejauhan beliau bernamaskara kepada Mahaguru Lu, tetapi kemudian Mahaguru Lu memperhatikannya, dan mengatakan bahwa Mahaguru Lu telah menerima persembahan ruyi dari Acarya Lianyan, dan mengenakan ruyi tersebut di jari kaki bagian tengah. Sungguh takjub, mendadak ruyi membesar seukuran dengan kaki Mahaguru Lu.

Dalam mimpi yang kedua, Acarya Lianyan dan Acarya Lianxi (蓮喜上師) pergi ke tol utara 140, dalam mimpi berjumpa dengan Mahaguru Lu yang membawa mesin pengisap debu, tubuhnya tinggi besar dan agung, beliau pun bernamaskara kepada Dharmaraja Liansheng, kemudian Dharmaraja Liansheng mengadhisthana cakra ajna Acarya Lianyan, dan memancarkan cahaya putih yang sangat menyilaukan mata. Dalam mimpi ini, beliau merasakan adhisthana tak terhingga dari Mahaguru Lu.

Selain itu, saat bersama Acarya Lianxi dan Biksuni Lianyuan (蓮員法師) menuju ke lokasi Dakini, Acarya Lianyan berbagi pengalaman spiritual beliau saat berseru kepada Dakini, dan merasakan bantuan dari Dharmaraja Liansheng, seolah telah memulai titik balik terbukanya divyacaksu beliau.

【Pengalaman Adhisthana dan Pertobatan Biksuni Lianyuan】

Biksuni Lianyuan berbagi, bahwa pada hari pertama, beliau bersama Acarya Lianxi berziarah ke lokasi Bodhisatwa Shima untuk berpuja dan berpradaksina. Saat membentuk Mudra Padmakumara dan melantunkan “Om. Gulu. Liansheng. Xidi. Hom.”, mendadak menyadari bahwa jarak dengan Dharmaraja Liansheng bukan berasal dari lahiriah, melainkan dari hati yang jauh. Saat itu juga, timbul rasa bertobat yang sangat kuat dalam hatinya, menyadari bahwa bhavana yang sejati ada pada memperpendek jarak hati, pengalaman ini membangkitkan rasa syukurnya atas adhisthana Dharmaraja Liansheng.

Hari kedua, beliau ikut serta dengan Acarya Lianxi dan Acarya Lianyan menuju ke lokasi Dakini di km 140, meskipun belum bisa merasakan kehadiran Dakini seperti yang diketahui oleh Acarya lainnya, tetapi beliau membawa rasa hormat dan tulus untuk berpartisipasi dan memberikan persembahan. Adhisthana Dharmaraja Liansheng membantunya untuk mencabut karmavarana pada lapisan dalam, membuatnya menyadari pentingnya pertobatan, pada saat yang sama, memantapkan hati untuk memperbaiki kekurangan diri dan meningkatkan bhavana. Beliau menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan Mahaguru Lu sehingga dapat selangkah lebih maju dalam bhavana, dan memiliki keyakinan kuat untuk terus tekun.

【Keajaiban Lokasi Penuh Hawa Spiritual】

Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, Mahadewi Yaochi di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple pernah memimpin perhimpunan Dakini di lokasi 140, lokasi tersebut dan Rainbow Temple, dipandang sebagai lokasi penuh hawa spiritual, merupakan lokasi di mana Dakini berhimpun.

Dharmaraja Liansheng menunjukkan, fenomena seperti ini bukan hanya ada dalam Tantra. Dalam Alkitab juga tertulis, setelah kebangkitan Yesus menganugerahkan Roh Kudus, sehingga para rasul dapat menyampaikan ajaran dalam bahasa berbagai wilayah. Di malam hari, saat aktivitas semakin jarang, justru semakin bermanfaat bagi kegiatan Daka dan Dakini. Jika sadhaka dapat menemukan tempat-tempat tersebut, memperoleh adhisthana para makhluk suci, bisa membuka ingatan kehidupan lampau, dan mengetahui banyak hal.

Guru Sesepuh Kagyudpa, seperti Tilopa, Naropa, Milarepa, dan lain-lain, juga mengandalkan lokasi bhavana dengan Mandala Mahamudra, sehingga memperoleh kebijaksanaan dan ingatan. Dharmaraja mengungkapkan, dalam Zhenfo Zong ada silsilah rahasia Dakini.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Dalam sesi interaksi adalah kekuatan, siswa dari Australia bertanya arti dari bahasa dan nyanyian Dakini, dan bagaimana ciri-ciri insan titisan Dakini?

Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, tiap nyanyian Dakini mengandung makna tertentu, tetapi isinya berbeda dari tiap orang. Sebagai contoh, lagu yang dinyanyikan oleh Dharmaraja, makna dalam teks lagu tersebut adalah menggugah Padmakumara untuk kembali ke tepian.

Mengenai ciri-ciri titisan Dakini, Dharmaraja mengungkapkan bahwa ciri-ciri tersebut tergolong ranah rahasia dalam Tantra, tidak boleh dibabarkan dengan sembarangan. Pasti ada ciri-cirinya, sama seperti ciri-ciri Padmakumara, ia memiliki beberapa tanda pada tubuh manusia, ada beberapa tanda, begitu lihat langsung mengenali bahwa ia adalah Padmakumara, hanya perlu menggugah ingatan kehidupan lampau, langsung bisa mengetahui.

Siswa dari Singapura bertanya:
1. Mengenai Daka dan Dakini, mohon petunjuknya, apakah Beliau semua tergolong sebagai Bodhisatwa, Dharmapala, atau Dewata? Apa tugas Mereka? Apakah ada pemimpin khususnya? Apakah semua Daka dan Dakini memiliki ciri khas welas asih, garang, dan mahasuka?

2. Dalam buku Dharmaraja Liansheng yang ke-249 “Petuah Asal Buddhaloka”, dalam artikel “Mengenai Pencapaian”, Mahaguru Lu menyebutkan:
….
Bertanya:
“Bertransformasi menjadi pelangi dan terbang pergi, ini adalah pencapaian vimoksa, apakah ada perbedaanya?”

Jawab:
“Yang tertinggi, tiada pantai ini dan pantai itu.”
“Yang menengah, tidak ada samsara untuk terjerumus.”
“Yang rendah, terlahir di alam suci.”
……

Mohon petunjuknya, apakah kalimat tersebut menunjukkan bahwa meskipun dalam tubuh ini mencapai tingkat tertinggi transformasi sinar pelangi, apakah di antara sadhaka masih ada perbedaan level? Mohoh Mahaguru Lu menguraikan perbedaan tiga jenis level bhavana, terutama “tiada samsara untuk terjerumus” dan “tiada pantai ini dan pantai itu”?

Menjawab pertanyaan siswa, Dharmaraja Liansheng mengulas mengenai karakteristik dan tugas Daka dan Dakini:

Status dan Tugas Daka dan Dakini

Dharmaraja mengungkapkan, ruang lingkup Daka dan Dakini sangat luas, keberadaan mereka bisa berbeda-beda, bisa tergolong Bodhisatwa, Buddha, Dharmapala, dan Dewata, bahkan mencakup Resi di Dunia, Delapan Kelompok Makhluk Dewa Naga, dan lain-lain. Esensi Daka dan Dakini adalah welas asih, garang, dan mahasuka, ada tiga ciri khas ini, bagi yang tingkatanya tinggi, mencapai Buddha, bagi yang rendah bisa mencakup makhluk halus dan resi. Mereka tidak memiliki penguasa yang tetap, ada berbagai macam tugas sesuai dengan fungsi dan alam bhavana.

Alam Transformasi Sinar Pelangi dan Tingkatan Bhavana

Lebih lanjut lagi, Dharmaraja mengulas tiga tingkatan bhavana yang disebutkan dalam “Petuah Asal Buddhaloka”:

Tertinggi: Tidak ada pantai awal maupun seberang
Alam ini sudah merupakan alam Buddha, tiada kemelekatan tumimbal lahir, seperti yang dituturkan dalam Sutra Vimalakirti sebagai kondisi Tathagata, tiada datang dan tiada pergi, pun tidak menetap di pantai ini maupun pantai seberang, menampilkan Dharmakaya maha hadir.

Menengah: Tiada samsara untuk terjerumus
Melalui pelatihan mengikis nafsu keinginan, sadhaka meminimalkan ikatan daya karma, sejak saat itu terbebas dari samsara. Kondisi ini bermakna sadhaka telah mencapai vimoksa, tidak perlu lagi mengalami tumimbal lahir.

Rendah: Terlahir di alam suci.
Meskipun sadhaka masih memiliki nafsu keinginan, tapi berkat pelafalan nama Buddha dan adihsthana daya Buddha, dapat terlahir di alam suci, dalam Buddhaksetra melanjutkan bhavana, pada akhirnya mencapai vimoksa dan transformasi sinar pelangi.

Dharmaraja menyimpulkan, tidak peduli tahapan bhavana yang mana pun, tujuan akhirnya adalah vimoksa, terbebas dari samsara, memasuki alam keleluasaan sempurna.

◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti

Bagian 11, Varga Laku Bodhisatwa

“Mengamalkan dasakusalakarma, memperoleh berkah alam dewa dan manusia. Menekuni caturapramana membuka jalan menuju alam surga Brahma. Tekun memohon pembabaran Dharma dan bermuditacitta terhadap kebajikan, memperoleh suara Buddha, serta tubuh, ucapan, dan pikiran yang bajik. Memperoleh laku wibawa Buddha, menekuni Dharma kebajikan, segala perilaku bertansformasi menjadi keunggulan. Dengan ajaran Mahayana, menjadi Sangha Bodhisatwa. Hati tidak lalai, tidak meninggalkan berbagai kebajikan. Mengamalkan Dharma ini, disebut Bodhisatwa tidak berhenti dalam samskrta.”

“Menekuni dasakusalakarma, memperoleh berkah alam dewa dan manusia.”
Dharmaraja menunjukkan, menekuni sepuluh perbuatan kebajikan merupakan fondasi jalan Bodhisatwa. Bagi yang murni dalam sepuluh perbuatan bajik, dapat memperoleh berkah dewa dan manusia, dapat terlahir di alam surga kamadhatu, surga rupadhatu, atau arupadhatu, menikmati berkah di sana. Dasakusalakarma meliputi berbuat kebajikan, berderma, dan berbagai perbuatan benar lainnya, pahalanya dapat sinambung hingga alam surga, menjadi fondasi untuk mencapai kemajuan dalam penekunan samadhi.

“Menekuni caturapramana membuka jalan menuju alam surga Brahma.”
Mengamalkan maitri, karuna, mudita, dan upeksa, caturapramanacitta, membuka jalan alam surga Brahma. Dharmaraja menekankan, dalam mengamalkan caturapramanacitta, mesti senantiasa mempertahankan kesetaraan, tanpa ego, tidak pamrih, dan lebih lanjut lagi masuk surga rupadhatu, menikmati usia panjang ratusan kalpa. Sekalipun usia Dewa Brahma sangat panjang, tetapi ada batasnya, mesti terus tekun berbhavana.

“Tekun memohon pembabaran Dharma dan bermuditacitta terhadap kebajikan.”
Dharmaraja Liansheng menekankan pentingnya memohon Buddha Bodhisatwa menetap di dunia, turut bersukacita atas kebajikannya. Mereka yang mengamalkan kebajikan ini, dapat memperoleh buah baik berupa suara Tathagata, laku wibawa, dan kesucian tubuh, ucapan, dan pikiran, lebih lanjut lagi mentransformasikan semua ketidakbajikan menjadi kebajikan, naik tingkatan bhavana.

“Dengan ajaran Mahayana, menjadi Sangha Bodhisatwa.”
Menekuni Sadparamita (dana, sila, ksanti, virya, dhyana, dan prajna), merupakan Pintu Dharma Mahayana, dapat membantu sadhaka mencapai tingkat Bodhisatwa. Dharmaraja mengingatkan, titik berat dari bhavana Mahayana ada pada tanpa ego memberi manfaat kepada semua makhluk, kebajikan memelihara jalan Bodhisatwa dengan cara mengamalkan Dharma kebajikan luas.

“Hati tidak lalai, tidak meninggalkan berbagai kebajikan.”
Dharmaraja menunjukkan, Bodhisatwa mesti menghadapi segala kondisi dengan hati yang suci, supaya hati tidak lari mengejar nafsu keinginan. Mempertahankan hati yang tidak lalai, sehingga tidak akan diperdaya oleh delusi, senantiasa fokus kepada bhavana Dharma kebajikan, merupakan fondasi penting dalam menekuni jalan Bodhisatwa.

“Mengamalkan Dharma ini, disebut Bodhisatwa tidak berhenti dalam samskrta.”
Lebih lanjut lagi, Dharmaraja Liansheng menjelaskan makna sejati dari “Bodhisatwa tidak berhenti dalam samskrta.” Bodhisatwa menjalankan Dharma samskrta demi memberi manfaat kepada semua makhluk, tetapi tidak melekati apa yang dilakukannya, dan tidak menetap dalam pahala duniawi. Bhavana lokiya dan kondisi melampaui kemelekatan semacam ini, merupakan keunggulan jalan Bodhisatwa.

Dharmaraja menutup dengan petuah termasyhur dari seorang Filsuf, Hu Shih: “Ingin memperoleh sesuatu, mesti tahu bagaimana tekun berupaya.” Keberhasilan jalan Bodhisatwa, bersumber dari bhavana murni dan pengamalan Mahayana dalam memberi manfaat bagi semua, dengan demikian benar-benar mewujudkan makna mendalam dari tidak berhenti dari samskrta Dharma.

Usai Dharmadesana, Mahaguru Lu berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Kolektif Sadhana Mahadewi Yaochi kepada segenap umat yang hadir, serangkaian kegiatan upacara pun berakhir dengan sempurna di tengah nuansa khidmat.

------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#MahadewiYaochi
Istadewata Homa Minggu depan #BodhisatwaMahapratisara

天佑LA ~ 讓我們一起為洛杉磯祈福Let′s Pray for LA 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。