【Mantra Hati Amitabha Buddha】: "Om. Amidiewa. Xie"
【Pengenalan Singkat Pratima Amitabha Buddha】
Tubuh Amitabha Buddha ( Amituofo ) berwarna merah, mengenakan jubah kasaya, duduk bersila penuh di atas padmasana berkelopak seribu, kedua tangannya membentuk mudra dhyana menopang patra penuh dengan amrta, dengan penuh kewelasan Dia memandang semua makhluk.
【 Kutipan Dharmadesana Mahaguru Liansheng Shengyen Lu 】
Amitabha Buddha merupakan salah satu dari Tiga Istadevata Dharmaraja Liansheng, Amitabha Buddha memiliki 48 Mahapranidhana. Amitabha Buddha telah menuntun para insan yang tak terhingga banyaknya, oleh karena itu dimuliakan dengan ungkapan : “Di setiap keluarga terdapat Amitabha Buddha.”
Dalam Tantrayana, Amitabha Buddha merupakan salah satu dari Pancajnana Mahavairocana Tathagata, yaitu : Pratyaveksanajnanam ( Kebijaksanaan Pengamatan Luhur ).
Dalam Garbhadhatu Mandala, Amitabha Buddha bersemayam di sebelah Barat dalam Sala Tengah Padmasana Berkelopak Delapan. Dalam Vajradhatu Mandala berada di sebelah Barat Pancamoksacakra, merupakan upayajnana ( Kebijaksanaan Dalam Upaya Menuntun Semua Makhluk ) dari Tathagata.
Amitabha Buddha memiliki tiga nama utama :
Buddhisme Sutrayana menyebutnya : Buddha Usia Tak Terhingga ( Amitayus Buddha ) dan Buddha Cahaya Tak Terhingga ( Amitabha Buddha )
Sedangkan dalam Tantrayana disebut : Amrtaraja Tathagata.
Amitabha Buddha memiliki 13 Nama Agung, antara lain :
Buddha Usia Tak Terhingga, Buddha Cahaya Tak Terhingga, Buddha Cahaya Tak Bertepi, Buddha Cahaya Tanpa Rintangan, Buddha Cahaya Tiada Tara, Buddha Raja Nyala Cahaya, Buddha Cahaya Murni, Buddha Cahaya Sukacita, Buddha Cahaya Prajna, Buddha Cahaya Tiada Terputus, Buddha Cahaya Tak Terperikan, Buddha Cahaya Tak Terungkapkan, Buddha Cahaya Melampaui Surya dan Candra.
Amitabha Buddha memiliki Samyakdharmacakrakaya dan Sasanacakrakaya :
Samyakdharmacakrakaya : Manjusri Bodhisattva
Sasanacakrakaya : Yamantaka Vajra
Trini Arya Sukhavatiloka adalah : Amitabha Buddha , Avalokitesvara Bodhisattva dan Mahastamaprapta Bodhisattva.
Ada dua Sutra Buddhabashitam Maha Amitabha Buddha , yang pertama adalah hasil koreksi dari Jinshiwang Rixiu dari Dinasti Song. Yang satunya adalah Amituosanyesanfosaloufotanguodurendaojing ( yang disebut juga Maha Amitabha Sutra )
Isinya mengulas : Buddha membabarkan mengenai Kumara penjelmaan yang merupakan Padmakumara.
Sadhaka Zhenfo senantiasa melafal :
“Namo Amitabha Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus” ini tak lain adalah Kumara penjelmaan atau Padmakumara. Padmakumara adalah Amitabha Buddha.
Padma merupakan lambang bagi Amitabha Buddha.
Mulabhumi dari Padmakumara adalah Amitabha Buddha, bergelar Buddha Hidup Liansheng yang bermakna "Menjelma dari padma", tak lain tak bukan adalah Amitabha Buddha.
Di dunia saha ini, Buddha yang paling utama dalam menuntun semua makhluk adalah Amitabha Buddha.
Dalam Sukhavatiloka terdapat sembilan kelahiran tiga kualitas . Asalkan sadhaka memiliki keyakinan kokoh terhadap mulapranidhana Amitabha Buddha dan mencapai kondisi sepenuh hati dan konsentrasi, maka pasti dapat terlahir di Sukhavatiloka.
Asalkan di saat-saat meninggal dunia dapat mencapai kondisi sepenuh hati melafal Nama Buddha, bahkan insan yang pernah melakukan sepuluh perbuatan jahat dan lima karma buruk berat pun dapat terlahir dalam 9 kualitas kelahiran padma dalam Ksetraparisuddhi Amitabha Buddha. Sukhavatiloka dan mulapranidhana Amitabha Buddha, sungguh istimewa, sungguh agung, inilah Amitayus Buddha yang paling utama dalam menuntun insan.
Keistimewaan Amitabha Buddha adalah Beliau mendirikan empat jenis Ksetraparisuddhi :
1. Ksetraparisuddhi tempat insan awam dan Suciwan tinggal bersama.
2. Ksetraparisuddhi tempat Suciwan yang telah memadamkan segala nafsu keinginan namun masih mempunyai sisa avidya.
3. Ksetraparisuddhi tempat Bodhisattva yang telah memadamkan satu bagian avidya.
4. Ksetraparisuddhi yang berupa kondisi Kebuddhaan sempurna, dimana semua avidya telah sepenuhnya padam.
Teristimewa adalah Ksetraparisuddhi di mana insan awam dan Suciwan tinggal bersama, di sana dapat terlahir dengan membawa karma, merupakan upaya kausalya nan agung, di lingkungan istimewa dari padma, batin timbul dan lenyap dari awam ditransformasikan menjadi Bodhicitta tak timbul dan tak lenyap.
Mengapa Sukhavatiloka Barat demikian termasyhur ? Menurut hasil penelitian dari Mahabhiksu Yinshun, orang India cenderung memuja saat matahari hendak terbenam, mereka menikmati keindahan dan kesunyian saat matahari mulai terbenam, sebab saat itulah hari akan berlalu, sehingga mereka selalu sangat memuja matahari terbenam. Matahari terbenam di sebelah Barat, di India, Buddha dikatakan berada di Sukhavatiloka Barat, yang terutama adalah karena mereka sangat memuja matahari terbenam. Oleh karena itulah Sukhavatiloka Barat menjadi sangat termasyhur. “Keindahan matahari terbenam sungguh tidak terkira, saat-saat di mana senja telah dekat.” Matahari terbenam memancarkan kilauan sinar yang sangat indah, juga memberikan nuansa kesunyian, di mana siang hari sudah hendak berakhir.
Seseorang pernah bertanya kepada Acarya Norlha : “Sadhana apakah yang paling agung dalam Tantrayana ?”
Acarya Norlha menjawab : “Sadhana paling agung dalam Tantrayana adalah Mahasadhana Amitabha Buddha.”
Seseorang pernah bertanya kepada saya ( Dharmaraja Liansheng ) : “Seumur hidup Anda menekuni bhavana, pernah menekuni Dao, Sutrayana dan Tantrayana, kemanakah arah aspirasi Anda ?”
Saya menjawab : “Ksetraparisuddhi Barat”
“Mengapa Ksetraparisuddhi Barat ?”
“Di antara Para Buddha, ikrar karuna Amitabha Buddha adalah yang paling agung, dan ikrar saya selaras dengan ikrar Buddha untuk menuntun para insan.”
Mahasadhana Amitabha Buddha seperti halnya metode dalam Aliran Ksetraparisuddhi , sepenuhnya melafal Amitabha Buddha, juga merupakan pelafalan Buddha Vidyadhara, banyak orang menekuni sadhana ini, ini disebut sebagai jalan yang mudah ditempuh, dapat dikatakan lebih mudah dilakukan dibanding dengan metode lain dalam Buddhisme.
Tiap hari saat hendak keluar rumah melafalkan : Metode 10 Pelafalan, yaitu menghirup napas sekali, kemudian terus melafal, melafal hingga hembusan napas habis ; Kemudian menghirup napas lagi dan terus melafal hingga hembusan napas habis, melakukan hal ini sepuluh kali baru boleh keluar rumah.
Lebih maju lagi adalah Metode Pelafalan Nama Buddha Dengan Visualisasi , biasanya di Seattle, Dharmaraja Lian-sheng akan memimpin para siswa untuk melakukan paradaksina, saat itu harus memvisualisasikan Amitabha Buddha setinggi Pohon Pinus, atau bahkan lebih tinggi dari Pohon Pinus, di hadapan terdapat Amitabha Buddha yang bahkan dapat setinggi langit, saat berjalan sambil melafal dan sambil memvisualisasikannya. Inilah pelafalan Nama Buddha dengan visualisasi, yaitu melafalkan Nama Agung Buddha dengan memvisualisasikan wujud-Nya.
Saat bersadhana di hadapan altar, visualisasikan Amitabha Buddha menjadi sangat kecil, berwarna kuning keemasan, memancarkan cahaya, tangan membawa padma, satu tangan membentuk mudra varada ( memberi anugerah ) , satu tangan membentuk mudra memegang padma, Amitabha Buddha yang berukuran kecil berada di hadapan dahi, di Dantian atas ; Boleh juga memvisualisasikannya sebesar angkasa, melafal Nama Buddha sambil bervisualisasi.
Amitabha Buddha sangat agung, Nama Buddha yang paling banyak dilafalkan oleh para insan adalah Nama Agung Amitabha Buddha. Kekuatannya dalam menuntun para insan adalah yang terbesar, Dia adalah Cahaya Tak Terhingga, Usia Tak Terhingga, memiliki afinitas yang paling erat dan paling besar dengan para insan.
Ada satu sebutan agung bagi Amitabha Buddha, yaitu : “Namo Amitabha Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus” sekali melafal, langsung melafal : “Namo Amitabha Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus”
Orang-orang mulai mengirimkan surat, bertanya kepada Mahaguru : “Bolehkah saya melafal ‘Namo Padmakumaraya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus’”
Jawaban : Saya membaca dalam Teks Makna Gatha Ksetraparisuddhi oleh Nagarjuna Bodhisattva, di dalamnya boleh melafalkan Amitabha Buddha dengan cara itu. Ini adalah metode upaya kausalya. Oleh karena itu, dalam waktu biasa, hendaknya kita melakukan pelafalan sesuai tata cara biasa, kelak saat Anda berada dalam kondisi kritis, baru berseru : “Namo Amitabha Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus”
Pelafalan Nama Buddha adalah upaya kausalya. Usai melafal Amitabha Buddha, kita perlu melafal Avalokitesvara Bodhisattva dan Mahastamaprapta Bodhisattva. Untuk Avalokitesvara Bodhisattva, kita melafal : “Om. Mani. Beimi. Hom.”, sedangkan untuk Mahastamaprapta Bodhisattva, kita melafal, “Om. Xuxu. Suo. Suoha.” Demikian biasanya saya melakukan pelafalan Nama Buddha.
◎ Perhatian : Penekunan sadhana tantra Zhenfo harus sesuai kaidah Dharma, yaitu memiliki tekad Bodhicitta, bersarana kepada Dharmaraja Liansheng, menaati sila, menguatkan fondasi Catur-prayoga dan Guru-yoga, kemudian barulah memohon abhiseka sadhana adinata ini.