Raja Agung Avalokitesvara

undefined
undefined


Mantra Hati Raja Agung Avalokitesvara】:

"Om. Li-bo Li-bo-di. Qiu-he Qiu-he-di. Tuo-luo-ni-di. Ni-he-la-di. Bi-li-ni-di. Mo-he-qie-di. Zhen-ling-qian-di. Suoha." 


Pengenalan Singkat Raja Agung Avalokitesvara】:

Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva mengenakan Mahkota Sapta Buddha, wajah-Nya bagaikan purnama, parasnya bagai Buddha, di kedua sisi mahkota terjuntai sepasang pita, tangan kanan membentuk Mudra Dharmadesana, tangan kiri membentuk mudra samadhi, tubuh mengenakan gaun surgawi, pada gaunnya terdapat Mantra Sapta Buddha; Tubuh juga dihiasi dengan aneka untaian mutu manikam, giwang, gelang tangan, gelang kaki, kaki berpijak pada Padmasana Pelangi, di punggung terdapat aksara sansekerta berwarna kuning keemasan, sekujur tubuh memancarkan cahaya, menyinari sepuluh penjuru loka dalam trikala. 


Kutipan Dharmadesana Dharmaraja Liansheng】:

Raja Agung Avalokitesvara menjunjung Sapta Buddha di atas kepala, Beliau adalah Pangeran Dharma dari Sapta Buddha (7 Buddha).

7 Buddha Masa Lampau adalah: Buddha Vipasyin, Buddha Sikhin, Buddha Visvabhu, Buddha Krakucchanda, Buddha Kanakamuni, Buddha Kasyapa dan Buddha Sakyamuni.

Ada dua sutra yang sangat dijunjung tinggi dalam Zhenfo Zong, yaitu: Sutra Satyabuddha (Zhenfo Jing) dan Sutra Raja Agung Avalokitesvara (Gao-wang Guan-shi-yin Zhen-jing)

Dharmaraja Liansheng mempunyai jodoh yang erat dengan Raja Agung Avalokitesvara, dulu pimpinan Kuil Dewa Indra, Bhiksu ShiHui-ling menghadiahkan satu Sutra Raja Agung Avalokitesvara (Yang secara singkat disebut Gao-wang Jing), sejak saat itu, Mahaguru terus melafalkannya hingga hari ini. 

Sutra Raja Agung Avalokitesvara adalah Sutra yang ditransmisikan melalui mimpi.

Sutra ini sudah mulai populer sejak masa Dinasti Wei, Jin, Utara dan Selatan, telah lama ada dalam sejarah, juga telah tersebar sampai Jepang dan Korea, bahkan di Shikoku Hachijuhakkasho (88 Vihara Suci) di Jepang juga terdapat Sutra Raja Agung versi Bahasa Jepang. 

Sutra Raja Agung Avalokitesvara tersiar luas pada masa Dinasti Tang. Pada masa Dinasti Raja Xixia, seluruh rakyatnya menekuni Sutra ini. Saat Sutra Raja Agung tersebar luas di Dinasti Tang, rakyat Dinasti Tang juga melafalkan Sutra Raja Agung. Dinasti Tang merupakan Dinasti Tiongkok yang paling berkembang dan paling gemilang, semua berkat Raja Agung Avalokitesvara.

Agama Buddha dari India masuk ke Tibet, juga masuk ke Tiongkok, masuk ke Korea, kemudian barulah masuk ke Jepang, di Jepang terdapat Sutra Raja Agung Avalokitesvara, dapat diketahui bahwa sejak zaman dahulu sutra ini telah tersebar luas di semua wilayah yang terdapat Agama Buddha.

Isi Sutra Raja Agung adalah Nama Agung Buddha dan Bodhisattva, seperti di dalamnya terdapat: “Qing-liang Bao-shan Yi-wan Pu-sa” (1 Triliun Bodhisattva di Gunung Mestika Sejuk) menunjuk pada 1 triliun Bodhisattva di Gunung Wu-tai, ada juga “Liu-fang Liu-fo” (Enam Buddha di Enam Penjuru), “Bai-yi Jin-gang-zang Fo” (10 Juta Buddha Vajragarbha) dan “Duo-bao Fo” (Prabhutaratna Buddha); Dalam Sutra Raja Agung versi lengkap, masih ada pengundangan pada Asta Mahabodhisattva (8 Bodhisattva Agung): Avalokitesvara, Manjusri, Samantabhadra, Ksitigarbha, Maitreya, Akasagarbha, Vajrapani, Sarvanivaranaviskambhin; Masih ada lagi, Mantra 7 Buddha Penghancur Rintangan Karma, “Menjapa Sutra ini genap 1000 kali, maka karma buruk berat akan sirna, memadamkan duhkha kelahiran dan kematian, menyingkirkan segala racun dan yang mencelakakan.”

Salah satu kalimat di dalamnya: “Memadamkan duhkha kelahiran dan kematian, menyingkirkan segala racun dan yang mencelakakan.”, kalimat ini mampu memadamkan duhkha kehidupan dan duhkha kematian, berarti duhkha seumur hidup dapat dipadamkan; Menyingkirkan segala racun dan yang mencelakakan, segala yang mencelakakan Anda dan semua yang beracun dapat disingkirkan. Sepanjang kehidupannya, Dharmaraja Liansheng telah memperoleh tak terhitung banyaknya perlindungan dari Raja Agung Avalokitesvara Bodhisattva.

Di manakah letak inti dari Sutra Raja Agung ? Yaitu pada Buddha pertama yang disebut dalam Sutra Raja Agung, yang juga merupakan Adharma Buddha, yaitu “Namo Jing-guang Bi-mi Fo”, nama lengkapnya adalah: “Jing-guang Lian-hua-tong-zi Bi-mi Fo”, “Jing-guang Bi-mi Fo” adalah Padmakumara.

Oleh karena itu, untuk berbagai persoalan seperti: ujian, mendambakan keturunan, mengharapkan sumber daya, mendambakan keharmonisan, mengikis karma buruk berat, mengikis karma penyakit, untuk penyeberangan arwah dan lain sebagainya, Sutra Raja Agung dapat memberikan respon, Sepuluh Penjuru Avalokitesvara dan Para Bodhisattva akan membantu Anda; Sebab dalam Sutra Raja Agung ada sebuah gatha: “Sepuluh Penjuru Avalokitesvara dan Para Bodhisattva, berikrar menolong para insan, supaya dapat mempeorleh pembebasan melalui metode pelafalan Nama Agung (mengikis rintangan karma).”

Respon spiritual dari Raja Agung Avalokitesvara sungguh kuat, oleh karena itulah banyak orang yang membaca Sutra Raja Agung Avalokitesvara, "Membaca genap seribu kali, dapat melenyapkan karma buruk berat". Saat itu kami telah mengubah dua bagian dari Sutra Raja Agung. Diubah bagaimana ? Dalam syair pelimpahan jasa Sutra Raja Agung ada: "Bagi yang kurang berkah dan tidak punya keyakinan, apabila dapat tekun membaca sutra ini, ..." Jika Anda tidak punya berkah, atau Anda tidak memiliki keyakinan, namun bisa tekun membaca sutra ini, maka Anda tetap akan memperoleh kontak batin. Kemudian kami mengubahnya menjadi: "Bagi yang memiliki berkah dan keyakinan teguh, tekun membaca sutra ini ..." (Ada versi: "Bagi yang memiliki banyak berkah, dan keyakinan teguh."), orang yang memiliki berkah, atau orang yang sangat meyakini Sutra Raja Agung, semua bisa membaca sutra ini. 

Sutra Raja Agung yang ditransmisikan melalui mimpi ini, merupakan sutra yang dibabarkan oleh Tathagata yang sangat agung, Beliau membabarkannya kepada terpidana mati, setelah terpidana mati mendengarnya, ia melafalkannya dan memperoleh respon spiritual yang sangat kuat, oleh karena itulah sutra ini terus lestari. Sutra ini tersebar sangat luas, kita menyebutnya Sutra Sejati, sebab ia adalah Sepuluh Penjuru Buddha Dalam Tiga Masa dan Semua Bodhisattva.

Setelah Dharmaraja Liansheng mencapai realisasi dan mulai memutar Dharmacakra, mengetahui bahwa Sutra Raja Agung mengandung pahala kebajikan tak terhingga dan tak terperikan, ini merupakan Sutra yang muncul dari Hyang Mahasattva yang menggunakan metode mudah dan disesuaikan untuk menuntun para insan, mempunyai Sarva Dharmalaksana, menuntun para insan luas, menembus eksoterik dan esoteris, memperoleh Mahaprajna, merealisasi Tubuh Vajra tak lapuk.

Melafalkan Sutra Raja Agung, kemudian diadhistana dengan Mahavidyasadaksari (Om Mani Beimi Hum) 108 kali, serta menekuni visualisasi Caturbhuja Avalokitesvara (Guanyin Lengan Empat), akan memperoleh perlindungan siang dan malam dari 36 Dewa Kebajikan, para dewa dan para makhluk halus akan menghormatinya serta mentaati titahnya, sungguh merupakan pahala kebajikan tak terhingga.

Saya (Dharmaraja Lian-sheng), pertama kali memperoleh sutra di Kuil Dewa Indra, yaitu Sutra Raja Agung.

Saya (Dharmaraja Lian-sheng), sutra yang pertama kali dihafal adalah Sutra Raja Agung.

Saya (Dharmaraja Lian-sheng), memperoleh yukta dari sebuah sutra, yang paling awal adalah Sutra Raja Agung.

Saya (Dharmaraja Lian-sheng), dalam menyebarluaskan sutra, yang paling awal adalah Sutra Raja Agung.

Oleh karena itu, Saya (Dharmaraja Lian-sheng) menyatakan: “Zhenfo Zong menjunjung tinggi Sutra Raja Agung Avalokitesvara.”

Saya meyakini beberapa kalimat dalam Sutra tersebut: 
“Mampu melenyapkan dukha lahir dan mati, menyingkirkan segala racun yang mencelakakan.”, dikarenakan saya sudah lama melafalnya dengan tekun dan konsisten, oleh karena itu memperoleh Mahayukta.

Sutra Raja Agung Avalokitesvara merupakan manfaat Dharma paling murni.
Sutra Raja Agung Avalokitesvara merupakan Alam Suci paling mulia.
Sutra Raja Agung Avalokitesvara merupakan Panji Dharma tertinggi.

Siswa Zhenfo Zong menjunjung tinggi Sutra Raja Agung Avalokitesvara, tiap siswa Zhenfo Zong mesti melafalnya genap seribu kali, mesti menekuninya sepanjang hayat, harus menjadikannya Tanah Suci penjelmaan diri sendiri, dalam hatinya mesti ditanamkan Ratna Manikam abadi ini. 

Menurut catatan sejarah, pada masa Dinasti Raja Xixia, seluruh rakyatnya menekuni Sutra ini, saat itu pada stempel resmi Raja Xixia tertulis: “Negeri Agung Mahasveta” (Da-bai Gao-guo). Raja Jing-zong, Ren-zong dan Mo-di dari Dinasti Xixia, semua adalah kehidupan lampau dari Dharmaraja Liansheng. 

Bapak Ding Fu-bao merupakan Guru Besar cendikiawan Buddhist (mengkompilasikan Dictionary of Buddhist Studies) berpendapat bahwa Raja Agung Avalokitesvara adalah Yang Tertinggi, Maha Agung, Anuttara, bagaikan Raja, tiada yang lebih tinggi, oleh karena itu Sutra ini disebut Sutra Raja Agung Avalokitesvara, ini merupakan penjelasan Ding Fu-bao. 

Sesungguhnya Negeri Agung Mahasveta adalah Negeri Raja Agung Avalokitesvara yang dibentuk oleh Mahapadmakumara Putih.

Saya (Dharmaraja Lian-sheng, Sheng-yen Lu) menyarankan Anda sekalian untuk melafalkan Sutra Raja Agung Avalokitesvara, tidak hanya melafal hingga seribu kali, namun semakin banyak semakin baik.

Sebab, melafalkan Sutra Raja Agung berarti menjalin afinitas paling erat dengan Sepuluh Penjuru Buddha dalam tiga masa dan Semua Bodhisattva Mahasattva, sehingga kelak semua yang melafalkannya akan mencapai keberhasilan. Selain menjapa Mantra Tujuh Buddha Melenyapkan Karma Buruk, juga perlu untuk mengundang Delapan Maha Bodhisattva, ini juga sangat penting, oleh karena itu juga perlu ditambahkan.


Perhatian: Penekunan sadhana tantra Zhenfo harus sesuai kaidah Dharma, yaitu memiliki tekad Bodhicitta, bersarana kepada Dharmaraja Liansheng, menaati sila, menguatkan fondasi Catur-prayoga dan Guru-yoga, kemudian barulah memohon abhiseka sadhana adhinatha ini.


undefined
undefined

Tata RitualTata RitualTata Ritual


MudraMudraMudra


MantraMantraMantra


「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。