【Berita TBS Seattle】
Sore hari tanggal 10 Mei 2020, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Amerika Serikat dengan tulus mengundang Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Vyaghravaktra Vajra ( Vajra Kepala Harimau / Hutoujingang - 虎頭金剛 )
Mahasadhana Avenika Vyaghravaktra Vajra penjelmaan krodha Mahadewi Yaochi ini pertama kali ditransmisikan oleh Dharmaraja Liansheng di Emperor Temple ( Huangdi Leizangsi - 黃帝雷藏寺 ) kota Taoyuan, Taiwan, pada tanggal 1 Maret 2015.
Vyaghravaktra Vajra penjelmaan Mahadewi Yaochi berbeda dengan Dewa Harimau biasa ( Huye - 虎爺 ), Dewa Harimau merupakan roh harimau, sedangkan Vyaghravaktra Vajra merupakan wujud harimau penjelmaan Mahadewi Yaochi saat Beliau menancapkan tusuk konde "yusheng" ke rambut-Nya, Vyaghravaktra Vajra ini sangat gagah, merupakan penjelmaan Mahadewi Yaochi. Oleh karena itu, Mahadewi Yaochi sendiri adalah Vyaghravaktra Vajra.
Dalam Dharmadesana hari itu, Dharmaraja memberitahu semua, "Vyaghravaktra Vajra dapat menggigit semua Dewa Wabah termasuk Lima Dewa Wabah Utama. Oleh karena itu, fungsinya bukan hanya untuk melindungi rumah, bahkan dapat melindungi pabrik, peternakan, dan industri budidaya. Bahkan dapat melindungi negara, oleh karena itu kekuatan dan wibawa Vyaghravaktra Vajra sungguh luar biasa." Vyaghravaktra Vajra memiliki Dharmabala sama dengan Mahadewi Yaochi, dapat meredam semua petaka, inilah kekuatan Vyaghravaktra Vajra.
Sebelum Berdharmadesana, Dharmaraja mengumumkan bahwa minggu depan akan kembali memimpin Upacara Homa Tara Peredam Wabah ( Jiuwenyidumu - 救瘟疫度母 ), walaupun Homa Tara Peredam Wabah telah diselenggarakan beberapa kali, namun wabah di beberapa negara masih terus meluas, "Tara Peredam Wabah adalah satu tokoh utama, semoga dapat membuat Tara Peredam Wabah membangkitkan daya yang terbesar, melenyapkan wabah, supaya bersih sepenuhnya, ini adalah Upacara Homa yang sangat penting."
"Hari ini sungguh langka, sebab Mahadewi Yaochi, Mahadewi Yaochi Muka Emas, Mahadewi Yaochi Muka Hitam, dan Avatara Mahadewi, serta Vyaghravaktra Vajra hadir di lokasi upacara." Dharmaraja mengisahkan, dulu ketika terjadi wabah SARS, Mahadewi Yaochi menitahkan Dongshuangchengxiangu untuk membawa kantong kertas kecil berwarna putih untuk diserahkan kepada Dharmaraja, "Pergilah ke dunia saha untuk meringkus virus SARS." maka Dharmaraja pun membawa kantong kertas putih itu pergi ke dunia saha, tak terduga, kantong kertas sekecil itu membesar saat tertiup angin, terus membesar sampai seukuran bumi, Dharmaraja menutup kantong kertas tersebut, semua virus SARS dimasukkan ke dalamnya, dan kemudian diserahkan kembali kepada Mahadewi Yaochi, "Semoga setelah kita melakukan Upacara Homa Vyaghravaktra Vajra ini, Mahadewi Yaochi mengibaskan bendera titah, menyapu bersih semua virus masuk ke dalam matahari dan terbakar habis di sana."
Tangan Vyaghravaktra Vajra juga membawa hulu ( botol pengumpul mestika ), di dalamnya penuh dengan emas, Dharmaraja juga berharap supaya hulu terbuka dan dituangkan, sehingga semua umat dapat memperoleh rezeki besar, "Hulu ini sangat baik, merupakan botol pengumpul mestika, menganugerahkan berkah kepada semua."
Dharmaraja kembali menjawab pertanyaan umat :
#interaksiadalahkekuatan sesi ke-10
Dharmaraja memberitahu semua, Sadhana Kebuddhaan Dalam 7 Hari berbeda dengan Sadhana Phowa. Sadhana Kebuddhaan Dalam 7 Hari menggunakan visualisasi aksara mantra "A" dan "Hum", sedangkan Phowa adalah sadhana untuk membuka puncak kepala. Saat curah kasih jelang wafat, kita bisa memberi tuntunan : "Anda mesti keluar melalui puncak kepala, dan jangan keluar melalui bagian yang lain." Ini adalah intinya.
Di saat jelang wafat, boleh saja menuntun dia untuk melakukan Sadhana Kebuddhaan Dalam 7 Hari, akan tetapi dalam keseharian mendiang harus sudah biasa menekuninya.
"Pandemi kali ini, seumur hidup saya, sampai usia 76 tahun, belum pernah mengalaminya." Dharmaraja tidak ingin mengungkapkan kapan wabah ini akan sirna, akan tetapi, kali ini sungguh merupakan bencana besar bagi umat manusia, "Lihatlah, siapa yang tidak terkena imbas bencana ini ? Kali ini, sekalipun Anda tidak tertular wabah, namun tetap akan mengalami kerugian."
Dharmaraja berpesan, mesti rajin mencuci tangan, mesti jaga jarak, lakukan upaya maksimal untuk mencegah penularan, selain itu mesti memelihara kesadaran benar dan pikiran bajik. Kemudian, tambah dengan penjapaan Mantra Tara Peredam Wabah, atau Sadhana Adinatayoga Tara Peredam Wabah, limpahkan jasa. Atau japa Mantra Mahadewi Yaochi, mendaftarkan diri sebagai pemohon utama upacara yang dipimpin oleh Mahaguru, ini semua merupakan upaya meningkatkan nidana baik.
Selain itu, kali ini ada banyak lembaga yang membantu menanggulangi penyebaran wabah, kalian bisa mendukung lembaga di negara masing-masing yang bergerak menolong dalam mengatasi bencana pandemi kali ini, ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan nidana baik.
"Setiap malam Mahaguru menyeberangkan arwah orang-orang yang meninggal dunia karena tertular wabah, ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan nidana baik." Dharmaraja menambahkan, berkat tindakan ini, jika kelak masih menitis kembali ke dunia saha, dapat menghasilkan akibat berupa muncul banyak orang yang mendukung dan membantu Anda, ini adalah upaya untuk meningkatkan nidana baik.
"Saat berlatih prana, muncul rasa sejuk, rasa sejuk ini benar adanya, api semacam ini disebut api lembut, sedangkan rasa hangat muncul berkat api perkasa."
Saat Anda gunakan pikiran untuk menyalurkan prana, ia akan berjalan perlahan, ini adalah api lembut. Jika Anda ingin membuatnya semakin panas, menjadi kundalini, maka kecepatannya mesti ditambah, sehingga muncul api perkasa.
"Cara yang paling cepat adalah gunakan pernapasan ritmis, dengan sendirinya ia akan menghasilkan panas." Dharmaraja mengingatkan, pernapasan ritmis tidak boleh terlalu sering dilakukan, karena dapat menyebabkan tubuh mengalami panas dalam dan kekeringan.
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :
"Lokuttaramarga" menggunakan empat abhiseka, satu abhiseka membangun enam bhumi, satu lagi membangun empat bhumi, satu lagi mencapai Buddhabhumi, satu lagi mencapai vivartanabhumi, kemudian menyucikan amrta dalam diri sendiri, mulai dari kotor, setengah bersih, sepenuhnya bersih, sampai pada kesucian tertinggi.
Menggunakan kisah humor, Dharmaraja berpesan supaya umat yang menjadi pejabat dapat semakin mendekatkan diri dengan rakyat, "Jika Anda ingin dicintai oleh rakyat, maka mesti tahu bagaimana mencintai dan menghargai bawahan Anda, serta mencintai dan menghargai rakyat yang Anda pimpin, berupayalah sepenuh hati dan sekuat tenaga."
Dharmaraja menekankan, menjadi pejabat sama seperti bhavana, asalkan Anda berupaya maksimal untuk membantu rakyat, maka mereka akan sangat berterima kasih, dan memberikan suaranya untuk Anda. Jika upaya Anda tidak baik, maka Anda mesti introspeksi diri, mengapa tidak bisa menjalin jodoh yang baik dengan khalayak, sebab bisa atau tidaknya memperoleh jodoh yang baik dengan khalayak tergantung pada diri Anda sendiri. Ini ada hubungannya dengan hukum sebab akibat dalam agama Buddha. Selain itu, Dharmaraja berpesan kepada semua, ingatlah untuk bersadhana, ingatlah untuk membuat simabandhana lokasi, simabandhana diri, sehingga tidak gentar terhadap teluh apa pun, "Asalkan telah belajar mengamalkan Ajaran Tantra Zhenfo, dan benar-benar sepenuh hati, maka tidak perlu takut apa pun."
◎ Untuk membaca artikel asli dalam bahasa Mandarin, klik menu bahasa di pojok kanan atas halaman ini.