《Berita TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple》
Pada hari Sabtu, tanggal 25 Juli 2020, pukul 8 malam tepat, diiringi suara Mantra Padmakumara yang agung, semua dengan khidmat menyambut kedatangan Mahaguru dan Gurudara memasuki bhaktisala. Terlebih dahulu bersembah puja kepada Triratna Mandala, kemudian Mahaguru naik Dharmasana, memulai pujabakti Sadhana Istadevata Amitabha Buddha dan dilanjutkan dengan pengulasan Lamdre.
Seperti biasa, Mahaguru terlebih dahulu bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah : Sembah puja kepada Bhiksu Liaoming, sembah puja kepada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja kepada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja kepda Guru Thubten Dhargye, sembah puja kepada Triratna Mandala, serta sembah puja kepada Istadevata pujabakti hari ini : Tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus Amitabha Buddha. Sembah puja kepada Avalokitesvara Bodhisattva, dan sembah puja kepada Mahastamaprapta Bodhisattva.
Berikutnya, Mahaguru menyapa Gurudara, Tenzin Gyaltso Rinpoche, Thubten Ksiti Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, bhiksulama, pandita Dharmaduta, dan pandita lokapalasraya, serta segenap umat, dan umat yang menyaksikan melalui internet.
Sebelum memulai Dharmadesana, Mahaguru mengisahkan cerita humor sebagai pembuka, menyampaikan sabda dari Nagarjuna Bodhisattva : "Karena para insan terikat oleh kerisauan batin, maka disebut sebagai insan berperasaan. Jika para insan dapat terbebas dari semua kerisauan batin, maka disebut sebagai Samyaksambuddha."
Berikutnya adalah sesi : "Anda Bertanya Aku Menjawab"
Siswa bertanya :
Dalam Tao ada metode "Lidou" ( Puja Konstelasi ) untuk memohon ketenteraman, akhir-akhir ini juga nampak beberapa tempat ibadah Zhenfo Zong yang mempersemayamkan "Lidou" pada saat Upacara Pertobatan. Dalam karya tulis Mahaguru, buku berjudul "Tongling Mifashu" ( Harfiah : "Kitab Spiritual Rahasia", artikel berjudul : Metode Menghindar dari Bencana dan Kematian, disebutkan sebuah metode yang mirip dengan "Lidou", hanya saja Mahaguru belum mentransmisikannya secara umum, oleh karena itu siswa mohon petunjuk Mahaguru.
Mahaguru menjawab :
Mahaguru memiliki sertifikat Taoist, mempelajari agama Kristen, Tao, dan agama Buddha. Sebenarnya persemayaman "Lidou" memohon ketenteraman tidak jauh berbeda dengan metode santika, paustika, abhicaruka, dan vasikarana dalam Tantra.
Tolak bala, memohon kesehatan, kelancaran bisnis, pernikahan yang harmonis, mengharapkan kondisi yang lancar, panjang usia, semua ini ada dalam ruang lingkup persemayaman "Lidou". Selain itu, masih ada makna yang lebih luas, yaitu memohon cuaca baik sesuai masa, serta memohon ketenteraman bangsa dan negara.
Siswa bertanya :
Apakah ada tata ritual yang baku bagi persemayaman "Lidou" ( Puja Konstelasi ) ?
Mahaguru menjawab :
Tentu saja ada ! Harus ada tabung beras, data nama dan "bazi" manusianya, tulisan permohonan, menggambar secarik fu, warna merah, bagian tas mesti ada sebuah payung mestika. Ada : pisau, gunting, timbangan, dan penggaris, keempat dewata ini disemayamkan di situ, kemudian undang pandita Tao untuk menjalankan ritual, membaca Sutra Bintang Biduk ( Beidoujing - 北斗經 ), tentu saja ada tata ritualnya.
Siswa bertanya :
Bolehkah menggunakan tata ritual persemayaman dirgahayu dalam agama Buddha ?
Mahaguru menajwab :
Persemayaman "Lidou" mesti gunakan tata ritual Tao, jangan gunakan tata ritual agama Buddha.
Siswa bertanya :
Apakah "Lidou" untuk mohon ketenteraman boleh disemayamkan di dalam rumah tinggal ?
Mahaguru menjawab :
Jika Anda bisa mempersemayamkan "Lidou" dengan benar, maka boleh disemayamkan di rumah. Jika Anda telah menguasai tata cara "Lidou" dalam Tao, maka boleh semayamkan di dalam rumah.
Siswa bertanya :
Apakah ada pantangan dalam mempersemayamkan "Lidou" ?
Mahaguru menjawab :
Tentu saja ada. Pantangan dalam Tao sangat banyak ! Ibu hamil tidak boleh masuk altar, ini salah satu contoh pantangan ; Ruang altar tidak boleh dimasuki ayam, bebek, anjing, kucing dan berbagai hewan peliharaan lainnya, sebab mereka bisa berlarian, ini juga pantangan ! Kadang sebelum melakukan ritual "Lidou" Anda mesti terlebih dahulu berpuasa, vegetarian selama tiga atau tujuh hari. Bagi yang membaca sutra mesti mengenakan jubah pandita Tao, sebelum baca sutra mesti mandi terlebih dahulu. Tidak boleh ada bau mulut. Tidak boleh menderita kutu air, begitu Anda masuk ruang altar dengan telanjang kaki dan menderita kutu air, semua dewa Tao tidak akan berkenan.
Siswa bertanya :
Bagaimana mengenali racun jenazah ?
Mahaguru menjawab :
Butuh bimbingan seorang dokter forensik.
Siswa bertanya :
Jika jenazah mendiang terdapat racun jenazah, apakah masih bisa meletakkan pasir vajra kepadanya ? Bagaimana menanganinya ?
Mahaguru menjawab :
Jenazah, entah itu ada atau tidak ada racun jenzah, semua boleh dibubuhkan pasir vajra, kemudian japa Nama Buddha dan mantra.
Siswa bertanya :
Karena daya ingat dan kekuatan manula sudah tidak sama dengan orang muda, apakah tepat jika kita ajari beliau untuk baca : “Namo Amitabhaya Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus” ? Atau adakah metode lain yang lebih mudah yang dapat diajarkan kepada para manula ? Semoga pertanyaan ini bisa bermanfaat bagi insan banyak.
Mahaguru menjawab :
Adalah tepat bagi manula untuk membaca : “Namo Amitabhaya Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus”. Mahaguru pelajari Nama Buddha ini dari Teks Tanah Suci Longshu.
Mahaguru melanjutkan pengulasan Lamdre :
【8.3, Tujuh Kiat Ketekunan Bhavana】
Ini adalah tujuh macam kiat ketekunan bhavana, dan sudah dijelaskan dalam teks sebelumnya mengenai bagian dari margah. "Samsara dan nirvana", samsara adalah tumimbal lahir, dan satunya adalah nirvana. Dalam kondisi yang tertinggi, samsara dan nirvana satu hakikat.
Dharmakaya Mahaguru ada di Mahapadminiloka, Dharmakaya tergolong dalam alam nirvana. Guru Lu yang sekarang membabarkan Dharma adalah Guru Lu dalam samsara. Sesungguhnya samsara dan nirvana sama saja, tiada perbedaan apa pun, jika ada perbedaan, semua semata hanyalah istilah tahapan bhavana. Dalam kebenaran utama yang sejati, yaitu Buddhata, sesungguhnya citta-prakrti dan Buddhata hanyalah sebuah istilah, tulisan dan bahasa tidak bisa menjelaskan alam yang tertinggi.
【8.4, Tujuh Puluh Kiat】
Demi mengajarkan 70 kiat utama, slokha menyebutkan : "Ada 10 prana dasar, dibedakan menjadi 7 jenis penyerapan dan proses menahan prana."
Pada tiap prana dibagi menjadi 7 jenis penggolongan :
Apa namanya, menetap di mana, apa tugasnya, sakit yang dihasilkan, samadhi apa yang dihasilkan, akumulasi penyakit, dan menekuni upaya kausalya.
Di antaranya masih terbagi menjadi :
Awam : Apa namanya, menetap di mana, apa tugasnya.
Samadhi bhavanamarga : Sakit yang dihasilkan, samadhi apa yang dihasilkan.
Anubhava tubuh : Sakit yang ditahan.
Batin : Samadhi apa yang dihasilkan.
Kekacauan dalam tubuh : Akumulasi penyakit.
Dan lagi, 35 kiat utama dalam 5 prana dasar :
Apa namanya : Prana jiwa, prana air.
Menetap di mana : Nadi jiwa.
Apa tugasnya : Tubuh dan batin tidak terpisah, pandangan keakuan dan melekat pada keakuan.
Sakit yang dihasilkan : Penurunan kerja jantung, detak, rasa sakit tubuh bagian atas, sesak napas.
Samadhi apa yang dihasilkan : Samadhi sunya terang dalam waktu lama.
Akumulasi penyakit : Penyakit prana hati.
Menekuni upaya kausalya : Ada resolusi, adhisthana, dan penekunan sukha.
Apa namanya : Prana api setara.
Menetap di mana : Bagian pusar.
Apa tugasnya : Mencerna makanan.
Sakit yang dihasilkan : Kembung dan bersendawa.
Samadhi apa yang dihasilkan : Samadhi sunya sukha sesaat.
Akumulasi penyakit : Ginjal bengkak.
Menekuni upaya kausalya : Seperti sebelumnya.
Lima macam prana : Prana sirkulasi atas, prana sirkulasi bawah, prana jiwa, prana mitra api, dan prana sirkulasi sekujur tubuh.
Apa namanya, nama apa yang digunakan ? Disebut "Prana jiwa."
Menetap di mana : Nadi jiwa, prana jiwa menetap dalam nadi jiwa, dan nadi jiwa ada di cakra anahata.
Apa tugasnya : Tubuh dan batin tidak terpisah, menghasilkan keakuan dan kemelekatan keakuan, ini adalah aktivitas. Sebab tubuh jasmani adalah Bodhimanda, Buddhata juga Bodhimanda. Ada dalam Bodhimanda diri Anda, oleh karena itu dikatakan : "Tubuh dan batin tidak terpisah."
"Menghasilkan keakuan dan kemelekatan keakuan", menjadi aku yang berwujud, dan aku yang melekat. Apa yang aku perbuat disebut : karma.
"Kapan sakit", jantung melemah atau berdetak kencang, sakit pada tubuh bagian atas, sesak napas, semua ini tergolong dalam ruang lingkup sakit.
"Samadhi apa yang dihasilkan : Samadhi sunya terang dalam waktu lama." Di antara pikiran dengan pikiran, tidak ada penghubungnya, sunya di tengahnya disebut " Samadhi sunya terang dalam waktu lama", merupakan metode penghentian dan keheningan.
Kita sering mengatakan : "Batin tenang, prana pun selaras", saat tiada kekacauan pikiran, prana akan tenang, di saat pikiran bangkit sampai membuat Anda impulsif, ini disebut : "Akumulasi penyakit."
Masalah pada prana hati, dalam istilah masa kini disebut : "Bipolar", dalam dhyana-samadhi disebut : naik turun, dengan kata lain : Tidak bisa tenang.
"Menekuni upaya kausalya : Ada resolusi, adhisthana, dan penekunan sukha." Sukha adalah anubhava, juga tergolong sebagai upaya kausalya dan adhisthana. Memperoleh anubhava sukha berarti maju selangkah, juga berarti adhisthana. Prana, kundalini, dan bindu melalui nadi sehingga menghasilkan sukha. Nanda, paramananda, vikramananda, dan sahajananda, keempat nandam ini berarti empat macam sukha, dan pelatihan sukha adalah sebuah metode. "Ada pemutusan", artinya memperoleh kiat, sehingga ada resolusi.
"Apa namanya : Prana api setara." yaitu kundalini, atau prana mitra api, prana yang menemani kundalini, ini disebut prana api setara.
"Menetap di mana", pelatihan pembangkitan kundalini ada di bagian pusar, ada di cakra manipura.
"Apa tugasnya : Mencerna makanan.", makan untuk membangkitkan kundalini. Dulu Guru Thubten Dhargye mengatakan, mesti makan pelir ayam, karena ini adalah bahan makanan penghasil hormon. Makanan untuk mencerna hormon.
"Sakit yang dihasilkan" Makan beberapa bahan makanan ini dapat menyebabkan sakit, seperti kembung dan bersendawa. Oleh karena itu, tantrika mesti mengatur pola makan, mesti konsumsi makanan yang sesuai dengan kesehatan Anda supaya bisa membantu membangkitkan kundalini.
"Samadhi apa yang dihasilkan : Samadhi sunya sukha sesaat." Samadhi sunya dan sukha hanya sesaat. "Sukha" sesungguhnya tidak memiliki substansi, sifatnya sunya, oleh karena itu disebut samadhi sunya dan sukha.
"Akumulasi penyakit : hidronefrosis." Penyakit karena kelebihan cairan ginjal. Saat bindu dan kundalini saling lebur, bindu yang terlampau banyak menyebabkan hidronefrosis, kundalini yang terlampau banyak menyebabkan bipolar. Bindu yang tidak mencukupi dan kundalini yang tidak mencukupi, dapat menyebabkan api campuran dan penyakit bipolar. Api bisa menyebabkan penyakit elemen api, air juga bisa menyebabkan penyakit elemen air.
"Menekuni upaya kausalya : Seperti sebelumnya." Ada keputusan atau kiat, adhisthana, dan sukha, tiga metode ini.
Apa namanya : Prana sirkulasi bawah.
Menetap di mana : Cakra svadhisthana.
Apa tugasnya : Menahan dan mengeluarkan kotoran dan air seni, menghasilkan air mani atau air rembulan.
Sakit yang dihasilkan : Kembung dan bersendawa.
Samadhi apa yang dihasilkan : Samadhi sunya sukha sesaat.
Kumpulan gumpalan : Hidronefrosis.
Menekuni upaya kausalya : Seperti sebelumnya.
Mahaguru mengatakan, mendengar Buddhadharma, mendengar Lamdre, mesti memahami makna dalam suara pembabaran tersebut. Gunakan prana, nadi, dan bindu tubuh ini untuk berlatih menghasilkan vitalitas sejati. Dari yang berwujud menjadi tidak berwujud, dari samsara berbhavana sampai nirvana, dari tubuh berbhavana sampai hati, dari hati merealisasi citta-prakrti diri, Buddhata diri, kemudian mencapai keabadian.
Di akhir acara, Mahaguru berwelas asih mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani dan mengabhiseka rupang Buddha, serta mengadhisthana semua umat yang hadir malam hari ini, serta semua umat yang menyaksikan secara daring. Syukur kami panjatkan atas mahamaitrkaruna Mahaguru yang mengatasi jarak.