【Berita TBS Seattle】
Sore hari tanggal 26 Juli 2020, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Cintamani Pandaravasini ( Baiyidashi Ruyibaozhu Guanyin - 白衣大士如意寶珠觀音 ).
Sadhana ini ditransmisikan pertama kali pada tanggal 10 April 2016 di auditorium SD Dingpu Hsinchu, dalam Upacara Cintamani Pandaravasini yang diselenggarakan oleh Fuyu Temple ( Fuyou Leizangsi - 福祐雷藏寺). Saat itu dalam beberapa tahun belakangan terjadi banyak peristiwa besar dalam masyarakat, sehingga diharapkan daya spiritual dapat memberikan ketenteraman dalam hati umat manusia, bersama mendoakan supaya lingkungan masyarakat Taiwan kembali tenteram.
Dalam Dharmadesana upacara saat itu, Dharmaraja Liansheng menyampaikan bahwa Sadhana Cintamani merupakan metode sadhana dari Pandaravasini Avalokitesvara Bodhisattva ( Guanyin Berjubah Putih ), cintamani adalah bola kristal transparan, bentuknya bulat merepresentasikan mengabulkan harapan, melalui sadhana cintamani ini sadhaka dapat menyempurnakan aktivitas dan permohonan diri sendiri.
Selain itu, jika mendambakan kesempurnaan bagi berbagai hal dalam hidup, baik itu rumah tangga maupun bisnis, cara terbaik adalah melalui bhavana. Dharmaraja dengan mendetail membabarkan daya pahala dari Cintamani Pandaravasini, serta mengajarkan metode sadhana dan kiatnya, Dharmaraja memuji : "Dharmabala Avalokitesvara Bodhisattva sudah sangat tinggi.", "Ditambah dengan cintamani, maka keempat karman dapat diwujudkan melalui cintamani."
Ada siswa yang bertanya, bolehkah membuat Air Mantra menggunakan Mantra Hati Padmakumara ? Dharmaraja mohon petunjuk Padmakumara, jawaban yang diperoleh adalah : "Sudah ada Air Mahakaruna Dharani yang memiliki kekuatan sangat besar, lebih baik kita menggunakan Air Mahakaruna Dharani sebagai yang utama, sebisa mungkin kita fokus pada satu, jangan dibuat menjadi rumit."
Selain itu, Dharmaraja juga menjawab pertanyaan mengenai menjapa mantra dengan cara menggabungkan mantra dari dua Istadevata berbeda, "Bagi Istadevata yang saling berhubungan, mantranya boleh dijapa bersamaan, sedangkan bagi Istadevata yang tidak ada hubungannya, Anda berinovasi sendiri ( Sembarangan menggabungkan mantra )."
"Jika Anda berharap supaya kerabat meyakini Buddha, maka saat bersadhana, visualisasikan kerabat duduk mengitari Anda untuk bersadhana bersama, dengan demikian perlahan dapat meningkatkan jodoh mereka dengan Buddhadharma."
Dharmaraja juga mengajarkan beberapa metode untuk membantu kerabat mempererat jodoh dengan Buddha, sering-sering memberikan Air Mahakaruna Dharani untuk diminum kerabat, atau berikan sarana puja yang telah dipersembahkan kepada para Buddha dan Bodhisattva untuk dimakan oleh kerabat, atau menulis mantra kemudian dibakar masukkan air minum dan disaring untuk diminumkan kepada kerabat, "Sekalipun dalam kehidupan saat ini tidak berhasil dibimbing, di kehidupan mendatang mereka dapat memiliki jodoh dengan Buddha, sebab mereka telah menanamkan benih Kebuddhaan. Ini sangat penting."
Membangkitkan Bodhicitta berarti membangkitkan tekad untuk menyeberangkan insan luas, "Bodhi adalah citta-prakrti, dan citta-prakrti merupakan Buddhata, sila Bodhi adalah sila Buddhata, dan tentu saja sila Buddhata adalah membangkitkan Bodhicitta, yaitu caturapramanacitta : maitri, karuna, mudita, dan upeksha."
Dharmaraja memberikan contoh pengalaman pribadi, membangkitkan Bodhicitta untuk berbuat kebajikan, namun tidak pamrih terhadap perbuatan bajik diri sendiri, "Segera lakukan dan langsung lupakan." Seperti yang dikatakan dalam Vajracchedika Sutra : "Membangkitkan batin tanpa menetap" , "Melakukan kebajikan bukan demi pamrih, Anda murni melakukan kebajikan, dan melakukannya bukan demi apa pun, inilah kebajikan yang sejati." Dharmaraja memberitahu semua, kita belajar Buddha, mesti gunakan semangat eling akan kematian, "Apa yang kita pelajari dalam belajar Buddha ? Mengatasi kelahiran dan kematian ! Kelak mencapai kondisi tiada lahir dan tiada mati."
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre, dalam teks disebutkan : "35 kiat utama dalam lima prana dasar.", Dharmaraja menjelaskannya satu-persatu. "Sukha adalah sunya, sunya adalah sukha, ini adalah anubhava. Tiada kerisauan batin, tentu saja bisa berbahagia." Prana sirkulasi atas menetap di cakra visuddha, mengendalikan suara. Prana sirkulasi sekujur tubuh menetap di sekujur tubuh, bisa menghasilkan sukha dan terang "Saat samadhi, sadhaka dapat memperoleh sukha dan terang."