22 Agustus 2020 Pujabakti Sadhana Jambhala Kuning di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

#beritaseattlelingshenchingtzetemple

Istadevata pujabakti hari Sabtu, 22 Agustus 2020 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple ( 西雅圖雷藏寺 ) adalah Jambhala Kuning ( Huangcaishen - 黃財神 ). Pada pukul 8 malam tepat, suara Mantra Padmakumara berkumandang merdu menyambut kehadiran Mahaguru dan Gurudara memasuki mandala dan melakukan mahanamaskara, kemudian pewara puja mempersilakan Mahaguru naik Dharmarajasana.

Di bawah panduan pewara puja, bersama Mahaguru, semua dengan khidmat menjalankan tata ritual Sadhana Istadevata Jambhala Kuning sampai selesai dengan sempurna.

Sebelum mulai Berdharmadesana, terlebih dahulu Mahaguru bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah : Biksu Liaoming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa ke-16, Guru Thubten Dhargye, Triratna Mandala, dan Istadevata pujabakti hari ini : Jambhala Kuning, beserta Pancadhyani Tathagata, dan Catur Maharajakayika.

Mahaguru mengucapkan selamat malam dan salam sejahtera kepada Gurudara, Tenzin Gyaltso Rinpoche, Thubten Ksiti Rinpoche, segenap Acarya, Dharmacarya, biksu, biksuni, pandita Dharmaduta, pandita lokapalasraya, ketua vihara, segenap umat, dan umat yang menyaksikan secara daring, kemudian menyapa semua menggunakan bahasa berbagai negara.

Mahaguru membuka Dharmadesana dengan mengisahkan sebuah cerita humor : Suatu malam, ada seseorang yang tidak bisa tidur, semula ia ingin menghitung domba, tapi karena teringat dan merasa istrinya lebih lucu, maka ia ganti dengan cara menghitung istri, makin hitung makin bersemangat, akhirnya sepanjang malam ia tidak bisa tidur. Cerita humor ini memberitahu kita bahwa ada banyak hal yang tidak bisa diselesaikan dengan cara yang sama, oleh karena itu, Sang Buddha tidak menggunakan satu cara yang sama untuk membimbing setiap insan yang berbeda, metodenya mesti disesuaikan dengan tabiat dan akar pembawaan setiap insan.

Bagi insan yang berakar baik, diajarkan Dharma tertinggi ; Bagi insan berakar sedang, diajarkan Dharma menengah ; Bagi insan yang biasa saja, hanya bisa mengajarkan Dharma yang umum. Oleh karena itulah ada sangat banyak pembabaran Dharma Sang Buddha. Setiap insan tidak mungkin bisa mempelajari semua ajaran yang telah dibabarkan oleh Sang Buddha, hanya bisa memilih satu metode yang berjodoh bagi diri sendiri.

Berikutnya adalah sesi "Anda Bertanya Aku Menjawab" :

Siswa bertanya :
Mahaguru mengajarkan bahwa Mantra Sataksara digunakan untuk mengikis karmavarana, semisal sedetik yang lalu siswa telah berbuat pelanggaran secara pikiran ( benih buruk ), kemudian langsung japa Mantra Sataksara 3 atau 7 kali, bagaimana cara melimpahkan jasa untuk membersihkan pelanggaran yang baru saja dilakukan ? Apakah benih buruk itu akan tetap ada ?

Mahaguru menjawab :
Menurut Ksitigarbha Purvapranidhana Sutra, hampir semua bentuk pikiran para insan di Jambudvipa adalah karma. Jika dapat segera menjapa Mantra Sataksara sebanyak 3 atau 7 kali untuk membersihkan pelanggaran secara pikiran yang telah dilakukan sedetik yang lalu, maka benih buruk itu tidak lagi ada. Sebab benih tersebut belum tertanam dengan mendalam, masih belum bermanifestasi menjadi kesalahan besar.

Mahaguru memberi contoh, diumpamakan saat tangan terasa gatal, Anda mengoleskan salep, maka rasa gatal pun hilang, dan tidak meninggalkan bekas. Tapi jika kulit gatal, kemudian Anda menggaruknya sampai berbekas, padahal belum tentu bisa menghilangkan rasa gatalnya, namun sudah terlanjur membekas, maka ini artinya benih buruknya masih ada.

Benih buruk ada yang dangkal, ada pula yang mendalam, yang dangkal dapat diatasi menggunakan penjapaan Mantra Sataksara sebanyak 3 atau 7 kali, ibarat mengoles salep yang langsung menghilangkan rasa gatal, pelanggaran tersebut langsung menjadi sunya.

Terjatuh semakin dalam akan sangat sukar diatasi, ‘sebab buruk’ masih ada dan tidak bisa disingkirkan. Pelanggaran secara perbuatan mengungguli pelanggaran secara pikiran, perlu pertobatan sampai muncul tanda keberhasilan pertobatan.

Jika sadhaka bermimpi sedang mandi mencuci bersih semua kotoran di badan, atau mimpi semua serangga keluar dari tubuh Anda, atau mimpi makan makanan berwarna putih dan memuntahkan makanan berwarna hitam, mimpi melihat Vajrasattva hadir menjamah puncak kepala, atau mimpi Mulacarya menjamah puncak kepala, atau mimpi menunggang kida putih terbang di angkasa, atau duduk di atas padmasana berwarna putih terbang di angkasa, semua ini merupakan tanda keberhasilan pertobatan, artinya ‘sebab buruk’ telah tersingkirkan. Menekuni Sadhana Pertobatan mesti sampai muncul tanda keberhasilan pertobatan, setelah mendapatkan tanda pertobatan, wajah akan memancarkan cahaya.

Siswa bertanya :
Dulu saat lokakarya ada seorang Acarya pengajar yang mengatakan : "Pertobatan visualisasi adalah keliru, memikirkan perbuatan lampau sama saja dengan kembali lagi berbuat karma buruk secara pikiran. Pertobatan yang benar adalah membaca gatha pertobatan, dan tidak mengulangi kesalahan lagi." Jika kita tidak merenungkan kesalahan yang telah diperbuat oleh diri sendiri, bagaimana bisa mencapai pertobatan sejati ?

Mahaguru menjawab :
Memikirkan kesalahan yang telah diperbuat berarti kembali berbuat karma buruk ? Mana ada ! "Introspeksi diri sehari tiga kali.", introspeksi atas kesalahan yang telah diperbuat diri sendiri, apakah ini karma buruk ? Bukan !

Pertanyaan orang ini tepat sekali, "Jika kita tidak merenungkan kesalahan yang telah diperbuat oleh diri sendiri, bagaimana bisa mencapai pertobatan sejati ?" Oleh karena itu, kita melakukan introspeksi berarti introspeksi atas kekeliruan yang pernah diperbuat, dan segera menekuni Sadhana Pertobatan.

Siswa bertanya :
Ada cara menggoyang vajra dan ghanta untuk tiap-tiap karman seperti : santika, paustika, vasikarana, abhicaruka, dan ratna. Bagaimana cara melakukan untuk ratnakula ? Mohon Mahaguru berkenan membabarkan.

Mahaguru menjawab :
( Mahaguru memperagakan cara menggoyang vajra dan ghanta untuk santika, paustika, vasikarana, abhicaruka, dan ratnakula. )

Siswa bertanya :
Jika sehari-hari tidak menekuni Caturprayoga dan Guruyoga, hanya japa mantra dan sutra, bolehkah hanya menekuni : Sadhana Dhumapuja Caturbhujalokesvara ?

Mahaguru menjawab :
Belajar Dharma yang terbaik adalah mulai dari Caturprayoga dan Guruyoga. Prayoga mesti ditekuni terlebih dahulu, sebab prayoga merupakan fondasi bagi Tantra.

Anda boleh menekuni salah satu dari Caturprayoga, bukan harus dilakukan secara bersamaan, jika Anda melakukan mahanamaskara, maka perbanyak mahanamaskara, kemudian Anda boleh lanjut menekuni Sadhana Dhumapuja Caturbhujalokesvara. Atau japa Mantra Catursarana, kemudian ditambah dengan Sadhana Dhumapuja Caturbhujalokesvara.

Siswa bertanya :
Jika seorang biksu atau biksuni menderita demensia, tidak mampu lagi untuk berbhavana ( tidak bisa membaca sutra, bermeditasi, dan lain sebagainya ), apakah masih perlu mempertahankan pola hidup membiara , seperti vegetarian, mengenakan jubah kebiksuan, dan lain sebagainya ? Atau demi kemudahan dalam merawatnya dan demi kesehatannya, maka biarkan saja kembali pada kehidupan awam, kembali makan daging, dan mengenakan pakaian umat awam yang longgar ? Jika berubah seperti ini, apakah akan berakibat tidak baik ( secara karma ) pada kami sebagai keluarga ?

Mahaguru menjawab :
Seorang biksu / biksuni yang telah menderita demensia, jika hanya kadang lupa, itu bukan demensia, dan masih harus mengenakan jubah biksulama.

Demensia berarti sudah lupa total, jika bahkan baca sutra dan meditasi pun sudah lupa, juga lupa bahwa diri sendiri adalah seorang biksu / biksuni, berarti sudahlah, apa lagi yang mesti dipertahankan ? Sebagai anggota keluarga, tidak akan terkena akibat buruk, sebab semua dilakukan demi kemudahan dalam merawatnya, tidak ada persoalan karma buruk.

Siswa bertanya :
Saat siswa menekuni Sadhana Caturprayoga, apakah dalam tahapan ini perlu menjapa Mantra Vajra ? Seperti misal menjapa Mantra Hati Mahabala Vajra. Jika tidak menjapa Mantra Vajra atau Mantra Dharmapala, apakah kita tidak bisa mendapat perlindungan dari Dharmapala ?

Mahaguru menjawab :
Seorang Tantrika sejati, di belakangnya ditopang oleh Vajrapani Bodhisattva. Kecuali ia telah melanggar sila yang sangat berat, barulah Vajrapani Bodhisattva akan meninggalkannya, semua Dharmapala juga akan meninggalkannya, ingatlah satu hal ini.

Jika sadhaka melakukan lima perbuatan durhaka, melakukan pelanggaran berat karena lobha, dvesha, dan moha, maka dia tidak pantas disebut Tantrika. Semua Dharmapala akan meninggalkannya. Menjapa Mantra Dharmapala atau Vajra apa pun, semua tidak akan bermanfaat.

Oleh karena itu saat Anda menekuni Caturprayoga, Vajrapani Bodhisattva telah melindungi dari belakang Anda, saat itu jika Anda juga boleh menjapa Mantra Hati Mahabala Vajra atau menekuni Mantra Dharmapala yang lain. Sekalipun tidak menjapa Mantra Hati Mahabala Vajra, atau Mantra Dharmapala, tetap akan dilindungi oleh Dharmapala, Vajrapani Bodhisattva akan tetap melindungi Anda.

Melanggar 14 Sila Dasar Tantrayana pasti akan terjerumus, sudah tidak sanggup lagi, tidak bisa lagi mencapai kemajuan spiritual.

Berikutnya, Mahaguru melanjutkan pengulasan Lamdre :

Teks :
7.6, Himpunan
Himpunan : Terbagi menjadi hangat tahap awal, hangat himpunan sembilan loka, hangat himpunan peningkatan bindu.

Penjelasan Mahaguru :
Dalam Tantra, kata “hangat” merepresentasikan “peningkatan”, jadi belum tentu bermakna api yang menyala, ia juga mengandung makna : “Terus meningkat”.

Teks :
Dan lagi, metode bagaimana menghasilkan samadhi, himpunan yang dibedakan berdasarkan tiga jenis hangat :

Penjelasan Mahaguru :
Metode meningkatkan dhyana-samadhi, dihimpun berdasarkan tiga jenis peningkatan.

Teks :
Slokha : “Berbhavana tidak akan hilang.”, sama seperti sebelumnya.

Penjelasan Mahaguru :
Setelah menekuninya, Anda tidak akan hilang, Anda juga tidak akan tersesat.

Teks :
Slokha : “Fenomena”, tanda-tanda berupa asap dan lain sebagainya.

Penjelasan Mahaguru :
Menghasilkan fenomena, contohnya : Pertama yang terlihat adalah asap. Saat menekuni dhyana-samadhi, akan melihat api, melihat cahaya, melihat awan cahaya, melihat cahaya matahari terbenam, ini semua merupakan fenomena.

Teks :
Slokha : “Mimpi”, anubhava berupa bermimpi kuda surgawi, semua ini merupakan anubhava tubuh, rasa sakit pada prana dan nadi.

Penjelasan Mahaguru :
Bermimpi menunggangi kuda, ini adalah anubhava. Mimpi adalah sejenis anubhava. Mimpi mandi, berarti karma buruk Anda berhasil dipertobatkan. Bermimpi menunggangi kuda surgawi terbang di angkasa, duduk di atas padmasana dan terbang ke angkasa, berarti karmavarana di bumi telah terkikis. Semua ini adalah anubhava.

Banyak orang mendapat mimpi menyisir rambut dan banyak serangga rontok, ini artinya karmavarana tubuh telah dikikis. Bermimpi memakan makanan berwarna putih, dan memuntahkan makanan berwarna hitam, berarti telah memperoleh tanda-tanda keberhasilan pertobatan. Semua ini mengandung makna baik.

Teks :
Slokha : “Tiga kali tiga”, tiga kali tiga adalah sembilan.

Penjelasan Mahaguru :
Tiga kali tiga adalah sembilan, maksudnya adalah mengalami peningkatan.

Teks :
Slokha : “Seperti pembagian tahap awal, yaitu tiga jenis hangat, dan tiga Dharma hangat awal, semuanya berjumlah sembilan.

Penjelasan Mahaguru :
Tiga kali tiga adalah sembilan artinya meningkat ; Tiga jenis peningkatan, ditambah dengan tiga Dharma berarti memperoleh sembilan.

Teks :
Himpunan hangat tahap awal : Dalam samadhi melihat fenomena jenazah, mendapatkan anubhava mimpi berupa jenazah, dalam anubhava tubuh merasakan jasmani diri sendiri.

Penjelasan Mahaguru :
Dalam samadhi melihat jenazah, dalam anubhava mimpi melihat jenazah, dalam anubhava tubuh merasakan jasmani diri sendiri, ini adalah hangat tahap awal. Artinya peningkatan.

Teks :
Demikianlah, tiga jenis hangat himpunan sembilan loka : Fenomena menyaksikan kota sad-gati, anubhava mimpi bermimpi sad-gati dan segala sesuatunya, anubhava tubuh, diri sendiri melakukan berbagai gerakan tari.

Penjelasan Mahaguru :
Menyaksikan fenomena kota sad-gati. Sad-gati antara lain : alam surga, alam manusia, alam asura, alam neraka, alam preta, dan alam hewan. Kota mengacu pada fenomena sad-gati. Anubhava mimpi berarti memimpikan segala sesuatu dalam sad-gati. Dalam anubhava tubuh, diri sendiri melakukan berbagai gerakan tari. Ini juga bermakna peningkatan.

Bindu bertambah dan berhimpun dalam tiga hangat : Nidana fenomena, melihat trisahasralokadhatu, matahari, rembulan, dan lain-lain, memperoleh anubhava dalam mimpi, bermimpi trisahasralokadhatu, matahari, dan rembulan, anubhava tubuh, diri sendiri duduk di tengah cahaya merah ; Dengan demikian jumlahnya adalah sembilan.

Bindu semakin banyak, semakin berhimpun, tiga jenis tiga hangat terus bertambah. Nidana fenomena, dalam samadhi Anda melihat trisahasralokadhatu, melihat matahari dan rembulan ; Dalam mimpi Anda mencapai trisahasralokadhatu, matahari, dan rembulan, rasa yang dicerapi oleh tubuh Anda adalah merasa diri sendiri duduk di tengah cahaya merah. Dengan demikian, jumlah peningkatannya ada sembilan macam, ini adalah fenomena yang baik.

Slokha : “Muncul di seantero triloka”, tidak tergantung pada lokasi, hanya menampakkan sifat mula, menetap dalam samadhi.

“Muncul di seantero triloka”, triloka antara lain : arupadhatu, rupadhatu, dan kamadhatu, ketiga loka ini muncul bersamaan. Tidak tergantung pada lokasi, Anda telah meninggalkan alam surga, samadhi tidak berada di arupadhatu, rupadhatu, maupun kamadhatu. Hanya menampakkan sifat mula, menetap dalam samadhi, dengan kata lain, sifat sejati Anda yang semula mulai muncul, samadhi ada dalam Buddhata semula dalam diri sendiri.

Berikutnya, Mahaguru mengisahkan beberapa cerita humor untuk menyampaikan makna Dharma, Mahaguru berharap supaya segenap sadhaka mempertahankan kesadaran benar, setiap hari membina diri dengan tekun, menjapa Mantra Catursarana untuk menguatkan keyakinan, meningkatkan jodoh diri dengan Mulacarya, Buddha, Dharma, dan Sangha.

Di penghujung kegiatan, Mahaguru berwelas asih mengabhiseka pratima Buddha, mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani, dan mengadhisthana segenap umat yang hadir dan umat yang menyaksikan secara daring.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。