【Berita TBS Seattle】
Sore hari tanggal 23 Agustus 2020, Rainbow Temple ( 彩虹雷藏寺 ) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Acalanatha Vidyaraja.
Acalanatha Vidyaraja merupakan sasanacakra ( wujud krodha ) dari Mahavairocana Tathagata, mengepalai Astamahavidyaraja sekaligus Pancamahavidyaraja, bersama Yamantaka Vajra menjadi dua Dharmapala utama dari Dharmaraja. Acala berarti tidak goyah, maitrikaruna Beliau tidak goyah, Vidya adalah cahaya kebijaksanaan, sedangkan Raja merupakan sebutan hormat bagi pengendali segala di alam semesta.
Ikrar Beliau adalah :
Barang siapa menyaksikan Tubuh-Ku, membangkitkan Bodhicitta.
Barang siapa mendengar Nama-Ku, berhenti berbuat jahat dan tekun dalam kebajikan.
Barang siapa mendengar Ucapan-Ku, memperoleh Mahaprajna.
Barang siapa memahami Hati-Ku, mencapai Kebuddhaan dalam kehidupan saat ini juga.
Acalanatha Vidyaraja memiliki kekuatan yang sangat besar, tak terhingga. Di Jepang Beliau juga sangat dipuja oleh masyarakat, hampir setiap vihara mempersemayamkan dan menghormati Acalanatha Vidyaraja.
Pada zaman Edo, Bakufu mempersemayamkan Acalanatha Vidyaraja pancawarna di ibukota demi memohon kukuhnya kekuatan politik dan kedamaian. Bagi masyarakat Jepang, Acalanatha Vidyaraja dapat menghindarkan dari bahaya kebakaran dan melindungi sumber air panas, oleh karena itu tim damkar di Jepang mempersemayamkan Acalanatha Vidyaraja di markas mereka. Taiwan mengalami masa pemerintahan Jepang, sehingga di banyak wilayah sumber air panas dapat ditemukan tempat memuja Acalanatha Vidyaraja.
Budaya agama Buddha di Jepang mengekspresikan pemujaan melalui lukisan, menggunakan lukisan untuk menampilkan rupa Acalanatha Vidyaraja, beberapa yang paling ternama antara lain : Nila Acalanatha di Shoren-in Kyoto, Rakta Acalanatha di Myoo-in Koyasan, dan Pita Acalanatha di Onjo-ji, ketiganya disebut Tri-acala, Koyasan adalah Bodhimanda Acalanatha Vidyaraja.
"Setelah menjapa Jinguang Shenzhou ( Mantra Cahaya Emas ), Mudra Jinguang di puncak kepala Anda memancarkan cahaya mengadhisthana diri Anda, daya perlindungan pun bertambah." Dharmaraja mengajarkan, "Jinguangshenzhou menaungi manusia satya, melindungi manusia satya, meningkatkan kekuatan."
Saat genting japa : "Namo Gaowangguanshiyinjing", dengan sendirinya Avalokitesvara Bodhisattva akan muncul untuk melindungi Anda, ini sangat penting. Selain itu, Dharmaraja juga mengajarkan, di saat genting boleh berseru : "Zhenfojing jiuming !" ( Satyabuddha Sutra selamatkanlah saya ! ) , semua Padmakumara dalam Satyabuddha Sutra juga akan menolong Anda.
Mantra Hati Manjusri Bodhisattva : "Om. A La Ba Za Na Di" dapat meningkatkan kebijaksanaan dan kefasihan berbicara, kiatnya adalah visualisasikan aksara "Dhih" Sansekerta ( pedang Manjusri Bodhisattva ) di cakra anahata, aksara "Om" di ujung lidah, putar lidah 3 kali ke kiri kemudian 3 kali ke kanan. Dharmaraja memuji : "Di antara para Bodhisattva, yang paling bijaksana adalah Manjusri Bodhisattva, di antara para Arhat, yang paling bijaksana adalah Sariputra."
Dalam bhavana, ada orang yang mencapai tingkatan sangat tinggi, "Pratyekabuddha" mencapai pencerahan berkat upaya diri sendiri, merasa pencapaian sudah sangat tinggi, menjadi sombong, akibatnya belum bisa mencapai tingkat Bodhisattva." Dharmaraja berpesan, Bodhisattva memiliki hati welas asih, sedangkan Buddha telah sempurna dalam segalanya.
Antara Mahadewa Resi dengan Dewa berbeda, Mahadewa Resi mencapai kondisi leluasa, sedangkan Dewa terikat pada tugas.
"Sombong, tidak punya hati nurani, semua sifat ini tidak diperbolehkan, ini adalah sifat yang tidak baik. Orang yang menekuni Sutra Raja Agung mesti tahu membangkitkan Bodhcitta."
"Apa maksud dari menyerap enam indra ?" Dharmaraja menjelaskan, saat bermeditasi, mata dipejamkan, atau sedikit terbuka melihat ujung hidung, atau melihat titik di depan mata, punggung jangan menyentuh atau bersandar pada sandaran kursi ( 7 Postur Vairocana ), pikiran fokus pada napas ( menghitung napas ), dengan demikian bisa menyerap enam indra, pikiran bersih terus sinambung, "Tiada lagi pikiran bercabang, hanya fokus pada napas, sehingga pikiran menjadi bersih, dan pada akhirnya pikiran Anda akan bersemayam di angkasa."
"Jika bhavana dapat melebur dalam kehidupan sehari-hari, dan Anda juga memahami prinsip ini, berarti Anda sudah merupakan orang suci." Dharmaraja berpesan, gunakan sila, samadhi dan prajna untuk menghentikan lobha, dvesha, dan moha, jangan terombang-ambing seperti insan awam."
Dalam agama Buddha diajarkan pengamalan sad-paramita, salah satunya adalah ksanti-paramita, "Anda mesti belajar bersabar, belajar berdana, memandang dunia ini sebagai ilusi, sebab jasmani Anda adalah palsu, segala sesuatu di alam semesta ini juga palsu, mesti bisa melampaui ini semua baru disebut bhavana. Asalkan Anda belajar dan menguasai hal ini, maka bhavana Anda dapat lebur total dengan kehidupan sehari-hari."
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre, dalam teks disebut : "Tiga jalan tuntunan", antara lain :
Jalan tuntunan prana ( prana ), loka-amrta ( bindu ), dan jalan tuntunan aksara nadi ( nadi ), Dharmaraja menjelaskan satu-persatu :
Nadi adalah berbagai sendi dan syaraf dalam tubuh Anda, dan ini adalah jalan / saluran, amrta adalah bindu, prana diibaratkan kendaraan pengangkut, "Prana adalah kendaraan pengangkut dalam tubuh Anda, amrta adalah barang yang diangkut, nadi adalah jalan atau saluran dalam tubuh Anda."