7 November 2020 Pujabakti Sadhana Padmasambhava di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
《Liputan TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple》
Hari ini bertepatan dengan "Lidong" (awal musim dingin), hawa mulai dingin, namun masih ada kehangatan di hati segenap siswa, dengan penuh sukacita semua hadir di vihara cikal bakal untuk berpartisipasi dalam pujabakti hari Sabtu, semua menantikan saat-saat menerima pancaran cahaya adhisthana Mulacarya Dharmaraja Liansheng melalui pujabakti Sadhana Tantra Zhenfo yang sangat istimewa.
Usai mengikuti ritus yang berjalan dengan sangat khidmat, dalam pelimpahan jasa, Mahaguru kita, Dharmaraja Liansheng memanjatkan doa kepada Guru Padmasambhava beserta Pancabhagavati untuk menyeberangkan para arwah terlahir di Ksetraparisuddhi, mengadhisthana mengikis karma penyakit setiap umat, supaya semua memiliki tubuh yang sehat, dapat mencapai keberhasilan dalam Sadhana Internal, keberhasilan bindu, memiliki sambhara yang cukup, kebijaksanaan yang sempurna, serta mengadhisthana supaya utpattikrama, sampanakrama, dan sunyata dapat melebur sempurna, tak lupa pula melimpahkan jasa supaya pandemi dapat segera berakhir, karmavarana terkikis, terbebas dari samsara, dan mencapai keberhasilan sempurna. Mahaguru berwelas asih melakukan pelimpahan jasa demi kebaikan para insan, kita para siswa sungguh sangat bersyukur.
Begitu mulai Berdharmadesana, Mahaguru memuliakan kualitas unggul Istadevata pujabakti hari ini: Guru Padmasambhava, yang merupakan perintis Tantra Tibet. Guru Padmasambhava merupakan tokoh masa awal pembabaran Tantra di Tibet, sedangkan tokoh masa akhir pembabaran Tantra di Tibet adalah Y.A. Atisa.
Guru Padmasambhava merupakan perwujudan tiga makhluk suci: Sakyamuni Buddha, Amitabha Buddha, dan Avalokitesvara Bodhisattva, bermanifestasi melalui sekuntum padma di Danau Danakosa. Guru Padmasambhava bermanifestasi melalui padma, oleh karena itu Beliau adalah Padmakumara.
Berikutnya, Mulacarya menjawab pertanyaan dari para siswa di berbagai belahan dunia yang disampaikan melalui TBSN: "Interaksi Adalah Kekuatan".
Siswa bertanya:
Apakah semenjak awal menekuni Tantra seorang tantrika mesti memiliki Trimula?
Mahaguru menjawab:
Trimula antara lain: Mulacarya, Mulaistadevata, dan Muladharmapala, sangat penting bagi orang yang menekuni Tantra. Sadhana Mulaistadevata bagi sadhaka mesti diabhiseka oleh Mulacarya, selain itu, Mulacarya pula yang memperkenalkan Istadevata kepada Anda. Setelah mendapatkan abhiseka, barulah sadhaka mendapatkan kuasa untuk menekuni ajaran Tantra. Abhiseka berarti transmisi Sadhana Tantra kepada Anda, Anda boleh mulai menekuni Sadhana Tantra.
Di antara Trimula, Mulacarya adalah yang paling utama, sedangkan Mulaistadevata adalah yang nomor dua. Dalam tahapan bhavana, sadhaka memerlukan Dharmapala untuk menghancurkan rintangan dari dalam jasmani, rohani, dan lingkungan diri sendiri, inilah pentingnya Muladharmapala. Mulaistadevata dan Muladharmapala ditransmisikan oleh Mulacarya, setelah menerimanya, baru bisa dengan resmi memasuki Tantra.
Pada mulanya, sadhaka memiliki Mulacarya, kemudian Mulacarya menganjurkan Mulaistadevata dan Muladharmapala kepada Anda.
Kadang, setelah mengenal dan memahami Zhenfo Zong, sadhaka boleh memilih sendiri Mulaistadevata yang berjodoh dengan diri sendiri, juga boleh memilih Muladharmapala yang berjodoh. Sehingga boleh juga bagi sadhaka untuk memiliki Trimula semenjak masa awal menekuni Tantra.
Siswa bertanya:
1. Ada umat yang setelah mendapatkan Abhiseka Sadhana Kalacakra dalam Zhenfo Zong, kemudian memeluk agama lain. Mohon tanya, apakah dengan demikian, pahala Abhiseka Kalacakra yaitu: Kebuddhaan dalam tujuh kehidupan masih tetap berlaku?
2. Apakah arwah penjerat bisa menyaru sebagai Vajra Dharmapala? Saat siswa bertanya kepada ‘dharmapala’, kadang akan diberi jawaban yang tepat dan benar. Kadang malah saya diperdaya supaya mencelakai insan, contohnya saat ada keluarga mendiang meminta saya untuk menyeberangkan arwah, ‘dharmapala’ mengatakan saya tidak perlu lagi menghimpun pahala, sebab mendiang telah terlahir di alam surga. Namun orang yang memiliki divyacaksu memberitahu saya bahwa mendiang masih berada di Ksitigarbhasala. Mohon tanya Mahaguru, bagaimana mengatasi persoalan ini? Supaya tidak tertipu oleh ‘dharmapala’ lagi.
3. Mohon tanya, di manakah sesungguhnya gunung Sumeru? Ada orang yang mengatakan Sumeru ada di gunung Himalaya, ada juga yang mengatakan ada di luar angkasa.
Mahaguru menjawab:
1. Setelah mendapatkan Abhiseka Sadhana Kalacakra, kemudian memeluk agama lain yang bukan Tantra, dan mencampakkan Sadhana Kalacakra, berarti telah melepaskan pahala mencapai Kebuddhaan dalam tujuh kehidupan, tentu saja sudah tidak ada lagi pahala mencapai Kebuddhaan dalam tujuh kehidupan. Jika yang dimaksud adalah bersarana lagi kepada sekte Tantra yang lain, kemudian dia masih menekuni Sadhana Kalacakra, mestinya masih bisa.
2. Mahaguru bertanya: "Anda bertanya kepada ‘dharmapala’, kadang diberikan jawaban yang tepat dan benar, tapi bagaimana Anda bisa tahu bahwa itu adalah jawaban yang tepat dan benar? Mendiang sudah diseberangkan ke alam surga, ‘dharmapala’ memberitahunya supaya tidak perlu lagi menghimpun pahala untuk mendiang, ini keliru! Sebab sekalipun seseorang telah terlahir di alam surga, masih perlu untuk menghimpun pahala kebajikan, bahkan di Buddhaksetra pun masih perlu menghimpun pahala.
Kita alam manusia perlu menghimpun pahala, untuk dilimpahkan jasa kepada mendiang, bahkan sekalipun mendiang telah terlahir di Sukhavatiloka, kita masih tetap perlu menghimpun pahala untuknya maupun untuk leluhur, perbuatan menghimpun pahala kebajikan itu tiada akhir. Menyuruh Anda supaya tidak lagi menghimpun pahala kebajikan, berarti dia adalah ‘dharmapala’ palsu.
Sang Buddha pernah bersabda, "Semua makhluk adalah ayah dan ibu-Ku." Semua makhluk adalah ayah dan ibu Anda, jangan kira ayah dan ibu hanya ada dalam kehidupan saat ini, sesungguhnya ada ayah dan ibu dalam banyak kehidupan lampau. Oleh karena itu, pahala kebajikan tidak akan pernah berakhir untuk dihimpun.
Mahaguru menasihati siswa yang bertanya, "Jangan terperdaya lagi! Bersadhanalah dengan sebaik-baiknya, lakukan penyeberangan arwah dengan baik, lakukan penyeberangan arwah sesuai dengan ritus yang lengkap, dan perbanyaklah perbuatan menghimpun pahala kebajikan."
3. Gunung Sumeru adalah sebuah gunung yang bagian atasnya datar, bagian pinggang gunung berbentuk cekung, bagian bawah justru melebar, dan gunung ini tidak ada di dunia saha. Dunia ini hanya merupakan salah satu bagian dari satu benua di antara empat benua besar, yang disebut: Jambudvipa.
Menurut Sutra Buddha, empat benua besar antara lain: "Uttarakuru di sebelah utara, Purvavideha di sebelah timur, Aparagodaniya di sebelah barat, dan Jambudvipa di sebelah selatan." Sedangkan dunia hanya merupakan salah satu bagian dari Jambudvipa.
Empat benua besar ini ada di empat arah mengelilingi gunung Sumeru, di timur, selatan, barat, dan utara. Sedangkan di antara empat benua besar ini, ketiga benua yang lain entah ada di mana, apalagi gunung Sumeru yang berada di tengah?! Empat benua besar, delapan benua kecil, dan gunung Sumeru adalah sesuatu di luar langit, kelak setelah Anda mencapai keberhasilan bhavana, baru Anda bisa tahu.
Siswa bertanya:
Apa saja yang harus saya lakukan untuk menambah berkah dan usia ayah dan ibu?
Mahaguru menjawab:
Anda bisa mencetak buku kebajikan atas nama mereka, melimpahkan jasa bagi ayah dan ibu Anda. Bisa cetak Amitabha Sutra, Sukhavativyuha Sutra, Sukhavativyuhopadesa, maupun Sutra Raja Agung, semua boleh, cetak sutra untuk dibagikan kepada orang, ini merupakan perbuatan kebajikan. Lakukan dasakusalakarma (10 perbuatan kebajikan) untuk melimpahkan jasa menambah berkah dan usia ayah dan ibu.
Mencetak buku kebajikan memerlukan banyak dana, jika tidak ada dana, Anda bisa menjapa Mantra Amitayus Buddha setiap hari, melimpahkan jasa kepada ayah dan ibu Anda supaya berkah dan usia mereka bertambah, atau boleh juga membaca Sukhavativyuha Sutra. Asalkan berbuat kebajikan, atau berbuat amal, semua bisa dilimpahkan kepada ayah dan ibu, dapat menambah berkah dan usia beliau.
Mencetak buku kebajikan adalah yang terbaik. Dulu saya sering menganjurkan orang untuk mencetak Yuli Baochao (玉曆寶鈔), sebab kontak batin yang dihasilkan sangat cepat. Selain itu, mencetak Sutra Raja Agung dan Satyabuddha Sutra juga menghasilkan kontak batin yang sangat cepat.
Dharmaraja Liansheng melanjutkan pengulasan Lamdre:
"Makhluk bukan dewa" adalah asura, mereka suka mendengki, berperang, selalu ingin menang, dan tidak rela jika orang lain lebih baik dari mereka. Bijaksara dari asura adalah "Su", anubhava asura adalah dvesa, atau menjadi temperamental. Tarian dan posturnya adalah memegang pentungan dan senjata, postur tubuhnya berubah-ubah, mereka menjapa mantra dengan berapi-api, dalam suaranya terdapat hawa menyerang dan membunuh.
Ada tiga penglihatan yang disebutkan dalam teks Lamdre, bisa melihat tempat kediaman para asura, yaitu di dalam celah-celah gunung Sumeru,di dalam ceruk gunung Sumeru. Jika batin seorang sadhaka mencapai alam asura, maka ia dapat melihat asura. Bermimpi para asura saling membunuh, isi mimpinya adalah bunuh-membunuh, ini anubhava mimpinya, fenomena semacam ini ada 7 macam.
Dalam teks disebutkan: "Prana hati secara setara diserap dalam aksara alam preta, yaitu aksara ‘Zhe’ merah." Bijaksara alam preta adalah "Zhe" berwarna merah, di alam preta, lambungnya sangat besar, mulutnya sangat kecil, dan tenggorokannya sekecil jarum. Karena perutnya sangat besar, ia tidak bisa kenyang! Saat preta melihat air bersih, ia merangkak sampai ke sana, air itu pun kering, atau berubah menjadi air kotor, atau menjadi air seni yang sangat bau.
Ada sangat banyak jenis preta, hanya sedikit saja yang bisa berkelana, pada umumnya mereka bergerombol, dan semua dalam kondisi lapar, mulutnya sangat kecil, tenggorokan seperti jarum, dan lambungnya sangat besar. Melihat makanan yang bersih, setelah berhasil merangkak ke sana, makanan itu menjadi kotor dan tidak bisa dimakan. Makanan lezat pun jika disuapkan ke mulutnya akan menjadi bola besi menyala-nyala.
Oleh karena itu, jangan sampai terjerumus ke alam preta! Alam neraka lebih menderita lagi, jangan sampai terjerumus ke alam neraka! Jika bukan tersiksa karena dingin, maka pasti tersiksa karena panas, ada delapan jenis neraka dingin dan delapan jenis neraka panas. Ada juga neraka kesepian, neraka pinggiran, semua itu tergolong sebagai alam neraka.
Menggunakan kisah humor, Mahaguru menyampaikan pentingnya isi hati. Mahaguru mengatakan, orang yang belajar Buddha mesti ingat satu hal yang sangat penting, yakni hati mesti sangat baik, mesti jujur dan memiliki tenggang rasa, dengan demikian baru bisa mencapai keberhasilan bhavana, yang demikian barulah bisa memancarkan sinar pelangi, dan secara mendasar sadhaka mesti bisa menjadi seorang yang berkebajikan besar.
Jika hati ini serong, dipenuhi hawa aneh, sebentar lurus, sebentar menyimpang, sebentar ingin menjadi baik, sebentar sesat, yang demikian tidak akan bisa berhasil. Semua mesti ingat fondasi dalam belajar Buddha, mesti punya kejujuran dan tenggang rasa, lurus hati, ini paling mendasar. Jika pandai namun digunakan untuk hal-hal yang sesat, justru akan celaka. Pandai namun malah digunakan untuk kejahatan, hati serong, maka kepandaiannya tidak berguna.
Usai Dharmadesana, Mahaguru berwelas asih mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani dan mengabhiseka rupang Buddha. Kemudian Mahaguru berwelas asih menggunakan vyajana untuk mengadhisthana dan memberkati umat. Acara dilanjutkan dengan menganugerahkan adhisthana berupa tanda tangan pada buku nomor 280. Setiap siswa yang hadir membawa satu buku baru, dengan antusias berbaris menanti untuk menerima adhisthana tanda tangan Mahaguru, selain itu, semua tidak sabar lagi untuk bisa membaca dan mendapatkan Dharmasukha dari buku Mahaguru.
Keberadaan Buddha Guru di dunia ini merupakan berkah para insan, Buddhadharma dapat menyejukkan hati insan, mendalami Buddhadharma dapat memperluas hati mencapai keleluasaan, terbebas dari kerisauan batin. Kita sungguh bersyukur atas keberadaan Mulacarya yang memancarkan sinar terang spiritual bagi kita di dunia yang dipenuhi lima jenis kekeruhan ini, Mulacarya yang dapat membimbing kita menjalani bhavana mencapai seberang.
Sepenuh hati bersembah puja kepada Mulacarya yang berbudi jasa luas dan mendalam.