26 Desember 2020 Pujabakti Sadhana Jambhala Kuning dan Dharmadesana Pengulasan Lamdre
【Liputan TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple】
Pada tanggal 26 Desember 2020, Dharmaraja Liansheng memimpin pujabakti Sadhana Istadevata Jambhala Kuning (Huangcaishen - 黃財神) di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏), dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan para siswa dalam sesi "Anda Bertanya Saya Menjawab - Interaksi Adalah Kekuatan"
Siswa bertanya:
Anggota keluarga kami ada yang mengalami gangguan pendengaran berat, apakah beliau dapat mendengar jika kelak di saat menjelang wafat kita membacakan Nama Buddha atau sutra dan mantra terkait? Di masa hidup beliau bisa mengenakan alat bantu dengar, tapi kelak saat jelang wafat apakah kita perlu memasangkan alat bantu dengar?
Mahaguru menjawab:
Saat seseorang berada dalam kondisi kritis, kesadarannya mulai keluar, terbang di angkasa, dan sangat sensitif, bisa mendengar segala sesuatu dengan sangat jelas, bahkan bisa melihat, ia bisa mencapai tempat mana pun yang ia inginkan. Oleh karena itu, hal tersebut tidak menjadi masalah, dia bisa mendengar Anda menjapa sutra, mantra, maupun Nama Buddha. Saat jelang wafat, saat berada dalam kondisi kritis, kesadarannya menjadi sangat sensitif.
Siswa bertanya:
Jika hendak berdana makanan kepada hewan atau makhluk di alam hewan yang berjodoh, bolehkah terlebih dahulu mempersembahkan pakan hewan kepada para Buddha dan Bodhisattva kemudian baru diberikan kepada hewan? Sama seperti manusia, setelah bahan makanan diseberangkan dan dipersembahkan kepada Buddha Bodhisattva barulah kita makan. Namun yang hendak didanakan adalah pakan hewan, apakah pantas bila kita mempersembahkan pakan hewan kepada Buddha dan Bodhisattva?
Mahaguru menjawab:
Di Amerika ada banyak jenis pakan hewan, bahkan ada yang kalengan, semua untuk hewan, bukan untuk manusia. Bahkan kita umat manusia tidak mau mengonsumsi pakan hewan, kenapa kita persembahkan kepada Buddha Bodhisattva? Jadi tidak perlu dipersembahkan kepada Buddha dan Bodhisattva, cukup berikan saja kepada hewan atau roh hewan. Saya menggunakan penalaran yang logis.
Siswa bertanya:
Apa kegunaan dari bendera tujuh bintang Ksitigarbha Bodhisattva? Bolehkah disemayamkan di rumah? Bagaimana menggunakannya?
Mahaguru menjawab:
Bendera tujuh bintang hanya ada di Zhenfo Zong, sebab Mahaguru yang menggambarnya. Fungsi dari bendera tujuh bintang adalah mengundang roh, di saat melakukan upacara penyeberangan, bendera tujuh bintang dikeluarkan dan digantungkan, dapat berfungsi untuk mengundang semua roh maupun tubuh bardo di wilayah dekat maupun jauh.
Jika di rumah memuja pratima Ksitigarbha Bodhisattva, maka boleh mempersemayamkan bendera tujuh bintang, tapi jangan diambil dan digoyangkan, sebab begitu digoyangkan ia akan menjadi panji pengundang roh, semua roh akan datang. Mempersemayamkan bendera tujuh bintang sama dengan mempersemayamkan Tujuh Bintang Gantang Utara dan Ksitigarbha Bodhisattva.
Aksara "Om" di bagian paling atas dalam bendera tujuh bintang merepresentasikan Kesadaran Alam Semesta, di bawahnya adalah: Surga, bumi, manusia, matahari, bulan, tujuh bintang, dan Ksitigarbha Bodhisattva.
Siswa bertanya:
Dalam karya tulis Mahaguru, buku nomor: 193 "Niú Chóu Xī De Wū Yān" (牛稠溪的嗚咽 ), artikel berjudul: "Tidur atau Bangun?", ada tertulis: Saat saya berlatih Sadhana Bardo, mencapai keberhasilan "Melihat Lidah Api Matahari", apa arti dari "Melihat Lidah Api Matahari"?
Mahaguru menjawab:
Apa itu bardo? Bardo disebut juga antarbhava, kondisi roh, yaitu setelah manusia meninggal dunia dan sebelum terlahir kembali, kondisi tengah ini disebut bardo. Mahaguru berlatih Sadhana Bardo, artinya adalah roh keluar dari puncak kepala, dan melalui bardo mencapai keberhasilan melihat lidah api matahari.
Saat kita bermeditasi, gunakan mata yinyang untuk melihat, terlebih dahulu akan nampak asap atau kabut berwarna putih, kemudian muncul titik-titik sinar seperti kunang-kunang, berikutnya Anda melihat lidah api matahari. "Melihat Lidah Api Matahari" yaitu sinar yang dipancarkan dari lidah api di sekitar matahari, saat roh keluar dari puncak kepala, kesadaran roh dapat melihat asap, melihat sinar kunang-kunang, dan melihat lidah api matahari.
◎ Teks Lamdre:
“7.4, Mempertahankan Tanda Hangat dan Alamiah: Berikutnya, mengajarkan bagaimana mempertahankan tanda hangat dan alamiah, slokha mengatakan: "Tidak dihasilkan secara berurutan.", ini adalah: Meskipun terdiri dari dua hal, yaitu memperoleh dan kehilangan, nidananya terhimpun tidak berurutan, sehingga timbulnya anubhava juga tidak berurutan, hangat dihasilkan dengan leluasa, segala anubhava hangat leluasa tidak mengambil juga tidak melepas."
◎ Dharmaraja Liansheng Melanjutkan Pengulasan Lamdre
Bagian ini hanya memiliki satu intisari, yaitu: "Mempertahankan Atribut Hangat dan Leluasa", dalam proses meditasi dan sadhana ada sangat banyak tahapan, dalam metode sadhana yang berbeda juga ada sangat banyak anubhava yang berbeda pula. Intisari bagian ini adalah mengajarkan supaya Anda tidak membedakan tahapan bhavananya, juga tidak perlu membedakan anubhava bhavana tersebut, mesti dipandang sebagai: "Tidak memperoleh, juga tidak kehilangan", sebuah kondisi yang sangat alamiah, kondisi "Dharma Alamiah".
Pengulasan Mahaguru membuat Dharma yang mendalam dapat dipahami oleh segenap siswa, ajaran Dharma disampaikan dengan penuh keakraban, menggugah batin kita semua, dan membuat kita penuh dengan Dharmasukha!
Artikel Dharmadesana lengkap (Bahasa Mandarin) dapat disimak melalui:
www.tbsva.org/tbnw/epaper_detail1396.htm