10 Januari 2021 Upacara Agung Homa Tara Peredam Wabah di Rainbow Temple
#Liputan TBSN
Pada sore hari tanggal 10 Januari 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Tara Peredam Wabah (Chúwēnyì Dùmǔ - 除瘟疫度母).
Sebelum Dharmadesana, terlebih dahulu Dharmaraja mengatakan bahwa pandemi telah mengubah ritme kehidupan umat manusia, membuat interaksi dan aktivitas kita semua menjadi tidak normal. Dharmaraja mengungkapkan bahwa diri beliau juga terdampak pengaruh pandemi, setiap malam bersadhana menyeberangkan arwah korban pandemi. Setelah mendapatkan petunjuk dari Mahadewi Yaochi, Dharmaraja memanjatkan permohonan supaya Tara Peredam Wabah menampakkan mukjizat, melindungi para insan, supaya pandemi segera berakhir.
Dharmaraja memberitahukan bahwa minggu depan, tanggal 17 Januari adalah Upacara Homa Kurukulla Bhagavati (Gūlǔgūliě Fomǔ - 咕嚕咕咧佛母), kemudian Dharmaraja memperkenalkan Kurukulla Bhagavati, dilanjutkan dengan memperkenalkan Istadevata upacara homa hari ini: Tara Peredam Wabah.
Dalam sesi "Interaksi Adalah Kekuatan" Anda Bertanya Aku Menjawab, Dharmaraja menjawab, dalam ritus Zhenfo Zong, Mudra Pancapujana digunakan sebagai yang utama, dan bukan astapujana atau pujana yang lebih banyak lagi, atau mandalapuja. Hal ini untuk menghindari ritus dan visualisasi yang terlalu rumit.
Menjawab pertanyaan lain, Dharmaraja mengisahkan, saat terjadi peperangan antara Sakradevanam Indra dengan asura, Dewa Indra memohon perlindungan dari Sang Buddha, sinar puncak kepala Sang Buddha menjelma menjadi Sitatapatra Bhagavati yang menaungi seluruh Surga Indra, sehingga asura tidak bisa menyerang.
Di saat ada orang yang mengirimkan teluh, Dharmaraja menyarankan supaya siswa menekuni Sadhana Sitatapatra Bhagavati (Dàbáisǎngài Fomǔ - 大白傘蓋佛母), menjapa Mantra Hati Sitatapatra Bhagavati, visualisasikan payung putih besar menaungi seluruh rumah, dengan demikian teluh yang dikirim akan kehilangan daya.
Sadhaka juga bisa menjapa Mantra Penangkis, sehingga semua teluh yang dikirimkan akan berbalik kepada si pembuat. Namun menurut Dharmaraja, metode penangkis kurang welas asih, seorang sadhaka mesti bisa memandang hidup dan mati dengan apa adanya, menjalani segala kondisi dengan alamiah, dan tidak mementingkan tubuh jasmani.
Bagaimana cara memasuki samadhi saat menekuni Sadhana Vajracitta Bodhisattva? Gunakan metode hitung pernapasan, metode aksara "A", atau metode visualisasi (Memasuki Aku dan Aku Memasuki), semua metode ini merupakan cara untuk masuk samadhi. Sadhaka boleh memilih metode yang sesuai dengan diri sendiri, yang paling bisa membantu diri sendiri menjadi fokus, kemudian lebih lanjut lagi bisa melupakan fokus, dan melupakan ego, sehingga dapat memasuki samadhi. Jika muncul pikiran bercabang, maka perlu diulang lagi.
Untuk keluar dari samadhi, visualisasikan Vajrasattva mengecil, di padmasana cakra anahata sadhaka menjadi mutiara cahaya yang keluar melalui ubun-ubun sadhaka, kemudian Vajrasattva menetap di atas puncak kepala sadhaka; Pada saat menekuni Guruyoga, jika hendak menambahkan sutra dan mantra lain, boleh ditambahkan sebelum tahap inti atau sesudah tahap inti.
◎ Dharmaraja Liansheng Melanjutkan Pengulasan Lamdre:
Dharmaraja menjelaskan, yang dimaksud dengan: "Melihat beberapa penjelmaan", "Nidana dari loka kemurnian, dari satu perwujudan sejati, mencapai sepuluh perwujudan sejati, semua akan terlihat." di saat mencapai kondisi benar-benar bersih, maka dalam samadhi dapat melihat wujud Buddha dan Bodhisattva dengan jelas, di saat semakin bersih, maka Buddha dan Bodhisattva yang dilihat akan semakin banyak, semakin jelas.
Dharmaraja memberikan dorongan semangat supaya para siswa tekun bersadhana, bahkan Guru Silsilah kita, Je Tsongkhapa pernah melakukan namaskara sampai kulit kaki dan tangan terluka, sampai akhirnya dapat melihat sekujur tubuh 35 Buddha.
Pada Lamdre bagian ini juga disebutkan perihal nidana bersadhana menggunakan Karma Mudra atau Mudra Fisik, serta tahapan sadhaka berbhavana mulai dari tiris sampai mencapai anasrava. Jika sadhaka melakukan bhavana dengan Karma Mudra yang tidak memenuhi kualifikasi, maka justru akan merugikan bhavana, sama sekali tidak bermanfaat. "Empat Jenis Metode Mematahkan Diskriminasi" merupakan metode untuk mematahkan rasa tamak, mencapai anasrava.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja kembali menyapa para siswa melalui zoom, melalui zoom para siswa yang sebelumnya belum pernah secara langsung pergi ke Seattle untuk berjumpa Mahaguru bisa berjumpa dengan Mahaguru, sungguh merupakan jodoh yang unik! Berikutnya Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sadhana Tara Peredam Wabah kepada segenap siswa yang hadir di arena, dengan demikian satu lagi upacara homa telah usai dengan sempurna.