14 Maret 2021 Upacara Homa Mahottara Heruka di Rainbow Temple
◎ Mantra Hati Mahottara Heruka Mengadhisthana Selama 5 Menit - Jumlah Warganet yang Berpartisipasi Secara Daring Melebihi 4000 Orang
Pada tanggal 14 Maret 2021, Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Homa Mahottara Heruka di Rainbow Temple, meskipun WMP (Waktu Musim Panas) membuat semua harus bersiap satu jam lebih pagi, namun sudah ada lebih dari 700 siswa yang telah daring melalui Zoom untuk menanti perjumpaan dengan Mahaguru. Meskipun jumlah partisipan daring ada banyak, namun Dharmaraja terus melambaikan tangan menyapa setiap siswa dengan ramah. Seiring dengan dimulainya upacara, jumlah warganet yang daring juga semakin banyak, jumlah orang yang menyaksikan siaran langsung melalui kanal TBSN di YouTube mencapai lebih dari 3500 orang, bahkan jumlah partisipan dalam Zoom juga meningkat sampai lebih dari 900 orang. Pada saat itu, lebih dari 4000 siswa berhimpun di angkasa Zhenfo, menyatukan hati dengan Dharmaraja untuk bersadhana bersama.
Usai upacara, Dharmaraja berwelas asih memenuhi permohonan umat untuk melakukan adhisthana menggunakan Mantra Hati Mahottara Heruka selama 5 menit. Setelah pemandu puja mengingatkan semua untuk menjamah bagian tubuh yang sakit dan butuh adhisthana, suara mantra pun mulai mengalun dengan agung dan penuh kekuatan, Dharmaraja menggoyangkan vyajanacamara di tangan, memusatkan perhatian untuk mengadhisthana semua, para siswa merasa seolah-olah penyakit pada tubuh ini telah tersapu bersih oleh vyajanacamara. Usai sesi adhisthana, Dharmaraja memberitahukan bahwa minggu depan adalah Upacara Homa Maha Padmakumara Putih, sekaligus memperingati upasampada Mahaguru yang ke-35 tahun.
Dharmaraja Berdharmadesana, daya yang dihasilkan upacara homa kali ini sangat kuat, sinar terang yang dipancarkan juga sungguh tak terbayangkan ! Ini karena Mahottara Heruka adalah Buddha bhumi ke-16, yang merupakan perwujudan dari Adi Buddha. Asalkan menyaksikan Mandala Mahottara Heruka, maka melihat berarti mencapai Kebuddhaan. Dharmaraja juga menjelaskan dengan detail mengenai wujud, mantra, dan mudra dari Ratusan Istadevata Santam dan Krodha. Selain itu, Dharmaraja juga menggunakan perumpamaan dan analisis tajam mengupas perihal perbedaan nirmanakaya, sambhogakaya, dan Dharmakaya Buddha. Inti dari bhavana adalah berbhavana sampai tubuh kasar menjadi tubuh halus. Dharmaraja berharap, setelah menerima adhisthana suara mantra selama 5 menit, semua dapat mengalami mukjizat. Jika ada mukjizat yang terjadi, semua mesti memberi kesaksian.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan
Pertanyaan pertama dari siswa di Taiwan:
Apakah melanggar pancasila Buddhis bisa merusak sila samaya? Apakah sama dengan melanggar sila samaya?
Dharmaraja menjawab:
Dalam sila samaya juga tercakup pancasila, pelanggaran terhadap pancasila sangat berat, maka jawabannya adalah: "Ya!"
Pertanyaan kedua dari siswa di Singapura:
Mahaguru pernah Berdharmadesana, mengungkapkan bahwa melakukan satu kali shengji sama dengan membuat satu tubuh pengganti. Mohon petunjuk Mahaguru, jika pada ritual shengji yang dipimpin oleh Mahaguru secara langsung pada bulan September saya mengirimkan lima bungkus materi shengji pribadi saya, apakah ini artinya saya punya lima tubuh pengganti?
Dharmaraja tertawa dan mengatakan bahwa diri sendiri pun belum pernah terpikiran hal ini. Dharmaraja menjelaskan makna shengji, materi shengji terdiri dari rambut dan benda yang telah menempel pada tubuh dalam waktu lama, merepresentasikan hawa diri sendiri. Selain mengandalkan energi bumi untuk meningkatkan cahaya diri sendiri, juga berarti membuat satu tubuh pengganti diri sendiri. Apakah dengan demikian, memendam lima bungkus materi shengji diri sendiri dalam satu lokasi yang sama berarti punya lima tubuh pengganti? Dharmaraja memohon petunjuk Mahadewi Yaochi, jawabanya adalah: "Dalam satu lokasi hanya ada satu tubuh pengganti." Dharmaraja menambahkan, kecuali Anda memendamnya dalam lima lokasi berbeda, jika dalam satu lokasi yang sama, berarti hanya ada satu saja.
Pertanyaan ketiga dari siswa di Taiwan:
1. Apakah menjapa Mantra Sarira Rambut: "Om. Liansheng. Dareli. Suoha." Sebanyak 8 juta kali, juga bisa terlahir di Maha Padminiloka? Apakah penjapaan sambil beraktivitas juga masuk hitungan?
Dharmaraja menjelaskan bahwa Mantra Sarira Rambut ada fungsinya tersendiri, oleh karena itu, lebih baik menjapa Mantra Hati Guru, berpulang pada Istadevata. Dharmaraja juga mengisahkan dua cerita menarik mengenai rambut.
Jawaban untuk penjapaan sambil aktivitas, yang dihitung adalah penjapaan yang melalui hati. Dharmaraja juga berbagi kiat menjapa mantra dengan sepenuh hati.
2. Mahaguru pernah Berdharmadesana, menjapa Mantra Mahamayuri Vidyarajni sebanyak 600,000 kali dapat mengikis semua karmavarana dari banyak kehidupan lampau, dan pasti dapat terlahir di Maha Padminiloka. Apakah penjapaan sambil aktivitas juga masuk hitungan?
Dharmaraja memperagakan perbedaan penjapaan Mantra Mahamayuri Vidyarajni dengan suara ringan dan berat, kemudian memberitahu semua, usahakan untuk tidak menjapa sambil aktivitas. Namun penjapaan sambil aktivitas tetap ada pahalanya, hanya dihitung separuh.
Pertanyaan terakhir:
1. Siswa ingin terlebih dahulu menjapa Mantra Hati Guru sebanyak 8 juta kali untuk ayah dan ibu, mohon Mahaguru menjemput kedua orang tua terlahir di Maha Padminiloka, baru kemudian menjapa untuk diri sendiri. Apakah boleh demikian?
2. Mohon petunjuknya, jika menjapa 8 juta kali untuk kedua orang tua, apakah cukup japa 8 juta kali untuk mereka, atau harus menjapa 16 juta kali?
Terlebih dahulu Dharmaraja memuji siwa tersebut sungguh berbakti, bakti dapat mengharukan langit, apalagi pada masa sekarang sangat jarang ada anak berbakti. Siswa boleh menjapa 8 juta kali terlebih dahulu untuk ayah dan ibu, baru kemudian menjapa untuk diri sendiri. Penjapaan untuk kedua orang tua jumlahnya 16 juta kali ( 8 juta untuk ayah, dan 8 juta untuk ibu), kemudian ditambah 8 juta untuk diri sendiri, jumlah semua mencapai 24 juta. Dharmaraja menyanyikan sebuah kidung mengenai kerinduan kepada ibunda, setiap kata sungguh mengharukan, membangkitkan rasa rindu kepada ibu.
◎ Dharmaraja Mengulas Lamdre
Mengapa saat bermeditasi kita duduk dalam postur padmasana? Sebabnya adalah padmasana memiliki fungsi mengetatkan. Tumit menjadi dekat dengan cakra svadhisthana, berarti nadi kanan dan nadi kiri menarik nadi tengah dengan ketat, ada daya ikat. Saat bindu akan keluar, gunakan prana untuk menekan dan mengikatnya, sampai menjadi anasrava, saat itu tubuh akan merasakan kenikmatan yang memabukkan. Singkat kata, semua mengandalkan bhavana.
Saat Bodhisattva berada di bhumi awal, akan muncul tanda-tanda anasrava. Di antaranya mengandalkan tarik dan ikat dari nadi kiri dan kanan, kemudian gunakan prana untuk mencabut dan mengangkatnya, cara mengangkat prana adalah dengan mengencangkan Kegel. Konon Kegel dapat mengatasi masalah sering buang air, sering melatihnya juga bermanfaat bagi tubuh.
Dharmaraja mengupas 16 nandam, saat bindu turun melalui cakra visuddha, cakra anahata, cakra manipura dan cakra svadhisthana, sesuai dengan lokasi cakra akan muncul nanda, paramananda, vikramananda, dan sahajananda, ini disebut caturnanda. Saat melalui cakra, disebut culananda, sebab dibagi menjadi empat kali, maka semua disebut 16 nandam. Saat bhavana mencapai anasrava, sekujur tubuh akan merasakan kenikmatan.
Usai Dharmadesana, Mahaguru berjalan ke arah layar Zoom untuk berpamitan dengan para siswa, pada layar nampak para siswa meluapkan kerinduan kepada Mahaguru. Pada saat upacara mohon Buddha menetap di dunia minggu lalu, Mahaguru telah mengungkapkan bahwa tujuan utama menetap adalah terus membabarkan Dharma kepada para insan. Oleh karena itu, di kemudian hari, kita segenap siswa Zhenfo mesti lebih menghargai jodoh Dharma ini, sepenuh hati mengamalkan ajaran dari Mahaguru. Tidak sedikit pula siswa yang berikrar untuk semakin tekun berbhavana, menggunakan kesucian tubuh, ucapan, dan pikiran sebagai persembahan tertinggi kepada Mahaguru.